Selasa, 25 Oktober 2011

Ketenaran

Saat ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk meraih ketenaran. Mereka sangat ingin terkenal, tentu saja ketenaran dalam arti positif. Ketenaran yang biasanya diikuti dengan menggembungnya pundi-pundi mereka. Sepertinya, apa saja yang mereka lakukan menghasilkan uang yang tak sedikit. Siapa coba yang tak tergiur karenanya ?

Itu makanya, banyak cara dilakukan orang untuk bisa menjadi tenar. Mulai dari ikutan ajang pencarian bakat sampai mengunggah vidoe di youtube. Yang beruntung memang sudah sempat dan masih mencicipi manisnya buah dari ketenaran itu. Hanya saja, sepertinya ketenaran yang muncul dengan tiba-tiba itu mudah sekali memudar ya?

Beda sekali dengan orang-orang yang berhasil meraih ketenaran setelah melalui usaha keras bertahun-tahun lamanya. Bisanya, orang-orang seperti itu lebih bisa mempertahankan ketenaran mereka. Selain itu, mungkin sikap mental mereka memang berbeda dibandingkan dengan orang-orang yang tiba-tiba menjadi tenar. Bagi yang telah lama berjuang, maka ketenaran yang diraih dengan susah payah akan dijaga sebaik-baiknya.

Sementara orang yang tiba-tiba tenar, mereka terjebak dalam euforia yang tak berkesudahan. Mereka, lebih banyak yang lupa untuk mempertahankan ketenaran itu, sehingga saat euforia itu tak lagi dirasakan, saat itu baru mereka sadari bahwa mereka sudah tak lagi tenar. Mereka sudah lagi 'bukan siapa-siapa'.

Cara orang mempertahankan ketenaran juga berbeda-beda. Tak sedikit yang rela melakukan apa saja untuk bisa tetap tenar. Tampil beda dengan yang lainnya, itulah yang paling banyak dilakukan. Mulai dari tampil sejelek mungkin (agar jadi bahan tertawaan) sampai tampai seglamour mungkin (agar mengundang decak kagum). Intinya, semua ingin menunjukkan identitas diri yang berbeda dari yang lain. Semakin spesifik, semakin terkenal dia.

Terkadang aku berpikir, untuk mendapatkan rejeki dari ketenaran, mereka harus berkorban sangat banyak. Mereka bukan saja seringkali harus membuang rasa malu tapi juga mengeluarkan budget yang sangat besar untuk menunjang penampilan mereka. Mereka bahkan rela menjadi sekedar objek penderita, yang penting pundi-pundi mereka dapat tetap terisi. Sungguh, bagiku mereka yang berada dalam tangga ketenaran benar-benar memiliki mental yang sangat kuat, karena semakin tinggi tangga ketenaran yang mereka naiki, semakin banyak juga yang ingin menggantikan posisinya.

Apakah sahabat juga ingin dan siap menjadi bagian dari mereka?

30 komentar:

  1. wah tenar yang positif sih oke - tapi kalo sampe masuk layar kaca gak deh. banyak orang orang tenar dibalik layar - ^__^ aku suka itu

    BalasHapus
  2. saya takut tenar ah mbak :)
    tenarnya dalam segi positif lebih bagus ya daripada segi negatif

    BalasHapus
  3. Boleh aja kalau ada yang berminat mengorbitkan daku,satelit kali,love,peace and gaul.

    BalasHapus
  4. Saya sudah biasa menjadi orang di belakang layar,karena dibalik orang besar pasti ada istri hebat & orang yang membantu mereka hingga menjadi tenar
    Kalau aku disuruh pilih,tetap aku kagak mau tenar soalnya jalan setiap manusia berbeda

    BalasHapus
  5. banyak sekarang org2 secara meraih ketenar secara instan..... jika tidak diberengi kualitas, sptnya tak bertahan lama.

    BalasHapus
  6. banyak cara untuk tenar
    ada cepat ada lambat
    ada penuh keringat darah
    ada selintas saja
    yg penting
    jadilah tenar yang baik dan benar diiringi usaha dan doa

    BalasHapus
  7. hemm.. terkenal lewat blog aja deh.. gratis!. hihihi.

    kalo yang begitu-begituan, saya nggak tertarik.. saya kan pemalu! #plaak

    BalasHapus
  8. saya sih siap aja tenar.. tapi karena tulisan saya. hehehe.. :D
    write, then you can change the world

    BalasHapus
  9. saya lebih memilih tenar dlm kapasitasnya sbg penulis dari pada seorang artis, kayaknya terganggu aja privasinya jika ketenaran tsb menyerupai spt apa yg di alami ayu ting2 hehe..

    Ketenaran yg di dasarkan pda sebatas sensasi doang tanpa di ikuti oleh kualitas sih sya rasa justru kebanyakan tdk berumur lama, sudah banyak kasus buat di jatuhkan contoh.

    BalasHapus
  10. Iya mbak, saya juga heran lho.
    Ada tuh yang mau tenar aja rela "buka-bukaan".
    Wih...parah bener, sampai segitunya x_x
    Kalo saya sih udah cukup puas dengan yang skarang, biasa2 aja hidupnya :D

    BalasHapus
  11. wah, ketenaran sekarang lebih ke yang instan2 memang mbak,
    instan dapetnya,
    instan juga tenggelamnya..

    BalasHapus
  12. Pengen tenar / eksis gak masalah.
    asalkan untuk hal yang positif :)

    BalasHapus
  13. saya belum mbak.
    saya pernah juga ngobrol sama ibu-ibu dari semarang di jakarta yang rela menjual mobil dan hidup ngontrak di jakarta demi menemani anaknya yang pengin jadi artis sinetron.

    BalasHapus
  14. iya mbak, betul...ujung2nya semua demi uang...hwaahhh..

    tapi kalo saya pribadi, pengennya terkenal karena hasil karya mbak... :)

    BalasHapus
  15. boleh aja hidup tenar yg penting dalam hal positif...
    kalo yg sampe rela buka2an wah lebih baik jangan...

    BalasHapus
  16. Saya milih jd orang biasa aja mbak hehe

    BalasHapus
  17. aku sih lebih baik sukses. tenar/ga gak penting. kalau sampai tenar anggap aja bonus :)

    BalasHapus
  18. saya tidak ingin tenar mba.............tapi punya uang banyak heheheheeheheh......

    BalasHapus
  19. Tidak semua ketenaran itu membawa nikmat, malah banyak contoh kasus demi mempertahankan ketenaran nya kondisinya drop. Dan demi menjaga kondisi agar tetap fit, di dongkrak dengan pil-pil setan. Hasilnya malah berteman dengan setan.

    Menurutku menjadi orang biasa saja lebih enak karena aku juga gak siap seandainya menjadi orang tenar :D

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  20. aku kapok jadi tenar bu
    sampe sekarang kalo mampir ke bekas sekolahan dulu
    guru guru tua masih pada kenal
    gara gara dulu aku sering tawuran...

    BalasHapus
  21. Hahaha Om Rawins curhat -,-
    Saya gak pengen tenar, tapi pengen hidup bahagia dan sugihhh~

    BalasHapus
  22. Saya sepakat dengan pendapat pak Sugeng. Banyak orang yang salah langkah bermula dari sebuah ketenaran yang datang tiba-tiba.

    Meski belum pernah merasakan jadi orang tenar, sepertinya menjadi orang biasa jauh lebih nyaman, Bu.

    BalasHapus
  23. ihiiiiy..mending terkenal berkat hasil karya saya aja..tak mudah dilupakan dan mendapat kepuasan batin..jadi ga ada rasa cemburu kepada mereka yang super instan itu melejit bak peluru hehehe

    BalasHapus
  24. Selamat Siang Mbak, nggak pernah mikir mau jadi tenar mbak , tapi kalau tiba-tiba dikasih ama Tuhan mungkin asyik juga ya sesekali

    BalasHapus
  25. Gak mau ah mbak jd tenar.. kalau jadi kaya mau :p

    BalasHapus
  26. kalau aku cukup tenar di kampung ku aja :D

    BalasHapus
  27. Ya.... para sahabat blogger pun bisa menjadi tenar dengan hail karyanya. namun semua yang instan itu selalu tidak mudah bertahan, seperti makan mei instan (he....x9) ga lama laper lagi.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  28. Aku mau yang biasa-biasa aja mb, kalau tenar kasihan dini sama ayahnya pula..pasti aku tinggal-tinggal hehehheh * ngimpi.

    BalasHapus
  29. saat orang tersenyum ketika saya tersenyum untuk mereka rasanya saya sudah bahagia....
    gak perlu tenar...
    :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)