Beberapa waktu yang lalu, aku mendapat kehormatan menjadi moderator di sebuah acara pembinaan kepada para pelajar SMA/SMK di Kota Madiun. Materi pembinaan adalah tentang pemahaman Pancasila untuk meningkatkan dan mempertebal rasa solidaritas dan ikatan sosial di kalangan pelajar. Adapun pematerinya ada 2 orang : dari Kepolisian Resort Madiun Kota dan Kodim 0803 Madiun.
Berhubung jumlah peserta pembinaan dari pelajar SMA/SMK di Kota Madiun sangat banyak, maka acaranya dilaksanakan selama beberapa hari. Secara bergilir, setiap hari ada 4-5 SMA/SMK di Kota Madiun (baik negeri maupun swasta) yang mengirimkan perwakilan siswanya untuk mengikuti acara pembinaan itu. Setiap hari jumlah peserta antara 200-300 orang pelajar. Dan aku mendapat kehormatan untuk menjadi moderator pada 4 hari terakhir.
Aku yang duduk di meja moderator
Selama 4 hari menjadi moderator acara pembinaan Pancasila terhadap para pelajar SMA/SMK itu, banyak hal yang aku saksikan. Hal-hal yang aku saksikan dari meja moderator itu antara lain :
Pemateri dari Kepolisian Resort Madiun Kota
Pemateri dari Kodim 0803 Madiun
Jadi secara menyeluruh dapat kusimpulkan, bahwa memang saat ini ada jarak yang cukup jauh terentang antara Pancasila dan para pelajar. Banyak nilai-nilai tentang Pancasila yang terlupakan dan tak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika para pelajar itu meninggalkan Pancasila maka dikhawatirkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap Tanah Air sedikit demi sedikit terkikis oleh derasnya arus globalisasi. Itu sebabnya, perlu untuk me-revitalisasi Pancasila agar Pancasila diingat kembali dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
Berhubung jumlah peserta pembinaan dari pelajar SMA/SMK di Kota Madiun sangat banyak, maka acaranya dilaksanakan selama beberapa hari. Secara bergilir, setiap hari ada 4-5 SMA/SMK di Kota Madiun (baik negeri maupun swasta) yang mengirimkan perwakilan siswanya untuk mengikuti acara pembinaan itu. Setiap hari jumlah peserta antara 200-300 orang pelajar. Dan aku mendapat kehormatan untuk menjadi moderator pada 4 hari terakhir.
Aku yang duduk di meja moderator
Selama 4 hari menjadi moderator acara pembinaan Pancasila terhadap para pelajar SMA/SMK itu, banyak hal yang aku saksikan. Hal-hal yang aku saksikan dari meja moderator itu antara lain :
- Sebelum acara dimulai, panitia sengaja menyuguhkan hiburan electone sebagai pengisi waktu. Aku lihat, beberapa pelajar secara spontan maju untuk menyumbangkan suara atau berjoged mengiringi yang menyanyi. Yang aku lihat, saat mereka menyanyi dan berjoged bersama, mereka dapat berbaur bersama dengan pelajar dari sekolah lain. Semua gembira, tak ada perseteruan ataupun permusuhan.
- Saat acara dimulai, selalu dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kusaksikan, masih ada beberapa pelajar yang ogah-ogahan berdiri dari duduknya saat mereka diminta untuk berdiri. Ada juga yang saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, tidak dengan sikap sempurna. Ada yang tak ikut menyanyikan lagu. Ada juga yang langsung duduk kembali segera setelah lagu selesai dinyanyikan meskipun mereka belum dipersilakan untuk duduk kembali.
- Saat materi disampaikan, kusaksikan ada beberapa pelajar yang tak mendengarkan malah sibuk ngobrol dengan temannya. Ada juga yang sibuk dengan gadgetnya. Malah ada beberapa pelajar yang ketahuan ngobrol terus sepanjang materi disampaikan, lantas oleh pemateri pelajar tersebut "dihukum" duduk di depan, disamping moderator. Duduk di sampingku! Sayangnya, meskipun sudah "dihukum" duduk di depan, dia bukannya jadi diam dan mendengarkan, tapi malah asyik main game dari HPnya! Parahnya lagi, saat ada pelajar lain yang ikut "dihukum" juga dan duduk di depan, mereka malah asyik berdua main HP sambil ngobrol! Melihat perilaku mereka, akhirnya aku terpaksa menegur mereka dan meminta mereka untuk duduk diam dan mendengarkan materi yang disampaikan.
- Saat materi selesai disampaikan, ada sesi tanya jawab. Namun selama 4 kali aku duduk sebagai moderator, hanya ada 1 orang pelajar putri yang mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Selain itu tak ada lagi pelajar yang memanfaatkan waktu untuk tanya jawab atau berdiskusi dengan pematerinya.
- Terakhir, pada hari terakhir acara pembinaan saat sebelum penutupan aku sengaja melemparkan sebuah kuis atau tantangan pada peserta. Aku meminta seorang pelajar tampil ke depan untuk menceritakan sosok pemuda yang rasa solidaritas dan ikatan sosial yang kuat dan telah diakui secara nasional atau mungkin dunia tentang kiprahnya itu. Saat itu, ada seorang pelajar putri yang langsung angkat tangan. Selanjutnya, kuminta dia berdiri di depan dan menceritakan tentang sosok pemuda itu. Ternyata dia menceritakan tentang sosok Muhammad Yamin saat masih muda dulu. Hebatnya, dia mampu berbicara dengan lancar dan lantang tentang sosok Muhammad Yamin. Sepertinya dia benar-benar mengidolakan sosok Muhammad Yamin. Dan, atas keberaniannya berbicara di depan aku memberikan hadiah uang untuk beli pulsa hehehe.
Pemateri dari Kepolisian Resort Madiun Kota
Pemateri dari Kodim 0803 Madiun
Jadi secara menyeluruh dapat kusimpulkan, bahwa memang saat ini ada jarak yang cukup jauh terentang antara Pancasila dan para pelajar. Banyak nilai-nilai tentang Pancasila yang terlupakan dan tak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika para pelajar itu meninggalkan Pancasila maka dikhawatirkan rasa kebanggaan dan kecintaan terhadap Tanah Air sedikit demi sedikit terkikis oleh derasnya arus globalisasi. Itu sebabnya, perlu untuk me-revitalisasi Pancasila agar Pancasila diingat kembali dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
masih ada ya pelajaran pancasila..?
BalasHapusliat anak sekarang kirain udah ilang tuh pelajarannya. pernah intip anak sekarang pramukaan gayanya santai banget ga penuh korsa kaya jaman dulu
Sekarang sebagian kayak gitu, saat acara berlangsung malah sibuk dengan gadgetnya masing-masing :-(
BalasHapusBagus nie acaranya buat ngididik pelajaran pancasila
BalasHapusanak sekarang ya memang begitu .. apalagi mahasiswa mahasiswi ,,, kalau ada seminar malah asik maen gadget padahal udah dilarang dan masih tetep aja dibuka
BalasHapusShasa dah gede ya Mbaaa, lama tak sua di sini
BalasHapusWah mb Reni jadi moderator, keren. Pelajar sekarang memang nggak bisa lepas dari gadget ya. kalau di sekolah Shasha boleh bawa hp nggak saat sekolah?
BalasHapusOOT BANGET:
BalasHapusAku baru nyadar foto shasha di pinggir itu udah ganti, whoaaa udah gedeeee :D
Wes kalo ngomongin anak2 jaman sekarang gak enek entek e...
BalasHapusterima kasih telah berbagi info....
BalasHapussalam kenal dan salam sukses......
Kalau sikapnya begitu, sia2 ya mengirim dia untuk ikut acara ini :).
BalasHapusLain kali sebelum masuk HP, gadget sebaiknya dikumpulkan saja biar fokus mendengarkan pemateri berbicara mbak hehehe
Pelajaran yg dihafal sangat banyaaaak hingga pelajaran pancasila nyelip dimana. apalagi guru pun tidak mengistimewakannya. menurutku gitu loh mbak. bukan murni salah siswa
BalasHapusWaaah unik ini dari sudut pandang pembicara, temanya Pancasila pula. Di sekolah anakku gadget dibebaskan mbak utk cari data. Tapi kalau ada acara seperti ini nggak boleh dibuka, semua harus menyimak.
BalasHapusperilaku pelajar di dalam ruangan diskusi saja seperti itu ya bu, apalagi kalo lihat perilaku mereka dijalan, di tempat2 bermain, diluar rumah. Makin terlihat jauhnya nilai pancasila. Nah, harusnya waktu jadi moderator itu ngajakin si shasa bu,,, pasti yang menang kuisnya si shasa..hahaha..
BalasHapussaya juga merasakan hal yang sama Mbak, rasanya nilai2 mulia Pancasila sudah banyak yang tergusur... :(
BalasHapusYang hafal Pancasila juga sepertinya sudah sangat sedikit. Kebanyakan pada lupa sih.
BalasHapusJaman sekarang, Pancasila hanya menjadi menjadi rutinitas bacaan di setiap upacara tanpa ada yang tergugah mendalami maknanya.
BalasHapusSalam Buk.