Kamis, 26 Februari 2009

Tolong.... Banjiiiiiirrrrrr....

Madiun sedang mendapat musibah. Hujan deras yang mengguyur Madiun pada hari Selasa petang (24 Pebruari 2008) menyebabkan banjir di 13 desa pada 3 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Madiun. Ketiga kecamatan itu adalah Balerejo, Saradan dan Pilangkenceng. Sedangkan yang kondisinya paling parah adalah Kecamatan Balerejo.

Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Jerohan dan ambrolnya plengsengan yang ada di Dusun/Desa Tulung, Kecamatan Saradan. Banjir setinggi 1-2 meter merendam ratusan rumah dan ratusan hektar tanaman padi yang siap panen. Kabarnya, sampai hari ini (26 Pebruari 2009) beberapa warga masih terjebak banjir dan menunggu bantuan. Seorang warga mengatakan bahwa akhir Januari 2009 yang lalu juga terjadi banjir, tapi tidak separah banjir kali ini.

Sementara itu, setelah diguyur hujan deras, beberapa jalan yang ada di Kota Madiun juga terendam air dengan ketinggian kurang lebih 30 cm. Hal itu tentu saja mengganggu pengguna jalan. Hal itu selalu terjadi saat hujan deras mengguyur Kota Madiun. Entah mengapa. Mungkin karena saluran air yang tersumbat atau terlalu kecil. Atau ... entahlah aku tidak terlalu paham masalah teknis seperti itu.


yang terpaksa dorong motor yang mogok akibat terendam air


hujan yang deras menyebabkan genangan air cukup tinggi


genangan air yang muncrat saat ada kendaraan lewat

Tapi yang jelas, aku seringkali melihat perilaku warga Kota Madiun yang bisa menyebabkan banjir. Aku sering melihat warga kota yang tinggal di dekat sungai membuang sampah ke dalam sungai. Bukan hanya sampah organik, tapi sampah non organik pun mereka masukkan ke dalam sungai. Mungkin, bagi mereka, kalau sampah dimasukkan ke dalam sungai maka arus air akan segera membawa sampah itu "pergi".




hujan deras mengakibatkan aliran air di sungai tinggi

Aku berharap agar banjir yang melanda beberapa tempat di Kota Madiun seperti yang terjadi pada akhir tahun 2007 yang lalu tidak terjadi lagi. Kuharap sistem drainase yang ada di Kota Madiun dapat diperbaiki dan sikap warga juga lebih positif. Kalau semua sudah kondusif, semoga saja banjir tidak lagi terjadi. Hhmmm... betapa nyamannya tinggal di suatu tempat tanpa terus menerus dihantui perasaan khawatir setiap kali musim hujan tiba.

Meskipun saat ini sedang musim hujan dan terjadi banjir di beberapa tempat, tapi ternyata kebakaran masih terjadi juga. Musibah lain yang terjadi di Madiun adalah kebakara. Sebelumnya kebakaran hebat melanda Pasar Besar Kota Madiun pada Kamis (23 Oktober 2008) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB. Kali ini Toko Mebel Megah Jati yang berada di Jalan HA Salim terbakar. Toko yang juga merupakan gudang produksi, show room dan rumah tinggal itu terbakar pada Senin malam (23 Pebruari 2009) pukul 23.00.

Kebakaran hebat tersebut sangat sulit ditaklukkan. Api mudah membesar dikarenakan di dalam toko banyak berisi mebel dari kayu dan spon tempat tidur. Meskipun pada kebakaran tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, tapi kerugian diperkirakan mencapai milyaran rupiah. Sementara di sisi lain, 30 pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya pada toko tersebut terancam kehilangan pekerjaan.

Musibah bisa terjadi dimana saja... pada siapa saja. Selayaknya kita sekarang makin berhati-hati menjaga lingkungan agar terhindar dari musibah yang lebih hebat lagi. Yuk kita membenahi diri....!!

9 komentar:

  1. Duch mbak ..
    Aku jadi inget waktu aku terjebak di kendal .. tahun berapa ya waktu itu. Mau ke Solo .. eh terjebak gara gara banjir, airnya sampai masuk ke mobil. Kami ber4, ceweknay cuman aku doank. Yang satu meneruskan perjalanan darurat sendiri, akhirnya, sampai kami ber3 gam mandi 3 hari 2 malam, tidur di mobil.

    Sedih dech .. baju tak ganti .. makan pun cuman nasi sedikit, daun pepaya dan ikan asin, terasa nikmat.

    Apapun yang terjadi saya gak mau pergi2 dulu ke jawa dibulan2 rawan hujan deras. Tapi jakarta saja sudah hujan terus. Cuman akhir akhir ini mulai berkurang sich, apalagi daerah kost ku, terkenal rawan banjir.

    Hua ha ha .. jadi ngalor ngidul ya mbak .. pokoknya kalau banjir, sedihhh .. dech ...

    BalasHapus
  2. @kuyus : emang tinggal di daerah "langganan banjir" sedih mbak... Pasti was-was kalau musim hujan datang.
    Semoga kost-2an mbak Kuyus tidak dikunjungi banjir ya ??

    BalasHapus
  3. Iya mbak, kalau dah hujan maka sering kebanjiran. Ditempat saya juga begitu mbak

    BalasHapus
  4. Aduh lagi2 banjir !! tapi salah satu sebabnya dari ulah manusia juga..!!

    BalasHapus
  5. @tukang_nggame : seidh ya kalau udah dapat kiriman banjir... Coba aja yang datang kiriman makanan... laen deh ceritanya. Heheheh

    @mbah_koeng : itulah makanya kita kudu mulai membenahi diri. setuju kan ?? Makasih ya udah mampir...

    BalasHapus
  6. di medan masih kemarau terus mbak
    btw, rumah mbak reni ga kebanjiran kan....????

    BalasHapus
  7. @kejujurancinta : Alhamdulillah mbak Linda, rumahku gak kebanjiran kok. Aku tinggal di Kota Madiun, sementara yang kebanjiran Kabupaten Madiun.

    BalasHapus
  8. aku liat mbak itu beritanya di tipi
    bisa jadi aer meluap iya tu karena pada suka buang sampah sembarangan, gak mo susah dikit aja yah lari ke TPA, kalo ujung2nya kek gini kan repot semua to, yg gak salah ikut2an jadi korban

    BalasHapus
  9. @wendy : sikap manusia memang sangat mempengaruhi lingkungan. Itu yang harus dibenahi dulu, mbak Wen kalau ingin lingkungan kita lestari. Setuju kan ?? Daerah tempat Mbak Wendy gak banjir kan ?

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)