Di depan rumahku yang kecil, aku menanam pohon mangga. Bibitnya aku dapatkan dari seorang temanku dari kantor yang lama, di hari terakhir aku akan pindah ke kantorku yang sekarang pada awal tahun 2007 yang lalu. Memang aku memesan bibit mangga itu padanya. Aku memesan bibit mangga manalagi Probolinggo sesuai keinginan suamiku.
Aku sudah panen mangga itu tiga kali. Pertama panen, buahnya masih sangat sedikit. Tapi yang mengejutkan adalah ternyata pohon mangga yang aku tanam bukanlah mangga manalagi Probolinggo. Manggaku bulat-bulat nyaris seperti buah mangga gadung tapi berbintik-bintik. Sayangnya seratnya banyak sekali, sehingga tak nikmat kami menikmatinya. Sayang aku tak tahu pasti namanya.
Aku sudah panen mangga itu tiga kali. Pertama panen, buahnya masih sangat sedikit. Tapi yang mengejutkan adalah ternyata pohon mangga yang aku tanam bukanlah mangga manalagi Probolinggo. Manggaku bulat-bulat nyaris seperti buah mangga gadung tapi berbintik-bintik. Sayangnya seratnya banyak sekali, sehingga tak nikmat kami menikmatinya. Sayang aku tak tahu pasti namanya.