Minggu, 20 April 2014

Membicarakan Pelecehan Seksual dengan Anak

Tak dapat dipungkiri bahwa kian hari para orangtua kian miris mendengar dan membaca berita tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak. Yang menjadi korban bukan saja anak-anak remaja, namun juga bayi yang baru berumur beberapa bulan! Pelakunya mulai dari orang yang tak dikenal, saudara dekat sampai ayah kandung korban.

Siapa tak miris mendengar seorang bayi yang jadi korban pelecehan seksual oleh ayah kandungnya sendiri? Siapa tak geram mendengar seorang anak mengalami pelecehan seksual di sekolahnya (yang diyakini mampu memberikan keamanan bagi murid-muridnya)? Siapa tak marah mendengar banyak anak yang menjadi korban pelecehan seksual orang tak dikenal yang telah dengan tega memajang foto-foto telanjang anak-anak itu di facebook?

Beberapa hari ini aku membaca banyak opini seputar kasus-kasus di atas. Aku juga membaca banyak tips bagi orang tua untuk bisa menjaga anak-anak mereka terhindar dari kejadian serupa. Beberapa hari ini "underwear rule" menjadi trending topic di kalangan orangtua (khususnya ibu-ibu).


sumber gambar

  • Private is private : bagian tubuh yang tertutup oleh pakaian dalam itu adalah pribadi.
  • Always remember that your body belongs to you : tak seorangpun yang berhak membuatmu melakukan hal-hal yang membuatmu malu atau tidak nyaman.
  • No means no : kamu punya hak berkata tidak bahkan kepada anggota keluarga yang kau sayangi. Ingat bahwa kamu yang mengontrol tubuhmu dan perasaanmu yang penting.
  • Talk about secret that upset you : Rahasia tak seharusnya membuatmu merasa sedih dan kuatir, jika itu terjadi bicarakan dengan orang dewasa yang kau percaya.
  • Speak Up, Someone Can Help : bicarakan hal-hal yang membuatmu sedih atau kuatir agar mereka bisa menolongmu.

Selama ini, aku sudah sering mewanti-wanti Shasa untuk berhati-hati menjaga dirinya. Aku sudah memperingatkannya agar dia menolak siapa saja menyentuh tubuhnya. Aku ingat, aku pernah menyarankan Shasa untuk menampar orang-orang yang kurang ajar padanya. Anggota tubuhnya adalah miliknya, tak boleh ada yang seenaknya saja mencolek-coleknya atau memegangnya.

Namun, banyaknya pelecehan seksual yang terjadi akhir-akhir ini membuatku jadi punya peluang untuk membicarakan secara lebih mendalam tentang pelecehan seksual pada Shasa. Aku mengajak Shasa duduk berdua mendiskusikannya. Ternyata waktu aku bertanya padanya apakah dia sudah mendengar berbagai berita heboh terkait pelecehan seksual, dia menjawab sudah mendengar berita tersebut. Hal yang sudah aku duga sebenarnya, karena pasti shasa bisa mengetahui berita seperti itu dari berita televisi atau membacanya di media massa.

Aku lantas secara terbuka menjelaskan padanya apa itu pelecehan seksual dan mengapa selama ini aku memintanya berhati-hati menjaga tubuhnya. Aku jelaskan juga maksud dari peringatanku sebelumnya yang melarang siapa saja memegang tubuhnya. Aku membicarakan pada Shasa aneka jenis pelecehan seksual yang terjadi belakangan ini. Tak lupa kubicarakan mengapa hal-hal seperti itu bisa terjadi dan apa akibat yang akan diderita atau ditanggung korban selanjutnya.

Shasa antusias mendengarkan semua kata-kataku. Kami pun bicara panjang lebar soal pelecehan sesual tersebut. Sesekali aku memancingnya untuk mengetahui apa pendapatnya tentang berbagai kasus "kenakalan remaja" seperti heboh foto anak SMP Jakarta beberapa waktu yang lalu. Alhamdulillah, pendapat yang disampaikan Shasa sejauh ini melegakan aku dan aku jadi tahu bagaimana dia memandang kasus-kasus seperti itu.

Aku berharap agar Shasa mampu menjaga diri sebaik mungkin dan aku juga berharap semoga saja tak ada lagi anak-anak yang akan menjadi korban pelecehan seksual. Aamiin.

26 komentar:

  1. Aamiins,semoga anak-anak kita selalu bis amenjaga diir ya Mbak Reni

    BalasHapus
  2. Aamiin.. semoga anak2 kita selalu dilindungi-Nya.. sekarang ini punya anak laki atau perempuan sama2 harus waspada. Pedofil gak mandang jenis kelamin :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, anak laki2 atau perempuan sama2 butuh penjagaan Mak. Kita kudu selalu waspada.

      Hapus
  3. berita pelecehan2 yang menimpa anak bikin geram :(

    semoga anak mak reni selalu dilindungi Tuhan...

    BalasHapus
  4. semoga anak2 kita selalu dilindungi Allah,,,semoga mereka semua bisa menjaga diri nantinya,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... kita doakan yang terbaik untuk anak2 kita semua yaa...

      Hapus
  5. Bicara pelecehan seksual selalu membuat sedih. Apalagi pada anak-anak yg kini sedang marak terjadi. Susah juga ya Mak membicarakan hal ini pada anak-anak. Tapi kita harus melakukannya supaya anak-anak bisa menjaga diri saat jauh dari kita. Semoga anak-anak kita dan anak-anak semuanya bisa terhindar dari hal yang membuat trauma ini. TFS, Mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat menyedihkan dan memprihatinkan memang Mak.
      Memang tak mudah membicarakan hal spt itu pada anak2 tapi harus kita lakukan demi kebaikan anak2 juga. Tinggal kita harus hati2 dalam menyampaikannya.

      Hapus
  6. Aminn...Ngeri rasanya ya mbk lht pmberitaan ttg PS...eh catnya baru niyeee...cantikkkkkk mbk ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mak... ngeri juga aku.
      Itu cuma nempelin header aja kok :)

      Hapus
  7. yaampun mbak reni sedih banget deh sama maraknya kejadian ini akhir2 ini :(
    ngomong2 blognya tambah bagus desainnya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa hari terakhir pembicaraan dg teman2 gak jauh2 dari keprihatinan masalah pelecehan/kekerasan seksual itu... Menyedihkan sekali nasib anak2 itu

      Hapus
  8. Semoga anak-anak dilindungi, dan jauh dari kasus-kasus tersebut.

    BalasHapus
  9. Sekarang di televisi dan media sosial sudah marak sekali beritanya,,,
    Aduh ko anak - anak juga menjadi sasaran yah -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan semua berita itu bikin kita semua prihatin sekaligus jadi paranoid... :(

      Hapus
  10. saya juga membiasakan diri untuk terbuka sama anak2 ttg sex edu, Mbak. Sesuatu yang mungkin bagi org tua saya dulu dianggap tabu dibicarakan kpd anak2.

    Semoga anak2 kita sellau dilindungi oleh Nya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak, bagi ortu kita dulu membicarakan sex education memang tabu ya? Tapi kita tak bisa lagi seperti itu karena keadaan di luar sana yang menuntut anak2 tahu agar bisa melindungi diri mereka

      Hapus
  11. Aamiin. Semoga anak2 kita selalu dijaga oleh Allah SWT.

    BalasHapus
  12. membicarakan tentang seksual didepan anak anak juga harus hati hati mba.
    tetap waspada ya mba

    BalasHapus
  13. membicarakan sex kepada anak kecil memang masih dianggap tabu bagi kebanyakan orang tapi dan kita sendiri juga harus bisa menyampaikan dengan kata" yang mudah dipahami dan menjelaskan sisi negatife nya,,_
    kadang saya sendiri juga masih was-was kepada saudara" saya yang cewek walau mereka sudah bekerja.

    BalasHapus
  14. Aamiin mak, mudah-mudahan :) Sasha sudah cukup besar ya, jadi lebih mudah diberi pengarahan..

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)