Selasa, 03 Maret 2015

Belajar dari kerja kelompok

Sejak duduk di bangku SMP, Shasa sering sekali mendapatkan tugas kelompok untuk semua jenis mata pelajaran. Ada yang sekedar membuat karya tulis, presentasi bahkan membuat pentas drama, membuat video film pendek sampai mengaransemen lagu. Selama ini, kerja kelompok itu selalu saja memunculkan 'masalah' dalam pelaksanaannya.

Masalah pertama adalah soal waktu yang disepakati bersama oleh anggota kelompok. Maklum saja, setiap anggota kelompok tentu saja punya aktivitas harian yang berbeda-beda, misal les atau bimbingan belajar. Sehingga agar kerja kelompok itu bisa tetap jalan, maka harus ada yang mau mengalah untuk mengorbankan aktivitas pribadi mereka. Kalau tidak begitu, tak akan pernah ketemu jadwal dimana semua anggota kelompok itu sedang kosong jadwalnya. Nah, memutuskan siapa yang mau mengalah dengan mengorbankan aktivitas pribadinya demi kerja kelompok itu tentu saja perlu kerelaan hati.

Masalah kedua adalah kesulitan menyatukan pendapat. Siswa-siswi di kelas Shasa memang terdiri dari anak-anak yang cerdas dan kritis. Tentu saja, masing-masing anak punya ide dan pendapat yang menurut mereka paling baik untuk mengerjakan tugas kelompok. Kalau semua anak berpendapat bahwa ide mereka yang paling bagus, maka akan sulit untuk diambil kesepakatan. Dalam kondisi seperti ini, kembali dibutuhkan kedewasaan anak-anak itu untuk mau mendengar pendapat dan ide orang lain. Setelah itu, perlu kedewasaan untuk mendiskusikannya dan menentukan mana ide atau pendapat siapa yang akan dipakai untuk tugas kerja kelompok mereka.

Masalah ketiga adalah rasa percaya diri yang terlalu tinggi dan sikap egois. Harus diakui, bahwa masalah ketiga ini sering terjadi di kelas Shasa saat ada kerja kelompok. Masalah kedua yang aku sebut di atas akan sulit diselesaikan jika ditambah dengan masalah ketiga ini. Dan, ternyata... masalah ketiga ini sering muncul, khususnya di kelas Shasa.

Aku pernah berbincang dengan Guru Bahasa Inggris di sekolah Shasa. Beliau pernah berkata bahwa anak-anak di kelas Shasa memang 'istimewa'. Kebetulan, kelas Shasa adalah kelas unggulan di sekolahnya. Hal itu menjadi salah satu keistimewaannya. Keistimewaan lainnya adalah beberapa anak sangat menonjol rasa percaya dirinya, sikap egoisnya bahkan sikap tak pedulinya pada lingkungan. Beliau memang tidak menceritakan siapa murid yang menurutnya over confident, egois ataupun cuek dengan teman-teman lainnya.

Namun, setelah Shasa berulang kali mengikuti kerja kelompok dengan teman yang berbeda-beda, akhirnya aku tahu juga siapa-siapa saja yang dimaksud oleh Guru Bahasa Inggris Shasa itu. Shasa pernah 2 kali mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kerja kelompoknya. Yang pertama saat tugas mengarensemen lagu. Semua teman sekelompoknya terganggu oleh dominasi satu orang anggota kelompok, sebut saja dia A. Si A ini hanya mau kerja jika yang dipakai adalah idenya. Selain itu, semua anggota kelompok harus mengikuti jadwal kerja kelompok yang diatur A.

Hal-hal tersebut di atas tentu saja yang membuat anggota kelompok lain kesal. Apalagi, A membuat jadwal kerja kelompok tanpa merugikan kepentingan pribadinya. Jadi, selama beberapa kali kerja kelompok, jadwal yang disusun 'merugikan' jadwal pribadi anggota kelompok yang lain tanpa sekalipun mengusik jadwal pribadinya. Selain itu, meski anggota kelompok yang lain sudah mau mengalah mengikuti jadwal yang dibuatnya, tapi selalu saja si A datang paling akhir. Hal ini tentu saja membuat kerja kelompok berlarut-larut tak kunjung selesai, karena harus menunggu A datang.

Untuk kedua kali Shasa kerja kelompok dengan A dalam membuat drama. Lagi-lagi A menunjukkan dominasinya. Seperti sebelumnya, A hanya mau kerja jika ide yang diangkat menjadi drama adalah idenya. Kalau anggota kelompok yang lain tak setuju, maka si A akan boikot dan tak mau terlibat. Padahal jika ada 1 anggota kelompok yang tak terlibat maka nilai kelompok itu akan dikurangi. Akhirnya, lagi-lagi anggota kelompok yang lain mengalah demi 'keutuhan' kelompok.

Aku bersyukur, Shasa telah belajar banyak dari kerja kelompok yang dijalaninya selama SMP ini. Selain belajar ragam karakter orang, Shasa juga belajar untuk mau mengalah dan menerima pendapat orang lain. Bekerja dalam kelompok mengajarkan Shasa untuk lebih bisa menghargai kerja dan ide orang lain. Meskipun begitu, kulihat masih ada beberapa teman Shasa yang ternyata tak belajar banyak dari kerja kelompok. Buktinya, sampai mau lulus SMP ini pun masih ada teman Shasa yang tetap egois dan hanya mau menang sendiri.

25 komentar:

  1. Dulu waktu saya masih SMP atau SMA juga sering mendapat tugas dari Sekolah atau Guru. Tugas dikerjakan kadang harus dibuat dalam sebuah Kelompok. Ada enaknya juga. Karena dalam kelompok biasanya ada TEAM WORK yang saling bahu membahu. Saling bekerja sama. Termasuk yang jadi SPONSOR makan makannya Hiheihiehiehihee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kerja kelompok mengajarkan team work,tapi ternyata ada orang2 yang lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dalam kelompok.
      Wah, kalau makan2 sih tergantung kebaikan si tuan rumah hehehe

      Hapus
  2. mungkin jika anak saya sudah sebesar Shasa pun akan sering kerja kelompok :) Dan memang ada sisi positif dari kerja kelompok tsb ya mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, dari kerja kelompok anak2 memang bisa belajar banyak sebenarnya :)

      Hapus
  3. pasti ada aja yang mendominasi kalau kerja kelompok,kalau saya dulu pas kerja kelompok ngerjain tugas kuliah,banyak diemnya,mau nonjol semua,,jadi pendengar ajalah,biar aman hahahaha
    mbak apa kabar??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebayang sih jika semuanya ngotot dan ga ada yg mau ngalah... wah ga bakalan selesai2 tugasnya ya? hehehe

      Hapus
  4. anakku dikit2 juga kerja kelompok mbak, memang hal ini untuk melatih leadership dan kerja team ya Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam kurikulum 2013 memang tugas kelompok banyak sekali

      Hapus
  5. Kalo ngomongin soal kerja kelompok, aku paling suka waktu smp. Seru, asyik.

    Kalo sewaktu SMA mah anak-anaknya pada milih-milih, seringnya aku nggak dapet kelompok malah :((
    kadang gitu juga sih kalo kerja kelompok ada aja yang pengen keliatan lebih menonjol. heuh

    tapi kayaknya anak-anak sekarang pada kritis-kritis ya?

    Nah, pas kuliah ini nih makin-makin hahaha kerja kelompok seringnya jadi saling ngandel-ngandelin. Yang kerja mah kerja yang nggak enak-enak aja dapet nilai juga. kan syebel :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha bener banget..... anak2 SMP tuh juga sama spt itu. Ada yg lebih suka mengandalkan temannya dan gak mau ikutan kerja. Sementara anak2 yang tekun kerja sendirian hehehe

      Hapus
  6. Belajar kelompok yang susah itu waktu kuliah, numpang NIM saja :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iniii.... nakalan ini namanya hehehe

      Hapus
  7. kalau aku dulu belajar kelompok cuma tuk ngecengi cewek idaman mbak hehehe

    BalasHapus
  8. Anakku juga banyak tugas kelompok di SMP ini, baik yg kurikulum 2013 semester lalu maupun yg ktsp 2006. Memang ada hikmah yang bisa diambil dari kerja kelompok ini ya mak, anak-anak jadi bisa belajar banyak hal seperti yang mak ren bilang.

    BalasHapus
  9. Aku jadi teringat masa2 sekolah dulu Mak... Sering ikut kerja kelompok.. Biasanya sih pas ada tugas dari sang guru lalu kita mengerjakan dan membahasnya bersama2 teman satu kelompok itu...

    BalasHapus
  10. Selain belajar ragam karakter orang, Shasa juga belajar untuk mau mengalah dan menerima pendapat orang lain.--> justru ini karakter yang paling penting untuk jadi seorang pemimpin yah mbak... hehe...

    semoga shasa kelak sukses di kehiduan ya, aamiin...

    BalasHapus
  11. Anakku juga sedang belajar team work nih mak. Rada bingung krn anakku pendiam semua, nggak spt emaknya. Mereka perlu membaca pengalaman mbak Sasha ini :)

    BalasHapus
  12. kdg susah juga ya kalo kerja kelompok ada yang jadi free rider

    BalasHapus
  13. nah kerja kelompok dari zaman saya sd nyampe skrg kuliah ada terus :D padahal itu cara efektif ga efektif sih kadang ada yg ngerjain kadang ada yang engga ngerjain :)

    BalasHapus
  14. walaupun aku lebih suka kerja sendiri tapi harus bisa juga kerja berkelompok ya mbak karena kita butuh berinteraksi dengan orang lain

    BalasHapus
  15. kerja kelompok memang begitu ya mak, gampang-gampang susah dan suka tidak merata hehehe...tapi ya anggap saja sebagai proses pembelajaran :)

    BalasHapus
  16. Kalo inget jaman sekolah dulu, maka "KERJA KELOMPOK" lah alasan paling yahud buat boong ke emak biar bisa kabur dari rumah.

    BalasHapus
  17. paling seneng kalau ada tugas kerja kelompok :)

    BalasHapus
  18. Betul-betul mengajarkan untuk bekerja team ya mbak, di kehidupan selanjutnya pasti akan bermanfaat.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)