Kamis, 24 September 2015

Menjadikan media sosial sebagai media yang nyaman

Aku merasa sangatlah penting untuk menjadikan media sosial sebagai media yang nyaman. Bukan saja nyaman untuk diri kita sendiri, namun juga bagi orang lain. Disadari atau tidak, media sosial sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dewasa ini. Tak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa sehari tanpa media sosial maka hidup terasa sepi.

Pernyataan seperti di atas tak bisa dianggap lebay atau berlebihan juga sebenarnya. Media sosial atau yang biasa disingkat menjadi medsos merupakan sarana atau alat yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi atau berkomunikasi secara online melalui internet. Itu sebabnya jika manusia yang merupakan makhluk sosial kehilangan kesempatan untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain, maka akan terasa ada yang kurang dalam hidupnya.

Minggu, 13 September 2015

Gambaran sekolah masa kini

Kesibukan Shasa semenjak masuk SMA mau tak mau membentuk pemahaman baru tentang gambaran sekolah masa kini. Pemahaman tentang gambaran sekolah masa kini tersebut tak hanya muncul dalam benakku, namun juga di benak suamiku dan juga kedua belah pihak orang tua kami (baca : kakek nenek Shasa).

Setiap hari, kami melihat Shasa yang super sibuk, bahkan kesibukannya mengalahkan kami yang bekerja. Shasa selalu memilih berangkat pagi ke sekolah. Kurang lebih jam 6.15 WIB sudah harus berangkat dia. Pulang sekolah sih harusnya jam 14.00 WIB, tapi itu tak terjadi tiap hari. Seringkali pulang sekolah Shasa langsung kerja kelompok atau ikut ekstra kurikuler di sekolah. Selain itu, Shasa punya jadwal les di lembaga bimbingan belajar (bimbel) pada malam hari. Pulang dari ikut bimbel, Shasa masih harus berkutat dengan beragam pekerjaan rumah yang harus dikerjakan mandiri (bukan berkelompok).

Senin, 07 September 2015

Belajar Menjadi Manajer

Beberapa hari terakhir ini Shasaku belajar menjadi manajer. Lebih tepatnya menjadi manajer kelompok vocal group di kelasnya. Begini cerita lengkapnya. Bulan September ini, sekolah Shasa merayakan ulang tahun. Nah, untuk merayakannya maka sekolah menggelar semacam bazar dan pentas seni di sekolah pada tanggal 5 September 2015 yang lalu.

Untuk mempersiapkan dan menyambut ulang tahun sekolah itu, Shasa dan semua teman-temannya sibuk sekali. Murid-murid di kelas dibagi dalam berbagai kelompok. Ada yang bertugas mengurus keindahan kelas. Ada yang membuat lampion (walau pada akhirnya lampionnya dibuat beramai-ramai). Ada yang bertugas membuat baju dari bahan bekas (koran) yang dipakai untuk pawai. Ada yang berlatih dance dan vocal group untuk pentas seni.

Sabtu, 05 September 2015

Plus Minus Kerja Kelompok

Plus minus kerja kelompok ini aku catat setelah berulang kali aku mengamati kegiatan kerja kelompok yang diikuti Shasa sejak SD hingga SMA. Memang, saat SD frekuensi kerja kelompok memang tak banyak. Memasuki bangku SMP frekuensi kerja kelompok meningkat drastis. Begitu juga saat Shasa duduk di bangku SMA saat ini.

Walau terhitung Shasa baru menjadi siswa SMA selama 1 bulan lewat beberapa hari tapi frekuensi kerja kelompoknya sangat padat. Bahkan di hari pertama masuk sekolah pun Shasa langsung kerja kelompok pada sore harinya. Apalagi pada awal September ini sekolah Shasa akan merayakan HUT, otomatis setiap hari Shasa dan juga teman-temannya kerja kelompok. Selain kerja kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, tapi juga kerja kelompok untuk mempersiapkan perayaan HUT sekolah.