Selasa, 10 Februari 2009

Polusi

Sungguh tak terbayangkan dulu olehku, bahwa kota kelahiranku yang sepi akan berubah menjadi ramai seperti sekarang ini. Madiun memang bukanlah kota besar, tapi bukan pula kota yang kecil. Jadi ya sedang-sedang saja... (jadi inget lagu dangdut deh... ) Dulu, aku merasa nyaman sekali berada di jalan-jalan yang ada di Kota Madiun. Tapi sekarang...? Well, pada pagi hari khususnya, jalanan bisa jadi macet!


Beginilah ramainya jalan di pagi hari saat anak-anak dan orang dewasa berangkat beraktifitas


Memang, gak semacet kota besar sih... Tapi bagiku keadaan Madiun saat ini sudah mengurangi kenyamanan saat berkendaraan. Tidak bisa leluasa lagi berkendaraan sambil menikmati perjalanan. Karena, jalan yang padat oleh kendaraan akan memaksa kita untuk tetap fokus pada jalan. Apalagi banyak anak-anak muda yang suka ngebut di jalan. Jadi super hati-hati deh sekarang.

Walau sekarang masih ada anak sekolah yang pergi ke sekolah naik sepeda , tapi jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Kalau dulu, jaman aku masih sekolah (jaman baheula tuh...), justru anak-anak yang berangkat ke sekolah naik kendaraan bermotorlah yang bisa dihitung dengan jari. Keadaan kini sudah terbalik.

Kembali ke masalah kendaraan bermotor. Banyaknya kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yang lalu lalang di jalan, memang meningkat drastis akhir-akhir ini. Bukti bahwa kesejahteraan rakyat sudah membaik? Oh, belum tentu! Bukti bahwa daya beli masyarakat sudah meningkat? Belum tentu juga. Lantas?

Yang jelas, makin banyak kendaraan bermotor di jalan, makin tinggi juga tingkat polusinya . Walau di kanan kiri jalan masih banyak ditumbuhi oleh tanaman , tapi rasanya tidak sebanding dengan besarnya polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya.


Sejuknya pemandangan dengan kanan kiri pepohonan dan jalanan yang masih sepi

Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat seolah "disodori" dengan berbagai rayuan dari dealer kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda dua ! Masyarakat diimingi-imingi dapat membawa pulan sepeda motor baru, meskipun hanya meninggalkan sedikit uang muka. Malah ada juga yang menawarkan untuk bisa membawa pulang sepeda motor baru,tanpa uang muka sama sekali !! Jadi memang sangat mudah membawa pulang sebuah sepeda motor baru saat ini.

Yang jelas, makin banyak sepeda motor (dan mobil ) di jalan. Kini, di banyak rumah tersedia sepeda motor sebanyak sejumlah anggota keluarganya. Semua punya kendaraan bermotor sendiri-sendiri. Berangkat sekolah sendiri-sendiri . Berangkat ke kantor sendiri-sendiri. So..., gak mengherankan kalau jalanan jadi sangat padat bahkan sampai macet.

Kemarin, waktu aku ngantar Shasa ke sekolahnya pada pagi hari, aku menemukan sebuah kejutan. Pada pintu gerbang sekolahnya, terpasang spanduk yang berisi himbauan untuk tidak berkendaraan dalam area sekolah dan mematikan rokok. Wow..., anjuran yang bagus menurutku. Setidaknya, sekolah ingin agar lingkungan sekolah dapat terbebas dari polusi.


Spanduk kecil yang terpasang di gerbang sekolah Shasa

Namun, sayang sekali pagi ini spanduk itu gak terpasang lagi di pintu gerbang sekolah Shasa. I don't know why? Terus terang aku menyayangkan kalau ternyata spanduk itu hanya terpasang 1 hari saja. Bagaimanapun juga, setidaknya memang harus ada yang memulai untuk mulai mengurangi polusi yang ada di Kota Madiun. Jika belum bisa dalam skala yang luas, setidaknya dalam lingkungan sekitarnya dulu.

Someday, aku berharap agar polusi di Kota Madiun dapat berkurang. Semoga aja, walaupun untuk menumbuhkan kesadaran itu sangat sulit. Tapi... siapa tahu?

5 komentar:

  1. madiun sekarang bukan kota kecil lagi apalagi kota belantara ... madiun sekarang kota besar ... hehe

    BalasHapus
  2. Rupanya polusi juga merambah hingga ke Madiun ya mbak. Hmm... trus gimana tuh penanganan pasar Madiun yang terbakar? (gak nyambung ya.. he.. he...)

    BalasHapus
  3. @aRai : Madiun belum masuk sbg kota besar kok... Apalagi kota belantara hehehe. Ada-2 aja..

    @hejis : Walah.., ya jelas gak nyambung dong pak. Tapi biapun gak nyambung, tapi sama-2 butuh penanganan juga kan ??

    BalasHapus
  4. Aduh jangan sampai Kota MAdiun terkena polusi juga. Mau bagaimana nanti kota kota di Indonesia? Menjaga kota kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Riau, Palembang, kota kota di kalimantan,saja sudah cukup kalang kabut dari polusi kendaraan, dan kebakaran hutan.

    Seandainya kota kota lain bisa memberikan kontribusi dan contoh bagi kota2 lain yang sudah cukup parah. Tentunya bisa menjadi tauladan dan memacu kota kota lain untuk tidak kalah menjaga kebersihan udaranya. Karena ini untuk kebaikan anak cucu kita ya?

    *aih aih kenapa diriku sok tua begini* hue he he ..

    BalasHapus
  5. @kuyus : kita emang kudu tetap semangat jaga lingkungan kita mbak. Sebelum makin terlambat kan ?

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)