Minggu, 08 September 2013

Dear Daughter : My Great Shasa



Madiun, 8 September 2013

Shasa, putriku tercinta...
Hari ini Ibu dapat 'kehormatan' (dari tante Alaika) untuk bercerita banyak tentangmu, Sayang. Bercerita tentang masa-masa yang telah kita lalui bersama selama hampir 14 tahun lamanya. Bercerita tentang arti hadirmu dalam kehidupan Ibu selama ini. Sebuah 'kehormatan' yang tak akan Ibu sia-siakan begitu saja. Semoga apa yang akan Ibu tuliskan hari ini untukmu akan menjadi kenangan abadi di antara kita berdua.

Shasaku sayang...
Kehadiranmu amat sangat istimewa. Bukan saja bagi Ibu dan Ayah, namun juga bagi semua Eyangmu (dari pihak Ibu dan juga dari pihak Ayah). Engkau adalah putri pertama (dan satu-satunya) bagi Ibu dan Ayah, sekaligus cucu pertama bagi semua Eyangmu. Itu sebabnya Sayangku, saat Ibu dinyatakan hamil pada bulan keempat setelah pernikahan Ibu, semuanya menyambut dengan suka cita. Sejak masih dalam perut Ibu itulah, Shasa sudah dimanjakan dan mendapat limpahan kasih sayang (semuanya melalui Ibu tentu saja, Sayang. Ibu jadi ikut merasakan enaknya dimanja dan disayang secara luar biasa. Itu semua karenamu.).

Begitu lahir, Shasa telah jadi 'bintang' bagi kami semua. Dengan wajah bulat cantik, kulit putih bersih, bibir mungil... Shasa di mata Ibu adalah the most beautiful baby in the world! Ibu dan Ayah tak henti mensyukuri karunia Allah ini. Semua Eyangmu apalagi! Shasa-lah satu-satunya tempat kami semua melimpahkan cinta! Bersyukurlah Sayang, atas demikian banyak cinta yang telah Shasa terima bahkan sejak Shasa masih berada dalam kandungan Ibu.

Sebagai anak pertama (dan satu-satunya) serta cucu pertama, mau tak mau Shasa begitu dimanjakan. Semua Eyangmu berebut memanjakanmu. Begitu juga budhe/pakdhe, serta om/tantemu. Semua itu membuat Ibu jadi kuatir jika Shasa tumbuh menjadi anak manja, Sayang. Itulah mengapa Ibu memilih meneguhkan hati untuk mendidikmu dengan keras serta disiplin ketat. Walau, jujur saja, seringkali ibu melemah setiap melihat wajah manismu merayu Ibu. Maafkan Ibu, jika menurutmu Ibu seringkali terlalu keras mendidikmu. Tapi percayalah pada Ibu, Sayangku... bahwa semua itu Ibu lakukan semata untuk kebaikan Shasa.

Shasaku terkasih...
Maafkan Ibu jika seringkali Shasa terpaksa 'mengalah' demi pekerjaan Ibu, bahkan sejak Shasa masih dalam kandungan, Sayang. Saat Ibu mengandungmu, pekerjaan Ibu di kantor sedang banyak-banyaknya. Bahkan, saat Ibu sudah mengambil cuti bersalin, Ibu tetap bekerja. Setiap hari Ibu masih tetap disibukkan mengerjakan tugas-tugas kantor. Hanya bedanya, Ibu melakukannya di rumah, bukan di kantor. Seringkali sambil mengerjakan tugas-tugas kantor itu, Ibu mengelus-elus perut Ibu sambil berkata, "Dede lahirnya nunggu kerjaan Ibu kelar, ya?" Itulah kali pertama Ibu memintamu 'mengerti' kondisi Ibu. Entah karena kata-kata itu atau bukan, tapi yang jelas Shasa lahir mundur 4 hari dari yang dijadwalkan (dan itu membuat panik semua Eyangmu). Shasa benar-benar lahir di saat semua pekerjaan kantor Ibu sudah tuntas sempurna.

Kali kedua Ibu memintamu 'mengerti' Ibu di saat usiamu baru 2 bulan 7 hari. Baru saja seminggu Ibu masuk kerja kembali, usai cuti bersalin selama 3 bulan, Ibu mendapat tugas untuk mengikuti diklat di Surabaya. Saat itu bukan main galaunya hati Ibu, Sayang. Alasan kantor meminta Ibu berangkat karena tak ada yang bisa ditugaskan mengikuti diklat itu selain Ibu. Akhirnya, setelah Ibu berunding dengan Ayah dan semua Eyangmu... maka Ibu pun dengan berat hati meninggalkanmu diklat selama 3 hari di Surabaya. Ibu akui bahwa saat itulah masa-masa tersulit Ibu, Sayang.

Setelah Shasa mulai besar pun, Ibu masih berulang kali memintamu 'mengerti' kesibukan Ibu di kantor. Entah berapa kali pula Ibu meninggalkanmu karena mendapat tugas ke luar kota. Untuk 'menebus' rasa bersalah, Ibu selalu berusaha membelikan oleh-oleh berlimpah buatmu, Nak. Melihatmu tersenyum menerima oleh-oleh dari Ibu, rasa bersalah Ibu dapat sedikit berkurang. Jika tak harus ke luar kota, Ibu terpaksa kerja lembur. Bahkan, saat kerja lembur di kantor pun tak menyelesaikan pekerjaan Ibu, maka seringkali Ibu terpaksa mengerjakan tugas-tugas kantor itu di rumah. Lagi-lagi... Ibu memintamu 'mengerti'. Maafkan Ibu ya, Sayangku....

My sweet heart...
Ada saat-saat yang sangat tak ingin Ibu lewatkan bersamamu. Salah satunya adalah menemanimu menjelang tidur malam. Ibu selalu berusaha agar bisa menemanimu menjelang tidur malammu. Saat-saat itu, Ibu bisa bercerita banyak hal dan mendengarkan ceritamu juga. Seringkali, di sela-sela cerita yang Ibu sampaikan, Ibu menyisipkan banyak sekali nasehat. Ibu berharap, semoga semua nasehat yang Ibu sampaikan itu bisa Shasa pahami dan Shasa laksanakan. Saat Shasa mulai mengantuk mendengar cerita Ibu, maka Ibu akan mencium kedua pipimu dan keningmu sambil berbisik, "good night... sweet dream... I love you" dan sambil tersenyum manis Shasa akan menjawab, "love you too...." Tapi, seringkali Shasa curang dan hanya menjawab dengan "too..." atau di saat sudah benar-benar mengantuk Shasa hanya mengangkat 2 jarimu sambil tersenyum.

Sayangku..., pernah dalam beberapa malam Ibu sangat repot dan tergesa-gesa meninggalkanmu sebelum Shasa terlelap tidur. Keesokan harinya, Shasa dengan muka sedih mendatangi Ibu dan berkata..., "kok Ibu sudah beberapa malam ini tak mengucapkan good night... sweet dream... I love you...? Apa Ibu sudah tak sayang, aku?" Aduh Shasa..., maafkan Ibu... bukannya Ibu tak lagi menyayangimu tapi pekerjaan Ibu membuat Ibu benar-benar tertekan dan tak sabar menemanimu berlama-lama di kamar sampai Shasa benar-benar terlelap. Maafkan Ibu yang seringkali menyakitimu, tanpa Ibu sadari. Sejak hari itu, Ibu berusaha untuk tak lagi melupakan momen menjelang tidur itu dan mengucapkan kata-kata sakti pengantar tidurmu itu. Semoga Ibu tak akan melupakannya lagi, Sayang.

Shasaku yang luar biasa...
Maafkan Ibu (dan Ayah) yang tak menghadirkan adik buatmu. Bukan kami tak mau, Sayang... tapi rupanya Allah hanya mengijinkan Ibu dan Ayah mengasuhmu seorang. Ibu paham, seringkali Shasa merasa kesepian. Itu sebabnya Ibu tak lelah mendorongmu untuk berteman dengan siapa saja. Ibu sadari bahwa teman-temanmu adalah orang-orang yang akan paling dekat denganmu, karena saudara-saudara sepupumu jauh semua. Itu pula sebabnya, Ibu memperlakukan sahabat-sahabatmu sebagai anak Ibu juga. Ibu berharap agar persahabatan kalian langgeng dan kalian akan menjadi seperti saudara. Semoga kelak kehadiran sahabat-sahabatmu itu akan bisa membantumu dan menggantikan ketiadaan saudara kandungmu.

Keberadaanmu yang (akhirnya) menjadi anak semata wayang itu pulalah yang membuat Ibu juga ekstra keras mengajarimu berbagi. Ibu tak ingin Shasa tumbuh jadi anak yang egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Ibu tak ingin Shasa tumbuh menjadi anak yang tak mengenal arti berbagi dengan orang lain. Ibu tak ingin Shasa tumbuh menjadi pribadi yang tak memahami kesulitan orang lain.Semoga Shasa bisa memahami maksud baik Ibu ya, Nak.

Buah hatiku...
Maafkan kami (Ibu dan terlebih-lebih Ayah) yang seringkali tanpa kami sadari sangat over protective padamu. Walau kami sadar itu tidak bagus untukmu, namun rasa sayang kami membuat kami tanpa sadar melakukannya. Kami hanya tak ingin putri semata wayang kami terluka. Itu saja. Terimakasih atas pengertianmu (ah, lagi-lagi kami yang memintamu untuk 'mengerti') sehingga beberapa kali tak ikut main dan kumpul-kumpul dengan teman-temanmu. Bukan kami tak percaya padamu, Sayang. Bukan juga kami tak percaya pada teman-temanmu. Namun, kami kuatir jika ada orang lain (yang lebih besar dan dewasa darimu dan teman-temanmu) yang akan mengganggu kalian dan menyakiti kalian. Ah, maafkan kami yang terlalu paranoid ini ya?

Satu hal yang harus Shasa mengerti benar adalah bahwa Ibu (dan juga Ayah) akan melakukan apa saja... apa saja... untuk kebaikanmu, Nak. Walau mungkin saat ini Shasa belum memahami dan menyadari sepenuhnya, tapi suatu saat Shasa akan mengerti. Jika saat ini Shasa merasa apa yang Ibu lakukan itu 'menyebalkan', suatu saat Shasa akan paham kalau itu untuk kebaikanmu juga, Sayang.

Sayangku.., apakah surat Ibu ini sudah membuatmu lelah membacanya? Jika belum, ijinkan Ibu melanjutkannya ya? Maklumlah... 14 tahun kebersamaan kita bukanlah waktu yang singkat, sehingga begitu banyak hal yang ingin Ibu ceritakan padamu, Anakku.

Permata hati Ibu tercinta...
Terimakasih telah selalu percaya pada Ibu selama ini. Terimakasih juga telah mau berbagi segala hal dengan Ibu. Tahukah Sayang, bahwa bagi Ibu kepercayaanmu pada Ibu adalah segalanya. Ibu rela melakukan apa saja demi tetap bisa merengkuh kepercayaanmu pada Ibu. Terimakasih juga telah menjadi tempat sharing Ibu selama ini. Maafkan Ibu, jika terpaksa Shasa menjadi tempat Ibu mencurahkan uneg-uneg dan keluh kesah Ibu. Terimakasih untuk semuanya, Anakku.

Dulu Ibu tak lelah mendorong Shasa untuk berani dan menyingkirkan sifat pemalu Shasa. Kini, Ibu sangat bahagia dan bangga karena Shasa telah berkembang jauh sekali. Shasa telah berani untuk tampil. Shasa juga telah berhasil menyingkirkan sifat pemalu Shasa. Semoga ke depannya, Shasa dapat meraih keberhasilan yang jauh lebih besar daripada keberhasilan yang selama ini telah Shasa peroleh. Itu doa Ibu selalu untukmu, Sayang.

Ibu memang 'bawel' dan rajin sekali mengingatkan Shasa untuk melakukan ini itu. Kini, Ibu sangat bahagia melihat Shasa mampu mandiri dan bisa melakukan beberapa pekerjaan sendiri tanpa perlu dibantu. Ibu senang Shasa mau dam mampu melakukan kewajiban di rumah membantu Ibu, seperti membersihkan rumah dan mencuci pakaian Shasa sendiri.

Ibu terharu sekali, saat Ibu sakit ataupun saat sedang kelelahan, Shasa memasak nasi dan menggoreng lauk menggantikan tugas Ibu, tanpa Ibu minta. Ibu juga sangat terharu saat Shasa diam-diam telah menyetrika baju seragam sekolah sendiri. Atau saat Shasa dengan susah payah menjahit sendiri badge kelas di lengan seragam sekolah. Ibu makin terharu saat Shasa ternyata diam-diam juga mencuci baju-baju Ibu saat Shasa mencuci baju milik Shasa.

Percayalah Sayangku, selama ini Ibu berkeras mengenalkan pekerjaan rumah buatmu itu akan bermanfaat bagi hidup Shasa kelak. Tak selamanya Shasa akan tinggal bersama Ibu. Suatu saat kelak Shasa akan hidup mandiri, terlepas dari Ibu. Kalau Shasa tak mampu melakukan pekerjaan rumah seperti itu, pasti Shasa akan kerepotan bukan? Selain itu, dengan melakukan pekerjaan rumah itu dan mengetahui bagaimaan sulit atau beratnya, Shasa bisa menghargai mbak-mbak yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, bukan? Karena apa yang mereka kerjakan bukanlah hal yang mudah.

Ibu juga lega dan terharu luar biasa karena ternyata Shasa mampu untuk berbagi dengan orang lain. Shasa memiliki kepedulian terhadap orang lain dan tak segan berbagi. Ibu sangat bangga padamu, Nak. Pertahankan terus hal itu ya Sayang..., jangan pernah lupa berbagi apa saja dengan orang lain.

Seperti yang Ibu seringkali katakan bahwa kepandaian itu penting, namun bagi Ibu hal itu bukanlah satu-satunya. Itu makanya Ibu senantiasa mendorong Shasa untuk mengembangkan kemampuan lain di luar kemampuan akademis. Gali dan temukan potensimu, Nak. Kembangkan dirimu agar suatu saat kelak Shasa mampu mengaktualisasikan diri dengan sempurna.

Maafkan Ibu, Sayangku... karena semua harapan Ibu tertumpah padamu. Semoga tak membebani hidupmu kelak. Ibu akan senantiasa berdoa agar Shasa mendapatkan yang terbaik dan menjadi yang terbaik. Tetaplah menjadi putri Ibu yang manis dan menyenangkan. Tetaplah percaya kepada Ibu, sampai kapan pun dan Ibu akan selalu mendukungmu dan membantumu. Jadilah anak yang berbakti pada orang tua dan bertakwa pada Allah SWT. Aamiin...

Sayangku..., rasanya sudah sangat panjang surat Ibu untukmu. Semoga dengan membaca surat ini Shasa makin menyadari bahwa Shasa adalah segalanya bagi Ibu. Segenap cinta dan doa Ibu tercurah untukmu, Nak. Terimakasih telah menjadi Shasa yang hebat... dan menjadi bagian dari hidup Ibu.

I love you so much.... forever and ever.


Peluk cium Ibu untukmu seorang




Oya, selanjutnya kesempatan emas untuk berbagi cerita tentang putri tercinta ini aku teruskan pada Mbak Lies Wahyoeni, karena kebetulan saat tongkat estafet ini aku terima dari mbak Alaika di saat yang bersamaan muncul wajah manis Aulia putri tercinta mbak Lies nongol di HPku. :D Jadi, sepertinya memang rejeki Mbak Lies nih untuk meneruskannya. Jangan lupa, Deadline hari Selasa jam 08.00 WIB ya mbak?

43 komentar:

  1. wah, shasa sudah SMP pa SMA ya?

    BalasHapus
  2. @Gus Priyono >> Shasa baru (atau sudah?) SMP kok Mas... :)

    BalasHapus
  3. Trimakasih sudah menerima tugas mulia ini, Mbak Reni, dan melanjutkannya kepada Mba Lies. Semoga tulisan surat berantai ini akan dapat memperkaya koleksi surat para ibu terhadap putri tercintanya yaaa.

    Shasa pasti bangga dan bahagia sekali dianugerahi Ibu dan Ayah seperti kalian, Mbak. Be a good and smart girl ya, Sha. See, Mom and Dad will do everything for your goodness life and bright future.

    Shasa pasti akan mengerti sepenuhnya dengan tata cara Mbak dan Mas mendidiknya, dan memahami bahwa semua itu adalah untuk kebaikannya seorang. :)

    Trims again for this good work, Mbak!
    Saleum,
    Alaika

    BalasHapus
  4. Shasa dan ibunya sama-sama luar biasa. Semoga nanti dek Vivi juga bisa sehebat mb Shasa ya,juga sayang pada ayah dan ibunya seperti mb Shasa juga.

    BalasHapus
  5. Wow...suratnya bikin terhayuuuuuu..

    Ah Shasha emang anak yang manis dan pinter, Mbak...

    Hihihihi tongkat estafetnya kutrima Mbak....# cerita apa ya..mikir :)

    BalasHapus
  6. Jadi terharu nih Mbak, baca suratnya
    Semoga Shasa bisa (tetap) menjadi kebanggaan. Aamiin.

    BalasHapus
  7. Wow Shasa nya udah beda sama foto yg di widget itu ya mbak, udah gede tambah cantik.. :D

    BalasHapus
  8. Shasa dapat limpahan kasih sayang yang luar biasa, sebagai anak pertama dan cucu pertama, semoga kasih sayang semua orang yang mengenalnya selalu menaungi Shasa selamanya, Aamiin!

    BalasHapus
  9. yang pake baju kuning tu Sasha udah gede ya Bu....?
    pasangan ibu anak yg narsis....
    hheheee

    BalasHapus
  10. @Alaika >> Mbak Al, sekali lagi terimakasih tak terhingga atas kehormatan yang mbak berikan padaku utk menuliskan kisah istimewa antara aku dan Shasa. :D

    @Uniek Kaswarganti >> Semoga kelak dek Vivi juga akan tumbuh jadi gadis hebat seperti Mamanya, mbak. Aamiin.

    @Lies Hadi >> ayo mbak Lies... ditunggu kisahnya dengan Aulia :)

    @Esti Sulistyawan >> Aamiin... terimakasih banyak doanya mbak. :)

    @Rini Uzegan >> Iya, beda banget ya? Yang di widget itu foto waktu masih SD, masih gemuk. Sekarang sudah kurusan dia hehehe

    @Aura Ide >> begitulah Pak... keadaan membuat Shasa begitu istimewa dan diistimewakan. Walau kini Eyang2nya sudah punya beberapa cucu, tapi Shasa tetaplah cucu yang paling disayang, karena selain cucu pertama namun juga satu-satunya cucu yang tinggal sekota dengan eyang2nya.

    @Dihas Enrico >> Yang baju kuning itu Shasa dan Ibunya lo... Jangan kebalik ya? hehehe

    BalasHapus
  11. Subhanallah .... begitu harunya saya membacanya, mbak
    semoga Shasa akan selalu menjadi kebanggan semua orang yang menyayanginya..... mejadi wanita yg sholehah

    salam sayang buat Shasa ya, mbak

    BalasHapus
  12. PErjalanan bersama buah hati itu jika diceritakan memang tidak ada habisnya ya Mak, salam buat shasa...

    BalasHapus
  13. Ninggalin anak untuk dinas luar kota itu memang rasanya berat banget yah...

    BalasHapus
  14. Waaah Shasa anak tunggal ya? Cintanya penuh dong. Bersyukur ya Shasa manis, gak ada adik tak harus kesepian, bisa menyayangi teman-teman :)

    BalasHapus
  15. @Hariyanti Sukma >> Aamiin... terimakasih banyak utk doanya buat Shasa ya mbak... Insya Allah salamnya tersampaikan

    @Astin Astanti >> bener banget mbak, setiap momen dg buah hati rasanya istimewa semuanya. Bicara tentang mereka gak akan ada habisnya :)

    @Matris Londa >> akan lebih berat jika saat dines itu, Shasa telp trus cerita ttg kesedihannya atau masalahnya yang didapatnya hari itu. Kalau sdh spt itu... rasanya ingin buru2 pulang.

    @Lusi >> Begitulah mbak, tanpa direncanakan ternyata shasa menjadi anak tunggal. Padahal sejak umurnya 2,5 tahun aku ingin memberinya adik tapi sampai sekarang tak terwujud. Sudah rejeki kami hanya mengasuh seorang putri, mbak.

    BalasHapus
  16. sasha,,be strong ya cantik,,kamu pasti bisa jd kebanggaan orang tuamu,, anak tunggal problemnya kesepian ya mba,,aku jd mikir,,smoga aku bisa nambah 1 lg he he *lho kok,,salam kenal mba,,

    BalasHapus
  17. Salam knal Mbak Reni.. Wah terharu bgt baca surat utk shasa.. Apalagi kl shasa sdr yg bca surat ni.. Semoga shasa makin syang n berbakti ssma ibu m ayah..
    Moga2 Nadia ku yg smp skr jg msh jd anak tunggal bisa tumbuh jd anak yg mandiri spt Mbak shasa :)

    BalasHapus
  18. Suka sekali dengan ibu dan anak ini :D

    BalasHapus
  19. @Bunda Aisykha >> Nah... kalau gitu buruan aja nambah momongan lagi, mbak... biar gak kesepian spt Shasa :D

    @Momtraveler >> salam kenal kembali Mak... Shasa belum baca surat ini, karena semalam dia sudah tidur dan pagi ini dia sekolah. Mungkin pulang sekolah nanti dia baru bisa baca surat ini Mbak. Terimakasih doanya buat Shasa... dan semoga Nadia juga bisa menjadi anak yang mandiri, mbak.

    @Hana Sugiharti >> Alhamdulillah... terimakasih sudah mampir Mbak Hana :)

    BalasHapus
  20. Wah ide yang menarik membuat postngan berantai dan bergantian.

    Begitulah kebanyakan anak pertama, cucu pertama selalu menjadi primadona di dalam keluarga besar. Tak terkecuali di keluarga saya. Hampir setiap anggota keluarga menumpahkan kasih sayangnya dengan berbagai bentuk yang beragam.
    Salam saya buat Nduk Shasa

    BalasHapus
  21. Udah aku baca ma. You are the best. Love you (ga bisa berkata")

    BalasHapus
  22. Numpang menyimak ja dulu Bu, salam dari Pulau Tidung

    BalasHapus
  23. sukses buat sasha...

    minta like atau komentarnya disini ya, karena setiap like atau komentar anda memberikan kesempatan mendapatkan satu buah motor TVS Apache

    BalasHapus
  24. @Zasachi >> Ini... ini tak bawakan tissue :)

    @Rina Susanti >> Salamnya Insya Allah tersampaikan, mbak

    @Pakies >> Iya Pak, ide Mak Injul emang keren. Dari beliaulah postingan berantai ini beredar. Insya Allah salamnya tersampaikan, Pak.

    @Shasa >> Love you too much, honey *peluk dan cium utkmu*

    @Pulau Tidung >> silakan... :)

    @Mas Huda >> Oke... Insya Allah nanti meluncur kesana. Oya, makasih doa utk Shasa :D

    BalasHapus
  25. Very taouching, mba Reni..
    salam kenal mba Shasa :)
    saya juga ketiban tongkat estafet dari mak Lies Hadi utk cerita #deardaughter :)

    BalasHapus
  26. Senangnya Shasa mendapatkan kasih sayang berlimpah dari semuanya, semoga shasa selalu memberikan kasih sayang pada semua dan sesama.

    BalasHapus
  27. Wah,jadi inget Sabila. Sudah seminggu saya nda nengok di pondok.
    Salam buat Mbak Shasa, Mbak Renny.

    BalasHapus
  28. semoga Shasa sehat bahagia selalu dalam lindungan ALLAH ......salam :-)

    BalasHapus
  29. Salam buat Shasa, Mbak. Dia anak yang hebat. Sehebat kedua orangtuanya. :)

    BalasHapus
  30. @Rita Asmaraningsih >> Mbak kalau nulis utk buah hatinya, pasti juga akan membuat yang baca ikutan terharu kok. :)

    @Dwiyani Arta >> tadi sudah mampir ke blognya mbak... Suratnya buat Samara juga menyentuh sekali.

    @Santi Dewi >> Aamiin... terimakasih doanya Mbak. Semoga shasa akan mampu membagi cinta yang telah banyak diterimanya selama ini :)

    @Abi Sabila >> Insya Allah salamnya akan tersampaikan, Abi. Salam juga utk Sabila... kapan Abi akan nengok Sabila lagi?

    @BlogS of Hariyanto >> Aamiin... terimakasih banyak doanya Pak

    @Nathalia Diana >> rasanya hubungan emak2 blogger dg buah hati masing2 juga tak kalah indahnya, Mak :)

    @Haya Aliya Zaki >> Insya Allah salamnya akan tersampaikan, Mak. Dan, terimakasih doanya... :)

    BalasHapus
  31. jadi ngebayangin nanti Kanaya sebesar Shasa....

    BalasHapus
  32. shasa.. Permata hati Ibu dan Ayah :-)
    shasa anak yg pengertian ya, hebat pasti Sasha lebih dewasa a skrg :-)

    semoga kelak sukses ys Sha.. :-)

    BalasHapus
  33. Shasa anak yang manis ya Mbak ..

    BalasHapus
  34. Shasa cantiikk... pinternya kamu bikin ibu terharu, nyuciin baju?? dulu aku terobsesi punya anak perempuan ya karena ini. Meski 2 anak yang lahir dr rahimku semua lelaki, tapi ternyata mereka tetep pinter juga bikin ibunya terharu. Keep beeing a nice girl ya Shasa :)

    BalasHapus
  35. *meleleh bacanya*

    Shasa pasti senang banget baca ini, bangga punya orang tua lengkap yang super sayang padanya.

    selalu jadi anak yg membanggakan untuk Ibu Ayah ya Shasa sayang :*

    BalasHapus
  36. @Bunda Kanaya >> Pasti Kanaya akan cantik banget nanti kalo remaja, mbak

    @Lyliana Thia >> Aamiin... terimakasih doanya buat Shasa. Iya, Shasa makin dewasa aja sekarang mbak.

    @Dey >> Alhamdulillah mbak..

    @Noe >> Ternyata anak2, baik laki2 maupun perempuan, sukses membuat ortunya terharu.

    @Diah Alsa >> Aamiin... terimakasih doanya buat Shasa :)

    BalasHapus
  37. semoga adik manis Sasha akan selalu terkenang dengan momentum kasih sayang mama yang hangat nan penuh cinta dalam postingan blog ini. Be grow up, honey :)

    BalasHapus
  38. @Christanty Putri Arty >> Semoga saja begitu mbak.. aku berharapnya sih gitu hehehe

    BalasHapus
  39. I can feel you mbak...
    semoga shasa, ibu dan ayah selhat selalu :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)