Rabu, 29 Agustus 2012

Tamu Istimewa

Postinganku berjudul Tamu Tak Diundang ternyata mendapatkan banyak sekali komentar. Mayoritas memberikan komentar keprihatinan atas apa yang dialami oleh sang "tamu tak diundang" itu. Seandainya aku tak mengalami sendiri kejadian itu, mungkin aku pun merasa sulit mempercayai kejadian tersebut. Yang tak pernah kuduga sebelumnya adalah... ternyata tamu itu akan datang lagi.

Kali ini tamu itu datang dalam kesempatan dan suasana yang berbeda. Minggu, tanggal 26 Agustus 2012 pagi hari aku dikejutkan dengan ketukan di pintu rumahku. Saat aku membukanya, ternyata dia adalah "Tamu Tak Diundang" yang beberapa bulan lalu datang ke rumahku meminta bantuan. Kali ini dia datang bersama anaknya yang kecil (yang dulu juga diajaknya) dan juga suaminya! Berbeda dengan kedatangannya sebelumnya, dia (juga suami dan anaknya) kali ini berusaha tampil "pantas" dengan menggunakan baju batik.

Aku terkejut tentu saja.. benar-benar tak kusangka mereka akan datang ke rumahku lagi. Apalagi kali ini kedatangan mereka benar-benar dimaksudkan untuk bersilaturahmi sekaligus berlebaran di rumah kami. Aku senang sekali mereka mau repot-repot menyempatkan datang ke rumah kami. Kami sama sekali tak menyinggung-nyinggung kejadian beberapa bulan yang lalu. Pembicaraan kami benar-benar hanya berputar pada kabar kami masing-masing.

Kabar yang menggembirakan aku adalah... anaknya dapat diterima di sebuah SMP yang cukup bagus di sekolah kami. Anaknya memang cukup pandai, malah seandainya anaknya tak sibuk membantu orang tuanya mencari nafkah mungkin saja dia dapat lebih berprestasi di sekolah. Yang lebih menggembirakan lagi adalah di sekolah barunya itu anaknya "dihargai".

Jika dulu di SD, teman-teman sekelasnya memandang sebelah mata pada anaknya (karena status ekonomi dan tuduhan pencurian -yang tak pernah terbukti- diarahkan pada anak tersebut), kondisi di SMP berbeda. Kini dia dipilih sebagai ketua kelas! Mungkin teman-temannya dan juga wali kelasnya dapat melihat "kematangan" dan kemandirian yang kuat pada diri anak itu, sehingga mereka memilihnya menjadi ketua kelas. Kesulitan hidup yang dihadapi anak itu, ternyata telah membuat pribadinya lebih matang dibandingkan anak-anaik seusianya.

Kunjungan mereka membuatku merasa sangat lega. Yang pertama perasaan lega dikarenakan aku mengetahui bahwa teman Shasa itu masih dapat melanjutkan pendidikan di SMP, meskipun mungkin dengan kondisi yang sangat terbatas. Yang kedua, perasaan lega karena mereka membalas perbuatan kecil yang aku lakukan pada mereka dengan datang ke rumahku untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kami. Perasaan lega yang ketiga dikarenakan aku merasa sangat senang karena mereka dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri tanpa harus memohon belas kasihan dari orang lain. Alhamdulillah...

26 komentar:

  1. sykurlah bu kalo masih bisa sekolah dan berlebaran sebagaimana umumnya

    BalasHapus
  2. waaahh.. bener bener alhamdulillah ya mbak reni.. akhirnya mereka dapat bergembira walaupun masih banyak masalah paling tidak dia sudah bisa tenang dengan salah satu anaknya :)

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, ikut bersyukur karena di hari yg fitri, Allah masih memantaskan mereka atas segala rasa sabar dan syukur yg mereka miliki

    BalasHapus
  4. gak ada yg sia-sia yaa.. seberapa kecilpun perbuatan kita ke orang lain...
    bahkan.. hanya ucapan "terimakasih" pun sepertinya sudah cukup menyejukkan hati.. :)

    dan semoga.. temen sasha itu bisa menjadi contoh dan teladan.. bagaimana seberat apapun atau sesulit apapun ekonomi keluarga kita.. kita masih bisa berjalan terus ke depan.. dan semoga cerah.. :)

    BalasHapus
  5. aku ke cerita sebelumnya mbak..
    alhamdulillah ya keadaan keluarga temannya Sasha ini sudah lebih baik..semoga semuanya lancar untuk mereka

    BalasHapus
  6. Subhanalloh, semoga aku bisa seperti mbak reni ya, yang langsung bergegas membantu si ibu anak temannya sasha.

    dan semoga Alloh membalas kebaikan mbak reni dengan berlipat, juga temennya shasa bisa semakin berprestasi biar bapa ibunya semakin bangga.

    Amiin.

    BalasHapus
  7. Wah, alhamdulillah...
    Btw, maaf lahir batin ya mbak :D

    BalasHapus
  8. alhamdulillah,...salah satu hikmah lebaran ya mba :)

    Mohon maaf lahir dan bathin jg mba dari kami sekeluarga :)

    BalasHapus
  9. senang dengar cerita mbak Reni soal tamu tak diaundang yang akhirnya sudah hidup lebih layak. ALhamdulilah...Semoga makin banyak kemudahan2 yang mereka terima dalam kehidupan dan juga mbak Reni yang sudah ikhlas membantu diberikan kemudahan selalu. Amiin.... sekalian mohon maaf lahir dan batin ya mbak. Mbak Reni jarang posting skrg. sibuk yaa.. :-)

    BalasHapus
  10. alhamdulillah, senang membaca berita ini mbak Reni.
    semoga keluarga temannya Shasa dimudahkan selalu rejekinya, agar anaknya dapat meneruskan sekolahnya ya, aamiin

    BalasHapus
  11. Alhamdulillah ya Mbak, kali ini keluarga teman Shasa itu datang dengan keadaan yg lebih baik, dan semoga terus seperti itu.


    Maaf lahir bathin lagi ya Mbak :)

    BalasHapus
  12. Mbak Reniiii *pelukkkkk....
    Apa khabar?

    Walau telat, minal adzin wal faidzin ya, mohon maaf lahir dan batin ya Mbak :)

    BalasHapus
  13. Alhamdulillah ya Mbak, semoga semuanya tentang keluarga 'tamu istimewa' ini akan makin baik lagi dimasa depan :)

    BalasHapus
  14. syukurlah silaturahmi tetap terjaga dan indah tentunnya :) minal aidin walfaidzin mbak mohon maaf lahir dan bathin :)

    BalasHapus
  15. Bu Reni ...
    Postingan ini justru lebih sangat menyentuh ...

    Dengan datangnya mereka ke rumah ibu ... murni untuk silaturahmi ... dengan pakaian pantas ... saya rasa ini sudah bicara hal implisit yang sangat dalam ...

    bahwa ... Mereka sangat menghormati Ibu sekeluarga ...

    This is very nice Bu ...

    salam saya

    BalasHapus
  16. subhanallah, crtnya menyentuh bgt mbak..

    Semoga silaturahmi tetap terjaga. Dan semoga keluarga temannya Shasha kehidupannya juga semakin baik ya mbak :)

    BalasHapus
  17. mbak Reni apa kabar? maaf lahir batin ya

    BalasHapus
  18. semoga keluarga temannya itu senantiasa membaik ya mbak keadaannya

    maaf lahir bathin ya mbak

    BalasHapus
  19. Ah, syukurlah. Jujur aku sampai pengen nangis baca cerita keluarga teman Shasa ini, semoga keadaan mereka bisa membaik ya mba.

    BalasHapus
  20. Sungguh sesautu banget dan deeply menyentuh hati Mbak jika hal baik yang kita lakukan dan kita anggap biasa diapresiasi dengan baik..

    Oia, Mohon maaf lahir dan bathin yaa.

    Apa kabar neh Mbak Reni? SAlam buat sasha ..

    BalasHapus
  21. Met Lebaran. Maaf Lahir dan Batin.

    BalasHapus
  22. entahlah, kenapa aku ingin menangis ya mbak membaca tulisan ini. Kasihan, terharu karena anaknya, ikut lega juga. Mataku berkaca-kaca..... semoga selalu diberi jalan keluar atas masalah ekonomi untuk keluarga tersebut mbak.

    BalasHapus
  23. postingan yang sangat bagus ,,,,,
    salam kenal aja ,,,,,,,

    BalasHapus
  24. Keren mbak :") bumi pasti berputar...semoga kuat mereka sekeluarga.amin

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)