Kemarin seorang teman bercerita kepadaku tentang beban yang dirasakannya kian berat dalam membiayai pendidikan anaknya di Perguruan Tinggi saat ini. Hal tersebut membuatku berpikir, temanku saja yang kulihat kondisinya masih 'lumayan' mengeluh seperti itu. Lantas bagaimana dengan orang lain yang hidupnya hanya pas-pasan saja ? Pasti lebih banyak orang terpaksa memupus impian mereka untuk mampu melihat anak-anaknya menyandang titel sarjana, dan harus cukup puas memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sampai taraf pendidikan menengah atas saja.
Memang, harta bukan jaminan untuk mendapatkan pendidikan yang bagus, juga bukan jaminan untuk meraih pendidikan yang tinggi. Justru seringkali anak-anak dari kalangan berada cenderung melewatkan begitu saja kesempatan emas yang didapatkannya dari orang tua untuk bisa menikmati pendidikan dengan mudah. Hal tersebut seringkali terjadi karena mereka sudah terbiasa 'dimanjakan' oleh kemudahan fasilitas sehingga kurang memiliki semangat juang dalam meraih impiannya.
Terkadang, anak-anak dari kalangan yang kurang mampu justru memiliki motivasi yang lebih kuat untuk maju. Kehidupan keras yang mereka laluo seringkali membuat mereka bertekad untuk bisa keluar dari kemiskinan. Hal itu seringkali mampu menjadi mesin penggerak untuk maju yang sangat ampuh. Apalagi, mereka sudah sangat mengenal dengan istilah kerja keras..., sehingga sangat mudah bagi mereka untuk melakukannya.
Aku jadi teringat dengan email yang aku terima dari sahabatku beberapa saat yang lalu. Katanya, dia mendapatkan email itu dari temannya juga, yang langsung diforwardkan kepadaku. Semoga email ini dapat memberikan manfaat bagi sahabat-sahabat yang lain.
Memang, harta bukan jaminan untuk mendapatkan pendidikan yang bagus, juga bukan jaminan untuk meraih pendidikan yang tinggi. Justru seringkali anak-anak dari kalangan berada cenderung melewatkan begitu saja kesempatan emas yang didapatkannya dari orang tua untuk bisa menikmati pendidikan dengan mudah. Hal tersebut seringkali terjadi karena mereka sudah terbiasa 'dimanjakan' oleh kemudahan fasilitas sehingga kurang memiliki semangat juang dalam meraih impiannya.
Terkadang, anak-anak dari kalangan yang kurang mampu justru memiliki motivasi yang lebih kuat untuk maju. Kehidupan keras yang mereka laluo seringkali membuat mereka bertekad untuk bisa keluar dari kemiskinan. Hal itu seringkali mampu menjadi mesin penggerak untuk maju yang sangat ampuh. Apalagi, mereka sudah sangat mengenal dengan istilah kerja keras..., sehingga sangat mudah bagi mereka untuk melakukannya.
Aku jadi teringat dengan email yang aku terima dari sahabatku beberapa saat yang lalu. Katanya, dia mendapatkan email itu dari temannya juga, yang langsung diforwardkan kepadaku. Semoga email ini dapat memberikan manfaat bagi sahabat-sahabat yang lain.
Tersebutlah seorang ayah yang memiliki 4 orang anak yang memiliki profesi sebagai kuli bangunan. Sehari-hari pekerjaan tidak jauh dari tembok basah yang kotor ditengah terik matahari. Namun itulah yang dijalani sebab belum ada cara lain untuk menafkahi istri dan keempat anaknya. Niatnya tentu ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi bagaimana bisa dengan pendidikan yang hanya sekolah dasar hanya bisa untuk pekerjaan kasar.
Suatu waktu ada pekerjaan membangun sebuah rumah yang dekat dengan SMA. Tentu saja anak-anak sekolah sering kali terlihat saat masuk kelas, keluar kelas, atau kegiatan di luar kelas seperti bermain bola basket. Sang Ayah sering mengamati anak-anak sekolah tersebut sehingga munculah pertanyaan di dalam hatinya, “apakah anak-anaku bisa sekolah seperti mereka?”
Pertanyaan tersebut terus diingat. Setiap langkahnya selalu diiringi oleh pertanyaan tersebut, bisakah anak-anaku sekolah tinggi? Bisakah mereka sekolah lebih tinggi dariku? Bisakah mereka memiliki kehidupan yang lebih baik dariku? Saking mendalamnya, dalam setiap perbincangan pun sering kali cita-cita mulia ini tercetus ke dalam mulutnya.
Seperti biasa, komentar positif dan negatif muncul. Ada yang mendukung ada juga yang pesimis. Bukannya mendukung malah mematahkan motivasi sang ayah.
“Jangan memaksakan diri, terima aja apa adanya”.
“Kenapa harus susah payah? Dengan pendidikan seperti ini pun kita masih bisa hidup?” kata salah seorang saudaranya yang sama-sama seorang kuli bangunan dan juga berpendidikan lebih rendah.
Namun sang Ayah memiliki tekad yang kuat. Biarlah banyak orang yang mengatakan sesuatu tidak mungkin, sebab yang menentukan ialah Allah. Jika Allah menghendaki, maka segala sesuatu akan terjadi, tidak ada yang tidak mungkin. “Laa haula wa la quwwata illa billah” inilah kalimat yang selalu menjadi pegangan dalam upayanya meraih cita-citanya.
Waktu pun dilalui dengan kerja keras, tidak pernah menyerah, dan berserah diri kepada Allah saat menemui kesulitan. Alhamdulillah karirnya di dunia bangunan ada peningkatan. Mungkin, naiknya karir ini akibat memiliki motivasi yang sangat tinggi sehingga bekerja dengan penuh dedikasi. Dari mulai seorang helper, kemudian menjadi tukang (ahli), dan akhirnya menjadi seorang mandor dan pemborong. Saat itu anak terbesar sudah menginjak bangku SMA.
Namun Allah menghendaki hal yang lain, manajemen tempatnya bekerjanya mengalami rotasi kepemimpinan. Pemimpin yang baru mengeluarkan berbagai kebijakan yang sangat menekan bawahannya sehingga akhirnya sang Ayah mengundurkan diri. Beralih membangun sebuah bisnis yang tidak bertahan lama sebab ditipu oleh mitra kerjanya. Kehidupan pun kembali sulit, padahal saat itu anak-anaknya sudah menginjak bangku kuliah.
Namun sulitnya hidup tetap dijalani dengan tetap bekerja keras dan banyak berdoa. Tahajudnya rajin sekali. Waktu malam sering kali dihabiskan oleh berdzikir dan berdoa. Waktu siang, tetap bekerja keras ditengah tenaga yang mulai berkurang serta kesehatan yang mulai terganggu. Namun semuanya dijalani dengan teguh dan tetap memegang kalimat “Laa haula wa la quwwata illa billah”. Semuanya tidak sia-sia. Cita-citanya tercapai. Semua anaknya mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan tiga dari empat anaknya mengenyam bangku kuliah.
Meski sang ayah saat kini sudah tiada, tetapi meninggalkan sebuah warisan yang tidak akan pernah habis bagi anak-anaknya. Bukan harta, sebab hartanya habis untuk menyekolahkan anak-anaknya tetapi sebuah pelajaran akan keteguhan dalam meraih cita-cita.
Jangan pernah menyerah!
Berkaca dari pengalaman sang bapak tadi.., semoga kita pun mampu memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Karena ilmu yang kita wariskan kepada mereka tak akan pernah hilang dan akan tetap memberikan manfaat sepanjang hidupnya.
si ayah sudah menunjukkan kepada turunannya bahwa, walau setiap orang sudah memiliki takdir masing-masing, kita harus tetap berjuang tanpa kenal menyerah. inspiratif di pagi hari :)
BalasHapussemangat terus seperti si ayah tak berhenti berusaha dan berdoa!!!
BalasHapussiapa yg bersungguh-sungguh pasti akan berhasil^^
Never give up lihat senyum manis shasa pasti de semangat seperti saya kl lihat najwa anak sy
BalasHapussemangat..!! bila niat kita baik pasti akan ada jalannya...
BalasHapus*jd inget lagunya d massiv yah...
jangan menyerah...
jangan menyerah..
bla..bla... (gak apal terusannya)..
Postingan mntap. Ya, jangan pernah menyerah untuk apapun niat baik dan mulia kita.
BalasHapusSemangat dan ulet untuk sang ayah ,tauladan untuk kita agar jangan menyerah dalam mendidik ,membimbing,merawat dan membiayai pendidikannya untuk masa depan anak itu sendiri .Jangan takut bila tak ada biaya lantas stop sekolah,yakinilah masing2 anak memiliki rezeki masing2 dari Allah..dan pasti ada jalannya...
BalasHapusSetuju dengan koemntarnya mbak Tisti mbak... dan ini sedikit lirik lagunya D'Masiv... lagu Jangan Menyerah yang juga selalu memberi inspirasi bagiku...
BalasHapusTak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Yang tak kenal putus asa
yah tul banget tuh mba.........intinya adalah semangat jangan sampai kendor!!! terlepas dari apakah itu untuk masalah keuangan ataupun masalah lainnya, semangat harus tetap dijaga!!!!!
BalasHapussangat inspiratif mba!?!?!?!
postingannya bagus sekali mbak...aku sampai terdiam mengahyati katalimatnya satu persatu...btw bisa forward kisahnya ke emailku mbak ya (becce_lawo@yahoo.com or haris_gizifkmuh@rocketmail.com) di tunggu mbak y..
BalasHapusbdw..keep on posting mbak!!!
Sebuah postingan yang membuat semangat kembali berkobar..bagi saya hanya satu prinsip, "Many ways to rome" ya masih banyak jalan dan cara untuk menghadapi berbagai masalah dalam hidup:)..
BalasHapusperjuangan si bapak bener2 mengispirasi.. intinya kita harus tetep berusaha dan berdoa,, Allah pasti memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya...
BalasHapusMari Jangan Pernah Menyerah...
BalasHapus(Kayaknya sebagian besar orang sudah berusaha tidak menyerah, meski ada sebagian kecil yg terpaksa menyerah)
di mana ada niat dan kesungguhan, di situ pasti ada jalan. SEMANGAT!!!
BalasHapusber-ikhtiar dan berdo'a tanpa putus asa, sebuah keteladanan buat kita.
BalasHapuswow..hebat perjuangan seorang ayah yang seperti ini.Pantang menyerah and tetap semangat demi anak-anaknya.
BalasHapusSubhanallah... sungguh hebat perjuangannya. Menitiskan air mata saya mbak. Mbak reni, saya kembali dengan cepat. Mohon semangat dan dukungannya.
BalasHapusKisah yang sarat perenungan...
BalasHapusHidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal Putus asa
kayaknya lirik lagu nih...
mbak reniii...kangen, maaf nich baru sempet mampir lagi, take care ya mbak...betul jangan pernah menyerah mbak, life must go on...wah, mbak terinspirasi sama lagunya d'massive yak?hehe
BalasHapusmeski sulit jalannya, asal jangan menyerah... pasti ada jalannya.... aq meyakini kata2 itu dan walau sulit ada ajah jalan agar aq bisa kuliah mbak sekarang...... yg jelas jangan menyerah dan tetap bersyukur.... :D
BalasHapussemangat terus..semangat terus..dan tularkan semangat itu kepada sahabat-sahabat blogger yang lain (yang terakhir itu ngarep banget)
BalasHapusMemang harta bukan jaminan untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan pendidikan yg tinggi juga bukan jaminan untuk hidup yg baik, mbak! Yg paling penting kukira adalah terus berharap padaNya sambil terus memberi pelajaran moral dan semua pelajaran yg terbaik yg bisa ortu berikan buat anak-anak. Leave the rest to God. Terus terang aku bukan sarjana, mbak, tapi sekarang aku hidup lebih happy dari beberapa temanku yg sarjana. So, pendidikan hanya sebuah sarana, bukan yg paling menentukan
BalasHapusPasti mereka bangga punya ayah seperti itu mbak.
BalasHapussambil nganterin undangan mbak, ada pesta kecil2 an di blogku. datang ya mbak... :)
Jangan menyia-nyiakan amanah agung dari Allah, bahwa kesulitan yg kita dpatkan dari mendidikan anak pada hakikatya adalah kemudahan yg diberikan pada kita untuk membangun rumah indah di syurga kelah.
BalasHapusSalam kenal dan hangat Bu. Semangat...!
Warisan yang tek pernah habis itu ilmu kan Mbak? Apa kabar mbak..? Maaf baru bisa mampir ^_^
BalasHapussalam sobat
BalasHapusharus diteladani mba,,,si AYAH.
Jangan pernah menyerah,,ayo semangat maju...sampai berhasil meraih yang dicita-citakan.
mampir ajah neh…..gi males ngeblog….
BalasHapusBenar mbak..semangat yg perlu dalam menghadapi proses hidup ini...
BalasHapuswah menarik sekali isi emailnya, membuat semngat, tapi say belum punya anak tapi ntar jika ada saya akan mengingat kisah tersebut..
BalasHapuskisah si bapak mengingatkan aku akan perjuangan papaku ketika menyekolahkan 5 orang anaknya.
BalasHapusLawan rasa maless..!!
BalasHapussaya termasuk yang beruntung memiliki orang tua seperti si ayah, hanya bedanya tokohnya ibu ..
BalasHapuskekuatan hati dan doa terus2an yang menginginkan anaknya tidak menjadi buruh pabrik karena pendidikan yang minim, yang membuatnya sangat keukeuh menyekolahkan kedua anaknya ..
alhamdulillah, doanya dikabulkanNya .. kedua anaknya bisa sekolah tinggi dan bisa bekerja lumayan enak ..
Cara Membuat Web