Jumat, 20 Maret 2009

Pelupa

Aku sendiri tak tahu, pelupa itu masuk kategori sifat atau 'penyakit' ya? Tapi yang aku tahu dengan jelas, berhadapan dengan si pelupa ini sungguh menyebalkan plus (kadang) menggelikan juga. Sayangnya, si pelupa ini ternyata suka banget mengikuti aku kemana-mana. Aku sudah mencoba untuk membuatnya pergi jauh dari hidupku, tapi ternyata tak berhasil. Si pelupa masih saja memelukku dengan erat.

Aku sendiri tak ingat sejak kapan aku jadi pelupa. Tapi yang jelas, label pelupa alias pikun itu seringkali disematkan orang-orang kepadaku (termasuk oleh suami dan anakku. Hiks...). Karena pelupa itulah, orang-orang di sekitarku seringkali yang menjadi korbannya. Tak terhitung berapa banyak kejadian yang menjengkelkan terjadi hanya gara-gara aku lupa !! Oh My God ....

Salah satu kejadian yang "parah" terjadi pada bulan Ramadhan 1429 H (tahun 2008) yang lalu. Kejadiannya sore hari, sekitar pukul 16.00. Rencananya, sore itu, aku, suami dan Shasa akan ke LMI Madiun yang ada di Jalan Semangka. Kami ingin menyumbangkan majalah-majalah lama milik Shasa untuk melengkapi bacaan di Rumah Pintar.

Setelah kardus yang berisi majalah itu masuk mobil, kami bertiga berangkat. Tak sulit menemukan alamat yang diberikan LMI untuk lokasi Rumah Pintarnya. Setelah aku dan Shasa menyerahkan majalah-majalah itu, kami berangkat ke rumah ibu. Kebetulan rumah ibu tak jauh dari Rumah Pintar LMI. Kami mampir di rumah ibu tak terlalu lama, karena pukul 17.00 kami harus mengantarkan Shasa ke tempat les Bahasa Inggris.

Setelah itu, kami langsung pulang setelah sempat mampir sebentar ke toko (untuk belanja). Aku ingin segera sampai rumah, karena aku harus menyiapkan buka puasa di rumah. Sementara Shasa berbuka puasa di tempat lesnya.

Saat mobil kami mendekati rumah, kami berdua kaget luar biasa. Ternyata pintu rumah dalam keadaan terbuka lebar dan lampu belum ada satupun yang dinyalakan !! Masya Allah.... Ternyata, aku tadi lupa menutup pintu ketika pergi. Sementara suami dan Shasa yang sudah ada di dalam mobil, tak memperhatikan apakah aku sudah menutup pintu atau belum. Maka, ketika aku naik ke mobil, tanpa rasa curiga suamiku langsung menjalankan mobil.

Dengan gemetar dan deg-degan luar biasa aku segera meloncat turun dari mobil. Aku langsung masuk lewat pintu yang terbuka lebar. Ternyata, kunci pintu sudah tergantung di sisi luar rumah. Seharusnya aku tadi tinggal menutup pintu dan memutar kunci. Tapi ternyata, setelah memasukkan kunci ke dalam lubang kunci, aku malah lupa menutup pintu !!

Selanjutnya, aku masuk. Sepeda motor dinas yang ada di ruang tamu masih ada. Dan, kunci kontaknya pun tergantung di motor itu !! Setelah meneliti seluruh isi rumah, aku bisa bernafas lega. Alhamdulillah... Tak satupun barang yang hilang. Padahal, rumah telah kami tinggalkan tanpa penghuni dengan pintu terbuka lebar dalam jangka waktu lebih dari 1 jam.

Tak henti-hentinya aku mengucap syukur atas kemurahan Allah pada kami. Allah telah 'menjaga' rumah kami sementara kami menyumbangkan majalah-majalah Shasa pada Rumah Pintar. Padahal, saat itu (menjelang Maghrib) lingkungan rumah kami sepi karena sebagian besar warganya sibuk mempersiapkan buka puasa. Ternyata pahala dari Allah langsung kami terima lunas hari itu juga.

Tapi tentu saja suamiku tak bisa tinggal diam. Mengetahui aku jadi sangat teledor dan lupa menutup pintu, maka segala macam nasehat dan peringatan disampaikannya padaku. Aku mengakui bahwa aku salah. Tapi aku juga gak tahu bagaimana aku menghadapi si pelupa ini.

Setelah kejadian itu aku memang lebih hati-hati. Tapi bukan berarti aku jadi tak pelupa lagi. Masih ada saja kejadian-kejadian lucu dan menjengkelkan yang terjadi gara-gara aku lupa. Tapi, setelah aku cermati, hal-hal yang seringkali membuatku jadi pelupa adalah hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan harian / rutin. Mungkin karena aku melaksanakan hal-hal itu tanpa konsentrasi penuh dan seperti 'sekedar sambil lalu'.

Aku tak ingin terus-terusan begini. Setidaknya, aku harus berusaha agar pikun-ku ini tak semakin parah. Syukur-syukur bisa 'sembuh'. Aku pengen si pelupa ini pergi jauh dariku selamanya. Aku tak ingin lebih lama lagi merepotkan banyak orang hanya gara-gara aku pikun/pelupa begini.

Ada yang bisa membantu ??

27 komentar:

  1. itu sudah kodrat, mba... tidak usah bersedih hati..
    itu sebagian tanda yang telah dikirim oleh Nya untuk mengingatkan kita bahwa umur kita semakin bertambah..

    BalasHapus
  2. manusia umumnya bisa jadi pelupa, yang perlu..orng di sekitar kita selalu megingatkan dan memberi pengertian, toh nanti mereka juga akan pelupa..heheh..keep blogging sob..

    BalasHapus
  3. @penny dan piter : thanks untuk atensinya ya... Setidaknya aku berharap orang-2 utk tidak merepotkan banyak orang gara-2 aku yg pelupa ini. :)

    BalasHapus
  4. Wah,mbak..jadi inget diri sendiri.Saya juga pelupa,tapi belum permanen amat sih heheh..Salam kenal njih...

    BalasHapus
  5. Mbak, saya pernah mengikuti kegiatan review buku Shifu Yonathan Purnomo. Bukunya itu tentang rahasia kecerdasan otak. Masalah pelupa itu bisa diatasi dengan melatih otak kita. Bahkan menurut Shifu, orang yang sudah tua pun masih bisa dibantu ingatannya dengan melatih otak ini.

    Selama ini orang kebanyakan hanya menggunakan salah satu otaknya. Jika otak kiri dan otak kanan digunakan bersamaan, hasilnya akan luar biasa. Melebihi kecanggihan komputer. Shifu sendiri sekarang katanya bisa mengalikan 13 digit angka dengan 13 digit angka.

    Waktu acara kemarin, Shifu memberikan contoh latihan meningkatkan kecerdasan otak dengan menggunakan jari-jari tangan. Hasilnya (katanya) akan luar biasa, tangan kiri bisa menulis sedangkan tangan kanan bisa menggambar pada saat yang bersamaan.

    Buku2 Shifu sudah banyak beredar Mbak. Salah satunya "Mengenal Rahasia Kecerdasan Otak", bisa didapat di toko-toko buku. Saya bukan sales atau promotornya (hehehe..), hanya sekedar sharing saja, mudah2an bisa membantu.

    BalasHapus
  6. waduh mba'reni punya "penyakit" yg sama saya, sering lupa

    kadang kalo minjem duit sama temen suka lupa......hehehe beda tipis antara lupa dan ngelupain...tapi becanda ding!!

    sy juga suka lupa tapi untung istri saya selalu jadi pengingat yg baik buat saya! thanks god!!!

    btw emang ada saran apa buat saya mba'??.....tolong donk disampaikan!

    BalasHapus
  7. @ajeng : Salam kenal juga

    @mommy adit : makasih banyak infonya. Aku akan cari buku itu, mbak. Thanks...

    @Jhoni : yuk kita lakukan apa yang disarankan mommy adit. Biar ga keterusan jadi pelupa. Setuju ???

    BalasHapus
  8. penyakit lupa memang sangat menyebalkan terutama saat yang lupa itu merupakan hal yang penting tapi kayaknya penyakit lupa memang udah kodrat manusia jadi ya mau di apakan ...^_^

    BalasHapus
  9. Reni,
    Tulisanmu mengingatkan pd seorng temen yg setiap kali hendak keluar rumah, memeriksa 11 titik di rumahnya, mulai dari kran air, gas, listrik, dll apk semuanya sdh aman hehehe...ribet banget bukan ?

    Biasaanya kita akan lupa apabila kegiatan dijalankan dg terburu-buru.
    Dulu ktk berada di Indonesia, sy tdk punya buku catatan skedul harian, krn menurut sy kegiatan sy belum layak u dicatet, tp selama berada di Jepang, sy kaget juga semua orang sampe anak SD sekalipun, punya buka agenda. Mk mulailah sy mencatat skedul harian, jam brp harus ke kampus, naik kereta jam brp ke tempat kerja, dll. Yg beginian, mungkin banyak dikerjakan oleh org lain.

    Krn saya suka menikmati pemandangan sepanjang jln saat jalan kaki atau naik sepeda setiap keluar dari rumah, maka saya terbiasa keluar rumah 10 menit dr jadwal yg sebenarnya. Rasanya saat pikiran saya tenang, tdk diburu-buru, sy bisa mengingat semua titik yg hrs dlm kondisi aman di rumah, misalnya cabut semua stop kontak, periksa kran air, gas, dll, dan jgn sampe lupa bawa kunci rumah, sebab kalo lupa sy tidak bisa masuk gedung asrama yg auto locked.
    Tp bgm pun jg tetap sj lupa selalu melanda saat ketegangan tinggi, dan kalau sdh begini rasanya saya perlu menjalankan nasehat mulia dari Rasulullah SAW yaitu, agar manusia terhindar dr kepikunan maka banyak2lah membaca Al-Quran sambil merenungi maknanya.

    BalasHapus
  10. wah untung ya mbak rumahnya aman2 aja..
    emang susah nih sama penyakit lupa..
    katanya sih, sering2 melatih otak biar ga cepet lupa..
    cara yg paling simpel..ngisi TTS (Teka Teki Silang)..

    btw, kalo sama suami dan shasa ngga lupa kan mbak..hehe

    BalasHapus
  11. pasti rumahnya dijaga oleh para malaikat. duh..ati2 mbak....

    BalasHapus
  12. Duh pelupa, sama dg saya mbak. Tetapi sesama pelupa boleh kasih saran ya...hehe... Mungkin yang agak membantu adalah buatlah aktivitas yang berpola. Misalnya, setelah ini lalu itu. Meletakkan ini biasanya di situ di dekat anu. Mengingat sesuatu dengan diucapkan bibir, saya harus melakukan bla...bla...

    Btw, Tuhan menciptakan lupa itu juga bermanfaat buat kita. Bayangkan betapa sedihnya kita hingga bertahun2 bila kita tidak bisa melupakan suatu kesedihan.

    Kadang-kadang nikmat juga bisa melupakan utang...haha..

    BalasHapus
  13. He he .. saya juga pelupa mbak dah beberapa bulan terakhir ini.
    Lucunya, dulu yang memory saya terbilang bagus, sekarang, baru melakukan satu hal saja, saya langsung bisa lupa tadi habis ngapain.

    Kata medis, itu karena peredaran darah gak sampai ke otak, sehingga zat zat makanan gak sampai ke bagian memory kita.

    Alhasil, aku bikin catatan.
    Selalu bawa notebook, kalau inget apa aja, aku catet. Ya ide, ya step step yang mau dikerjakan hari itu. Bisa pasang note di hape atau meminta bantuan suami untuk membantu mengingatkan.

    Kadang di dinding kamar saya suka pasang tempelan kertas tentang task today, yesterday yang sudah terlaksana dan tomorrow atau beberapa waktu ke depan. JAdi anggota keluarga bisa turut membantu mengingatkan atau malah membantu meringankan pekerjaan kita dalam mengingat sesuatu.

    Setidaknya lebih ringan daripada total lupa beneran. Kalau ada yang terlupa, paling kecil kecil, itu bisa ditambahkan untuk task ke depan agar tidak lupa lagi.

    He he ..
    Saat ini saya sedang lupa, musti mandi en berangkat reuni .. ha ha
    Mati akuww .. keasyikan di blog .. misiiiiii ....

    BalasHapus
  14. itu sebagian tanda yang telah dikirim oleh Nya untuk mengingatkan kita bahwa umur kita semakin bertambah..salammmm

    BalasHapus
  15. @tonibanzai : yups.., lupa emang sering menyebalkan. Makanya, pengennya bisa mengurangi sifat/penyakit yg satu ini hehehe.

    @murni : wah, thanks banget ya utk saran dan masukannya. Bisa dipraktekkan juga nih.

    @budiawan : wah bang, aku paling ga hobby isi TTS. Tp untungnya gak lupa dg suami dan Shasa kok hehehe.

    @sang cerpenis : iya mbak, sekarang aku harus ekstra hati-hati sebelum pergi. Takut terulang lagi...

    @hejis : Emang ada manfaatnya juga sih bisa "lupa" asalkan tidak keterlaluan kayak aku, pak. Wah.., bahaya tuh kalo sampai lupa hutang hahahaha.

    @kuyus : wah ternyata mbak Kuyus pelupa juga to ?? Tips-nya boleh juga tuh dipraktekkan. Makasih ya.. BTW, semoga aja tadi gak telat acara reuniannya :)

    BalasHapus
  16. @mrpall : itulah.., seringkali kita menolak utk menerima bahwa kita makin hari makin tambah tua. Hehehehe. Thanks...

    BalasHapus
  17. Manusiawi lah Mbak, lupa itu bisa terjadi pada siapa saja. Mungkin ada baiknya buat reminder. Aku di ktr jg gitu.. apa yg hrs jadi prioritas hari ini atau besok misalnya, aku buat remindernya di outlook. Mungkin mbak juga bisa buat reminder di HP. Kalau Mamaku dulu buat reminder nya di white board dapur.. mungkin ini bisa membantu

    BalasHapus
  18. @Tyas : Betul mbak, banyak yg ngusulin aku buat reminder. Semoga aja berhasil ya ?? Thanks sarannya :)

    BalasHapus
  19. Wah sama nih mbak, saya juga sering lupa. Apa lagi pas lagi terburu buru

    BalasHapus
  20. @erik : betul mas.., aku jadi pelupa khususnya kalo lagi buru-buru. Pasti deh ada aja yg kelupaan.

    BalasHapus
  21. Untung rumahnya gak kenapa2 ya Mbak. Tapi yang namanya sering lupa sih terjadi sama semua orang koq Mbak.

    BalasHapus
  22. waduh bia panjang neh urusannya kalo dah menyangkut sifat pelupa hehe minta tplong suami apa shasa aja mbak wat ngingetin lebih lanjut, jadikan mereka remindernya mbak reni hehe;) tapi untung yah mbak kecerobohannya gak berbuah hal negatif, alhamdulillah:)

    BalasHapus
  23. @desny : Ya itu dia mbak, aku bersyukur sekali rumah gak kenapa-2 aku tinggal 1 jam lebih dalam keadaan terbuka lebar dan tanpa penghuni sama sekali.

    @wendy : Aduh mbak.., jangan sampai deh pelupaku/kecerobohanku berbuah negatif. Makanya aku mau mencoba utk mengurangi si pelupa ini :)

    BalasHapus
  24. wakakakakk..
    dhe juga ne..
    plupa.exe & diare.exe slalu saja menginfeksi dirikuh... hikz. hikz >,<

    btw. ada Award buat dirimu..
    diambil yah :(
    pliz.. lambang awal persahabatan qt

    BalasHapus
  25. @Dhe : makasih awardnya... Semoga persahabatan 2 orang pelupa gak akan membuat dunia kacau yach ?? Hehehehe

    BalasHapus
  26. wah ternyata bukan cuma aku yang ngerasa kalo pelupa itu sebagai penyakit yah *fyuh*

    btw udah dapet bukunya Shifu Yonathan Purnomo blom mbak ? bagus nggak ? kalo bagus aku mo beli juga ahk hehe...

    BalasHapus
  27. @echi : sayang sekali belum dapat tuh, mbak..

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)