Sabtu, 30 Oktober 2010

Ibu yang malang

Entah apa yang sedang terjadi pada bangsa ini. Mengapa banyak yang tega menyakiti orang lain, bahkan anak ataupun orang tuanya sendiri. Sudah banyak kisah mengenaskan yang kita dengar tentang bagaimana seseorang memberikan perlakuan yang sangat buruk pada anggota keluarganya sendiri. Berita ibu yang membunuh atau membuang bayinya sendiri sudah bukan berita yang mengejutkan. Berita anak membunuh orang tuanya juga sudah beberapa kali kita dengar. Ada juga suami/istri membunuh pasangannya.

Perlakuan pada ibu pun juga tak kalah buruknya. Ada seorang ibu yang selama bertahun-tahun disuruh tinggal di kandang. Lain lagi dengan kisah yang dialami oleh seorang wanita yang sudah 2 tahun menderita liver akut, yang bernama Saidah. Suatu hari wanita 48 tahun itu dibawa oleh anaknya untuk berobat ke pengobatan alternatif. Namun, sepulangnya dari pengobatan alternatif penduduk Klampis Ngasem Surabaya itu tidak dibawa pulang ke rumah, melainkan ditinggalkan di sebuah tempat sampah.

Keberadaannya di tempat sampah baru diketahui para tukang becak setelah terdengar rintihan keras dan permintaan tolong dari bu Saidah yang kepanasan. Mendengar suara itu, maka 2 orang tukang becak mencari sumber suara dan mereka sangat terkejut ketika melihat seorang wanita yang sedang menahan sakit dan panas sinar matahari. Kondisinya sangat memprihatinkan. Seluruh kulitnya keriput, suaranya serak bahkan nyaris tak bisa bersuara lagi.

Saat ditanya mengapa dia ada di tempat sampah itu, bu Saidah mengatakan bahwa dia dibuang anaknya yang mungkin sudah jengkel dengan penyakit yang dideritanya. Oleh petugas terminal yang tak jauh dari lokasi tempat sampah itu, Bu Saidah dibawa ke RSUD Wahidin Sudiro Husodo untuk diberi perawatan lebih lanjut.

Membaca berita tentang bu Saidah itu, mau tak mau membuatku tercenung. Betapa malangnya nasib yang menimpa bu Saidah. Dia telah diterlantarkan dan dibuang oleh anak kandungnya sendiri, di tempat sampah lagi. Siapapun tahu, tempat sampah adalah tempat yang sangat kotor dan penuh dengan kuman-kuman penyakit. Mengapa anaknya tega membuang ibunya sendiri di tempat sampah ? Apakah dia menganggap ibunya sebagai 'sampah' juga, sehingga dibuang di tempat sampah ?

Aku berpikir, apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anaknya saat berita penemuan ibunya itu diberitakan di berbagai media ? Adakah rasa menyesal karena telah memperlakukan ibunya sedemikian buruknya ? Ataukan ada rasa malu karena siapapun akan tahu bagaimana dia memperlakukan ibu kandungnya sendiri ? Ataukah dia bersyukur dan berharap pemerintah yang mengambil alih biaya pengobatan ibunya ? Ataukah... justru dia sudah mati rasa..?

Mungkin selama ini sang anak tak pernah berpikir, bagaimana jika saat dia tua kelak anaknya tak mau merawatnya ? Bagaimana saat dia sakit kelak, anaknya tak mau mengurusnya ? Bagaimana saat kelak dia tak berdaya anaknya juga membuangnya..? Naudzubillah Min Dzalik...

17 komentar:

  1. manusia sudah kehilangan hati
    bagaimana mungkin tega membuang ibunya sendiri >.<

    BalasHapus
  2. aihh,,
    sama ibunya sendiri tega,,
    "sesungguhnya murkanya Allah bersama murkanya Ibu"

    ibuu, hmm,,
    jadi kangen sama ibu di rumah,,

    BalasHapus
  3. Mbak, saya jadi ingat di kampung saya ada seorang nenek buta meninggal di kandang ayam. Ya...penyembahan terhadap uang mengakibatkan hal macam ini kiranya.

    BalasHapus
  4. Ya Allah Mb...sungguh anak yang tidak punya hati dan tidak bisa membalas budi...
    Ayahku dulu sakit sampai 5 th lebih mb..meskipun begitu aku tetap merawat dan menjaganya...walaupun beliau selalu marah karna penyakit yg dideritanya tidak sembuh2...
    Sampai skg dan seterusnya saya selalu merindukannya...

    BalasHapus
  5. ya allah ampuni dosa anak itu, dia tak pernah berfikir tanpa ibu dia bukan siapa-siap,,,,,,,,

    BalasHapus
  6. ini benar-benar anak durhaka,ngga tahu berterimakasih sudah dilahirkan dirawat,dididik hingga besar.tak ada surga bagi mereka yang mencelakai ibunya

    BalasHapus
  7. wah koq teganya.. aku geregetan banget Mbak karena aku sampai saat ini belum dapet momongan koq malah ada yg buang bayinya?

    BalasHapus
  8. Artikel yang sangat memotivasi sekali...
    terimakasih banyak...

    BalasHapus
  9. sungguh teganya....... semoga anak durhaka itu mendapatkan pencerahan dari yang maha kuasa.... dunia makin gila..... semoga pemerintah juga ga memahal2kan biaya pengobatan, kalo bisa geratis gitu, jadi ga ada lagi saidah2 yang lainnya..... hmmmm.......

    BalasHapus
  10. sebenarnya, sikap seorang anak tidak bisa lepas dari pendidikan yang ditanamkan orang tuanya!

    klo seorang anak sudah seperti itu, tanggung jawab siapa donk... :D

    BalasHapus
  11. Sedihnya mendengar berita2 semacam itu. Mudah2an aku menjadi orang yang selalu menjalani perintah Tuhan dengan sebaik mungkin

    BalasHapus
  12. semoga orang2 itu dibuka hatinya ya mb reni..

    ya Allah..

    BalasHapus
  13. Astaghfirullahal'adzim. Semoga tidak ada lagi ibu yang berlaku buruk dan diperlakukan dengan buruk.

    BalasHapus
  14. @Chikarei > miris memang mbak melihat apa yg terjadi di sekitar kita akhir2 ini ya...

    @Abdul Malyk > kalau gitu, sempatkan pulang utk menemui Ibu begitu ada waktu ya..?

    @Muhammad A Vip > Ya Allah..., di kandang ayam..? Kasihan sekali...

    @M.Mul > pasti ayah mbak Mul sangat bahagia memiliki buah hati yg sangat hormat kepada ortu ya..? Semoga saja semua anak bisa seperti mbak Mul dalam bersikap thd ortu.

    @Justmeilani > mungkin mata hatinya sedang dibutakan oleh keputusasaan hidup dalam kesusahan.

    @P.Eka > semoga saja dibukakan pintu hatinya agar mau mencintai dan mengasihi ibunya.. Amin

    @m.Rita > Semoga mbak Rita dapat segera diberi momongan. Amin..

    @Teras Info > Terima kasih kembali...

    @Febriyanto > semoga saja rakyat kita dapat terbebas dari jeratan kemiskinan sehingga mereka tak frustrasi dalam menjalani hidup ini. Amin...

    @Fir'aun > memang ortu berperan dalam pembentukan karakter anak, namun peranan lingkungan juga sama besarnya lho..

    @Coretan Hidup > Amin...

    @Faiza > Ya, semoga saja...

    @m.Elly > Amin... Semoga saja begitu mbak dan kita tak akan pernah lagi mendengar berita2 mengenaskan serupa itu di televisi.

    BalasHapus
  15. terlepas dari ketiadaan dana, apa yang dilakukan oleh anak ibu Saidah sangat tidak pantas. masak tega banget membuang ibunya sendiri.
    benar2 biad*b (maaf ya mbak, emosi saya)

    BalasHapus
  16. @Bang Budi > emang sih Bang, anaknya bu Saidah itu terlalu sekali. Sudah membuang ibunya... eh di tempat sampah lagi. Tega bener ya..?

    BalasHapus
  17. Astagfirullah, tega skali, mgkn mmg sdh mati rasa. Dan dia lupa bhw surga dibawah kaki ibu.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)