Kamis, 15 Agustus 2013

Makan pun kudu antri

Masih seputar cerita Idul Fitri, sobat. Ternyata, Idul Fitri memang membuat banyak orang kudu sabar. Bukan saja sabar dalam perjalanan karena terjebak macet, tapi juga kudu sabar saat mau makan. Kudu antri dulu... Hal itu aku alami bersama keluarga besarku pada hari kedua Idul Fitri. Ceritanya, Bapakku ingin sekali mentraktir anak/menantu/cucu di hari istimewa itu. Dari semula Bapakku sudah punya pilihan rumah makan yang akan kami tuju.

Pada pagi hari, di hari kedua Idul Fitri itu, kami ketahui bahwa ternyata rumah makan pilihan Bapak itu tutup. Libur selama Idul Fitri. Akhirnya, aku sibuk menelpon beberapa rumah makan untuk mencari beberapa informasi. Ternyata, banyak yang tutup. Sementara beberapa rumah makan yang buka, malah Bapak tidak berkenan karena tidak cocok dengan menu yang ada dalam rumah makan itu. #pusing

Akhirnya, Bapak memilih untuk ke Wong Solo saja. So, malam itu aku dan keluarga besar meluncur ke Wong Solo. Ternyata... Wong Solo juga tutup. Setelah sempat bingung menentukan akan kemana, akhirnya kami sepakat untuk ke Ayam Goreng Pemuda. Pilihan itu didasarkan pertimbangan : rumah makan itu tetap buka, tempatnya luas dan parkirnya juga luas.

Saat kami masuk ke Ayam Goreng Pemuda, ternyata di dalam sudah penuh sekali. Untung saja masih ada tempat kosong untuk aku dan keluarga besarku. Kami pun segera melakukan pemesanan makanan. Di saat kami menunggu makanan pesanan kami siap, aku melihat bahwa ternyata makanan yang siap lebih banyak di antar ke ruang VIP1 dan VIP2. Sementara kami yang ada di ruang makan biasa, tak juga dilayani. Kulihat meja di sebelahku (yang datang lebih dulu dariku) tak juga dilayani.

Setelah menunggu hampir 1 jam, akhirnya aku menuju ke dapurnya dan menanyakan apakah pesanan dari meja kami belum siap. Tak lama setelah aku menanyakan itu, pesanan kami pun datang. Tapi... itu pun bertahap. Awalnya yang datang cuma beberapa lauk saja. Setelah itu disusul dengan lauk lainnya. Aku harus kembali menanyakan pesanan nasi dan minuman kami. Yang kemudian disajikan adalah nasi, sementara untuk minuman aku harus menanyakan lagi sampai 2 kali. Benar-benar mengesalkan!

Sejujurnya, selera makan kami sudah menguap saat makanan dihidangkan. Bayangkan, menunggu hampir selama 1 jam, perut yang awalnya kelaparan jadi tak lagi selera makan. Kami pun tak lagi makan dengan gembira karena kesal dengan pelayanannya. Sebenarnya, kami sempat berencana membatalkan pesanan dan ganti rumah makan lain, namun karena kami tak tahu harus menuju kemana lagi (karena referensi rumah makan yang aku kumpulkan ternyata tutup) membuat kami mau tak mau harus bertahan di Ayam Goreng Pemuda itu.

Usai makan, saat aku melakukan pembayaran aku mengajukan komplain pada kasirnya. Ku katakan bahwa pelayanannya sangat lama, sehingga membuat selera makan kami sekeluarga terlanjur menguap. Ku katakan pula bahwa bila ternyata pada hari itu mereka kewalahan dengan membludaknya tamu, harusnya mereka menyetop menerima tamu baru supaya bisa melayani tamu yang ada dengan baik. Kasir itu meminta maaf padaku atas apa yang terjadi dan dia mengatakan bahwa sebenarnya mereka mau menolak tamu baru yang datang. Sayangnya itu tidak dilakukannya, sehingga aku yakin sekali bahwa pada malam itu banyak sekali pengunjung yang merasa kecewa atas pelayanan rumah makan itu.

Begitulah ceritaku soal "antri" makan pada hari kedua Idul Fitri yang lalu. Apakah ada sobat blogger yang mengalami hal serupa denganku?


14 komentar:

  1. Sama mbak, saya pernah makan di tempat yang dipilih bapak mbak itu. Hampir sejam baru datang sajiannya. hadeuhhh..sampe lupa ama lapernya.

    BalasHapus
  2. saat Lebaran, memang banyak rumah makan yg tutup, sehingga rumah makan yg buka passtilah diserbu pengunjung. Saya pun pernah mau makan di tempat makan fast food, tapi antrinya minta ampun. Berhubung cuma keluarga kecil kami saja yg mau makan, akhirnya kami batalkan acara makan diluarnya :)

    BalasHapus
  3. Hmmm ...
    Mungkin juga karyawannya tidak full team ... karena sebagian ada yang pulang ...

    Namun demikian ... betul kata Ibu Reni ... jika se yogyanya dirasa tidak mampu melayani jumlah tamu yang ada ... sebaiknya tamu di stop ...

    Atau paling tidak ada warning dari awal ... "Bapak-Ibu ... mohon maaf kemungkinan besar jika bapak-ibu tetap mau bersantap di tempat kami ... akan menunggu sangat lama ... ya kurang lebih satu jam ... Bagaimana Pak ? Bu ? Apa berkenan menunggu ..."

    Saya rasa ini akan lebih "eiylekhan"

    Salam saya Bu

    BalasHapus
  4. ayam goreng pemuda ternyata ada dimana-mana ya? :D
    mungkin pelayannya kurang banyak ya Mbak, harusnya niru KFC ya, yg antrinya gk lama truz langsung bayar :D

    BalasHapus
  5. Bukankah dengan makin lama ngantri membuat semakin nafsu makan karena luwe mbak Ren? hehe

    BalasHapus
  6. Pernah mbak ngalamin kek gitu. Untungnya waktu itu aku makannya bareng teman. aku heran, kami datang duluan kok pesanan gak datang2. Bolak balik ngingatin pelayan, cuma dijawab "iya, sebentar..."
    Sama mbak, selera makan menguap. aku dan temanku langsung ke kasir membayar minuman doang. Di pintu keluar ketemu SPVnya, langsung deh kita semprot aja bilang layanannya gak banget..:( gak kebayang kalo makan bareng keluarga, musti jaga sikap jgn sampe emosian juga... *nama resto dirahasiakan hehehehe*

    BalasHapus
  7. kesal pastinya ya mbak kalau menunggu terlalu lama

    BalasHapus
  8. sebel ya mbak, seharusnya ya seperti kata mbak hrsnya dibilang lah, kl ada komunikasi juga tamu akan mengerti yaa...

    BalasHapus
  9. maklumlah,,di awal syawal banyak rumah makan yang diserbu pengunjung..karena sebulan penuh tak bisa memuaskan perutnya sebab berpuasa di bulan Ramadhan,
    namun sebenarnya antrian ini adalah salah satu ujian bagi kita setelah selama sebulan penuh digembleng dengan berpuasa...apakah gemblengan itu berhasil menjadikan kita sebagai orang yg selalu bersabar atau tidak....salam :-)

    BalasHapus
  10. Aq juga baru ngalamin ini, malah pas puasa mbak, perut udh ndangdutan :(
    mana ternyata mihil lagi...kesel kuadrat

    BalasHapus
  11. Pas bulan puasa situasinya juga sama Mbak...
    Dari Kendal saya jalan2 ke Semarang, rencananya lihat2 sambil nanti buka di sana.
    Begitu Maghrib tiba, ternyata semua rumah makan penuh sesak dengan orang ngantre. Muter kesana kemari hasilnya nihil. Mana yang makan pada berlama-lama. Akhirnya pulang Kendal dan dapat tempat makan setelah sampai di Kendal, sekitar jam 8 malam...

    BalasHapus
  12. Sering kejadian kayak gini mbak malah ada yang sedang tak penuh pun begini :D
    Iya ya memang sebaiknya komplain. Untungnya kasirnya mau minta maaf.

    Maaf lahir batin mbak. Maaf baru main ke mari

    BalasHapus
  13. kemana-mana mesti antri ya mbak, tapi mending ngantri daripada main terobos aja

    BalasHapus
  14. Pernah mengalami yang begini mbak. Tapi bukan karna rame, tapi karna chefnya cuma 1. Datangnya makanan satu-satu, terus udah nunggu lama baru di kasih tahu kalau menu yang saya pesan sudah habis :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)