Minggu, 13 April 2014

Ketika Anak Bermasalah Dengan Temannya

Aku yakin, setiap ibu (atau orangtua) pasti pernah mendengar pengaduan dari anak-anaknya bahwa mereka sedang punya masalah dengan teman-temannya. Bentuk 'masalah' yang dikeluhkan anak-anak itu bisa berupa dimusuhi, dijauhi, didiamkan, dihina, diejek atau malah disakiti secara fisik. Dan, aku hampir bisa memastikan bahwa saat ibu mendengar pengaduan anak-anaknya itu pasti muncul rasa sedih di hati. Ibu mana yang tidak sedih hatinya jika buah hatinya sedih atau malah disakiti oleh orang lain kan?

Aku pernah mengalaminya. Dulu, saat Shasa masih TK dia pernah mengadu bahwa ada temannya yang mengejeknya dan mengatainya "gajah" karena Shasa gemuk. Aku ingat sekali, saat itu Shasa malah sudah minta pindah sekolah karena tak suka dengan perlakuan teman-temannya itu. Aku sedih dan tak terima atas sikap teman-teman Shasa kala itu. Tapi satu hal kusadari, bahwa teman-teman Shasa pun tak menyadari jika sikap dan perkataan mereka menyakiti hati orang lain.

Yang kulakukan saat itu adalah berusaha menenangkan Shasa dan memberi pengertian padanya bahwa teman-temannya itu tak membencinya. Kukatakan padanya bahwa teman-temannya itu hanya usil saja, tanpa bermaksud menyakiti. Kujelaskan pula bahwa pindah sekolah bukanlah jalan keluar terbaik, karena 'anak usil dan nakal' ada dimana-mana. Tidak ada yang menjamin jika di sekolah baru nanti tak akan ada lagi teman yang akan mengolok-oloknya karena dia gendut.

Saat Shasa duduk di bangku SD, masalahnya lain lagi. Saat itu teman-teman cewek di kelasnya sudah banyak yang tergila-gila K-Pop. Mereka tiap hari membahas penyanyi-penyanyi Korea. Sementara Shasa yang belum kenal dengan K-Pop jadi tak nyambung jika diajak bicara soal itu. Shasa hanya mengenal boyband Smash. Alhasil, Shasa jadi tak punya banyak teman hanya gara-gara selera yang berbeda.

Saat Shasa sedih dan mengadukan hal itu, aku berusaha membesarkan hatinya. Kukatakan padanya bahwa teman-temannya itu bukannya membencinya atau tak suka padanya. Jika saat itu mereka menjauh darinya mungkin hanya gara-gara Shasa tak asyik jika diajak ngobrol K-Pop. Untung saja, Shasa tetap punya teman yang kebetulan sama-sama tak paham soal K-Pop sehingga Shasa tak terlalu bersedih.

Saat Shasa SMP, ternyata masalahnya lain lagi. Shasa pernah cerita bahwa ada temannya yang jika di belakangnya sibuk menjelek-jelekkannya, tapi sangat manis jika berada di depan Shasa. Lagi-lagi aku harus menguatkannya bahwa jika Shasa tak merasa pernah berbuat salah padanya, maka mungkin temannya itu punya alasan sendiri atas sikapnya itu.

Kujelaskan padanya bahwa ada banyak sebab mengapa seseorang bisa tidak menyukai kita. Pertama, mungkin saja tanpa sengaja kita melakukan kesalahan pada orang lain. Itu sebabnya aku memintanya untuk menanyakan pada temannya apakah dia pernah secara tak sengaja berbuat salah pada temannta itu. Jika memang ternyata iya, maka aku memintanya untuk minta maaf.

Kedua, bisa juga karena seseorang itu iri pada kita. Hal yang bisa membuat iri ada banyak, seperti : iri atas prestasi kita, iri karena kita punya banyak teman yang sayang pada kita, iri karena orang yang secara diam-diam ditaksirnya ternyata malah mendekati kita, atau iri karena ternyata menurutnya hidupnya tak sebahagia kita, dan sebagainya. Jadi, tak seharusnya Shasa terlalu murung akan sikap temannya itu. Yang penting dia selalu bersikap baik pada temannya tanpa perlu meniru sikap temannya itu.

Kukatakan pada Shasa bahwa sekeras apapun kita berusaha, kita tak akan pernah bisa memaksa semua orang akan suka pada kita. Sebaik apapun kita bersikap, pasti ada orang-orang yang tak suka pada kita. Hal itu manusiawi sekali karena setiap orang punya keinginan dan penilaian yang berbeda-beda. Jadi sesuatu yang kita anggap baik bisa saja diterima atau dinilai tidak baik oleh orang lain.

Aku bersyukur dalam perjalanan hidupnya Shasa sudah beberapa kali bertemu banyak masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Aku yakin, semua itu akan memberinya banyak pelajaran berharga baginya dan akan mendewasakannya. Seperti yang pernah kukatakan padanya, jika dia merasa tak nyaman 'diasingkan' teman maka sebaiknya dia tak melakukannya pada orang lain. Jika dia tak suka diejek teman-temanya, maka sebaiknya dia tak mengejek orang lain pula.

Untuk bersosialisasi dan berteman dengan orang lain, aku hanya bisa membekali Shasa dengan nasehat (yang entah sudah berapa kali aku ulang-ulang). Nasehat itu adalah untuk tetap bersikap baik pada siapa saja, bersikap tulus dalam berteman dan tidak membeda-bedakan teman. Meski aku tak memintanya untuk membeda-bedakan teman, namun aku menegaskan padanya untuk hati-hati dalam berteman dan memilih teman. Karena jika sampai salah dalam memilih teman, maka bisa saja akan membawanya dalam hal-hal yang tidak baik.

Seperti itulah tadi tips dan nasehat yang kusampaikan pada Shasa, saat dia sedang bermasalah dengan temannya. Bagaimana pengalaman sobat semuanya saat menghadapi masalah serupa?

34 komentar:

  1. Permaslahan seperti Shasa setiap org pasti pernah bahkan masih menghadapi, saya setuju dgn mbak Reni " Kita tdk bisa memaksa org utk menyukai org" tapi yg tetap di upayakan tdk membenci mereka para pembenci kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak..., setiap orang pasti mengalami mbak.
      Dan memang kita tak bisa memaksa orang lain untuk menyukai kita, kan?

      Hapus
  2. iya bener ya Ren, Bullying itu udah ada sejak zaman duluuu sampai sekarang, aku biasanya bilang orang yang suka membully itu anak yang tidak punya rasa percaya diri, mereka tidak berani bersaing dan berkompetisi satu-satunya biar kelihatan lebih caranya dengan menjatuhkan orang lain, Aku percaya dengan pengalamannya dan ajaran mamanya Shasa memimiliki pribadi yang kuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang terkadang gak merasa kalau sudah melakukan bullying pada orang lain ya? Mereka anggap itu hanya lelucon saja, padahal bagi yang jadi bahan lelucon hal itu sangat menyakitkan.

      Hapus
  3. Alhamdulillah, salsa tetap memilih mamanya sebagai teman curhatnya... Sehingga mbak Reni bisa mengarahkan salsa untuk mengatasi masalahnya dengan cara yang positif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, Alhamdulillah... makanya aku berusaha untuk tetap bisa menjadi teman curhatnya agar dia tak pernah sungkan curhat apapun padaku

      Hapus
  4. kalau aku sih Mak, emang selalu diberi nasehat kalau bersikap baik sama teman, gimana biar gak egois atau malah bertengkar, waktu SMP banyak bertengkar sama teman sih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, bagaimana sih? Sudah dinasehatin kan sebenarnya? hahahaha

      Hapus
  5. selalu ada ya mbak teman seperti itu, tapi sebaiknya kita orang tua mengajarkan bersikap baik juga jangan meminta memusuhinya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mak Lidya..., namanya juga anak2. Mereka seringkali berpikir tanpa bertindak. :)

      Hapus
  6. Sasha beruntung punya seorang ibu kayak ibu... hehehehe... semoga saat SMA nanti, kedekatannya tetap sama dan itu yang kunantikan. Penasaran soal kata Sasha sendiri soal ibunya. :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku akan tetap berusaha agar Shasa tetap dekat denganku sampai kapanpun. Maklum aja, namanya juga anak satu2nya Mas hehehe

      Hapus
  7. alhamdulilah ya mak anak ngadu ke mamanya jadi ortu tau permasalahannya dan bisa mengademkan hatinya. Anakku masih 7 taun kalo ngadu ya seputar ulah temannya atau susah belajar di sekolah. Saya jg cuma kasih support dan saran yg sama..kalo kesalahannya di dia kdg sy minta dia telpon temannya utk minta maaf.hhh..adaa aja ya dunia anak:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita memang kudu membuat anak2 percaya bahwa mereka bisa percaya pada kita dan mengadukan pada kita apa saja, Mak. Biar sama2 tenang... kita tenang karena tahu benar bagaimana kondisi anak2 kita, sementara anak2 kita tenang karena yakin kita akan selalu mau mendengarkan mereka dan membantu mereka.

      Hapus
  8. Mak Reni sungguh bijaksana :)
    Ternyata problem tiap tahapan usia (TK, SD, SMP) beda2 yah...
    Duh, musti siap2 nih menghadapi probelatika anak menjelang abege (dah jiper duluan, pdhal Aa msh kelas 6 SD)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dalam kasus Shasa sih beda-beda Mak. Apalagi kalau sudah ABG, masalahnya jadi lebih bervariasi hehehe

      Hapus
  9. Tigas orang tua menyemangati dan memberi support ya, Ibuu. . .

    Perbanyak stok sabar ya, Sasha.. . :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibunya juga perbanyak stok sabar kok Idah hahaha

      Hapus
  10. perlu adanya bimbingan dan nasihat dari orang tua ya buk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti itu... Bagaimanapun juga orang tua sudah punya pengalaman lebih banyak daripada teman2nya.

      Hapus
  11. apa kabar mbaku ?
    hemmm,...buah hati semakin besar konfliknya tambah beragam juga ya mba, tp nasihat mba bijak sekali..aku sering kesulitan krn kaka tazkia sangat pendiam, jd butuh kesabaran untuk mendekati dan membuatnya bicara :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aku lihat sih Mak, Kaka Tazkia itu anaknya emang dewasa, jadi lebih pendiam dan tenang. Kalau Shasa kan ekspresif dan meletup-letup, jadi lebih muda untuk mengajaknya bicara dan mengetahui emosinya :D

      Hapus
  12. diinget baik2 nih.. buat klo jav udah gede :)

    BalasHapus
  13. Subhanallah ibu yang bijak,,,,terimakasih mbak reni,,,ini bekal sebagai ilmu juga untukku nantinya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga sharing pengalamanku ini bermanfaat untukmu yaaa... :)

      Hapus
  14. Bijaknya seorang ibu, dibelakang anak yang kuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga Shasa benar2 tumbuh jadi anak yang kuat

      Hapus
  15. Assalamualaikum Bunda2
    Numpang share ya Bunda Reni

    PENERIMAAN SISWA BARU 2014/2015

    Bintang Waktu Islamic Preschool & Daycare membuka pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran 2014/2015. Pendaftaran di mulai tanggal 1 Februari 2014, sampai kuota kelas terpenuhi
    Proses pendaftaran:
    1. Orang tua mendaftarkan calon siswa untuk melakukan free-trial (untuk Kelompok Preschool) dan paid trial (untuk Kelompok Daycare) selama 2 hari, yang jadwalnya akan disusun oleh bagian Marketing kami
    2. Bila telah setuju, orang tua dapat langsung mendaftarakan siswanya dengan melalui tahapan berikut:
    3. Mengisi Formulir Pendaftaran
    • Menyelesaikan pembayaran melalui bank yang ditunjuk
    • Menyerahkan kelengkapan:
    o Fotocopy akte kelahiran/surat kenal lahir.
    o Fotocopy KTP/Kartu Keluarga
    o Bukti pembayaran

    Pembagian Kelompok Usia:
    1. Kelompok Bintang Kecil:
    • Kelompok Usia 1,5-2thn : Kelahiran antara Oktober 2012-April 2013
    • Kelompok Usia 2-3thn : Kelahiran antara Oktober 2011-September 2012
    2. Kelompok Bintang Besar:
    • Kelompok Usia 3-4thn: Kelahiran antara Oktober 2010-September 2011
    • Kelompok Usia 4-5thn: Kelahiran antara Oktober 2009-September 2010
    • Kelompok Usia 5-6thn: Kelahiran antara Juli 2008-September 2009

    Kuota yang dapat diterima berdasarkan usia:
    1. Kelompok Bintang Kecil
    • Kelompok Usia 1,5-2thn
    o Preschool : 3 anak
    o Daycare : 2 anak
    • Kelompok Usia 2-3thn
    o Preschool : 3 anak
    o Daycare : 1 anak

    2. Kelompok Bintang :
    • Kelompok Usia 3-4thn
    o Preschool : 0 anak
    o Daycare : 1 anak
    • Kelompok Usia 4-5thn
    o Preschool : 0 anak
    o Daycare : 1 anak
    • Kelompok Usia 5-6thn
    o Preschool : 1 anak
    o Daycare : 1 anak

    Informasi lebih lanjut :
    Bunda Metta 021-4241586 / 0896-90363770

    BalasHapus
  16. Ibu saya dulu sering bilang kalau diejek orang itu tidak akan melukai (fisik) sedikit pun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, tapi bagi beberapa orang 'sakit hati' atau 'malu' itu justru lama lho sembuhnya :)

      Hapus
  17. Mak Reni bijak sekali.
    Insya Allah Sasha akan menjadi sosok yang dewasa.
    Anak2 "butuh" perselisihan ini karena tidak akan pernah lepas hidup ini dengan yang naman perbedaan pendapat, kalo sejak kecil sudah terbiasa menyikapinya dengan bijak, insya Allah apapun persoalannya di masanya nanti, Sasha sudah cukup terlatih untuk menghadapinya sendiri. Keren Mak, pelajaran inilah yang tidak diperoleh anak2 jika kita mengajari sendiri mereka di rumah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak..., khususnya buat Shasa. Dia anak tunggal, cucu pertama pula... jadi dia sudah terbiasa berlimpah kasih sayang dan perhatian. Dengan adanya masalah2 itu dia jadi tak akan kaget lagi saat menghadapi kerasnya hidup ini.

      Hapus
  18. tempat kumpulnya blogger2 wanita ini... keep smangat ! Promo yang doyan masak nih... ada 80an lebih resep masakan di Resep masakan Ku
    Home page

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)