Kebiasaan yang ditanamkan sejak dini secara kontinyu terbukti membawa hasil. Aku sudah membuktikannya sendiri terhadap Shasa. Contohnya membiasakan Shasa untuk mengisi Kotak Amal.
Sejak Shasa masuk Playgroup tahun 2003 yang lalu, Shasa makin terbiasa dengan Kotak Amal. Setiap Jum'at, setiap murid di sekolah dianjurkan mengisi Kotak Amal yang disediakan oleh sekolah. Dan.... Shasa gak pernah lupa meminta uang padaku setiap hari Jumat agar dia bisa mengisi Kotak Amal yang ada. Malah kadang aku yang lupa menyiapkan uangnya gara-gara sibuk dengan urusan rumah tangga *tersipu malu*
Kegiatan itu terus berlangsung saat Shasa masuk Sekolah Dasar. Sama seperti di sekolah Taman Kanak-Kanak dulu, di SD pun setiap Jumat disediakan Kotak Amal. Kebiasaan mengisi Kotak Amal itu ternyata terbawa Shasa dalam kehidupan sehari-hari.
Dulu, waktu Shasa masih kecil, dia terbiasa melihatku mengisi Kotak Amal. Kebetulan Kotak Amal seperti itu banyak "tersedia" di warung makan / rumah makan. Bahkan terkadang dalam sebuah warung makan / rumah makan tersedia lebih dari 1 Kotak Amal !! Tapi sejak Shasa terbiasa mengisi sendiri Kotak Amal di sekolah, maka dimanapun ada Kotak Amal pasti Shasa meminta uang untuk mengisinya.
So, sejak itu aku gak pernah lagi kebagian ngisi Kotak Amal. Biasanya, saat aku membayar apa yang aku beli , Shasa selalu mengikuti di belakangku. Nanti kalau aku menerima uang kembalian dari pedagangnya, Shasa selalu meminta beberapa (tapi kadang semuanya !!) untuk dimasukin ke Kotak Amal. Jadi, besarnya uang yang harus dimasukkan ke dalam Kotak Amal ya sesuai dengan maunya dia. Tapi yang dia minta gak banyak sih, seringkali hanya berkisar Rp. 1.000 s/d Rp. 3.000.
Gaya meminta dia untuk mengisi Kotak Amal lucu sekali. Biasanya dia berdiri tak jauh dariku. Trus saat aku menerima uang kembalian, Shasa langsung menadahkan tangan di depanku sambil senyum-senyum plus ngedipin mata. Dia hanya berkata : "Dua Ribu, Ma. Biasa...". Tapi lain ceritanya kalau ternyata uang yang aku pakai bayar ternyata pas dan gak ada kembaliannya. Kalau udah begitu, sebelum kami beranjak dari tempat itu, Shasa pasti tetap menadahkan tangan di depanku sambil senyum-senyum. Hmm, bikin gemes deh. Tentu saja, permintaannya yang seperti ini gak bisa ditolak.
Hal seperti itu terus terang aku syukuri banget. Ternyata di hati Shasa sudah timbul kesadaran untuk berbagi. Shasa sepertinya sangat senang dan bahagia setiap kali bisa mengisi Kotak Amal yang tersedia. Mungkin saat ini nominalnya gak besar, tapi yang penting niatnya bukan ? Semoga saja di waktu yang akan datang, semangat Shasa untuk beramal tetap terjaga dan dalam jumlah yang semakin besar. Amien.
Bagaimanapun yang harus selalu kita ingat adalah apa yang kita dapat selama di dunia ini, hanya titipan dariNya bukan ?
Sejak Shasa masuk Playgroup tahun 2003 yang lalu, Shasa makin terbiasa dengan Kotak Amal. Setiap Jum'at, setiap murid di sekolah dianjurkan mengisi Kotak Amal yang disediakan oleh sekolah. Dan.... Shasa gak pernah lupa meminta uang padaku setiap hari Jumat agar dia bisa mengisi Kotak Amal yang ada. Malah kadang aku yang lupa menyiapkan uangnya gara-gara sibuk dengan urusan rumah tangga *tersipu malu*
Kegiatan itu terus berlangsung saat Shasa masuk Sekolah Dasar. Sama seperti di sekolah Taman Kanak-Kanak dulu, di SD pun setiap Jumat disediakan Kotak Amal. Kebiasaan mengisi Kotak Amal itu ternyata terbawa Shasa dalam kehidupan sehari-hari.
Dulu, waktu Shasa masih kecil, dia terbiasa melihatku mengisi Kotak Amal. Kebetulan Kotak Amal seperti itu banyak "tersedia" di warung makan / rumah makan. Bahkan terkadang dalam sebuah warung makan / rumah makan tersedia lebih dari 1 Kotak Amal !! Tapi sejak Shasa terbiasa mengisi sendiri Kotak Amal di sekolah, maka dimanapun ada Kotak Amal pasti Shasa meminta uang untuk mengisinya.
So, sejak itu aku gak pernah lagi kebagian ngisi Kotak Amal. Biasanya, saat aku membayar apa yang aku beli , Shasa selalu mengikuti di belakangku. Nanti kalau aku menerima uang kembalian dari pedagangnya, Shasa selalu meminta beberapa (tapi kadang semuanya !!) untuk dimasukin ke Kotak Amal. Jadi, besarnya uang yang harus dimasukkan ke dalam Kotak Amal ya sesuai dengan maunya dia. Tapi yang dia minta gak banyak sih, seringkali hanya berkisar Rp. 1.000 s/d Rp. 3.000.
Gaya meminta dia untuk mengisi Kotak Amal lucu sekali. Biasanya dia berdiri tak jauh dariku. Trus saat aku menerima uang kembalian, Shasa langsung menadahkan tangan di depanku sambil senyum-senyum plus ngedipin mata. Dia hanya berkata : "Dua Ribu, Ma. Biasa...". Tapi lain ceritanya kalau ternyata uang yang aku pakai bayar ternyata pas dan gak ada kembaliannya. Kalau udah begitu, sebelum kami beranjak dari tempat itu, Shasa pasti tetap menadahkan tangan di depanku sambil senyum-senyum. Hmm, bikin gemes deh. Tentu saja, permintaannya yang seperti ini gak bisa ditolak.
Hal seperti itu terus terang aku syukuri banget. Ternyata di hati Shasa sudah timbul kesadaran untuk berbagi. Shasa sepertinya sangat senang dan bahagia setiap kali bisa mengisi Kotak Amal yang tersedia. Mungkin saat ini nominalnya gak besar, tapi yang penting niatnya bukan ? Semoga saja di waktu yang akan datang, semangat Shasa untuk beramal tetap terjaga dan dalam jumlah yang semakin besar. Amien.
Bagaimanapun yang harus selalu kita ingat adalah apa yang kita dapat selama di dunia ini, hanya titipan dariNya bukan ?
Kebiasaan yang bagus tuh ren....kalau dari kecil sudah ditanamkan rasa peduli dengan sesama ...Insya Alloh sifat serakah dan kikir serta iri hati bakal jauh2 dari anak kita. Amin3x.
BalasHapusKalau anakku sendiri, Zahra, karena masih 2 tahun mungkin masih agak terlalu kekecilan untuk faham arti perduli dengan sesama, tapi paling tidak kalau pas belanja atau pergi ke toko lalu ada pengemis utamanya yang sudah tua, ayahnya atau bundanya selalu memberikan uang...Zahra juga mulai berani memberikan uang langsung ke pengemis tersebut.
Tapi yang pasti Zahra sudah tahu arti kata "duit" (Zahra menyebutnya begitu)...karena kalau ada orang jualan lewat entah bakso, soto atau yang laen...dia akan bilang..."Minta duit Nda, duit Nda...".
Kata tetanggaku pas denger...lho kecil2 kok sudah tahu duit...belum tahu dia siapa ibunya...hehehe.
@heni : anak-2 jaman sekarang memang makin hebat-2 yach ? Kalah deh kita-2 hehehe. Memang rasa kepedulian pada sesama kudu ditanamkan sejak kecil, Hen.
BalasHapuswaaa hebat yah shasa kecil2 dah peka terhadap sesama meskipun masih pake duit mamanya, patut dcontoh nih utk anak2 yg lain:) salut deh sama mama-papanya juga:)
BalasHapuskebiasaan yg bagus mbak
BalasHapusharus terus diingatkan mbak, biar kalau da gede shasa ga lupa dgn kebiasaan baik itu
Yak betul ..
BalasHapusSedari kecil sudah ditanamkan kebiasaan berbagi ..
Dengan begitu, perlahan anak anak akan belajar bersyukur, bahwa nikmat yang diberikan oleh Tuhan besar sekali ..
BElahar rendah hati, ikhlas dan membumi. Wah .. benar benar mulia
@wendy : Yah semuanya butuh proses kok Mbak Wen. Semoga aja makin ke depan semangat Shasa utk berbagi makin besar yach. Thanks...
BalasHapus@kejujurancinta : Oke mbak, semoga saja kebiasaan ini gak akan luntur. Thanks ya...
@kuyus : Semoga aja semangat utk berbagi dg sesama akan terus ada di hati Shasa. Amien. Doanya ya, mbak. Thanks.
wah bagus tuh Bu, sedari kecil dibiasakn seperti itu.
BalasHapus@casual_cutie : semoga aja kebiasaan baik tidak luntur dikemudian hari yach ??
BalasHapus