Menjadi istri dan ibu yang juga merangkap menjadi wanita yang bekerja memang tak mudah. Akan semakin tak mudah jika di rumah tak ada asisten rumah tangga yang bisa membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Nah, kondisi seperti itulah yang aku alami selama bertahun-tahun. Menyandang status ibu, istri dan wanita yang bekerja (plus blogger tentunya hehehe) yang tak memiliki asisten rumah tangga di rumah.
Namun, hidup adalah pilihan dan menjadi wanita yang bekerja adalah salah satu pilihan yang aku ambil. Itu sebabnya aku harus menerima segala resiko dari pilihan yang aku ambil tersebut. Pekerjaan rumah tangga menumpuk sementara tuntutan pekerjaan membuatku harus kerja lembur mau tak mau harus aku jalani. Pagi hari yang heboh karena harus menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, sementara aku sendiri harus berangkat pagi sudah jadi bagian dari hari-hariku. Dan... masih banyak lagi 'kerempongan' lainnya akibat pilihanku itu.
Namun, hidup adalah pilihan dan menjadi wanita yang bekerja adalah salah satu pilihan yang aku ambil. Itu sebabnya aku harus menerima segala resiko dari pilihan yang aku ambil tersebut. Pekerjaan rumah tangga menumpuk sementara tuntutan pekerjaan membuatku harus kerja lembur mau tak mau harus aku jalani. Pagi hari yang heboh karena harus menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, sementara aku sendiri harus berangkat pagi sudah jadi bagian dari hari-hariku. Dan... masih banyak lagi 'kerempongan' lainnya akibat pilihanku itu.