Hari ini sebenarnya acaraku dan suami adalah ngantar Shasa untuk lomba Telling Story di SMP 11 Madiun. Acara itu diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-30 SMP Negeri 11 Madiun. Kebetulan Shasa ditunjuk oleh gurunya untuk mewakili sekolahnya bersama 2 orang murid kelas 5. Tentu saja Shasa senang sekali dipercaya oleh gurunya untuk mewakili sekolah, apalagi dia satu-satunya murid dari kelas 3.
Lomba telling story ini adalah pengalaman pertama bagi Shasa. Sebelumnya Shasa belum pernah ikut lomba seperti ini. Cerita yang harus dihafal Shasa banyak sekali. Selama latihan sih, Shasa tidak mengalami kendala yang berarti. Harapannya tentu saja saat lomba pun demikian.
Karena cerita yang mau disampaikan Shasa adalah Cinderella. Maka, untuk menunjang penampilannya kami menyiapkan gaun dan tongkat peri untuk dipakai saat tampil nanti. Kami semua antusias banget deh menunggu "hari bersejarah" bagi Shasa ini. Sampai-sampai eyangnya pun ingin ikut menyaksikan penampilan perdana cucu tersayang. Jadi, rencananya sebelum antar Shasa ke sekolah, kami jemput eyang dulu.
Tapi ternyata..., pagi hari ada berita duka. Seorang tetangga meninggal dunia. Karena jenazahnya tidak dibawa pulang ke rumahnya, melainkan dibawa ke rumah orang tuanya (yg letaknya lumayan jauh dari rumah), maka kami berbagi tugas. Setelah, jemput eyang, kami antar Shasa ke sekolah. Setelah rombongan sekolah berangkat ke tempat lomba, tak lama kemudian kami nyusul. Suamiku hanya nganter aku dan eyang sampai ke tempat lomba. Setelah itu suamiku (mewakili aku juga) langsung menuju rumah duka. Rencananya, suamiku akan ngantar sampai ke makam.
Jadi rencana sedikit bergeser, tapi Shasa tidak keberatan ayahnya gak menungguinya saat lomba. Shasa mendapat nomor urut 27. Wah.., sebelum tampil Shasa nervous banget apalagi setelah mengetahui bahwa peserta lainnya banyak yang dari kelas 5 dan 6. Shasa jadi sangat tegang.
Seluruh peserta berjumlah 45 orang. Walau kebanyakan murid-murid dari kelas yang lebih tinggi (kelas 5 an kelas 6), tapi sebenarnya tidak semua bagus. Karena sebagian besar masih membawa teks saat tampil. Sementara bagi yang sudah punya "jam terbang" yang banyak, penampilan mereka sangat bagus sekali. Cara penyampaian cerita dan penghayatannya udah kena banget.
Akhirnya saatnya Shasa tampil ke depan. Awalnya dia bagus bercerita, tapi tiba-tiba olala... di tengah-tengah cerita dia blank... dan lupa teks sama sekali. Setelah sekian menit terdiam, Shasa akhirnya bisa melanjutkan lagi. Walau hanya sempat blank 1 kali, tapi terlihat sekali kalau mood Shasa udah menurun gara-gara tadi sempat blank.
Shasa saat tampil di depan
Tongkat peri salah satu properti Shasa
Selesai tampil, Shasa kelihatan sedih sekali. Shasa merasa gagal. Aku, eyangnya dan guru kelasnya berusaha untuk membesarkan hantinya. Bagaimanapun ini adalah penampilan pertamanya yang tidak bisa dibandingkan dengan yang lebih berpengalaman lainnya. Walau tadi sempat blank dan terdiam beberapa menit, toh akhirnya Shasa bisa melanjutkan lagi sampai selesai. Soalnya ada peserta lain juga yang sempat blank dan akhirnya keluar dari pentas karena udah gak mampu menyelesaikannya lagi. Sementara yang lainnya ada yang lupa sampai beberapa kali.
Akhirnya Shasa bisa tersenyum lagi.... Wuih, lega banget deh. Karena bagiku, suamiku dan eyangnya, apa yang dilakukan Shasa udah sangat hebat. Untuk anak seumur dia sudah mampu menghafalkan teks Bahasa Inggris 1,5 halaman folio bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi peserta lainnya yang jauh lebih besar dari Shasa masih banyak yang bawa teks. Kami juga sangat bangga karena Shasa bisa mengendalikan sikap gugupnya dan emosinya saat tampil di depan.
Walau pada akhirnya Shasa gak bisa memperoleh kemenangan, tapi Shasa mendapat banyak pengalaman dan pelajaran berharga dari kesempatan ikut lomba Telling Story ini. Shasa jadi tahu bagaimana teknik Telling Story yang baik. Shasa juga belajar untuk tetap bersikap tenang di panggung walaupun dalam keadaan panik sekalipun. Shasa juga belajar mengontrol emosi dan menerima kekalahan dan kegagalan dengan baik. Shasa juga sudah bisa tersenyum dan memberikan selamat kepada Titan (salah satu wakil sekolah) yang mendapat juara III.
Akhirnya, hari ini adalah hari yang memberikan pengalaman yang berharga untuk Shasa. Memang Shasa masih harus banyak belajar. Semoga di lain kesempatan Shasa bisa tampil jauh lebih baik dari hari ini. Semoga...
Lomba telling story ini adalah pengalaman pertama bagi Shasa. Sebelumnya Shasa belum pernah ikut lomba seperti ini. Cerita yang harus dihafal Shasa banyak sekali. Selama latihan sih, Shasa tidak mengalami kendala yang berarti. Harapannya tentu saja saat lomba pun demikian.
Karena cerita yang mau disampaikan Shasa adalah Cinderella. Maka, untuk menunjang penampilannya kami menyiapkan gaun dan tongkat peri untuk dipakai saat tampil nanti. Kami semua antusias banget deh menunggu "hari bersejarah" bagi Shasa ini. Sampai-sampai eyangnya pun ingin ikut menyaksikan penampilan perdana cucu tersayang. Jadi, rencananya sebelum antar Shasa ke sekolah, kami jemput eyang dulu.
Tapi ternyata..., pagi hari ada berita duka. Seorang tetangga meninggal dunia. Karena jenazahnya tidak dibawa pulang ke rumahnya, melainkan dibawa ke rumah orang tuanya (yg letaknya lumayan jauh dari rumah), maka kami berbagi tugas. Setelah, jemput eyang, kami antar Shasa ke sekolah. Setelah rombongan sekolah berangkat ke tempat lomba, tak lama kemudian kami nyusul. Suamiku hanya nganter aku dan eyang sampai ke tempat lomba. Setelah itu suamiku (mewakili aku juga) langsung menuju rumah duka. Rencananya, suamiku akan ngantar sampai ke makam.
Jadi rencana sedikit bergeser, tapi Shasa tidak keberatan ayahnya gak menungguinya saat lomba. Shasa mendapat nomor urut 27. Wah.., sebelum tampil Shasa nervous banget apalagi setelah mengetahui bahwa peserta lainnya banyak yang dari kelas 5 dan 6. Shasa jadi sangat tegang.
Seluruh peserta berjumlah 45 orang. Walau kebanyakan murid-murid dari kelas yang lebih tinggi (kelas 5 an kelas 6), tapi sebenarnya tidak semua bagus. Karena sebagian besar masih membawa teks saat tampil. Sementara bagi yang sudah punya "jam terbang" yang banyak, penampilan mereka sangat bagus sekali. Cara penyampaian cerita dan penghayatannya udah kena banget.
Akhirnya saatnya Shasa tampil ke depan. Awalnya dia bagus bercerita, tapi tiba-tiba olala... di tengah-tengah cerita dia blank... dan lupa teks sama sekali. Setelah sekian menit terdiam, Shasa akhirnya bisa melanjutkan lagi. Walau hanya sempat blank 1 kali, tapi terlihat sekali kalau mood Shasa udah menurun gara-gara tadi sempat blank.
Shasa saat tampil di depan
Tongkat peri salah satu properti Shasa
Selesai tampil, Shasa kelihatan sedih sekali. Shasa merasa gagal. Aku, eyangnya dan guru kelasnya berusaha untuk membesarkan hantinya. Bagaimanapun ini adalah penampilan pertamanya yang tidak bisa dibandingkan dengan yang lebih berpengalaman lainnya. Walau tadi sempat blank dan terdiam beberapa menit, toh akhirnya Shasa bisa melanjutkan lagi sampai selesai. Soalnya ada peserta lain juga yang sempat blank dan akhirnya keluar dari pentas karena udah gak mampu menyelesaikannya lagi. Sementara yang lainnya ada yang lupa sampai beberapa kali.
Akhirnya Shasa bisa tersenyum lagi.... Wuih, lega banget deh. Karena bagiku, suamiku dan eyangnya, apa yang dilakukan Shasa udah sangat hebat. Untuk anak seumur dia sudah mampu menghafalkan teks Bahasa Inggris 1,5 halaman folio bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi peserta lainnya yang jauh lebih besar dari Shasa masih banyak yang bawa teks. Kami juga sangat bangga karena Shasa bisa mengendalikan sikap gugupnya dan emosinya saat tampil di depan.
Walau pada akhirnya Shasa gak bisa memperoleh kemenangan, tapi Shasa mendapat banyak pengalaman dan pelajaran berharga dari kesempatan ikut lomba Telling Story ini. Shasa jadi tahu bagaimana teknik Telling Story yang baik. Shasa juga belajar untuk tetap bersikap tenang di panggung walaupun dalam keadaan panik sekalipun. Shasa juga belajar mengontrol emosi dan menerima kekalahan dan kegagalan dengan baik. Shasa juga sudah bisa tersenyum dan memberikan selamat kepada Titan (salah satu wakil sekolah) yang mendapat juara III.
Akhirnya, hari ini adalah hari yang memberikan pengalaman yang berharga untuk Shasa. Memang Shasa masih harus banyak belajar. Semoga di lain kesempatan Shasa bisa tampil jauh lebih baik dari hari ini. Semoga...
wah, salut buat Shasa..walaupun ngga memperoleh kemenangan tapi usaha dan keberaniannya untuk tampil di muka orang banyak, patut dihargai..
BalasHapustwo tumbs up for Shasa
@budiawan : terima kasih sekali utk pujiannya. Senang udah mampir ke blog ini. Salam kenal yach...
BalasHapuswaaa keyen, diriku aja lom tentu bisa begitu hehehe
BalasHapussekarang bole kalah tapi besok menang dunk, semangat terus yah buat sha:)
@wendy : ya mbak..., semoga besok-besok lagi bisa tampil lebih bagus. Amien. Makasih doanya ya...?
BalasHapuskali ini gagal, mungkin besok besok berhasil dan menang
BalasHapussemangat terus ya sha...
shasa manis banget kamu
salam tante untuk kamu
Kegagalan khan cuman, keberhasilan yang tertunda.
BalasHapusKemenangan Shasha adalah, mampu mengambil ilmu dari keberhasilan orang lain, mampu mengontrol emosi, mampu tenang di atas panggung dan tetap semangat menghadapi ketertundaan sebuah kemenangan.
Maju terus Sha ..
One day you'll be the winner !!
eh, ngomong2 bajunya cantik, dapet juga akhirnya??
BalasHapusSyukurlah .. seneng warnanya pink, pakai bando, lengkap dengan anting2 yang kompak ... wah, mantaffff kali!!
He he ..
@kejujurancinta : salam balik dari Shasa, tante Linda. Terima kasih udah nyemangati Shasa yach ??
BalasHapus@kuyus : ma kasih banget dah nyemangati Shasa. Baju dapat dari hasil usaha yang tak kenal menyerah ngubengi semua toko yg ada di Madiun *curhat mode on*