Kisah dalam novel ini dimulai dengan pertemuan Raja Lee Hwon dan pengawalnya Jae Woon dengan seorang cenayang muda nan mengagumkan. Walau mengaku sebagai cenayang namun wanita muda itu tak seperti cenayang. Perilakunya menunjukkan bahwa dia bukan hanya cerdik dan pintar tapi juga berpendidikan dan berpengetahuan luas, sesuatu yang tak masuk akal dimiliki oleh seorang cenayang.
Rupanya Raja Hwon dan Woon sangat terkesan dengan sang cenayang muda pada pertemuan pertama itu. Di akhir pertemuan, Raja Hwon yang tak ingin pertemuan itu berlalu begitu saja, memberikan nama Wol, yang berarti bulan, untuk cenayang yang tak bernama itu.
Cerita kemudian kembali pada kisah 8 tahun yang lalu saat Lee Hwon (saat itu masih menjadi Putra Mahkota dan berumur 15 tahun) mulai mengenal cinta pada Yeon Woo (13 tahun). Meskipun sejatinya Lee Hwon belum pernah bertemu dengan Yeon Woo, namun semua cerita tentang Yeon Woo yang diperolehnya dari Heo Yeom (guru pribadinya) telah mampu menumbuhkan rasa cinta di hati Hwon. Apalagi kemudian surat menyurat diantara keduanya, melalui perantara Heo Yeom, semakin menguatkan rasa cinta di hati Hwon pada Yeon Woo.
Di lain pihak, Pangeran Yang Myung (kakak Lee Hwon) ternyata juga mencintai Yeon Woo. Berbeda dengan Hwon yang sama sekali belum pernah bertemu dengan Yeon Woo, Yang Myung sudah pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Yeon Woo. Bahkan, Yang Myung telah nekad menghadap Ayahanda Raja untuk menyampaikan niatnya mempersunting Yeon Woo. Namun, karena status Yang Myung sebagai Pangeran membuatnya tak mendapat perhatian dan kasih sayang yang semestinya dari ayahnya yang merupakan Raja di negeri itu. Perhatian dan kasih sayang ayahnya hanya tertuju pada adiknya, Hwon. Apalagi Yang Myung yang pandai itu merupakan 'ancaman' berbahaya bagi sang penerus takhta kelak.
Saat pemilihan permaisuri bagi (Putra Mahkota) Lee Hwon, sesuai yang diharapkan Hwon, Yeon Woo berhasil menjadi pemenangnya. Namun sayang, sebelum upacara pernikahan dilaksanakan, Yeon Woo jatuh sakit dan meninggal dunia. Hwon bahkan belum sempat melihat Yeon Woo, gadis yang dicintainya, walaupun hanya sekali. Dan ini menjadi kepedihan yang sangat dalam bagi Lee Hwon.
Kembali ke masa kini, setelah pertemuan dengan Wol, Raja Lee Hwon yang tak bisa melupakan Wol meminta pengawal pribadinya Jae Woon untuk mencari dan menemukan Wol. Meski sudah 5 hari mencari, namun Woon tak berhasil menemukan Wol.
Suatu hari sepulangnya Woon mencari Wol yang tanpa hasil, dia dikejutkan dengan kehadiran Wol di istana. Rupanya Wol ditugaskan sebagai cenayang penyerap bencana bagi Raja Hwon. Kesehatan Raja Hwon yang memang buruk, karena Raja sering sakit tanpa sebab yang jelas. Hal itu mendorong para tabib dan ahli ramal di istana menugaskan seorang cenayang yang ditugaskan disisi tempat tidur raja pada malam hari untuk menyerap bencana/penyakit Raja.
Meski setiap malam Wol menunggui Raja yang tertidur pulas, namun Raja Hwon tak pernah tahu keberadaan Wol. Di lain pihak, Woon sendiri tak bisa menceritakan keberadaan Wol kepada Raja Hwon, sebagaimana permintaan Wol. Namun, di hari terakhir Wol bertugas sebagai cenayang penyerap bencana, berkat isyarat dari Woon, akhirnya akhirnya Raja Hwon tahu keberadaan Wol.
Menyadari Wol telah dekat dengannya, Raja memerintahkan agar Wol terus mendampinginya. Semakin makin dekat dengan Wol membuat Raja semakin penasaran untuk mengetahui masa lalu Wol. Namun, seiring dengan penyelidikannya tentang masa lalu Wol, Raja juga semakin mencurigai kematian Yeon Woo 8 tahun lalu yang sangat misterius.
Terus terang, awalnya ketertarikanku untuk membeli novel (fiksi) The Moon that Embraces The Sun (1 dan 2) berawal dari kecintaanku pada Drama Korea yang berjudul sama. Jadi, saking sukanya aku dengan Drama Korea yang berkisah tentang cinta sejati yang mengambil setting Dinasti Joseon itu, maka begitu tahu bahwa novelnya telah terbit di Indonesia aku tak menunggu waktu untuk membelinya.
Yang sedikit menggangguku adalah masalah perhitungan umur yang kurang tepat. Di awal dikisahkan bahwa usia Raja Hwon adalah 20 tahun, namun 8 tahun lalu dituliskan bahwa usianya 15 tahun. Selain itu, usia Jae Woon pengawal Raja juga membingungkan. Di awal disebutkan bahwa usia Woon 20 tahun, seumuran dengan Raja Hwon. Namun di belakang diceritakan bahwa usia Woon 2 tahun di bawah usia Pangeran Yang Myung. Padahal usia Yang Myung 17 tahun, 2 tahun lebih tua dari usia dari adiknya (Raja Hwon).
Terlepas dari perhitungan umur yang membingungkan itu, aku sangat menikmati membaca novel ini. Aku merasakan kasih sayang yang tulus antara Hwon dan Yang Myung. Meskipun Yang Myung sering merasakan sakit hati dan iri pada Hwon yang menerima limpahan kasih sayang dari Ayahnya, namun kedekatan mereka tetap terjalin. Sayangnya, karena aturan di istana yang ketat, Yang Myung tak bisa leluasa berdekatan dengan Hwon.
Aku mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang tradisi yang berlaku di jaman Dinasti Joseon. Banyak aturan dan tradisi istana yang membuatku tercengang sekaligus 'takjub'. Walau aku sering dipusingkan dengan nama tempat, nama jabatan dan istilah dalam pemerintahan kerajaan saat itu, namun ceritanya benar-benar membuatku tak ingin berhenti membaca dan ingin segera beralih ke seri 2.
Rupanya Raja Hwon dan Woon sangat terkesan dengan sang cenayang muda pada pertemuan pertama itu. Di akhir pertemuan, Raja Hwon yang tak ingin pertemuan itu berlalu begitu saja, memberikan nama Wol, yang berarti bulan, untuk cenayang yang tak bernama itu.
Cerita kemudian kembali pada kisah 8 tahun yang lalu saat Lee Hwon (saat itu masih menjadi Putra Mahkota dan berumur 15 tahun) mulai mengenal cinta pada Yeon Woo (13 tahun). Meskipun sejatinya Lee Hwon belum pernah bertemu dengan Yeon Woo, namun semua cerita tentang Yeon Woo yang diperolehnya dari Heo Yeom (guru pribadinya) telah mampu menumbuhkan rasa cinta di hati Hwon. Apalagi kemudian surat menyurat diantara keduanya, melalui perantara Heo Yeom, semakin menguatkan rasa cinta di hati Hwon pada Yeon Woo.
Di lain pihak, Pangeran Yang Myung (kakak Lee Hwon) ternyata juga mencintai Yeon Woo. Berbeda dengan Hwon yang sama sekali belum pernah bertemu dengan Yeon Woo, Yang Myung sudah pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Yeon Woo. Bahkan, Yang Myung telah nekad menghadap Ayahanda Raja untuk menyampaikan niatnya mempersunting Yeon Woo. Namun, karena status Yang Myung sebagai Pangeran membuatnya tak mendapat perhatian dan kasih sayang yang semestinya dari ayahnya yang merupakan Raja di negeri itu. Perhatian dan kasih sayang ayahnya hanya tertuju pada adiknya, Hwon. Apalagi Yang Myung yang pandai itu merupakan 'ancaman' berbahaya bagi sang penerus takhta kelak.
Saat pemilihan permaisuri bagi (Putra Mahkota) Lee Hwon, sesuai yang diharapkan Hwon, Yeon Woo berhasil menjadi pemenangnya. Namun sayang, sebelum upacara pernikahan dilaksanakan, Yeon Woo jatuh sakit dan meninggal dunia. Hwon bahkan belum sempat melihat Yeon Woo, gadis yang dicintainya, walaupun hanya sekali. Dan ini menjadi kepedihan yang sangat dalam bagi Lee Hwon.
Kembali ke masa kini, setelah pertemuan dengan Wol, Raja Lee Hwon yang tak bisa melupakan Wol meminta pengawal pribadinya Jae Woon untuk mencari dan menemukan Wol. Meski sudah 5 hari mencari, namun Woon tak berhasil menemukan Wol.
Suatu hari sepulangnya Woon mencari Wol yang tanpa hasil, dia dikejutkan dengan kehadiran Wol di istana. Rupanya Wol ditugaskan sebagai cenayang penyerap bencana bagi Raja Hwon. Kesehatan Raja Hwon yang memang buruk, karena Raja sering sakit tanpa sebab yang jelas. Hal itu mendorong para tabib dan ahli ramal di istana menugaskan seorang cenayang yang ditugaskan disisi tempat tidur raja pada malam hari untuk menyerap bencana/penyakit Raja.
Meski setiap malam Wol menunggui Raja yang tertidur pulas, namun Raja Hwon tak pernah tahu keberadaan Wol. Di lain pihak, Woon sendiri tak bisa menceritakan keberadaan Wol kepada Raja Hwon, sebagaimana permintaan Wol. Namun, di hari terakhir Wol bertugas sebagai cenayang penyerap bencana, berkat isyarat dari Woon, akhirnya akhirnya Raja Hwon tahu keberadaan Wol.
Menyadari Wol telah dekat dengannya, Raja memerintahkan agar Wol terus mendampinginya. Semakin makin dekat dengan Wol membuat Raja semakin penasaran untuk mengetahui masa lalu Wol. Namun, seiring dengan penyelidikannya tentang masa lalu Wol, Raja juga semakin mencurigai kematian Yeon Woo 8 tahun lalu yang sangat misterius.
*****
Terus terang, awalnya ketertarikanku untuk membeli novel (fiksi) The Moon that Embraces The Sun (1 dan 2) berawal dari kecintaanku pada Drama Korea yang berjudul sama. Jadi, saking sukanya aku dengan Drama Korea yang berkisah tentang cinta sejati yang mengambil setting Dinasti Joseon itu, maka begitu tahu bahwa novelnya telah terbit di Indonesia aku tak menunggu waktu untuk membelinya.
Yang sedikit menggangguku adalah masalah perhitungan umur yang kurang tepat. Di awal dikisahkan bahwa usia Raja Hwon adalah 20 tahun, namun 8 tahun lalu dituliskan bahwa usianya 15 tahun. Selain itu, usia Jae Woon pengawal Raja juga membingungkan. Di awal disebutkan bahwa usia Woon 20 tahun, seumuran dengan Raja Hwon. Namun di belakang diceritakan bahwa usia Woon 2 tahun di bawah usia Pangeran Yang Myung. Padahal usia Yang Myung 17 tahun, 2 tahun lebih tua dari usia dari adiknya (Raja Hwon).
Terlepas dari perhitungan umur yang membingungkan itu, aku sangat menikmati membaca novel ini. Aku merasakan kasih sayang yang tulus antara Hwon dan Yang Myung. Meskipun Yang Myung sering merasakan sakit hati dan iri pada Hwon yang menerima limpahan kasih sayang dari Ayahnya, namun kedekatan mereka tetap terjalin. Sayangnya, karena aturan di istana yang ketat, Yang Myung tak bisa leluasa berdekatan dengan Hwon.
Aku mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang tradisi yang berlaku di jaman Dinasti Joseon. Banyak aturan dan tradisi istana yang membuatku tercengang sekaligus 'takjub'. Walau aku sering dipusingkan dengan nama tempat, nama jabatan dan istilah dalam pemerintahan kerajaan saat itu, namun ceritanya benar-benar membuatku tak ingin berhenti membaca dan ingin segera beralih ke seri 2.
To be continued....
Judul : The Moon that Embraces The Sun 1
Pengarang : Jung Eun-Gwol
Penerbit : Qanita
Cetakan : I (November 2012)
Tebal : 479 halaman
Harga : Rp. 59.000
Review novel moon that embraces the sun detail dan komplit mbak, berasa mbaca lgsng novelnya tuh jd gak prlu lagii...heheheh #koplakkk
BalasHapusbagus ceritanya setelah baca reviewnya
BalasHapusjadi pengen beli buku ini :)
penggemar cerita korea ternyata...
BalasHapusaku gak dong babar blas bu..
ditunggu seri ke duanya mbak
BalasHapustapi kok ya jadi pengen baca langsung ya novelnya :)
Whuaaaa... mbak reni udah punya novelnya ya.. Aku jadi penasaran neh, kini ceritanya bersambung ya ada buku ke duanya. Kirain awalnya cerita org2 biasa gitu, ternyata cerita ttg istana. Hmm....
BalasHapuswaaaahhh,,, baru kali ini lihat review novel korea jadi penasaran deh.
BalasHapustapi ya itu mbak aku kan kalau nonton k-drama gak pernah tuh hapal nama pemain dan daerahnya, cuma mengandalkan wajahnya aja. Nah kalau novel gimana ceritanya aku bisa hapal yak >.<
ternyata ada novelnya ya mbak.. kirain cuma cerita di tv nya aja.. itu juga sy taunya krn temen sy yg suka bgt sm serial ini
BalasHapus@Ririe Khayan >> yang aku ceritakan di atas itu belum apa2 mbak.. kan seri 1 itu tebalnya hampir 500 halaman hehehe.
BalasHapus@Agung Ak >> silahkan beli bukunya.. bagus kok.
@Rawins >> hehehe.. maaf kalau gak dong babar blas Kang. Tapi gak mumet kan baca tulisan di atas ?
@Ely Meyer >> iya baca langsung novelnya aja. Dijamin bakal enjoy bacanya..
@zasachi >> waktu aku tahu novelnya ada, maka aku gak perlu pikir 2x untuk membelinya. Bener2 keren novelnya... hehehe
@Niee >> iya, aku sendiri suka sulit ngapalin "istilah" jabatan, departeman dan tempat di novel ini. Tapi kalau nama2 tokoh aku gak kesulitan ngapalinnya
@Myra Anastasia >> jadi dulu juga liat dramanya di TV ya? Bagus kan? Itu makanya aku penasaran dg novel ini mbak.
wah jadi pengen beli novelnya nih. btw, met tahun baru ya, mbak.
BalasHapus