Selasa, 08 Agustus 2017

Kembali pada niat semula

Seseorang melakukan sesuatu tentu saja dengan niat dan alasan tertentu. Niat dan alasan seseorang melakukan sesuatu tentunya berbeda dari orang lain. Hal ini bisa dimaklumi karena memang tiap orang punya prioritas dan tujuaan yang ingin dicapai yang sangat mungkin berbeda dari orang lainnya.

Begitu juga dengan alasan dan niatku ngeblog di awal mula dulu. Dulu saat pertama mengenal internet di tahun 2007 (mungkin terhitung terlambat dibandingkan orang lain ya, hehehe) aku sangat terkesan dengan blog. Aku yang suka membaca menemukan sarana baru untuk memuaskan hobi bacaku. Jika sebelumnya aku hanya mengenal membaca buku, majalah dan surat kabar, aku mulai mengenal membaca lewat internet. Dan blog salah satu media yang sangat menarik bagiku.

Aku sangat terkesan bagaimana tulisan seseorang bisa dengan mudah diakses dan dibaca oleh orang lain. Aku jadi sangat terobsesi untuk bisa memiliki blog juga. Dan akhirnya dengan didorong rasa ingin tahu yang luar biasa, aku akhirnya bisa juga membuat dan memiliki blog. Yang membanggakan aku, aku bisa membuat blog secara otodidak, padahal aku termasuk gaptek. Tentu saja ini pencapaian yang luar biasa bagiku (menurutku, tentu saja).

Nah kembali bicara soal niat, maka awal mula niatku mempunyai blog adalah agar aku punya catatan pribadi yang dapat dibaca anak cucuku kelak. Catatan gak penting yang mungkin kelak bisa jadi kenangan bagi anak cucu. Sebuah catatan perjalanan abadi tentang perjalanan hidupku, tentang hal-hal yang aku rasakan, aku alami, aku baca dan aku dengar.  Memang hal yang remeh temeh banget, atau gampangnya sih isinya curhatan emak-emak gak jelas gitu deh hehehe.

Menulis (di blog) selain sebagai catatan abadi yang akan kuwariskan pada anak cucuku, juga kumaksudkan untuk melatih kemampuan menulisku. Aku memang suka menulis sejak dulu, hanya saja kurang terasah dengan baik. Dan melalui blog aku menemukan sarana baru untuk meningkatkan kemampuan menulisku. Dan yang tak kalah penting, menulis di blog juga menjadi ajang katarsisku.

Dalam perkembangannya, melalui blog aku bukan saja mendapatkan hal-hal yang aku niatkan dari awal. Aku berkembang jauh, bukan saja mendapat banyak ilmu baru seputar blog, aku juga mendapatkan banyak teman dan saudara baru melalui blog.

Dan yang membanggakan, aku juga telah beberapa kali mendapatkan penghargaan dari beberapa tulisan yang aku ikutkan dalam beberapa ajang lomba. Perkembangan terakhir, aku juga mulai bisa mendapatkan penghasilan dari blogku (walau masih recehan tentunya, maklum masih belajar menggali rupiah melalui blog). Semua hal itu saja membuatku kian jatuh cinta pada dunia blogging.

Namun, justru pada saat aku sedang jatuh cinta, aku dihadapkan pada situasi yang membuatku harus mengambil pilihan sulit. Pekerjaanku di dunia nyata kian menyita waktu dan perhatianku, sehingga aku tak lagi memiliki banyak waktu untuk blogging. Aku mulai mengurangi waktu untuk ngeblog dan secara bertahap akhirnya blog benar-benar aku tinggalkan karena aku kesulitan untuk membagi waktu.

Kini, aku kembali meniatkan untuk menulis sesuai niatku semula. Biarlah aku menulis kembali hal-hal remeh temeh, sekedar catatan pribadiku. Sebuah catatan kenangan yang akan dinikmati kelak oleh anak cucuku. Biarlah aku kehilangan kemilau meriahnya jagad blogsphere. Aku mungkin gak sempat lagi blogwalking dan menyapa satu persatu sahabat-sahabat dumay. Mungkin aku juga harus melepas beberapa kesempatan untuk mengasah kemampuan menulisku untuk bersaing di berbagai ajang lomba.

Biarlah aku kembali menulis untuk diriku sendiri, tanpa berharap puluhan komentar, penghargaan atau penghasilan dari apa yang aku tulis. Biarlah menulis kembali menjadi ajang curhatku, ajang katarsisku. Persis sebagaimana niat awalku. (^_^)

1 komentar:

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)