Senin, 01 Maret 2010

Delivery Service

Dua hari yang lalu, saat aku dan Shasa berdua di rumah, Shasa tiba-tiba ngomong pengen makan nasi padang. Kebetulan Rumah Makan Padang yang dimaksud Shasa lokasinya cukup jauh dari rumahku, kurang lebih 6 KM jaraknya. Dan karena hari sudah mulai malam, akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan jasa Delivery Service yang ditawarkan oleh rumah makan itu.

Tak menunggu terlalu lama, akhirnya Nasi Padang yang diinginkan Shasa tiba juga. Namun aku terkejut saat melihat petugas yang mengantarkan pesanan kami datang dengan menggunakan jas hujan yang basah kuyub, bahkan celana panjangnya pun digulung sampai sebatas lutut. Aku menanyakan kepadanya, apakah di daerah tempat rumah makan itu hujan lebat, dan petugas itu pun membenarkannya. Padahal... di daerah tempat tinggalku hanya gerimis kecil-kecil.


Aku tiba-tiba merasa kasihan dengan petugas itu yang harus menembus hujan deras hanya untuk mengantarkan makanan pesanan kami. Aku tahu itu memang tugasnya, tapi jika aku tahu di daerah rumah makan itu hujan deras, maka aku tak akan nekad memesan makanan via Delivery Service. Untuk mengurangi rasa bersalahku, aku memberinya sejumlah tips yang semoga bisa menggantikan jerih payahnya menembus hujan untukku.

Gambar diambil dari sini

Aku teringat dengan spanduk sebuah rumah makan yang terpampang di sebuah sudut jalan di kotaku. Dalam spanduk itu dituliskan bahwa mereka siap mengantarkan makanan pesanan kami sampai ke rumah dalam waktu singkat. Bahkan ditambahkan pula tulisan "Hujan dan Badai bukan halangan". Sebuah 'promosi' pelayanan yang sangat memuaskan.

Namun.., yang membuat janji yang tertulis dalam spanduk itu adalah pemilik rumah makannya. Mereka memang dengan sengaja membayar orang untuk melayani Delivery Service, dalam kondisi apapun juga, bahkan dalam hujan dan badai sekalipun. Yang bersusah payah menembus derasnya hujan tentu saja 'orang-orang bayaran' itu, dan bukan pemilik rumah makannya. Yang memberikan janji mengirimkan pesanan tepat waktu ya pemilik rumah makannya. Yang menerima keuntungan tentu saja pemilik rumah makannya namun yang menanggung resiko di perjalanan adalah 'orang-orang bayaran' itu.

Itulah keuntungan bagi orang yang memiliki kuasa dan uang, dan itulah kenyataan yang harus diterima oleh 'orang-orang bayaran' itu. Memang layanan jasa Delivery Service yang ditawarkan beberapa rumah makan memberikan banyak kemudahan bagi pelanggan yang tak memiliki waktu luang untuk keluar rumah. Bahkan, sebenarnya layanan itu akan terasa 'manfaatnya' saat orang-orang malas keluar rumah dalam keadaan cuaca yang tidak bersahabat.

Namun...,  aku tak ingin memanfaatkan kenyataan itu demi kepuasanku pribadi. Aku tak ingin mempergunakan jasa layanan Delivery Service jika cuaca sedang tidak bersahabat, misalnya hujan dan badai. Aku hanya akan menggunakan jasa Delivery Service jika cuaca masih bersahabat dengan 'orang-orang bayaran' itu. Toh, tanpa ada pesanan via Delivery Service-pun 'orang-orang bayaran' itu tetap mendapatkan bayaran mereka, karena aku tahu tugas mereka tak hanya melulu melayani Delivery Service.

Ah..., itu hanya uneg-uneg dan pendapat pribadiku sendiri... yang mungkin tak penting bagi orang lain. Aku hanya ingin menyampaikan uneg-uneg ini, itu saja. Tak lebih.


36 komentar:

  1. duh salute neh untuk embak, tentu karyawan delivery service seNNang dengan posting ini.. ;-)

    BalasHapus
  2. di kotaku layanan delivery service udah ada nggak ya....
    ehm ntar nanya tetangga dulu... heheheh

    BalasHapus
  3. Wah,,patut dicontoh nih,,
    tidak hanya mementingkan diri sendiri tapi mementingkan juga orang lain..
    SALUDD buat mba

    Terbitnya matahari dari barat

    BalasHapus
  4. iya mbak, aku juga kadang suka kasihan sama petugas delivery service

    makanya aku selalu bilang, kembaliannya ambil aja XD

    BalasHapus
  5. tu namnya pelayanan prima....
    udah jadi resiko pekerjaan....

    BalasHapus
  6. -_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-
    Assalamualaikum,
    *******Salam ‘Blog’!!*******
    “Salut ya mba..Buat tukang antarnya....
    Hemh.....”
    -_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-

    BalasHapus
  7. jarang orang berpikir sejauh ini. Semoga mereka ( para 'orang bayaran' ) yang rela dan ikhlas menjalani semua ini demi menghidupi diri dan keluarganya dicatat sebagai sebuah amal ibadah, amin.

    BalasHapus
  8. situasi seperti itu memang kompleks. salut untuk petugas tersebut..mungkin jarang ya..

    BalasHapus
  9. begitulah hidup, mbak. mereka tetap harus berjuang demi hidup walau hujan badai datang.

    BalasHapus
  10. mereka tuh ujung tombak usaha
    sangat patut dihargai

    BalasHapus
  11. Hmmmm.... khas mbak reni banget. Begitu peduli sama orang lain. Walaupun sebenarnya, sah-sah saja bagi mereka yang mau memanfaatkan Delivery Service. Toh mereka(petugas delivery), pas pertama-kali diterima kerja,bahkan sewaktu masih melamar, sadar betul akan salah satu kewajibannya ini. hehe..

    BalasHapus
  12. Pelayanan yang prima merupakan salah satu ujung tombak bagi mereka untuk memuaskan pelanggan.

    BalasHapus
  13. Oooo iya mbak, bahkan nggak jarang juga mereka(petugas delivery), justru berharap ada orang yang pesan, n minta diantar. coz biasanya, mereka dapat tambahan(uang bensin,dll) kalau mereka sedang kirim. hehe... Setauku sih mbak... :)

    BalasHapus
  14. Setiap pekerjaan memang memiliki konsekuensinya masing-masing. Beruntung masih ada orang-orang seperti mbak yang peduli pada 'kiprah' mereka.
    Dan saya setuju dengan mbak reni untuk melihat cuaca saat melakukan pesanan.

    Mantap, mbak!

    BalasHapus
  15. Ku ganti bossnya sis reni aja yah heheh.Biasanya kalau Delivery service kan dah ada mobil kusus ya sis?

    BalasHapus
  16. begitulah dunia usaha punya banyak trik dan service yg kadang2 mengorbankan orang lain.....tapi saya salut dengan mbak ....sangat peduli dengan org lain....

    BalasHapus
  17. Nasi padang, emang yahud ya mbak. Begitulah semangat kerja tingi yang bisa kita contoh dari sekitar kita. Kalau berkenan ada award untuk mbak Reni di blog saya.

    BalasHapus
  18. iya memang strategi pemilik biasanya yg ngasih slogan2 gt...cuma pegawainya kasihan...terkadang gt..

    BalasHapus
  19. kasihan ya sob. pegawainya. kalo salah dia yg kena marah. kalo baik2 saja terkadang dia g dapat apa2.

    BalasHapus
  20. kurasa, para pekerja it juga dpt keuntungan kr mendapat lapangan pekerjaan mbak, dan sama kek kita, kita punya tanggungjawab mengasuh anak, walaupun anaknya cerewet bagaimana, itu tanggung jawab kita *serius amet komentnya ::P

    BalasHapus
  21. Itulah hidup...namun salut bt mba yg ga egois. Salam kenal mba

    BalasHapus
  22. Semangat terus... hari ini lagi pengen berbagi kesenangan dengan kehadiaran website baruku di alamat http://www.tengkukhairil.net. Ditunggu jalan2nya ketempat aq !

    BalasHapus
  23. bener, si boss mah nggak nerobos, memang begitulah bisnis mbak, hehe

    BalasHapus
  24. Bu...blognya bu reni kl tak masukin bloglist munculnya tetep "dot com" trus aku buka error....mulu, tp kl aku buka dr web sdr bkn dr bloglist-ku bisa-2 aja..knp ya...

    BalasHapus
  25. Masalahnya mbak, kita gak selalu tahu cuaca di tempat lain. Contoh mbak reni jg nggak tau kalo di rumah makan itu hujan deras. Menurutku, yg terpenting si perusahaan memberikan kompensasi yg layak. Kita toh jg bisa memberi mereka tip.

    BalasHapus
  26. wah asik kalo cust na kaya mba, ga perlu ujan2an heheh

    BalasHapus
  27. hemmm,setuju mba ^_^

    mba awardnya sudah aku pajang di rmhku loh...mksh ya ^^

    BalasHapus
  28. Mbak reni asyik, masih memikirkan kondisi orang lain. Setuju mbak, kita memang perlu punya hati...

    BalasHapus
  29. Ehem ngomong2 soal makanan, jadi pengen beli oleh2 di Mirasa nih Mbak..

    BalasHapus
  30. met sore mba reni
    met sore semua

    BalasHapus
  31. shasha dah sembuh ya mbak...
    syukur dech kLo shasha dah sehat...

    BalasHapus
  32. hemm... sungguh mulia yang dipikirkan mbak Reni...

    BalasHapus
  33. meskipun itu dah resiko dan tanggu jawabnya sebagai jasa pengantar, tp y kita juga harus bisa memahami kondisi,. bener seandainya aja tahu kalau d toko makanan tersebut sedang hujan deras g mungkin kita pesan

    BalasHapus
  34. Mbak... :(( ko saya ketinggalan jauh amat.. :(( :(( masih bersabar menunggu postingan terbaru mbak reni muncul.

    Jiwa sosial mbak reni emang bener2 kuat. Salut deh saya sama mbak.

    BalasHapus
  35. kalo saya sih gak begitu suka aksesoris mbak. dulu iya. tapi sekarang kok suka yang simple aja ya.
    paling jam tangan ama bando aja.
    :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)