Jumat, 24 Januari 2014

About Me for SB2014

Ini adalah tulisan tentang diriku, yang aku buat untuk memenuhi persyaratan Srikandi Blogger 2014. Untuk bisa mendaftar dalam ajang tersebut, peserta diminta untuk membuat tulisan tentang diri sendiri (tentang aktivitas di dunia blogging, dunia sehari-hari, dll) maksimal 2 halaman A4 spasi 1,5 font TNR 12. Nah, di bawah ini adalah tulisan tentangku yang aku kirimkan sebagai syarat pendaftaran SB2014.


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam super dahsyat buat emak-emak semua…

Perkenankan aku untuk memperkenalkan diri (lagi), karena aku yakin emak-emak di KEB belum tahu banyak tentang aku. Namaku Reni Judhanto, tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur yang terkenal dengan pecelnya. Yups… bener sekali Mak, kota itu namanya Madiun!

Aku adalah seorang PNS yang bersuamikan seorang PNS juga. Aku memiliki putri semata wayang yang kini sudah ABG. Jadilah kesibukanku sehari-hari berputar pada predikat : istri, ibu, karyawati dan blogger! Sebagai istri, ibu dan wanita yang bekerja tentu saja aku harus pandai-pandai mengatur waktu, kan Mak? Walau terus terang, aku tak selalu mampu menjalankannya dengan baik, sehingga seringkali aku keteteran dalam mengurus kedua blog milikku : Catatan Kecilku (http://renijudhanto.blogspot.com) dan The Others (http://another-reni.blogspot.com).

Kesibukanku di kantor dengan segala macam permasalahannya seringkali menguras energi dan pikiranku. Selain itu, keharusan aku melakukan dinas ke luar kota sering mempengaruhi konsistensiku dalam menulis. Semangatku dalam menulis memang masih naik turun dengan mudahnya. Itulah sebabnya mengapa kedua blogku sempat vakum, Mak. Namun perasaan bangga karena menyandang predikat sebagai “blogger” telah membuatku mampu mempertahankan kedua blog yang aku miliki sejak tahun 2008 dan 2009 itu.

Selain blog, hal lain yang aku cintai adalah buku, Mak. Aku sangat senang membaca buku. Itu sebabnya aku juga ingin memberikan kesenangan serupa kepada banyak anak-anak yang kurang beruntung. Tanpa bermaksud pamer dan ingin dipuji, aku telah membagikan buku dan majalah ke berbagai tempat, mulai dari Madiun, Makasar, Bandung, Aceh, Papua dll melalui program Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB) maupun aku kirimkan secara pribadi. Sungguh sangat membahagiakan jika buku yang aku kirimkan dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

Selain blog dan buku, aku menyimpan perhatian pada … sampah! Hehehe, aneh ya, Mak? Di rumah, sudah selama beberapa tahun ini aku mengurus sampah dengan sepenuh hati. Di rumah, aku memiliki 3 keranjang sampah yang fungsinya berbeda : untuk sampah organik, untuk sampah anorganik dan sampah untuk pemulung. Sengaja sampah anorganik dan sampah untuk pemulung aku pisahkan, karena setelah aku amati dan aku perhatikan selama beberapa waktu lamanya ternyata tak semua sampah anorganik ‘diminati’ oleh pemulung.

Suami dan putriku menganggap apa yang aku lakukan ini aneh, mengingat tempat sampah di lingkungan kami masih bercampur antara sampah organik dan sampah anorganik. Begitu juga keadaannya di TPS dan TPA yang ada di kotaku. Justru karena sampah di TPS dan TPS belum terpisah itulah aku ngotot melakukan pemisahan sampah sendiri di rumahku. Aku ingin apa yang aku lakukan setidaknya dapat mengurangi gunungan sampah di TPS dan TPA.

Mungkin emak-emak heran, apa pengaruh dari tindakanku terhadap pengurangan sampah di TPS dan TPA ya? Begini Mak, dalam pemikiranku, jika para pemulung dapat dengan mudah mengambil ‘barang’ dari tempat sampah kita, otomatis sampah yang dibawa dari rumah kita ke TPS dan TPA sudah sedikit berkurang bukan? Sekarang kita bayangkan gundukan sampah di TPS dan TPA yang bercampur antara sampah organik dan anorganik, pasti menyulitkan para pemulung mencari ‘barang’ yang mereka butuhkan bukan? Akibatnya, ‘barang-barang’ yang harusnya bisa diambil para pemulung dan dapat didaur ulang tak dapat terambil karena tertimbun sampah-sampah lainnya sehingga timbunan sampah di TPS dan TPA makin menggunung. Masuk akal, gak sih Mak?

Sebenarnya aku sering juga ‘pamer” tentang perlakuanku terhadap sampah itu kepada orang tua, saudara dan teman-temanku. Namun sayangnya, sepertinya hampir semuanya tak mau repot-repot meniru yang aku lakukan. Meski sepertinya aku berjalan sendiri dalam urusan sampah ini, namun aku akan tetap bertahan melakukannya, s0emoga saja ke depannya banyak orang yang tergerak untuk mengikutinya. Oya, untuk urusan sampah ini aku sempat juga jadi pengurus iuran sampah di RT selama beberapa tahun lamanya lho, Mak. #bangga

Ups… banyak sekali ya sapaan perkenalan dariku, Mak. Semoga emak-emak gak bosen membacanya. Meski semua cerita di atas belum dapat menggambarkan diriku yang sebenarnya, tapi aku rasa sudah cukup untuk saat ini.
Terimakasih sudah memberiku kesempatan untuk memperkenalkan diri, Mak. *salim satu2*

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Nah..., itulah tulisan tentang diriku yang telah mengantarkan aku masuk sebagai salah satu dari #50FinalisSB2014.  Sengaja aku share disini sebagai kenangan dan agar aku mudah untuk mencarinya, kelak.


5 komentar:

  1. Sampah memang hal yang bikin jengkel juga. Kebiasaan membuang sampah walau cuma bungkus permen tapi jatuhnya di bawah meja kerja sering membuat saya keki. Kasihan juga OB yang nyaris setiap saat mungutin sampah kecil itu. Mental juga sih. Kalau dari rumah sudah ada kebiasaan menjaga kebersihan, hal hal kecil seperti buang sampah plastik permen tentu akan dibuang pada tempatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Pak Asep kok salah tempat ya komennya hehehe...

      Hapus
  2. semoga terus semangat ngeblog, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak Mak Ila utk doa dan dukungannya :)

      Hapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)