Minggu, 01 November 2009

Merubah sudut pandang

Sudut pandang membuat perbedaan yang sangat besar terhadap sebuah peristiwa. Hal itulah yang aku alami beberapa hari terakhir ini. Mulanya, aku merasa jengkel luar biasa karena melihat seseorang yang bersikap dan berbicara semaunya. Padahal, mengingat posisinya, maka apa yang dilakukannya dan diucapkannya itu akan mempengaruhi banyak orang yang bekerja bersamanya.

Sudah beberapa kali dia seolah melepas tanggung jawabnya dan menyerahkan begitu saja kepada orang lain. Berulang kali pula dia tak mengambil keputusan di saat-saat yang sangat penting. Lebih parah lagi, apa yang dikatakannya sama sekali tak mencerminkan apa yang telah diperbuatnya. Yang terjadi kemudian adalah pekerjaannya jadi sangat terganggu dan nyaris tak ada yang beres.

Bukan hanya aku yang jengkel dan terganggu karenanya. Ternyata hampir semua temanku juga merasakan hal yang sama. Telah banyak orang yang akhirnya menjadi 'korban' akibat sikap dan ucapannya. Rasanya kehadirannya justru membuat pekerjaan menjadi semakin terasa berat. Malah terkadang, ketidak-hadirannya justru membuat banyak orang bernafas lega.

Namun..., 2 hari yang lalu sudut pandangku berubah drastis terhadapnya. Secara tak sengaja, aku menemukan fakta 'baru' tentang dirinya. Ternyata, selama beberapa bulan ini dia sedang terlilit masalah keluarga yang sangat berat dan rumit. Hal itu membuatnya sangat stress. Namun, dia berusaha untuk menyembunyikan masalah itu dari orang lain dan mencoba untuk menghadapinya sendiri.

Masalah pribadinya itu tentu saja membuatnya sangat tertekan. Belum lagi ditambah dengan beban pekerjaan yang saat ini sedang sangat besar. Tekanan dari kedua sisi ini membuatnya menjadi sangat labil dan sering lepas kontrol. Tentu saja hal itu akhirnya berimbas kepada orang lain juga, yaitu teman-teman kerjanya. Hanya bedanya, dulu saat aku belum mengetahui bahwa dia memiliki masalah pribadi yang sangat serius, aku sangat jengkel terhadapnya. Namun setelah aku secara tak sengaja mengetahui masalah pribadinya, aku jadi merasa kasihan kepadanya. Kini aku bisa memaklumi sikap dan ucapannya akhir-akhir ini.

Aku tahu, dia sebenarnya saat ini butuh waktu untuk menyendiri dan menenangkan diri. Namun pekerjaannya saat ini tak memungkinkannya mengambil cuti. Memang sih, banyak orang yang berkata bahwa seseorang seharusnya mampu bersikap profesional, memisahkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Kupikir hal itu pastilah sangat sulit. Aku sendiri jika berada dalam posisinya mungkin saja malah lebih terpuruk lagi daripada dia.

Kini aku memandangnya sebagai manusia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Aku menghormati keputusannya untuk tetap bungkam dan tak mau berbagi tentang masalah pribadinya. Yang jelas, kini perasaan jengkelku kepadanya jadi jauh berkurang. Kupikir, setelah masalah pribadinya teratasi, dia akan bersikap jauh lebih baik. Setidaknya, aku bisa memberinya sedikit ruang untuk menenangkan diri.

Kejadian ini membuatku berpikir, bahwa jika kita mau merubah sudut pandang kita, maka bisa saja hal-hal yang tampaknya buruk bisa berubah menjadi lebih baik. Hanya saja, seringkali kita sudah terjebak dengan apa yang pertama kita lihat atau kita dengar. Opini atau pendapat yang muncul dari apa yang pertama kita dengar atau kita lihat itu, seringkali langsung kita percayai kebenarannya. Padahal belum tentu kebenarannya. Iya kan..?

Sebuah ilustrasi menarik aku tampilkan disini. Sebuah contoh bahwa ternyata pandangan manusia bisa juga menipu.

Ini gambar seorang pria yang sedang main musik atau fambar seorang wanita ?
Gambar diambil dari sini

Hitung berapa jumlah bola-bola hitamnya..!

Apa yang mungkin terlihat betul di mata kita, bisa jadi salah di mata orang lain. Jadi, selayaknya kita tak perlu buru-buru untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu, apalagi jika kita tak paham duduk permasalahan yang sebenarnya. Untuk hal ini, aku yakin sekali... teman-teman pasti setuju. *Semoga kali ini aku tak salah menilai*

17 komentar:

  1. Menarik. Inspiratif tentunya, termasuk buat saya. Sudut pandang itulah yang membuat kita menganggap orang itu salah atau benar, suka tau benci atau bagaimana cara kita mengatasi sebuah masalah. ketika kita punya pandangan lain mungkin pilihan kita mengarahkan ke sikap kita yang lain.

    BalasHapus
  2. yub,saya setuju sekali sis.Sudut pandang seseorang tidak selalu benar dengan rilnya.

    BalasHapus
  3. Perbedaan sudut pandang dapat membawa kita kepada hikmah. Alangkah monotonnya hidup jika semuanya sama.

    BalasHapus
  4. Merubah cara pandang orang itu sulit mbak..
    terutama karena lingkungan dan sifat bawaannya

    BalasHapus
  5. Perubahan itu perlu mbak,
    sebagai suatu hal yang menuju ke arah positif
    namun perubahan tak bisa serta merta harus perlahan dan bertahap

    BalasHapus
  6. Kesadaran akan perubahan bukan dari orang lain
    yang paling mudah, bila kita punya kemauan untuk berubah..
    salam buat Shasha Imut ya mba..

    BalasHapus
  7. ilustrasinya kaya'test gambar psikologi mbak hehehe
    sudut pandang yg berbeda bikin hidup lebih hidup hehehe gak nyambung yak *maap lagi konslet, mbak*

    BalasHapus
  8. sangat setuju mbak... sebab apa yang terlihat di depan mata kadang bisa menipu...

    BalasHapus
  9. Sangat setuju mbak...
    Terkadang apa yang kita lihat berbeda dengan yang sebenarnya...

    btw,... optical illusionnya membuat saya puyeng.

    Salam kembali buat shaza.
    Mohon maaf baru sempal ol.

    BalasHapus
  10. hai mbak reni... mampir mampir ke kandangku lagii yaaah.... :D

    BalasHapus
  11. setujuuuuuuu...

    asal sudut pandangnya ga jadi melawan arus dan merugikan kita sendiri.

    ngomong2, dari td nyoba ngitung buletan2 itu malah jd pusing..

    BalasHapus
  12. Memang kita harus selalu 'melihat' dengan lebih bijak mbak. Mencari dulu alasan sebenarnya daripada langsung menghakimi.

    Gambar yg menarik mbak, yg pertama itu awalnya terlihat sebagai gambar wajah perempuan. Tapi setelah melihat kedua kali, jadi seorang pria yg bawa alat musik tiup.

    Gambar yg pas menggambarkan perbedaan sudut pandang dapat memberikan gambaran yg berbeda.

    BalasHapus
  13. Mbak Reni, aku kog jadi pusing liat bola-bola hitamnya ya? hehee..

    BalasHapus
  14. sudut pandang bisa menambah kekacauan, tetapi juga menambah pandangan baru, kreatifitas baru, semangat baru

    BalasHapus
  15. iya mbak, sudut pandang menentukan bagaimana seseorang menilainya.

    BalasHapus
  16. memang tidak mudah melihat sudut pandang orang lain, tapi kita bisa berusaha. saya pun kadang susah mengubahnya, mbak. seringkali lebih suka melihatnya dari sudut pandang diri sendiri.

    BalasHapus
  17. Susah banget mbak, kadang kita sudah terjudge dengan sifat dan kelakuannya. Tapi, kita juga tidak pernah mengondisikan berada di posisinya. Semoga sahabat Mbak Reni selalu di beri kelapangan oleh-Nya.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)