Rabu, 18 Februari 2009

Pujian

Beberapa waktu yang lalu, seseorang memuji apa yang telah aku tulis di blog ini. Tentu saja aku merasa senang dan bangga. Aku tahu niatnya memujiku adalah tulus semata, yang bertujuan untuk membangkitkan semangatku untuk lebih giat lagi dalam belajar menulis. Karena dia tahu benar bahwa aku benar-benar sedang dalam taraf belajar mengekspresikan diri lewat bahasa tulisan.

Pujian ternyata memberikan efek yang luar biasa. Pujian bisa membuat orang lain senang, bangga dan bahagia. Pujian juga bisa mencerahkan, memotivasi dan mendorong timbulnya semangat.

Tapi pujian memang serasa pisau bermata dua. Di satu sisi, bila seseorang terlalu haus akan pujian maka justru akan menenggelamkannya. Pujian yang berlebihan justru akan memabukkan, dan membuat orang jadi lupa segala-galanya. Sementara di sisi lain, pujian dibutuhkan karena bisa menjadi pendorong untuk bisa lebih baik lagi.

Agar pujian dapat memberikan efek sebagaimana yang diharapkan, tentu saja harus diberikan pada saat yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Apabila seseorang memberikan pujian dengan niat tulus, pantas dan obyektif, maka niscaya pujian itu akan lebih mengena.

Tentu berbeda sekali bila seseorang memuji secara berlebihan dan membabi buta. Orang yang menerima pujian tersebut tentu saja akan berpikir apakah pujian yang diberikan secara berlebihan itu tulus ? Malah, pujian yang berlebihan akan terkesan seperti menjilat atau bahkan olok-olok semata.

Sikap orang dalam menerima pujian memang berbeda-beda. Ada orang yang tidak suka dengan pujian, tapi ada yang suka dengan pujian. Ada orang yang menerima pujian dengan malu-malu, tapi tak sedikit orang yang bisa menerima pujian secara proporsional.

Sebuah catatan menarik ditulis oleh Raja Huta tentang perbedaan mindset khas Indonesia dan Poporsional sebagai berikut :
Khas Indonesia
  1. Mengganggap pujian hanya basa-basi dalam pergaulan sosial
  2. Pujian harus direspon dengan sikap merendah (menyangkal peran kita dalam prestasi yang dipuji) agar jangan dinilai sombong, dan supaya terkesan religius (sukes itu adalah berkat Allah semata).

Proporsional
  1. Menganggap pujian sebagai apresiasi dan pengharaan yang tulus
  2. Pujian harus direspon dengan sikap proporsional, yaitu menghargai perjuangan dan jerih payah diri sendiri, disertai ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung, dan mengucapkan syukur pada Allah.

Respon yang proporsional akan menghilangkan sikap canggung karena adanya perasaan yang saling bertentangan antara senang mendapat pujian dan menyangkal rasa senang tersebut dan berusaha menggantinya dengan sikap rendah hati. Apabila seseorang mampu bersikap proporsional dalam menyikapi pujian, maka semangat untuk berbuat lebih baik lagi akan lebih terasa.

Memang memberikan pujian sebenarnya hal yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Walaupun begitu ternyata tak semua orang bisa melakukannya. Alasan mengapa seseorang sulit memberikan pujian disampaikan secara gamblang oleh Arvan Pradiansyah yang garis besarnya adalah sebagai berikut :
  1. Karena tidak adanya cinta yang tulus atau cinta yang tanpa syarat.
  2. Karena kita seringkali lupa bahwa setiap manusia itu unik, berbeda dari lainnya.
  3. Karena kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang "segar" dan "baru" setiap harinya.

Kalau anda pernah merasakan betapa senangnya mendapat pujian, kenapa tidak menularkannya kepada orang lain ? Kalau pujian mengandung energi positif yang dahsyat, maka coba berikan pujian anda kepada orang-orang yang selama ini terlupakan. Pujian itu akan membuat orang "biasa" merasa dimanusiakan. Semoga saja, pujian itu bisa membuatnya senang dan bahagia dan mampu membuatnya melakukan hal yang lebih baik lagi untuk membahagiakan orang lain. Hmm, indah bukan ??

Salah satu contoh cerita disampaikan oleh Haryo Ardito tentang dahsatnya pujian yang telah dirasakan oleh Johnny Figaro. Johnny Figaro adalah seorang rektor universitas negeri ternama di Amerika bagian tengah sebelah barat. Dia yang diperkirakan akan berakhir di tempat yang kumuh, ternyata berhasil menjadi seroang akademisi sukses berkat seseorang yang menyempatkan memberikan pujian tulus padanya.

2 komentar:

  1. Iya Mbak, pujian bisa berarti banyak. Cuman kalau kebanyakan, serem juga ya ..
    Apa maksud dari pujian yang berlebihan? tentunya yang berlebihan malah berakibat negatif.

    Paling top .. pujian yang menyemangati atau pujian reward atas satu usaha/keberhasilan/kerja keras. Wah rasanya tertimpa hujan di pasang gersang. Nikmat luar biasa. Apalagi itu datang dari orang2 disekitar kita. Senang mengetahui bahwa mereka care kepada kita.

    Jadi terpacu untuk bisa lebih baik lagi dari sebelumnya ..

    Bravo Mbak. Inspirative posting !!

    BalasHapus
  2. @kuyus : nah... pujian dari Mbak Kuyus selalu membuatku jadi lebih semangat untuk posting lagi niy.
    Makasih ya untuk dorongan semangat selama ini.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)