Buku yang berjudul CEO Wisdom : Belajar dari 26 Pemimpin Asli Indonesia ini hasil karya A.M. Lilik Agung. Beliau selain penulis buku, juga sebagai trainer bisnis dan pembicara publik. Aku mendapatkan buku ini sewaktu mengikuti acara workshop Perubahan Mindset dengan beliau sebagai pembicaranya, pada tanggal 13 Desember 2012 di Surabaya.
Yang menggembirakan, semua peserta mendapatkan buku CEO Wisdom. Sebenarnya, ada beberapa sesi game dan peserta mendapatkan gift buku karya Pak Lilik Agung lainnya, sayangnya aku belum beruntung mendapatkan buku yang lain itu. Tapi, aku adalah satu-satunya yang secara langsung meminta tanda tangan dari Pak Lilik Agung di buku pembagian itu. #bangga
Terus terang saja, buku ini bukan jenis buku yang biasa aku baca. Itu sebabnya, aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya. Aku harus berjuang untuk memahami berbagai macam teori, falsafah dan strategi tentang manajemen dan kepemimpinan yang ada di dalamnya. Namun, karena aku merasa mendapatkan banyak hal dari buku tersebut, aku berhasil juga menyelesaikannya.
Aku selama ini tak tahu bagaimana strategi yang dijalankan berbagai CEO perusahaan agar tak hanya dapat survive tapi dapat berkembang pesat. Melalui buku ini aku jadi tahu bahwa ternyata tantangan CEO bukan saja sangat besar tapi juga sangat beragam. Diperlukan CEO yang hebat untuk dapat menaklukkan tantangan tersebut.
Sebuah strategi yang berhasil diterapkan pada suatu perusahaan ternyata tak dapat diterapkan begitu saja pada perusahaan lainnya. Semua itu bukan saja dikarenakan adanya perbedaan nilai, falsafah dan visi pada masing-masing perusahaan, namun juga perbedaan masalah yang ada. Seorang CEO harus bijak untuk memahami hal itu sehingga dapat menerapkan strategi yang tepat sehingga dapat menjadi 'pemenang'.
Yang menjadi 'kekuatan' buku ini, menurutku, adalah tak melulu memaparkan berbagai macam teori, namun juga menunjukkan contoh nyata pemimpin / CEO yang menjalankan teori itu. Hal itu mempermudahku untuk lebih memahami praktek dari teori manajemen atau kepemimpinan itu. Hal itu juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan para CEO dalam buku ini memang sesuai dengan teori yang ada, jadi bukan tindakan yang asal-asalan tanpa dasar.
Banyak pelajaran yang aku petik soal kepemimpinan dalam buku ini. Salah satu pelajaran berharga yang aku petik adalah soal reputasi. Bagi perusahaan harga sebuah reputasi sangat mahal, itu sebabnya reputasi harus dipertahankan apapun caranya. Demi menjaga reputasi itulah, Toyota dan Honda pernah mengambil keputusan mengejutkan dengan menarik produk mereka yang 'bermasalah'. Tentu saja hal itu menimbulkan kerugian yang tak sedikit bagi Toyota dan Honda, tapi reputasi mereka bukan malah anjlog tapi justru kian menguat. Sebuah tindakan yang sangat beresiko tapi ternyata menimbulkan dampak yang menggembirakan.
Buku ini memang mengupas banyak CEO yang hebat dengan strategi masing-masing. Kredibilitas adalah salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Akio Toyoda, CEO Toyota, adalah pemimpin yang jujur. Cacuk Sudaryanto adalah pemimpin yang visioner pada saat dia memimpin Telkom. Bagi Agung Adiprasetyo, inovasi adalah langkah yang harus diambil pada saat dia menerima tongkat estafet memimpin Kompas-Gramedia Group.
Ada juga kisah tentang Arwin Rasyid patut diteladani konsistensinya saat menggawangi proses merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga. Chairul Tanjung adalah seorang yang sangat pandai mengatur strategi. Masih banyak lagi para pemimpin hebat lainnya seperti : Djamiko Wardoyo, Michael Ruslim, Soetjipto Sosrodjojo, Wiliam Soeryadjaya dll.
Yang jelas, melalui buku ini aku jadi makin tahu bahwa mengurus perusahaan "pelat merah" ternyata sangat sulit karena banyaknya "kepentingan" yang terlibat di dalamnya. Banyak CEO handal ternyata tak mampu membawa perusahaan-perusahaan "pelat merah" itu pada kejayaan. Jika di negara lain perusahaan "pelat merah" bisa berjaya (bukan saja di negaranya, tapi juga di dunia internasional) mengapa perusahaan "pelat merah" di negara kita susah sekali bahkan untuk sekedar berjaya di negara sendiri?
Akhirnya..., aku beruntung sekali membaca buku CEO Wisdom ini yang telah memberikan banyak wawasan baru padaku. Sejujurnya, setelah membaca buku ini aku ingin sekali membaca karya Pak Lilik Agung lainnya, khususnya buku yang berjudul : Spiritual Leadership.
Yang menggembirakan, semua peserta mendapatkan buku CEO Wisdom. Sebenarnya, ada beberapa sesi game dan peserta mendapatkan gift buku karya Pak Lilik Agung lainnya, sayangnya aku belum beruntung mendapatkan buku yang lain itu. Tapi, aku adalah satu-satunya yang secara langsung meminta tanda tangan dari Pak Lilik Agung di buku pembagian itu. #bangga
Terus terang saja, buku ini bukan jenis buku yang biasa aku baca. Itu sebabnya, aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya. Aku harus berjuang untuk memahami berbagai macam teori, falsafah dan strategi tentang manajemen dan kepemimpinan yang ada di dalamnya. Namun, karena aku merasa mendapatkan banyak hal dari buku tersebut, aku berhasil juga menyelesaikannya.
Aku selama ini tak tahu bagaimana strategi yang dijalankan berbagai CEO perusahaan agar tak hanya dapat survive tapi dapat berkembang pesat. Melalui buku ini aku jadi tahu bahwa ternyata tantangan CEO bukan saja sangat besar tapi juga sangat beragam. Diperlukan CEO yang hebat untuk dapat menaklukkan tantangan tersebut.
Sebuah strategi yang berhasil diterapkan pada suatu perusahaan ternyata tak dapat diterapkan begitu saja pada perusahaan lainnya. Semua itu bukan saja dikarenakan adanya perbedaan nilai, falsafah dan visi pada masing-masing perusahaan, namun juga perbedaan masalah yang ada. Seorang CEO harus bijak untuk memahami hal itu sehingga dapat menerapkan strategi yang tepat sehingga dapat menjadi 'pemenang'.
Yang menjadi 'kekuatan' buku ini, menurutku, adalah tak melulu memaparkan berbagai macam teori, namun juga menunjukkan contoh nyata pemimpin / CEO yang menjalankan teori itu. Hal itu mempermudahku untuk lebih memahami praktek dari teori manajemen atau kepemimpinan itu. Hal itu juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan para CEO dalam buku ini memang sesuai dengan teori yang ada, jadi bukan tindakan yang asal-asalan tanpa dasar.
Banyak pelajaran yang aku petik soal kepemimpinan dalam buku ini. Salah satu pelajaran berharga yang aku petik adalah soal reputasi. Bagi perusahaan harga sebuah reputasi sangat mahal, itu sebabnya reputasi harus dipertahankan apapun caranya. Demi menjaga reputasi itulah, Toyota dan Honda pernah mengambil keputusan mengejutkan dengan menarik produk mereka yang 'bermasalah'. Tentu saja hal itu menimbulkan kerugian yang tak sedikit bagi Toyota dan Honda, tapi reputasi mereka bukan malah anjlog tapi justru kian menguat. Sebuah tindakan yang sangat beresiko tapi ternyata menimbulkan dampak yang menggembirakan.
Buku ini memang mengupas banyak CEO yang hebat dengan strategi masing-masing. Kredibilitas adalah salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin. Akio Toyoda, CEO Toyota, adalah pemimpin yang jujur. Cacuk Sudaryanto adalah pemimpin yang visioner pada saat dia memimpin Telkom. Bagi Agung Adiprasetyo, inovasi adalah langkah yang harus diambil pada saat dia menerima tongkat estafet memimpin Kompas-Gramedia Group.
Ada juga kisah tentang Arwin Rasyid patut diteladani konsistensinya saat menggawangi proses merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga. Chairul Tanjung adalah seorang yang sangat pandai mengatur strategi. Masih banyak lagi para pemimpin hebat lainnya seperti : Djamiko Wardoyo, Michael Ruslim, Soetjipto Sosrodjojo, Wiliam Soeryadjaya dll.
Yang jelas, melalui buku ini aku jadi makin tahu bahwa mengurus perusahaan "pelat merah" ternyata sangat sulit karena banyaknya "kepentingan" yang terlibat di dalamnya. Banyak CEO handal ternyata tak mampu membawa perusahaan-perusahaan "pelat merah" itu pada kejayaan. Jika di negara lain perusahaan "pelat merah" bisa berjaya (bukan saja di negaranya, tapi juga di dunia internasional) mengapa perusahaan "pelat merah" di negara kita susah sekali bahkan untuk sekedar berjaya di negara sendiri?
Akhirnya..., aku beruntung sekali membaca buku CEO Wisdom ini yang telah memberikan banyak wawasan baru padaku. Sejujurnya, setelah membaca buku ini aku ingin sekali membaca karya Pak Lilik Agung lainnya, khususnya buku yang berjudul : Spiritual Leadership.
Judul : CEO Wisdom, Belajar dari 26 Pemimpin Asli Indonesia
Penulis : A.M. Lilik Agung
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : kedua (Mei 2011)
Tebal : 208 halaman
Penulis : A.M. Lilik Agung
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : kedua (Mei 2011)
Tebal : 208 halaman
UPDATE :
Kemarin malam, setelah aku selesai menuliskan review buku CEO Wisdom tersebut, aku secara pribadi menuliskan email kepada Pak Lilik Agung yang intinya mohon koreksi atas review yang kubuat atas buku karyanya.
Yang tak terduga, pagi ini juga aku mendapatkan tanggapan/jawaban dari Pak Lilik Agung sebagai berikut :
Kemarin malam, setelah aku selesai menuliskan review buku CEO Wisdom tersebut, aku secara pribadi menuliskan email kepada Pak Lilik Agung yang intinya mohon koreksi atas review yang kubuat atas buku karyanya.
Yang tak terduga, pagi ini juga aku mendapatkan tanggapan/jawaban dari Pak Lilik Agung sebagai berikut :
Ibu Reni yg budiman,
Terimakasih atas apresiasinya terhadap buku saya "CEO Wisdom." Kalo pada awal mula Ibu perlu banyak waktu untuk membaca halaman demi halaman, sy kira wajar karena memang buku ini murni untuk bisnis. Untuk masukan yang lain, ini saja: Silahkan tulisan-tulisan Bu Reni (terutama yang resensi buku) dikirim ke media massa. Tentu kalo tulisan dimedia massa agak berbeda dengan tulisan di blog. Contoh2 resensi buku bisa Ibu baca di koran sbg pembanding. Alangkah senangnya apabila buku berikut yang diresensi buku saya yang paling baru. Buku lanjutan dari CEO Wisdom ini dan barusaja beredar disemua toko buku. Judulnya "CEO Wisdom 2 - Kiat 29 Pemimpin Asli Indonesia."
Salam sukses,
Lilik Agung
CEO wah menarik untuk dibaca pengalaman memimpin di suatu perusahaan
BalasHapusbuku yang bagus ya. Beruntung sekali bisa dpat bukunya secara cuma2, juga dapat tanda tngannya lagi. :D
BalasHapuscocok buat mbak reni ya :)
BalasHapusJujur mbak, buku seperti ini agak berat buat saya hehehehe. yang bahasanya gaul seperti buku2nya ippo juga baca setengah, udah gitu terbengkalai.. *tepok jidat*
BalasHapustapi apresiasinya, salut buat mbak reni. Ini buku ke dua di januari ya mbak :)
perusahaan 'pe;at merah' secara umum manajemennya masih berorentasi 'kurang' obyektf ya MBak. Spt yg Mbak Reni tulis, banyak kepentingan [pribadi/kelompok] yg mengintervensinya.
BalasHapusBuku CEO Wisdom ini sepertinya mantap kalau dibaca, sayangnya saya belum melihat bukunya.
BalasHapusOke sobat,terima kasih atas infonya,dan terima kasih sudah share
waah rekomendasi baca bagus nih mbak... langsung cari ahhh
BalasHapuskunjungan pertama nih mbak, salam kenal ya
@Munir Ardi >> memang bagus membaca pengalaman para CEO handal di Indonesia, Bang.
BalasHapus@May_chu >> Emang itu sesuatu banget deh pokoknya... #kibasjambul :D
@Lidya - Mama Cal-Vin >> Insya Allah bermanfaat bagiku mbak pengalaman para CEO handal itu.
@Zasachi >> terus terang memang terasa berat awalnya, tapi karena rasa penasaran yg besar utk mengetahui pengalaman para CEO itu maka aku bertahan utk membaca sampai selesai. BTW, aku malah belum pernah baca buku Ippo nih.
@Ayas Tasli Wiguna >> memang keren.. mendingan beli buku terbarunya aca : CEO Wisdom 2 - Kiat 29 Pemimpin Asli Indonesia
@Ririe Khayan >> bener mbak, karena banyaknya kepentingan yang mengintervensinya maka jadinya perusahaan "pelat merah" itu jadi tak bisa berkembang maksimal, padahal mereka punya sumber daya/modal yang luar biasa sebenarnya.
@Penyuluh Perikanan >> semoga tulisan ini bermanfaat ya..
@Deby Putra Bahrodin >> Terimakasih sudah mampir kemari dan salam kenal juga.. :)
wah saya butuh buku yg seperti ini mbak, tq ya infonya :D
BalasHapus@Aulawi Ahmad >> Alhamdulilllah, jika ternyata tulisan ini ada manfaatnya. :)
BalasHapusTe-O-Pe deh mbak :-)
BalasHapusSambutan dr si penulis ternyata 'sesuatu' bgt pastinya.. Aq blm pernah loh kirim e-mail ke penulis. Plg jg kasi link review sambil mention namanya di twitter. Rasanya senang bgt dbls mention smbil bilang 'makasii' hehehe
Whuaaa.. sarannya pak lilik tuh bener bgt mbak.. Kirim resensi ke media :-) Gak ada salahnya dicoba..
Beruntung ya mbak bisa baca buku itu
BalasHapusbelajar dari sejarah orang terdahulu, memang sangat perlu...
BalasHapuspasti banyak manfaatnya tulisan anda bro
BalasHapus@zasachi >> iyaa.. sesuatu banget. Aku happy banget mendapatkan balasan email yg berisi responnya thd tulisanku, itu berarti beliau benar2 baca tulisanku ini. :D
BalasHapus@Ely Meyer >> Alhamdulillah... aku senang bisa membacanya mbak.
@Wiyono >> memang, belajar bisa dari mana saja, khususnya dari orang2 yg punya banyak pengalaman spt yg terulis dalam buku tsb.
dirimu memang jagoan dalam bikin resensi buku mba... keren!
BalasHapusWah, sungguh menggembirakan pastinya dapat email balasan seperti itu ya?
Ayo tuh mba, sudah saatnya tulisan2 resensimu dikirim ke media massa, aku yakin banget kekuatan tulisanmu akan mampu menembus kesana. :)
@Djangan Pakies >> memang banyaknya kepentingan membuat perusahaan pelat merah kita susah sekali bergerak dg leluasa. Soal interaksi langsung dg penulisnya memang sangat menyenangkan, pak.
BalasHapus@Alaika Abdullah >> aduh mbak.. pujiannya membuatku melayang deh hehehe. Aku sendiri gak nyangka pak Lilik meluangkan waktu utk menjawab emailku setelah membaca postinganku ini :D
Sepertinya bagus untuk di baca dan dipelajari ya mb.
BalasHapusMb apa kabar, moga sehat ya...maaf ya udah lama ngak pernah kemari.
Shasa apa kabar, sekolahnya gimana mb..pasti nilainya bagus ya.
Salam untuk kakak Shasa ya...sun sayang dari adek Dini.
Menurutku me review buku itu gak gampang lho mba...
BalasHapusApalagi kalo bukunya serius dan bukan novel, biasanya belum apa apa aku udah pengen nyerah duluan...hihihi...
Tapi keren sekali PAk Lilik itu yah, langsung memberikan tanggapan dan malah minta di review lagi buku terbaru nya...hihihi...
@Adini >> bukunya rada beat mbak Mul.. tapi sebenarnya isinya bagus kok. Jadi gak rugi aku menyelesaikan buku itu meski dg bersusah payah dlm memahaminya :)
BalasHapusAlhamdulillah kabar Shasa baik.. salam balik buat Dini ya?
@Bibi Titi Teliti >> aku sih mereview sesuai dg kemampuanku sih mbak.. gak bagus2 amat hasilnya, tapi memang utk buku ini agak susah.. karena bukunya beda dari buku yg biasa aku baca :)
BalasHapusIya mbak.. aku juga salut dg Pak Lilik yg merespon emailku dan membaca postinganku malah akhirnya menyarankan agar aku juga mereview buku barunya. Sesuatu ya? :D