Sabtu, 13 Februari 2010

Pengalaman Pak Darno

Seringkali seseorang menjadi lupa diri jika berada di posisi "atas". Begitu juga yang terjadi pada Pak Darno (bukan nama sebenarnya). Dahulu dia bukanlah siapa-siapa namun semenjak dia menduduki jabatan yang bagus dan dekat dengan pemegang kekuasaan, sikapnya berubah. Kepercayaan yang diberikan Sang Penguasa padanya ternyata merubahnya dalam waktu singkat.

Pak Darno menjadi sangat haus akan pujian. Dia mulai menggunakan kepercayaan dari Sang Penguasa untuk menuntaskan segala hasratnya. Jika dulu dia dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, maka tiba-tiba saja dia bisa mempengaruhi Sang Penguasa untuk menyingkirkan mereka. Terbalas sudah sakit hatinya karena dulu dia tak diperhitungkan oleh mereka.


Itu semua belum cukup, karena dia mulai menyusun langkah untuk mewujudkan segala impiannya yang dulu terpendam. Dengan mudahnya dia memberikan masukan-masukan kepada Sang Penguasa untuk memberikan kebijakan dan keputusan yang menguntungkannya. Semuanya itu membuatnya semakin 'merajalela' dan merasa berada di atas angin.

Sayangnya Pak Darno lupa bahwa angin bisa saja tiba-tiba berubah arah dan memporak-porandakan semua. Itulah yang juga dialami Pak Darno beberapa hari yang lalu. Gara-gara terlena dalam 'kekuasaan' dia tanpa sengaja telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan oleh Sang Penguasa. Akibatnya... Sang Penguasa pun murka dan memberikan hukuman yang setimpal padanya. Pak Darno harus kehilangan jabatannya dan juga kepercayaan dari Sang Penguasa.

Pak Darno kini terpuruk dalam penyesalan yang dalam. Keadaannya sekarang bahkan jauh lebih buruk daripada dulu. Jika dulu dia bukanlah siapa-siapa, kini dia adalah seorang 'pecundang'. Orang-orang yang dulu telah disingkirkannya ~ lewat tangan Sang Penguasa ~ kini tersenyum penuh kelegaan. Orang-orang yang dulu pernah dibuatnya menderita kini bisa tersenyum melihat karma telah diterima Pak Darno.

Pengalaman Pak Darno memberikan pelajaran berharga bagiku, yaitu :
  • Kesombongan akan menjerumuskan kita ke lubang yang sangat dalam. 
  • Jabatan dan kekuasaan itu sifatnya hanya sementara, maka sebaiknya digunakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada orang lain.
  • Jaga kepercayaan sebaik mungkin, karena sekali kepercayaan itu hilang akan sulit untuk mendapatkannya kembali.

* kisah ini terinspirasi oleh kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, semoga bermanfaat *

32 komentar:

  1. memang tidak sepatutnya berlaku seperti itu karena tidak ada yang abadi di dunia ini...

    BalasHapus
  2. ehhhh... ternyata jadi yang pertama tho? Horeeeeeeeeeeeee...

    BalasHapus
  3. tidak semua orang bisa dengan bijaksana menerima jabatan dan mempertanggungjawabkannya.

    BalasHapus
  4. menerima amanat itu ternyata berat.

    BalasHapus
  5. Setuju mb. Terutama poin ke-3, tentang kepercayaan. Mahal harganya, susah didapat. Jadi jika sudah didapat, selalu berusaha dijaga..

    BalasHapus
  6. Point yang terakhir setuju sekali mbak reni. aku pualllinnnggggggg sulit untuk berteman kembali dengan orang yang sudah tidak bisa di percaya.

    karna aku sendiri jika sudah mendapat kebaikan/amanah dari seseorang setengah mati untuk menjaga agar itu tetap berlangsung...

    BalasHapus
  7. Wah, kisah yata yah Mbak? ibrahnya besar banget yah mbak. Semoga Allah selalu melindungi kita

    BalasHapus
  8. jujur mbak, saya tu pualing buenci sama orang yg sombong, kita ini apa? kita ini siapa?? kesombongan hanya milik Allah.

    Kita sbg manusia ndak berhak sedikitpun untuk berlaku sombong.

    Cerita yg sangat inspiratif Mbak..

    BalasHapus
  9. kisah yang sangat menggugah bu, jabatan, harta dan keluarga adalah ujian buat kita, semoga kita lulus menghadapinya

    BalasHapus
  10. Benar sekali mbak....kisah pak darno tersbt bisa kita jdkan pelajaran, bahwa kesombongan akan menghancurkan kita sendiri...

    BalasHapus
  11. Begitulah manusia. Selalu takluk pada harta dan kuasa. Kekayaan dan kejayaan lebih sering membawa keburukan daripada kebaikan ya...

    BalasHapus
  12. Salam super-
    salam hangat dari pulau Bali-
    biar ini jadi pelajaran bagi kita semua ya...

    BalasHapus
  13. Kisah mantap mbak. Kekuasaan kadang membuat orang lupa dan terlena ya.

    BalasHapus
  14. Tak ada yang abadi....
    Kayak lagunya peterpen yang gak abadi juga.... hehehehe

    BalasHapus
  15. semoga kita tidak termasuk orang yang takabur ya mbak..

    BalasHapus
  16. kayaknya perlu ada sekolah mental dech [bukan mentalist tapi..hhe]

    sallam kenal..
    kunjungan pertama..

    BalasHapus
  17. Setiap kejadian selalu ada pelajaran yang bisa dipetik ya mbak, buwel suka dengan pelajaran malam ini...

    BalasHapus
  18. wah! biasanya memang ada saja balasan tuk orang yang sombong dan menyalahgunakan kekuasaan ya...

    BalasHapus
  19. kayak di sinteron, ternyata dalam kehidupan beneran ada yaa..
    memang kekuasaan kadang sering bikin lupa diri..

    BalasHapus
  20. harta, wanita & tahta yang bikin orang khilaf. semoga beliau bisa mendapatkan hikmah dari peristiwa itu :)

    BalasHapus
  21. setuju dengan bang albertus goentoe.......

    BalasHapus
  22. Betul sis,setiap kejadian pasti ada pelajaran yang bisa di ambil (ngutip bro buwel)

    BalasHapus
  23. share pengalaman yang bermanfaat banget mba.

    aku mampir mau bilang ada award untukmu mba :)

    BalasHapus
  24. bener mbak, kesombongan itu harus kita hindari.

    BalasHapus
  25. Semua pemberian adalah amanah, apapun itu. Termasuk jabatan! Maka benar kata mbak, jangan pernah menjadi sombong dan berlaku sewenang-wenang karenanya.

    Tulisan yang menarik mbak untuk dijadikan cermin diri...

    BalasHapus
  26. seperti apa yg di bilang bu reni angin bisa berubah awar....
    Demikian juga hidup seperti roda...kadang diatas kadang dibawah...
    S.E.P.A.K.A.T...sama b reni...smua itu jadikan pelajaran buat qt juga....

    BalasHapus
  27. mampir pagi menyapa sahabat dengan semangat baru

    BalasHapus
  28. emang betul non...

    tapi kesombongan juga disebabkan karena kebodohan..
    hanya orang orang bodoh dan tolol yang berlaku sombong...

    untuk menghindari kebodohan....
    ya..mari terus belajar dan belajar..agains...

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)