Selasa, 10 Maret 2009

Grebeg Maulud Nabi

Untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, Kota Madiun menyelenggarakan acara Grebeg Maulud. Acara itu dilaksanakan pada Senin tanggal 9 Maret 2009 mulai jam 09.00 WIB. Grebeg Maulud di Kota Madiun sebenarnya baru dilaksanakan kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu. Dari sejarahnya, kata “grebeg” berasal dari kata “gumrebeg” yang berarti riuh, ribut, dan ramai. Tentu saja ini menggambarkan suasana grebeg yang memang ramai dan riuh.

Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW tahun ini benar-benar diselenggarakan dalam nuansa yang berbeda. Pada tahun-tahun sebelumnya, Grebeg Maulud dipusatkan di Masjid Kuno Taman (dimulai dari Kelurahan Kuncen Madiun menuju ke Masjid Kuno Taman). Sementara pada tahun ini acara berpusat di Alun-alun Kota Madiun (dimulai dari Masjid Kuno Taman Madiun menuju Alun-alun Kota Madiun).

Sebelumnya aku mau cerita sedikit tentang Kota Madiun. Madiun adalah suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno (Ki Ageng Ronggo). Pada awalnya, Madiun berada di bawah kekuasaan Mataram. Salah satu tokoh Kerajaam Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun adalah RA. Retno Dumilah (keturunan dari Pangeran Timoer, Bupati pertama di Madiun).

Beberapa peninggalan kerajaan Madiun tersebut banyak terdapat di Kelurahan Kuncen (beberapa orang meyakini bahwa Kuncen adalah cikal bakal dari Kota Madiun). Pada Kelurahan Kuncen terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun. Selain itu di Kelurahan Kuncen juga ada Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah serta sendang (tempat pemandian) keramat.

Itulah sebabnya mengapa kegiatan Grebeg Maulid Nabi Muhammad SAW selama ini dimulai dari Kelurahan Kuncen, karena disanalah tempat "pendiri" Madiun. Sementara pemakaian Masjid Kuno di Kelurahan Taman juga dikarenakan Masjid itu memiliki nilai sejarah tersendiri. Di dekat Masjid Kuno Taman juga terdapat makam dari keturunan penguasa di Madiun pada jaman dulu. Saat ini Masjid Kuno taman dan Makam Taman telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya di Kota Madiun.

Kembali ke acara Grebeg Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam Grebeg itu dikirab 2 buah gunungan : Gunungan Jaler dan Gunungan Estri. Gunungan Jaler (Pria) berisikan bahan mentah dari hasil bumi seperti jabe merah, kacang panjang, terong, buah-buahan dll. Sementara Gunungan Estri (Wanita) berisikan jajanan pasar. Kedua gunungan itu dinaikkan di atas kereta kuda (berbeda dengan Grebeg di Yogyakarta, dimana gunungan itu dibawa oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta).




Gunungan Jaler




Gunungan Estri

Melengkapi acara kirab tersebut diselenggarakan juga pawai budaya. Pawai tersebut diikuti oleh para pelajar dan juga para pejabat Pemerintah Kota Madiun. Para pelajar tersebut mengikuti pawai dengan berjalan kaki. Sementara "barisan berkuda" diikuti oleh perwakilan dari Dinas P dan K (selaku leading sector acara ini), 3 camat dan 27 Lurah yang ada di Madiun. Yang menarik, Sekretaris Daerah Kota Madiun mengikuti pawai itu dengan menaiki Kereta Kuda. Konon kabarnya, kereta kuda itu khusus didatangkan dari Surakarta.


Kereta kuda yang konon didatangkan dari Surakarta


Salah satu camat ikut naik kuda


Kalau ini rombongan Lurah-lurah


Salah satu perwakilan dari Dinas P & K


Kereta kuda yang dinaiki para "sesepuh"


Peserta pawai budaya dalam busana "prajurit"


Peserta pawai dengan busana ala "Retno Dumilah"


Peserta pawai dalam busana daerah


Peserta pawai yang membawa alat musik rebana








Beberapa spanduk yang dibawa peserta pawai

Acara kirab gunungan dan pawai budaya yang bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa tersebut cukup mendapatkan sambutan dari Masyarakat Kota Madiun. Terlihat antusiasme warga cukup besar saat melihat Gunungan Jaler dan Gunungan Estri dikirab. Antusiasme warga semakin bertambah ketika mengetahui hadirnya kereta kuda yang dinaiki oleh Sekda Kota Madiun. Sesuatu yang jarang dilihat di Kota Madiun. (serasa melihat raja-raja jaman dulu deh)

Acara Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW itu memang merupakan "penutup" dari serangkaian kegiatan dalam merayakan Maulud Nabi yang diselenggarakan sejak tanggal 7 sampai dengan 9 Maret 2009. Harapan dari kegiatan ini adalah agar ikon Kota Madiun sebagai wisata budaya dan religi semakin meningkat. Selain itu, tentu saja diharapkan agar perayaan tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

12 komentar:

  1. waaa asik yah ada acara perayaan maulidnya, jadi brasa deh, gak kaya dsini adem ayem mbak. grebeg maulid ada juga to di madiun hehehe baru tau:p gak ikutan ngrasain naek kreta apa naek kudanya mbak di arak keliling kota hehehe

    BalasHapus
  2. @wendy : sebenarnya aku pengen juga naik kereta kudanya, Mbak Wen. Tapi gak enak..., masak berduaan dg Pak Sekda ??

    BalasHapus
  3. Ma... asyik nonton grebeknya ya. aku jadi ketagihan lho. pawainya cuma sebentar. oya ma tahun depan nonton lagi ya!

    BalasHapus
  4. wah asyik bener tuh...saya blm pernah liat acara grebegan...jadi pengen liat.
    tapi btw, kenapa gunungan utk pria disebut gunungan jaler..bukan gunungan lanang..apa arti jaler = lanang ya mbak?

    BalasHapus
  5. Gemebyar dan meriah banget ya...
    Ada pasar malamnya gak, mbak?

    BalasHapus
  6. @budiawan : aduh, udah pinter Bhs. Jawanya. Betul sekali bang, jaler=lanang. Kalau mau lihat, tahun depan ke Madiun aja hehehehe.

    @hejis : aduh pak, dah lama ga da kabar. Memang meriah acaranya. Soal pasar malam aku gak tahu, ada apa tidak. Soalnya acara yg di alun-alun kota aku sama sekali gak lihat hehehe.

    BalasHapus
  7. meriah banget acaranya mbak
    di medan blm pernah ada perayaan grebek maulud
    peringatan maulud hanya dirayakan biasa saja di mesjid atau musholla

    BalasHapus
  8. @kejujurancinta : tahun-2 sebelumnya tidak semeriah tahun ini kok, mbak. Emang ditujukan untuk mengundang wisatawan. Mau lihat juga ?? Ke Madiun aja tahun depan hehehe.

    BalasHapus
  9. wakguru pernah begadang 3 hari di ponorogo acara grebeg suro. madiun sebelah mana ma?

    BalasHapus
  10. Wah asyik banget ya mbak bisa nonton grebeg maulid..gunungannya sepasang juga ya..Acara yang sungguh meriah san semoga kita semua bisa mengambil hikmah grebeg Maulid Nabi SAW..

    Nice mbak.. salam

    BalasHapus
  11. hohohoho gue 4 tahun di ponorogo dan madiun, cos gue sekolah di sono waktu SMA wkokoko. wuuh jadi kangen madiun nich, pa lagi acara maulud nabinya, kan banyak makanan tuh whehehehehe

    BalasHapus
  12. @memoarsangguru : Madiun di kotanya pak. Di Kelurahan Taman. Hapal emang dengan Kota Madiun ?

    @Embun_pagi : Semoga aja hikmah Maulud Nabi dapat dirasakan oleh warga kota Madiun, mbak. Thanks..

    @R-Adha : masih lama pulang ke Indonesia ?? Gak kangen lihat Reog Ponorogo ..??

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)