Minggu, 30 November 2008

Kenangan tentang mbak Unik

Dulu waktu aku kuliah di Yogyakarta, aku kost di daerah Karangmalang. Di tempat kost-ku ini aku harus berbagi kamar dengan orang lain, karena 1 kamar ditempati berdua. Aku kerasan banget kost di tempat itu dan tidak pernah pindah kost sampai aku lulus. Praktis dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun aku kost di sana, aku berganti-ganti teman sekamar.

Ada yang keluar karena pindah tempat kost ada juga yang keluar karena telah lulus kuliah. Dari beberapa teman sekamarku, aku sangat terkesan mbak Unik. Mbak Unik adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa Jerman IKIP Negeri Yogyakarta. Gadis kelahiran Cirebon ini betul-betul membuatku kerasan di tempat kost. Apalagi mbak Unik sangat ceria. Dia sayang banget padaku dan memperlakukan aku seperti adiknya sendiri. Bahkan dengan kekasihnya saat itu (Hai Mas Iman…! Apa kabar?) aku juga sangat dekat. Aku sangat sayang pada keduanya seperti pada kakakku sendiri (apalagi aku anak sulung, jadi seneng banget bisa “menemukan” kakak di rantau…).


Terkadang kalau aku harus begadang karena belajar sampai jauh malam, mbak Unik membuatkan aku mie goreng dan tak segan-segan nyuapin aku. Hehehe… Enak banget rasanya dimanjain begitu. Ada satu kejadian lucu yang aku inget banget. Dulu semasa kuliah aku sama sekali gak pernah dandan. Kalau ke kampus ya cuma nyisir rambut dan pake bedak trus cabut deh. Suatu hari saat aku akan nyari data di sekolah-sekolah untuk bahan skripsiku, mbak Unik memaksaku untuk pake lipstik. Alasannya supaya aku kelihatan lebih “dewasa”. Maklum dengan tubuhku yang kecil dan kurus (saat itu aku masih kurus, kalau sekarang sih sudah memuai hihihi…) aku dapat dianggap masih anak SMA. Aku nolak pake lisptik yang disodorkan mbak Unik di depanku. Tapi mbak Uniknya ngotot maksa aku pake lisptik. Setelah berjuang sekuat tenaga aku berhasil meloloskan diri dan sembunyi di kolong tempat tidur !! Tapi ternyata mbak Unik nekad nyusul aku ke kolong tempat tidur juga !! Astaga…. Nekad juga tuh mbak yang satu ini. Akhirnya mbak Unik nyerah juga karena aku tetap ngotot belum mau pake lisptik hehehe…

Tibalah saat “perpisahan” antara aku dan mbak Unik, karena mbak Unik telah berhasil menamatkan pendidikannya. Sebelum berpisah, aku menyelipkan sepucuk surat untuknya di dalam tas tangannya. Aku ngantarin dia ke stasiun. Pulang dari stasiun aku naik becak sendiri. Sampai di tempat kost aku langsung masuk kamar dan …. nangis !! Karena aku merasa kamarku begitu sepi tanpa ada dia. Aku tiba-tiba merasa kosong karena tidak lagi mendengar candanya. Sepulang dari stasiun itu sengaja kamar dan jendela kamar aku tutup rapat. Biar tidak ada yang tahu kalau aku nangis di kamar. Bahkan teman-teman kost mengira aku belum pulang karena kamarku yang tertutup rapat dari pagi. Akhirnya, sore hari Mbak Iin (sahabatku di tempat kuliah) datang ke kostku. Dia nekad ngetuk-ngetuk pintu kamarku dan akhirnya aku buka pintu juga karena tahu dia yang datang. Melihat mataku yang bengkak karena kebanyakan nangis, mbak Iin menghiburku. Dan dia menyemangati aku agar aku tidak larut dalam kesedihan karena keesokan harinya aku harus menghadapi ujian semesteran. Untung ada mbak Iin yang menyemangati aku sehingga ujianku lulus.

Kurang lebih 1 minggu kemudian aku dapat surat dari Mbak Unik. Dalam suratnya dia bercerita bahwa dia baru tahu bahwa ada surat dariku di dalam tasnya. Dia bilang setelah membaca suratku dia nangis. Mbak Unik juga berkata bahwa suratku tidak akan pernah dia lupakan dan akan dia simpan selamanya. Membacanya membuatku nangis lagi (hehe… cengeng benget ya aku waktu itu).

Sayang sekali…, sekarang ini aku tidak bisa berkomunikasi lagi dengannya. Entah apa yang terjadi. Tapi dari semua teman-temannya dan mantan kekasihnya (Mas Iman) aku dapat kabar bahwa mbak Unik menarik diri dan tidak pernah lagi mau berhubungan dengan mereka. Entah apa yang terjadi padanya. Berita terakhir yang aku dengar dia telah menikah dan menetap di Cirebon. Mbak Unik, kenapa harus menarik diri dari kami ? Aku dan semua teman-teman mbak Unik sangat rindu akan keceriaan mbak Unik. Bagaimanapun terima kasih sekali untuk waktu yang telah kita lalui bersama selama di Yogya. Karena mbak Unik aku sempat merasakan kasih sayang seorang kakak. Semua itu adalah kenangan terindah dari mbak Unik yang tidak akan pernah aku lupakan.

1 komentar:

  1. terimakasih untuk persahabatanmu. terimakasih untuk penerimaanmu yang tanpa syarat. terimakasih membiarkan aku tampil apa adanya setiap kali bersamamu. terus berbagi ya... You are sincere person my dearest friend

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)