Beberapa hari ini interaksiku dengan pegawai kantor pos meningkat. Hal itu tak lepas dari pekerjaan yang kutangani saat ini. Sempat ngobrol-ngobrol juga dengan mereka. Dan dari obrolan itu aku jadi teringat dengan hobby lamaku yang sudah tidak lagi kujalani, yaitu : korespondensi.
Aku mulai melakukan korespondensi sejak kelas 5 SD. Ternyata aku keasyikan dan hobby itu terus kujalani sampai aku kuliah. Pokoknya demi hobbyku itu aku tidak pernah membelanjakan uang saku dari ortuku untuk beli jajan dan sejenisnya. Uang saku itu pasti habis kubelikan amplop, kertas surat dan perangko. Ortuku juga tidak pernah protes. Mungkin bagi mereka lebih baik uang itu habis untuk membiayai hobby korespondensiku daripada aku jajan sembarangan yach…?
Setelah lulus kuliah dan kerja, hobby-ku itu tidak sempat kujalani karena aku asyik dengan keluargaku dan pekerjaanku. Apalagi setelah ada telpon rumah dan telpon selular…, makin malas aku nulis surat hehehe… Semuanya cukup dengan angkat telpon.
Dulu aku punya sahabat pena banyak sekali. Tapi ada beberapa diantaranya yang dekat banget, dan pertemanan kami lewat surat bisa bertahan sampai bertahun-tahun lamanya. Bahkan aku pernah bertemu dengan beberapa orang diantaranya. Di antara mereka yang dekat sekali denganku adalah :
- Arnisma Andriyani : Aku mengenalnya sejak masih SMP. Dia satu-satunya sahabat penaku yang masih kontak denganku sampai sekarang. Aku memanggilnya Yani (tapi di lingkungan keluarganya dia dipanggil Andri). Aku sempat mengunjunginya ke Kepanjen Malang dan dia juga sempat datang ke rumahku di Madiun. Waktu dia kuliah di Surakarta dia sempat datang juga ke tempat kost-ku di Yogyakarta. Aku suka sekali dengannya. Yani sangat humoris dan banyak cerita. Kalau ketemu dengannya kami pasti akan bercanda. Waktu aku nikahpun dia datang ke resepsi pernikahanku. Sayang sekali aku tidak dapat menghadiri pesta pernikahannya. Tapi Yani mengirimiku foto pernikahannya. Sekarang ini sesekali aku masih kontak dengannya via phone. Dia di menetap di Malang bersama suami dan anaknya. Semoga suatu saat kami bisa ketemu lagi untuk melepas kangen.
- Mas Indra (tapi nama lengkapnya ku lupa….). Aku mengenalnya waktu aku masih SMP. Orang asli Semarang itu waktu pertama mengirimi aku surat sudah kerja di Dinas Pertanian di Jayapura, Irian Jaya. Orangnya kocak dan pandai menggambar. Walau usia kami beda jauh, tapi hubungan pertemanan kami lancar-lancar aja. Bahkan waktu dia pulang ke Jawa (Semarang), dia sempat juga mampir ke Madiun untuk menemui aku. Terakhir kali aku mengetahui kabarnya adalah waktu aku masih kuliah di Yogyakarta, saat itu dia sudah dikaruniai seorang anak. Mas Indra, apa kabar ? Masih ingat aku tidak ya ?!
- Rahmila Murtiana. Seingatku, aku memanggil gadis Banjarmasin yang kukenal waktu SMA ini Mbak Ina. Kemudian Mbak Ina mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika selama 1 tahun lewat program AFS. Walau mbak Ina di Amerika, dia masih tetap rajin mengirimkan postcard untukku. Waktu dia kuliah di Semarang, kami sempat berjumpa 1 kali. Wah…, seneng sekali karena sebelumnya kami gak pernah kebayang akan bisa ketemu. Maklum, jarak Madiun dan Banjarmasin kan jauh…. Tapi sekarang aku gak tahu kabar Mbak Ina. Mbak Ina… how are you ? Where are you now ?
- Mbak Ririn Yurikesari. Aku masih ingat alamat rumahnya. Dulu alamat surat-surat untuk mbak Ririn selalu kualamatkan ke Tebet Barat Dalam Jakarta. Dari semua sahabat penaku, sebenarnya Mbak Ririn yang paling rajin menyurati aku. Bahkan yang paling lama bertahan berkorespondensi denganku. Sayang sekali aku sekarang betul-betul lose contact dengannya. Hai Mbak Ririn…, apa kabar ?
- Lili Tri Sari Dewi ZA. Aku mengenalnya waktu masih SD. Seingatku aku mengenalnya karena jasa Pak Tri, guru SD-ku. Ceritanya Pak Tri pindah ke Bontang Kalimantan Timur. Dan salah satu muridnya yang bernama Lili diperkenalkan padaku lewat surat (karena Pak Tri tahu betul hobby-ku ini). Terakhir aku tahu waktu Lili pindah ke Palembang. Aku juga sempat menerima undangan pernikahan dari Lili. Tapi sayang karena jarak yang jauh aku gak bisa hadir pada acara resepsi pernikahannya. Aku juga kehilangan kontak dengannya. Hai Lili…. Where are you ?
Sekarang setelah bercerita tentang mereka, aku jadi merindukan mereka. Terutama aku ingin tahu kabar tentang mereka. Semoga aja ada diantara mereka yang baca ceritaku ini dan menjalin lagi komunikasi di antara kami yang sempat terputus.
Aku mulai melakukan korespondensi sejak kelas 5 SD. Ternyata aku keasyikan dan hobby itu terus kujalani sampai aku kuliah. Pokoknya demi hobbyku itu aku tidak pernah membelanjakan uang saku dari ortuku untuk beli jajan dan sejenisnya. Uang saku itu pasti habis kubelikan amplop, kertas surat dan perangko. Ortuku juga tidak pernah protes. Mungkin bagi mereka lebih baik uang itu habis untuk membiayai hobby korespondensiku daripada aku jajan sembarangan yach…?
Setelah lulus kuliah dan kerja, hobby-ku itu tidak sempat kujalani karena aku asyik dengan keluargaku dan pekerjaanku. Apalagi setelah ada telpon rumah dan telpon selular…, makin malas aku nulis surat hehehe… Semuanya cukup dengan angkat telpon.
Dulu aku punya sahabat pena banyak sekali. Tapi ada beberapa diantaranya yang dekat banget, dan pertemanan kami lewat surat bisa bertahan sampai bertahun-tahun lamanya. Bahkan aku pernah bertemu dengan beberapa orang diantaranya. Di antara mereka yang dekat sekali denganku adalah :
- Arnisma Andriyani : Aku mengenalnya sejak masih SMP. Dia satu-satunya sahabat penaku yang masih kontak denganku sampai sekarang. Aku memanggilnya Yani (tapi di lingkungan keluarganya dia dipanggil Andri). Aku sempat mengunjunginya ke Kepanjen Malang dan dia juga sempat datang ke rumahku di Madiun. Waktu dia kuliah di Surakarta dia sempat datang juga ke tempat kost-ku di Yogyakarta. Aku suka sekali dengannya. Yani sangat humoris dan banyak cerita. Kalau ketemu dengannya kami pasti akan bercanda. Waktu aku nikahpun dia datang ke resepsi pernikahanku. Sayang sekali aku tidak dapat menghadiri pesta pernikahannya. Tapi Yani mengirimiku foto pernikahannya. Sekarang ini sesekali aku masih kontak dengannya via phone. Dia di menetap di Malang bersama suami dan anaknya. Semoga suatu saat kami bisa ketemu lagi untuk melepas kangen.
- Mas Indra (tapi nama lengkapnya ku lupa….). Aku mengenalnya waktu aku masih SMP. Orang asli Semarang itu waktu pertama mengirimi aku surat sudah kerja di Dinas Pertanian di Jayapura, Irian Jaya. Orangnya kocak dan pandai menggambar. Walau usia kami beda jauh, tapi hubungan pertemanan kami lancar-lancar aja. Bahkan waktu dia pulang ke Jawa (Semarang), dia sempat juga mampir ke Madiun untuk menemui aku. Terakhir kali aku mengetahui kabarnya adalah waktu aku masih kuliah di Yogyakarta, saat itu dia sudah dikaruniai seorang anak. Mas Indra, apa kabar ? Masih ingat aku tidak ya ?!
- Rahmila Murtiana. Seingatku, aku memanggil gadis Banjarmasin yang kukenal waktu SMA ini Mbak Ina. Kemudian Mbak Ina mendapatkan kesempatan belajar ke Amerika selama 1 tahun lewat program AFS. Walau mbak Ina di Amerika, dia masih tetap rajin mengirimkan postcard untukku. Waktu dia kuliah di Semarang, kami sempat berjumpa 1 kali. Wah…, seneng sekali karena sebelumnya kami gak pernah kebayang akan bisa ketemu. Maklum, jarak Madiun dan Banjarmasin kan jauh…. Tapi sekarang aku gak tahu kabar Mbak Ina. Mbak Ina… how are you ? Where are you now ?
- Mbak Ririn Yurikesari. Aku masih ingat alamat rumahnya. Dulu alamat surat-surat untuk mbak Ririn selalu kualamatkan ke Tebet Barat Dalam Jakarta. Dari semua sahabat penaku, sebenarnya Mbak Ririn yang paling rajin menyurati aku. Bahkan yang paling lama bertahan berkorespondensi denganku. Sayang sekali aku sekarang betul-betul lose contact dengannya. Hai Mbak Ririn…, apa kabar ?
- Lili Tri Sari Dewi ZA. Aku mengenalnya waktu masih SD. Seingatku aku mengenalnya karena jasa Pak Tri, guru SD-ku. Ceritanya Pak Tri pindah ke Bontang Kalimantan Timur. Dan salah satu muridnya yang bernama Lili diperkenalkan padaku lewat surat (karena Pak Tri tahu betul hobby-ku ini). Terakhir aku tahu waktu Lili pindah ke Palembang. Aku juga sempat menerima undangan pernikahan dari Lili. Tapi sayang karena jarak yang jauh aku gak bisa hadir pada acara resepsi pernikahannya. Aku juga kehilangan kontak dengannya. Hai Lili…. Where are you ?
Sekarang setelah bercerita tentang mereka, aku jadi merindukan mereka. Terutama aku ingin tahu kabar tentang mereka. Semoga aja ada diantara mereka yang baca ceritaku ini dan menjalin lagi komunikasi di antara kami yang sempat terputus.
aku barusan sempet baca. enak juga punya blog,ya. kapan2 tak mampir lagi. sukses. Yani, malang
BalasHapusTernyata blog ini sudah lama juga. Penulisnya juga sepertinya sejak awal sudah pandai merangkai kata. Tapi kenapa tidak menggunakan domain gTLD sendiri yang lebih professional? Terus, kenapa tidak menggunakan hosting saja? sayang-sayang kalau suatu saat blogspot ditutup, tulisan yang banyak di sini akan hilang.
BalasHapus