Selasa, 16 Desember 2014

Sesuatu yang menggelitik dari sebuah Drama Korea

Sudah tahu kan kalau aku suka juga nonton Drama Korea? Yaa mungkin karena kena virusnya si Bibi Titi Teliti sih hehehe #carikambinghitam. Nah, saat ini aku sedang seneng banget nonton Princess Prosecutor. Walau untuk itu aku kudu rela tidur malam, soalnya Drakor yang satu ini tayang jam 21.45 WIB. Tapi gak apa-apa sih... demi bisa melihat akting Park Shi Hoo aku rela kok. Ketahuan banget niatnya yang pengen liatin muka cute PSH hehehe.

Etapi sekarang aku bukan sedang pengen bahas tentang bagaimana cute-nya si PSH ini. Soalnya aku gak pengen memaksakan penilaianku, kan selera orang beda-beda toh? Aku cuma mau bahas tentang salah satu episode dalam Drama Korea yang mengangkat cerita tentang kehidupan Jaksa itu. Sebelum aku membicarakan tentang episode itu, aku akan menjelaskan tentang tokoh utamanya dulu biar gak bingung ya?

Tokoh utama wanitanya bernama Ma Hye Ri, seorang jaksa yang baru diangkat namun sikap dan perilakunya berbeda dari jaksa-jaksa lainnya. Hye Ri adalah pecinta fashion sehingga dia selalu tampil fashionable. Bahkan untuk bekerja sehari-hari dia gak sungkan pake rok mini, sepatu bling-bling, memakai banyak perhiasan dan asesoris sementara jaksa-jaksa lainnya tampil formal dengan setelah hitam dan sepatu pantofel hitam.

Ada 2 adegan pada episode 2 yang menggelitikku. Adegan pertama digambarkan Hye Ri ijin pulang saat waktu tepat menunjukkan pukul 6. Saat itu jaksa pembimbingnya (karena Ma Hye Ri masih jaksa baru) bertanya apakah Hye Ri tidak bermaksud untuk kerja lembur. Hye Ri menjawab tidak dan dia malah balik bertanya kenapa dia harus kerja lembur padahal dia hanya pegawai negeri yang tidak akan dibayar bila kerja lembur. Bahkan selanjutnya Hye Ri berkata jika memang ternyata pekerjaan jaksa banyak dan menumpuk, harusnya pemerintah mempekerjakan lebih banyak jaksa dan sehingga tak perlu membuat mereka lembur.

Sementara di adegan kedua diceritakan Hye Ri yang bertugas menentukan tempat makan siang jaksa-jaksa lainnya. Ternyata Hye Ri mengajak rekan-rekannya makan di sebuah restoran yang sangat mahal. Jaksa yang lain tak ada yang bisa menerima hal itu, alasannya adalah mereka "hanya" pegawai pemerintah. Mereka merasa tak sepatutnya makan di tempat yang mewah dan mahal seperti itu.

Kedua adegan tersebut terus terang saja menggelitikku. Kedua adegan itu menggambarkan bagaimana mental dan etos kerja pegawai negeri di Korea Selatan. Bagi mereka (Hye Ri pengecualian) kerja lembur meski tanpa uang lembur adalah hal biasa. Kerja lembur mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab pada pekerjaan mereka. Sementara di Indonesia, sepertinya... keadaannya terbalik. Lebih banyak pegawai negeri yang memiliki pemikiran sama dengan Hye Ri dan yang suka rela kerja lembur hanyalah pengecualian.

Eits.. jangan marah dan tersinggung dulu. Seperti itulah stigma yang mau gak mau terlanjur melekat pada pegawai negeri di negara kita tercinta. Emmm... aku kok punya alasan yang mungkin (masih "mungkin" lo ya) bisa menjelaskan hal tersebut. Menurutku, mungkin saja banyak pegawai negeri di negara kita tak suka kerja lembur, karena mereka memilih untuk melakukan pekerjaan sampingan lain yang "menghasilkan". Hal ini mungkin dilakukan banyak pegawai negeri kita karena gaji pegawai negeri yang dianggap masih rendah. Sekali lagi... ini masih mungkin looo... karena aku sendiri belum pernah melakukan survey tentang berapa banyak pegawai negeri yang menolak lembur dan apa alasannya. #ngelescantik

Selain itu, aku terus terang speechless saat melihat adegan kedua. Mental pegawai negeri di sana sudah "terbentuk" untuk hidup dan bersikap bersahaja, sesuai status mereka sebagai pegawai pemerintah. Sementara di sini, saat pemerintah sedang getol-getolnya menganjurkan (atau membujuk hehehe) pegawai negeri untuk hidup sederhana dan sepatutnya, banyak pegawai negeri yang gerah. Ada sebagian PNS yang menganggap kebijakan yang diambil pemerintah saat ini sebagai sikap permusuhan terhadap pegawai negeri. Ada yang menganggap bahwa kebijakan itu adalah bentuk politisasi pegawai negeri.

Emm... bagaimana ya aku menjelaskan hal ini? Yaa setidaknya kita tak bisa menutup mata dan fakta bahwa banyak pegawai negeri yang terjerat kasus korupsi. Banyak pegawai negeri yang bisa hidup bermewah-mewah (padahal gaji cupet) karena korupsi. Mungkin rakyat sudah terlalu capek mendengar berita pegawai negeri yang terlibat korupsi, padahal rakyatlah yang membayar gaji para pegawai negeri ini. Jadi, di sisi ini rasanya wajar jika rakyat sangat mendukung kebijakan pemerintah jika pegawai negeri dikembalikan pada "jalur"nya lagi. Sementara pegawai negeri yang merasa diatur semua gerak-geriknya banyak yang teriak dan protes.

Coba kalau kita memandang masalah ini dari kacamata positif. Bagi pegawai negeri yang selama ini sudah hidup sederhana dan sepatutnya (sesuai dengan gajinya) kenapa jadi resah dengan anjuran pemerintah itu? Yaa setidaknya pemerintah mengajak para pegawainya untuk hidup sewajarnya, sehingga tidak menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tak perlu. Sepertinya tak ada salahnya untuk menghentikan sikap konsumtif jika itu untuk kebaikan diri sendiri. Ya semoga saja dengan anjuran pemerintah ini pegawai negeri justru bisa memiliki tabungan dan terhindar dari hutang. Dan... yang lebih penting adalah meningkatnya harkat dan martabat pegawai negeri di mata masyarakat karena mereka bersih dan melakukan pekerjaan dengan terhormat.

Itu aja sih yang terasa menggelitikku saat aku menonton episode 2 Drama Korea Princess Prosecutor. Ya maaf kalau gak penting dan maaf kalau pemikiran ini terasa aneh bagi yang lain. Tapi kan memang tiap orang boleh punya pikiran dan pendapat yang beda kan? (~_^)

16 komentar:

  1. Kalau di Indonesia kerja lembur tanpa bayaran kayak mana ya? :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku beberapa kali menemukan ada yang kerja lembur yang tanpa bayaran kok sebenarnya...

      Hapus
  2. Aku udah nonton drama nya mbaaaak...
    *Ya iya laaaaah*

    Hye Ri kan emang pada dasarnya tajir yah mbak, tapi dia emang sulit menyesuaikan sama temen2nya yang bergaji jaksa :)

    dan di korea itu kan emang budaya lembur banget mbak, trus abis lembur pada nongkrong bareng temen kerja di warung pinggir jalan sambil minum soju supaya lebih akrab..hehehe...

    Ada lagi tuh mbak drama tentang pegawai negri ala Korea judulnya Lie To Me yang main si Eun Hye. Itu juga seru banget, nonton deh mbak...
    *ujung-ujungnya ngeracun...hihihi...*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya pastilah... soal drama korea aku pasti kalah darimu Mak.. hehehe

      Duileee kalo bicara tentang drama korea lancar banget nih hehehe. Oke deh, kapan2 semoga aku kesempatan nonton Lie To Me. Cumaaa... aku tuh kalo mau nonton drama korea masih lihat2 dulu pemainnya. Kalau cakep aku nonton deh hehehe

      Hapus
  3. saking asiknya, mba semakin jarang ngeblog ya Mba..i miss u mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh bukan mbak... aku jarang aktif ngeblog bukan karena keasyikan dg drama korea, tapi karena kesibukan kantor.
      Apa kabar mbak... senang mbak Ketty mampir lagi dimarih... :)

      Hapus
  4. mba reni, kangeeennn udah lama ga berkunjung ke sini.
    Biasanya review buku, skrg review drama korea ya mba hahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo... halooo... seneng banget aku dirimu masih ingat aku dan mampir kemari.
      Aku jarang update blog beberapa bulan terakhir ini, jadi aku maklum sih kalo banyak yang gak mampir kesini... kan ga ada tulisan baru hehehe/
      Review buku ada di blog lain sekarang :)

      Hapus
  5. Oh gituuu.. tapi eniwei aku punya banyak temen pegawai negeri yang "lembur" lhoo... entah sapa yang mbayar lemburannya yang jelas uangnya buanyaaaak sekaleeeee (sampe bingung ngitungnya) padahal dia pegawai biasa. Maaf, yang gajinya -katanya- cuma - tiga - juta. sekian

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau lemburnya dapat uang banyak, berarti pegawai negeri tersebut dapat tempat yang enak hehehe...

      Hapus
  6. Kalau suka nemuin pegawai negeri yangkerjanya nggak sak sek. Kalau ngurus apa-apa di kantor pemerintah tuh suka lama. Apalagi kalau bicara mslh pelayanan, bisa tambah panjng lagi daftrnya. Emang nggak semua pegawai sih. Tapi seringnya begitu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak, itu stigma yang terlanjur melekat pada pegawai negeri. Yang lelet lah, yang birokrasinya berbelit-belit lah, yang 'mahal' lah dsb... dsb...

      Hapus
  7. huahahahaha...percaya ngg...aku tuh ngg pernah lhooo seklaipun nonton drama korea...takut kecanduan hehehe

    BalasHapus
  8. Saya juga suka nonton drama korea tp kebetulan yg mbak reni bahas ini belum pernah saya tonton. Well well, mental pegawai negeri ya. Bahasa inggrisnya saja civil servant, pembantu masyarakat. Tp kalo yg saya lihat di sekeliling saya malah pd ngebet jadi pms supaya kehidupannya terjamin dengan pekerjaan yang santai. Gak mau menggeneralisasi sih, namun demikian yg saya lihat di sekitar saya. Jd bener juga menurut saya istilahnya pak jokowow bahwa di indo sini pns nya bermental ndoro..

    BalasHapus
  9. semoga dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang menonton drama korea, menjadikan kita meniru hal-hal baik yang tersirat dari negara itu. :) *langsung donlot drakornya

    BalasHapus
  10. Kembu adalah saatnya mengumpulkan banyak uang.hehehe

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)