Masih kuingat, dulu saat Lebaran (Idul Fitri) rasanya semua orang repot. Walaupun repot tapi terasa menyenangkan. Repotnya adalah begitu banyak yang harus dikerjakan sementara tak ada ART di rumah. Untuk hari spesial itu, aku dan adikku harus repot bantuin ibu 'mempersiapkan rumah'. Namanya juga mau menerima banyak tamu, rumah harus dipersiapkan sebaik mungkin, bukan hanya dibersihkan tapi juga ditata sedemikian rupa.
Saat lebaran, di atas meja tamu tak hanya dihias dengan vas bunga tapi juga aneka makanan ringan. Jauh sebelum lebaran tiba, Ibu (dengan bantuanku dan adikku) telah membuat aneka macam kue kering untuk dihidangkan pada tamu saat lebaran tiba. Bukan itu saja, Ibu juga membuat aneka macam kue kering untuk dikirimkan pada kakak-kakak iparnya yang tinggal sekota dengan kami.
Pada saat lebaran, Ibu memang tak pernah menyediakan makanan besar untuk tamu di rumah. Tapi aku ingat, beberapa kali Ibu menyediakan kue tart untuk dihidangkan pada tamu di hari yang fitri itu. Karena tart yang Ibu buat bukan tart yang super besar, maka hanya tamu-tamu yang datang lebih dulu saja yang kebagian tart buatan Ibu. Sedangkan tamu-tamu yang datang belakangan sudah dipastikan kehabisan jatah tart itu.
Dulu, untuk setiap tamu Ibu akan menghidangkan sirup. Tapi untuk tamu yang sepuh, Ibu menghidangkan teh hangat. Nah, repotnya jika tamu Ibu sedang banyak (apalagi datang bersamaan) aku dan adikku yang heboh di dapur. Kami harus bolak balik menyeduh teh dan menyiapkan sirup. Bukan itu saja, kami juga harus bolak balik mencuci gelas agar siap pakai saat tamu datang.
Selain itu, yang aku ingat dulu setiap lebaran Bapak dan Ibu akan mengajakku berkeliling ke rumah saudara-saudara Bapak dan Ibu yang tinggal sekota dengan kami. Kani juga diajak bertamu ke rumah atasan Bapak dan Ibu di kantor. Untuk acara putar-putar kota guna bersilaturrahmi itu, kami biasanya memesan 2 becak, karena kami tak punya mobil ataupun motor saat itu.
Sekarang lebaran berbeda, sangat jauh berbeda. Untuk kue yang dihindangkan saja, Ibu tak lagi membuat terlalu banyak. Selain karena faktor usia yang membuat Ibu tak lagi punya cukup tenaga untuk membuat banyak kue, juga karena tak ada lagi aku dan adik yang bisa membantu Ibu membuat kue. Ibu juga tak lagi membuatkan kue untuk dikirimkan pada saudara-saudaranya. Sebagai gantinya Ibu memberi saudaranya itu (yang sekarang tinggal seorang) sejumlah uang untuk dibelanjakan sendiri sesuka hati saudaranya itu.
Ibu juga sudah tak lagi membuat kue tart untuk dibagikan pada tamu-tamu yang ada di rumah. Sebagai gantinya, aku dan adik menyediakan aneka jajanan tradisional (seperti madumongso ataupun jenang) untuk tambahan aneka kue yang dibuat oleh Ibu. Namun, kami tak lagi repot membuatkan teh ataupun sirup untuk tamu yang datang. Minuman yang disediakan untuk tamu adalah aqua gelas yang sudah dihidangkan di meja tamu. Jadi, kalau Ibu di rumah sendiri saat aku dan adik berada di rumah mertua, maka Ibu tak perlu lagi pontang panting menyiapkan minuman atau mencuci gelas saat tamu ramai berdatangan.
Satu lagi yang berbeda adalah, kini kami tak lagi putar-putar kota naik becak untuk mengunjungi saudara ataupun atasan Ibu dan Bapak di kantor. Saudara yang ada di Kota Madiun tinggal seorang, selain itu Bapak dan Ibu sudah pensiun dan atasan-atasan Bapak dan Ibu dulu sudah banyak yang pindah ke kota lain dan beberapa sudah meninggal.
Dulu, saat eyang suamiku masih hidup, hari pertama lebaran aku pasti melewatikannya di Ploso Jombang. Namun semenjak beliau meninggal, hari pertama lebaran aku dan suami akan berlebaran di rumah ortuku, baru kemudian kami (bersama-sama Bapak dan Ibu, juga keluarga adikku) akan berangkat bersama-sama ke rumah saudara satu-satunya yang masih ada di Madiun. Setelah itu kami berangkat ke rumah mertuaku. Nanti, aku dan suami serta Shasa akan ditinggal di rumah mertua sementara Ortu dan Keluarga Adik akan pulang ke rumah.
Itu cerita lebaranku, bagaimana cerita lebaranmu?
Saat lebaran, di atas meja tamu tak hanya dihias dengan vas bunga tapi juga aneka makanan ringan. Jauh sebelum lebaran tiba, Ibu (dengan bantuanku dan adikku) telah membuat aneka macam kue kering untuk dihidangkan pada tamu saat lebaran tiba. Bukan itu saja, Ibu juga membuat aneka macam kue kering untuk dikirimkan pada kakak-kakak iparnya yang tinggal sekota dengan kami.
Pada saat lebaran, Ibu memang tak pernah menyediakan makanan besar untuk tamu di rumah. Tapi aku ingat, beberapa kali Ibu menyediakan kue tart untuk dihidangkan pada tamu di hari yang fitri itu. Karena tart yang Ibu buat bukan tart yang super besar, maka hanya tamu-tamu yang datang lebih dulu saja yang kebagian tart buatan Ibu. Sedangkan tamu-tamu yang datang belakangan sudah dipastikan kehabisan jatah tart itu.
Dulu, untuk setiap tamu Ibu akan menghidangkan sirup. Tapi untuk tamu yang sepuh, Ibu menghidangkan teh hangat. Nah, repotnya jika tamu Ibu sedang banyak (apalagi datang bersamaan) aku dan adikku yang heboh di dapur. Kami harus bolak balik menyeduh teh dan menyiapkan sirup. Bukan itu saja, kami juga harus bolak balik mencuci gelas agar siap pakai saat tamu datang.
Selain itu, yang aku ingat dulu setiap lebaran Bapak dan Ibu akan mengajakku berkeliling ke rumah saudara-saudara Bapak dan Ibu yang tinggal sekota dengan kami. Kani juga diajak bertamu ke rumah atasan Bapak dan Ibu di kantor. Untuk acara putar-putar kota guna bersilaturrahmi itu, kami biasanya memesan 2 becak, karena kami tak punya mobil ataupun motor saat itu.
Sekarang lebaran berbeda, sangat jauh berbeda. Untuk kue yang dihindangkan saja, Ibu tak lagi membuat terlalu banyak. Selain karena faktor usia yang membuat Ibu tak lagi punya cukup tenaga untuk membuat banyak kue, juga karena tak ada lagi aku dan adik yang bisa membantu Ibu membuat kue. Ibu juga tak lagi membuatkan kue untuk dikirimkan pada saudara-saudaranya. Sebagai gantinya Ibu memberi saudaranya itu (yang sekarang tinggal seorang) sejumlah uang untuk dibelanjakan sendiri sesuka hati saudaranya itu.
Ibu juga sudah tak lagi membuat kue tart untuk dibagikan pada tamu-tamu yang ada di rumah. Sebagai gantinya, aku dan adik menyediakan aneka jajanan tradisional (seperti madumongso ataupun jenang) untuk tambahan aneka kue yang dibuat oleh Ibu. Namun, kami tak lagi repot membuatkan teh ataupun sirup untuk tamu yang datang. Minuman yang disediakan untuk tamu adalah aqua gelas yang sudah dihidangkan di meja tamu. Jadi, kalau Ibu di rumah sendiri saat aku dan adik berada di rumah mertua, maka Ibu tak perlu lagi pontang panting menyiapkan minuman atau mencuci gelas saat tamu ramai berdatangan.
Satu lagi yang berbeda adalah, kini kami tak lagi putar-putar kota naik becak untuk mengunjungi saudara ataupun atasan Ibu dan Bapak di kantor. Saudara yang ada di Kota Madiun tinggal seorang, selain itu Bapak dan Ibu sudah pensiun dan atasan-atasan Bapak dan Ibu dulu sudah banyak yang pindah ke kota lain dan beberapa sudah meninggal.
Dulu, saat eyang suamiku masih hidup, hari pertama lebaran aku pasti melewatikannya di Ploso Jombang. Namun semenjak beliau meninggal, hari pertama lebaran aku dan suami akan berlebaran di rumah ortuku, baru kemudian kami (bersama-sama Bapak dan Ibu, juga keluarga adikku) akan berangkat bersama-sama ke rumah saudara satu-satunya yang masih ada di Madiun. Setelah itu kami berangkat ke rumah mertuaku. Nanti, aku dan suami serta Shasa akan ditinggal di rumah mertua sementara Ortu dan Keluarga Adik akan pulang ke rumah.
Itu cerita lebaranku, bagaimana cerita lebaranmu?
kalo dulu,baru nyampe rumah dan sowan ke ibu abah mas dan mbak udah banyak yang wira-wiri,rame banget,meriah...tapi sekarang udah sepi,nggak semeriah dulu...kalo dulu habis shalat ied lagsung cium tangan dan pipi ibu abah,sekarang nggak,soalnya mendadak g jadi mudik ke jombang dan ponorogo..jd lebaran di Siak ^^
BalasHapusmohon maaf lahir batin ya mbk :)
Wah sama donk. Cerita lebaran saya sekeluarga sih tidak beda. Selalu ada sajian kue kue dan Penganan lebaran untuk tamu tamu. Namun mungkin karena situasi yang tidak memungkinkan juga, serta waktu yang terbatas, kue kue lebaran yang kami sajikan tidak murni buat sendiri. Ada beberapa item atau jenis kue lebaran yang beli praktis di pasar, atau Toko Kue. Hiheiheiheiehiehiee
BalasHapusJadi inget waktu blm menikah..tiap Lebaran selalu repot sejak awal bantu mamaku nyiapkan berbagai masakan.. Trus tamu yg datang juga byk banget..seperti hajatan saja.. Semarak banget.. Kalo skrg koq rasanya kurang semarak.. Krn semua yg dihidangkan bisa dibeli..gak repot masak memasak lg..
BalasHapusTaqabbalallahu Minna Wa Minkum, shiyamana wa shiyamakum. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435H Mba Reni dan keluarga..
BalasHapusCerita lebaran saya nti diposting juga deh mba
iya betul mba... dulu ibu saya juga suka bikin kue kering, tapi skrg anak2nya sudah meminta ibu utk tdk membuat kue kering lagi karena khawatir cape, gantinya adalah kami sebagai anak2nya membelikan ibu kue kering :d
BalasHapusSama mbak... lebaran duluuu...selalu diwarnai dengan wira-wiri antara dapur & ruang tamu utk pembuatan minuman.. dan dua ember besar air untuk pencucian gelas-gelas itu dari waktu ke waktu.. sekarang, ada teh gelas sebagai alternatif minumannya..sungguh praktis..hehe...
BalasHapusSelamat Idul Fitri n maaf lahir batin ya mbak Reni...
sama mbak, aku dulu juga direpotkan ama bikin minuman dan cuci2 gelas. klo menghidangkan minuman kemasan, dulu dianggap kurang sopan. alhamdulillah skrg malah tradisinya di tiap rumah udah disediain minuman kemasan, entah itu air mineral ato minuman manis, lebih praktis.
BalasHapusmet lebaran ya mbak, mohon maaf lair batin
Izin nyimak gan? Salam kenal semoga sukses amiiin !!!
BalasHapusSenada Jeng, lebaran kami isi dengan sowan ke sesepuh, pun adanya halal bihalal keluarga mempermudah kami jumpa dengan sanak keluarga yang tercerai berai oleh tempat tinggal. Salam
BalasHapusAndai di Jakarta ada becak mau deh muter-muter naik becak pas lebaran hihi. Aku lebaran nggak mudik, di Jakarta aja >,< Nggak ke mana-mana juga~
BalasHapusPersis dengan tradisi lebaran di rumah Mbak Reni. Dari dulu sampai sekarang setiap lebaran ibu saya selalu membuat nasi kuning. Pagi di bagi-bagi ke tetangga, siangnya buat makan saudara yang bertamu lama. Sedangkan untuk kue lebaran Ibu saya suka bikin-bikin rengginang sendiri. Karena nggak terbiasa bikin kue modern saya akhirnya yang bikin. mulai nastar, sampai kue kering lainnya..
BalasHapusSirupnya sekarang udah terganti dengan air mineral dan atau teh yang terkenal itu ya, Mba.
BalasHapusTerus, Oven sekarang banyak nganggungya.
Satu minggu libur lebaran, saya di rumah wae. Enggak produktif. :D
liburan dulu ternyata lebih berwarna
BalasHapuslebaran saya juga jauh berbeda dari ketika masih kecil. Dulu ketupat aja bikin sendiri selongsongnya. Sekarang beli jadi. Pokoknya lebih simpel sekarang, Mbak
BalasHapusLebaran duluuu pas aku masih kecil terima banyak kiriman kartu lebaran
BalasHapuskalo sekarang bpk ibu terima banyak parcel wkwkwkw
sedangka aku nggak kartu lebaran lagi tp udah ucapan via medsos
banyak yg berubah ya dari lebarannya mak reni waktu ke waktu :-D
yg penting esensinya .
lebaran saya juga beda mbak, kalo dulu sering dapat angpao, sekarang udah enggak. syediih... hehee :))
BalasHapusSalam kenal ibu :) sekedar blogwalking dulu
BalasHapusrumahku di madura tambah sepi mbak ren, sepi karena habis unjung2 langsung pulang,,biasanya dulu kami masih duduk berlama lama sambil cerita, habis itu dikaih makan,,sekarang sudah tidak,,lebaran dulu 7 hari lamanya tapi lebaran sekarang cuma 1 hari aja,,,
BalasHapusperbedaan kalau kita sudah menikah ,, nanti mungkin saya juga seperti itu ..
BalasHapusLebih praktis ya mbak lebaran sekarang
BalasHapusminal aidin walfaidin ya bu, walau telat hehehe
BalasHapuslebaran versi saya ga pernah sibuk masak... pagi ke rumah orang tua, lanjut ke rumah keluarga ibu, lanjut ke rumah keluarga ayah, lanjut ke rumah mertua, trakhir ke rumah keluarga ibu mertua...
BalasHapusbaru sibuk biasanya kalau ada temen yg mau silaturahmi ke rumah :D
Lebaran zaman sekarang sangat sepi sekali ya...
BalasHapusmenurut saya lebih enakan lebaran dulu... apalagi waktu saya masih SD maen tembak-tembakan gitu hehhee sekarang kayaknya udah gak bisa lagi, udah gede kaleee :D
Beda banget pasti mba yu..kan sudah beda era..:D
BalasHapusPasti udah lupa ama teman lamamu nih..:D
Lebaran sekarang lebih simple. Udah mulai jarang orang silaturrahim dari rumah ke rumah. Biasanya setelah shalat Ied kumpul di masjid, salaman bareng trus bubar.
BalasHapusMbak klo ada nastarnya dibagi dong hehe
BalasHapus