Selasa, 17 Maret 2009

Cerita sekelumit bahagia

Bahagia. Sungguh, itulah perasaan yang paling mendominasiku beberapa hari ini. Beberapa kejadian yang tak terduga datang beruntun padaku. Dan..., semuanya membawa kebahagiaan. Membuatku tertunduk dalam rasa syukur yang dalam. Alhamdulillah.

Mungkin bagi orang lain, kejadian-kejadian yang aku alami biasa-biasa saja. Mungkin orang lain ada yang menganggapku berlebihan mensikapi beberapa kejadian yang terjadi padaku. Tapi.., aku tak mau peduli. Bagiku, beberapa kejadian yang aku alami tetaplah nikmat yang patut aku syukuri. Bahkan, seorang teman kantor mengatakan padaku bahwa dalam 2 hari ini mukaku kelihatan lebih berseri-seri (cie....).

Seperti yang aku ceritakan di sini, bahwa aku pernah mendapatkan pesan dari Sanie B. Kuncoro di ShoutMix blogku. Kebetulan, sehari sebelumnya aku mencoba me-review salah satu bukunya Sanie B. Kuncoro yang berjudul Ma Yan. Pesan dari Sanie B. Kuncoro itu singkat saja. Intinya dia memujiku mampu memahami apa yang ingin disampaikannya lewat buku Ma Yan itu.

Kaget, gembira, tak percaya dan bahkan sampai deg-degan (halah..!! ) aku rasakan waktu membaca pesan itu. Tapi aku takut mempercayai kalau yang meninggalkan pesan di ShoutMix-ku itu benar-benar Sanie B. Kuncoro. So, untuk menghapus rasa penasaranku maka kuputuskan aku mengirimkan email padanya (sesuai dengan alamat yang tercantum dalam ShoutMix-ku).

Ternyata..., Senin kemarin aku menerima balasan email itu. Dan.., ternyata benar dia adalah Sanie B. Kuncoro yang bukunya ku-review di blog-ku. Apalagi dalam email itu ditulisnya bahwa dia berterima kasih karena aku mampu menangkap makna dari tulisannya itu. Tak terkira rasa bahagia dan bangga yang campur aduk di dadaku. Bahkan, mau meledak rasanya....!! Hehehehehe. Yang membuatku makin klepek-klepek.., ditulisnya pula : Tentu tidak banyak pembaca sepertimu. Waaa..., mau pingsan rasanya....

Tak pernah sekalipun muncul dalam pikiranku bahwa suatu hari kelak aku bisa menulis review tentang sebuah buku. Apalagi kemudian review-ku itu diapresiasi langsung oleh penulis buku itu. Dan tentu tak pernah terbayangkan dalam benakku..., sang penulis itu mau memuji karyaku. Jadi..., wajar kan kalau aku jadi bangga dan seneng gak ketulungan seperti sekarang ini? Kalau ada yang bilang aku narsis..., gak apa-apa. Karena aku sedang sangat senang, maka aku terima saja dibilang narsis. Karena emang iya sih hahahaha.

Tapi..., sungguh aku gak berani menyombongkan diri kalau review-ku itu hasil karya yang istimewa. Sebenarnya aku sedang belajar menulis review tentang sebuah buku. Karena baru belajar, tentu saja masih perlu perbaikan disana-sini. Aku sadar banget itu kok. Dan..., aku akan berusaha agar lain kali hasilnya akan lebih baik lagi. Semoga. Adapun pujian dari Sanie B. Kuncoro padaku itu, tentu saja menjadi salah satu alasanku untuk lebih baik lagi. Terus terang aku jadi lebih terpacu untuk belajar lebih banyak lagi.

7 komentar:

  1. wah .. top markotop nich ..
    Rupanya ibu satu ini diam diam memiliki bakat resensi buku, Wah musti sering sering tuch mbak .. kalau perlu bikin satu blog khusus resensi buku.

    Ada satu cerita dari blogger juga yang suka membuat resensi buku. alhasil dia mendapat buku buku gratis dari penerbit atau penulisnya, untuk sibuatkan resensinya di blognya.

    Sesuatu yang merupakan satu kekayaan buatnya dan kegembiraan yang dia terima dengan senang hati.

    Bila begitu adanya siapa tahu. Mbak bisa mendapat kiriman buku buku menarik *jadi gak beli lagi dech* lalu menuliskan resensinya di satu blog khusus .. mantafff kali mbak ...

    Maju terus ya mbakkk .. gali potensi kita yang sedang bersembunyi .. *go go go*

    BalasHapus
  2. waaa masih berlanjut yah yg kemaren itu mbak, ehm dapet gratisan buku gak mbak dari penulisnya tu *ngarep* hehehe;)
    perlu wen panggilin ambulans gak neh wat yg hampir mo pengsan hihihi

    BalasHapus
  3. @Kuyus : Hmmm, sepertinya ide mbak Kuyus patut dipertimbangkan tuh. Masalahnya, waktuku utk baca buku sekarang terkuras utk ngenet. Gimana dunks ?? Hiksss... *padahal ngarep banget utk dapat buku gratisan*

    @Wendy : Sayangnya aku ga dapat buku gratisannya, kan aku juga dah punya. Kalo sekarang ga butuh ambulans sih... Maunya obat gosok aja. Soalnya pipiku pegel banget... karena kebanyakan senyum whekekekekek

    BalasHapus
  4. semangat terus mbak...
    tp jangan lupa kalau ada bukunya yang lebih, bagi bagi ke saya
    hehee... kok jd ngarep

    BalasHapus
  5. @kejujurancinta : Oke.., mari kita berdoa sama-sama agar benar-2 dapat buku berlebih. Jadi mbak Linda kebagian juga hehehehe. *mimpi di siang bolong*

    BalasHapus
  6. Mbak Reni...mantap tuh postingan-postingannya..apalagi yang ini nih..Bahagia..tak bisa dibeli dengan materi...Banyak nih orang susah dapat bahagia...apalagi zaman sekarang yang very--very--full of ketidaktentuan..suksess

    BalasHapus
  7. @piter : makasih, makasih utk pujiannya. Aduh, jadi GR nih. Emang sekarang "harga" dari sebuah kebahagiaan mahal sekali...

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)