Kamis, 22 Maret 2012

Ketika roda berputar

Sosoknya kecil, cenderung imut-imut di usianya yang sudah lewat kepala kepala 4. Sehari-hari dia disibukkan dengan upayanya mengais rejeki dengan membuat dan menjual aneka makanan, mulai dari aneka jajan pasar, puding, rolade ayam/daging, nugget ikan/ayam dsb.

Dia tak sungkan-sungkan menjajakan sendiri dagangannya, keluar masuk kantor yang ada di kotaku. Aneka jajanan yang dibuatnya sangat laku, karena dia memang pandai memasak. Selain itu, harga dari makanan itu sangat murah. Itu sebabnya, kehadirannya ditunggu para pelanggannya.

Jika dia tak berkeliling menawarkan dagangannya, bisa dipastikan dia sedang disibukkan dengan pesanan cateringnya. Dia masih terhitung pemula dalam bisnis catering di kotaku, maka demi menggaet pelanggan, dia rela menerima pesanan catering dengan budget rendah (hal yang tentu saja tak akan dilakukan catering yang sudah punya nama di kotaku).

Aku pribadi salut dengan usahanya untuk menghidupi keluarganya. Demi keluarganya, dia rela bekerja keras bahkan membuang semua rasa malunya. Kehidupan yang dijalaninya kini bisa dikatakan jauh berbeda dengan kehidupan masa lalunya. Dulu, uang bukan sesuatu yang menjadi masalah baginya.

Kedua orang tuanya adalah orang berada. Ayahnya adalah pejabat tinggi di kotanya. Sejak SMA (lebih dari 25 tahun yang lalu), dia sudah membawa mobil ke sekolah. Padahal saat itu, hanya orang-orang sangat kaya saja yang mampu membeli mobil. Di rumahnya, ada 3 orang asisten rumah tangga yang siap membantunya. Jadi, bekerja keras bukan menjadi bagian dari hidupnya, dulu.

Dia memutuskan berpisah dengan kedua orangtuanya, ketika dia memutuskan mengikuti suaminya pindah ke kota kelahiran sang suami. Suaminya adalah seorang kontraktor yang sukses, sementara mertuanya adalah pemilik catering yang sukses di kota itu. Awalnya, kehidupan rumah tangganya berjalan mulus dan dia pun menjalani indahnya hidup dalam kecukupan sebagaimana masa remajanya dulu.

Namun, roda berputar dan membuat segalanya berbeda. Suatu ketika, suaminya menderita kerugian yang sangat banyak karena tertipu rekan bisnisnya. Hal itu membuatnya harus kehilangan semua barang milik mereka. Untung saja, ayah kandungnya memberikannya sebuah rumah (yang cukup luas) untuk ditinggalinya bersama suami dan kedua anaknya.

Untuk makan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidup, keluarganya bergantung pada mertuanya. Saat itu, suaminya mencoba bangkit dan memulai bisnis lagi. Mereka benar-benar merangkak dan memulai segalanya dari nol. Melihat beratnya beban yang ditanggung suaminya, dia pun mulai belajar masak pada sang mertua yang punya bisnis catering.

Setelah merasa cukup mampu, dia pun mencoba membuat aneka makanan dan menjualnya sendiri, door to door, dari kantor ke kantor. Sedangkan awal mula keterlibatannya dalam usaha catering tak lepas dari campur tangan sang mertua. Mertuanya yang terharu melihat usaha keras sang menantu dalam membantu mencari nafkah, mulai menawarkan padanya untuk menerima catering. Pesanan catering yang 'kecil' dalam segi jumlah dan budget (yang tak ingin ditangani oleh sang mertua, karena terbiasa menerima pesanan catering yang 'besar'), coba ditawarkan mertuanya padanya.

Untuk membantu meringankan bebannya, sang mertua mengijinkannya menggunakan nama catering milik mertua. Selain itu, segala macam kebutuhan yang diperlukan untuk melayani pesanan catering (barang pecah belah : piring, mangkok, gelas dll, meja prasmanan, taplak meja sampai mobil box) dia diijinkan untuk memakai barang-barang catering milik mertuanya.

Begitulah, meski hidupnya kini tidak semanis kehidupannya dulu, namun dia menjalaninya dengan ikhlas. Meskipun hingga kini mertuanya masih membantu masalah keuangan rumahtangganya, namun dia bisa merasa senang dan puas dapat memberikan uang jajan pada anak-anaknya dari hasil kerja kerasnya sendiri. Dia pun mulai bisa sedikit demi sedikit mengurangi besarnya 'santunan' dari sang mertua pada keluarganya.

Begitulah hidup, kita harus senantiasa bersiap ketika roda berputar dan menempatkan kita di bawah. Sudah siapkah kita?

20 komentar:

  1. Cerita yang sangat menginspirasi mbak, memang begitulah kehidupan.. Saat diatas maupun dibawah, harus rendah hati dan selalu bersyukur :)

    BalasHapus
  2. Hidup memang tidak selalu sama seperti apa yang kita harapkan yah mba...

    BalasHapus
  3. Bismillah, semoga kita bisa siap di titip mana pun roda itu ya mba Ren :)

    BalasHapus
  4. salut atas usahanya...
    moga apabila sudah diatas gak bakal lupa ama yang dibawah

    BalasHapus
  5. kalau roda tak berputar, mobilnya ngga maju2 dong mbak .. hehehe.

    Begitulah hidup, tak selamanya di atas, juga tak selamanya di bawah. Yang penting tetap semangat.

    BalasHapus
  6. Insya Allah selalu siap mbak ^^

    Yang penting kita selalu bersyukur masih diberikan kesehatan dan keluarga yang utuh.
    Apapun cobaan dan masalah kalau kita berserah padaNya, mudah2an kita bisa menjalaninya dengan baik.

    Sungguh kisah yang menginspirasi! ^^

    BalasHapus
  7. Wah hebat mbak!
    Thanks for sharing~

    BalasHapus
  8. semoga sukses terus bisnis makanan dan cateringnya, sungguh cerita yg positive. Makanya aku disini suka kesel sendiri deh liat orang2 yg gga mau berusaha, terlalu keenakan dengan bantuan pemerintah.

    BalasHapus
  9. hebat seorang wanita pejuang keras ^^
    kehidupan memang seperti roda yang diatas bisa jadi dibawah, yg dibawah bisa jadi di atas

    BalasHapus
  10. Saya salut kepada beliau yang tidak putus asa, meski roda kehidupan sedang tidak menguntungkan. Cerita yang inspiratif.

    BalasHapus
  11. hidup ini tak luput dari ujian, bahkan - konon - hidup itu sendiri adalah ujian. Sabar dan syukur dalam setiap kondisi dan kesempatan adalah solusi cerdas untuk melewati semua ujian. Insya Allah.

    BalasHapus
  12. Allhamdulillah diberikan ketabahan ya dan mertuanya mau membantu

    BalasHapus
  13. yg mikin bisa kayak yg kaya pun bisa sebaliknya

    BalasHapus
  14. terenyuh. dan ketika membaca diakhir kalimat, sudah siapkah kita??
    Ach, aku tak bisa menjawab mbak. aku masih perlu banyak belajar untuk menerima semua hal2 yg tak terduga termasuk kesiapan itu sendiri.

    BalasHapus
  15. kalau roda gak berputar pasti para koruptor sudah sangat sangat kaya...

    BalasHapus
  16. iya nih gak kerasa aku juga udah mau tamat sekolah tingakat SMK :( pasti sedih nih berpisah ma temen2

    BalasHapus
  17. menurutku tetap saja rejeki jangan ditolak. andai ditawari bisnis besar oleh mertua gak usah sok gengsi bikin usaha baru. toh mertua juga butuh penerus bila ingin pensiun.

    kecuali sama sekali tidak punya keluarga yang mampu.

    menurutku menolak rejeki masih kurang bijaksana. dan banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keajaiban-keajaiban dengan sedekah.

    tapi tentang hikmah siap di bawah tentu saja gak semudah itu yang tadinya hidup enak jadi susah. tapi jalan keluar Insya Allah pasti ada. mau sukses atau tidak itu pilihan, kalo ada peluang, kenapa tidak?

    BalasHapus
  18. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi
    Saat kamu menemui batu sandungan janganlah kamu ptus asa,
    karena semua itu pasti akan ada solusinya.,.
    si tunggu kunjungan baliknya gan.,

    BalasHapus
  19. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    Orang miskin bukanlah seseorang yang tidak mempunyai uang,
    tapi ia yang tidak memiliki sebuah mimpi.,
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    BalasHapus
  20. kunjungan sob ..
    mau bagi-bagi kalimat motivasi sob ..
    "saya belajar menggunakan kata 'tidak mungkin' dengan sangat hati-hati."
    kunjungan balik ya sob .. :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)