Lewat dari 2 minggu pasca erupsi Gunung Kelud, namun debu dan pasir masih banyak ditemui di jalan-jalan di kotaku. Meski setiap orang sudah kerja bakti di rumah masing-masing, di kantor/sekolah masing-masing tapi pasir dan debu di jalan-jalan belum juga bersih. Kalau hanya mengandalkan petugas kebersihan dari pemerintah kota, maka aku yakin selamanya pasir-pasir itu tak akan bersih dari jalan-jalan di kotaku.
Rupanya pemerintah kota juga memperhatikan akan hal itu. Buktinya, Walikota kemudian mengeluarkan surat edaran yang isinya adalah pemberitahuan tentang lomba kebersihan lingkungan. Jenis kegiatannya adalah membersihkan debu pasir sisa letusan Gunung Kelud. Prioritasnya adalah membersihan jalan-jalan besar dari pasir. Karena pasir-pasir itu bukan saja membahayakan kesehatan namun juga membahayakan keselamatan bagi pengguna jalan.
Akhirnya, Minggu tanggal 2 Maret 2014 kerja bakti serempak itu dilaksanakan di kotaku. Konon kabarnya, pemenang dari lomba ini adalah lingkungan yang berhasil mengumpulkan pasir paling banyak. Aku sendiri kurang paham instansi mana yang menyelenggarakan kegiatan ini. Apakah Dinas Pekerjaan Umum (karena prioritas pekerjaan adalah pembersihan jalan), apakah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (yang tugas pokoknya menjaga kebersihan kota) atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (karena kerja bakti ini akibat bencana letusan gunung). Atau... mungkin juga kecamatan, karena penilaiannya kabarnya melibatkan kantor kelurahan masing-masing.
Tapi, aku, suami dan Shasa tak ikut kerja bakti massal itu karena pada hari itu aku berangkat ke Jombang untuk kondangan sekaligus kopdar dengan seorang blogger cantik di Jombang. Saat kami berangkat ke Jombang pada minggu pagi itu, di sepanjang jalan kami melihat sudah banyak orang-orang yang kerja bakti membersihkan jalanan dari pasir.
Saat kami pulang dari Jombang pada Minggu malam itu, di sepanjang jalan kami menemukan banyak berjajar karung-karung berisi pasir. Ada yang dihimpun jadi satu di suatu tempat, namun ada sekelompok karung yang diletakkan terpisah di beberapa tempat. Namun, tetap saja... meskipun kerja bakti sudah dilaksanakan serempak, ternyata masih saja jalanan di kotaku belum bersih dari pasir. Sampai saat ini masih saja ada pasir-pasir di sepanjang jalan, walau mungkin tak setebal/sebanyak sebelumnya.
Sampai Rabu (5 Maret 2014) kemarin, ternyata onggokan karung-karung pasir di sepanjang jalan masih banyak yang belum terangkut. Pulang kantor, suamiku sudi mengantarku keliling kota untuk mengambil gambar dari onggokan pasir yang masih banyak di beberapa jalan. Pada saat kami berkeliling itu, kami melihat sebuah truk yang sedang mengangkut karung-karung pasir itu. Mungkin petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan membutuhkan banyak waktu untuk bisa mengangkut semua karung pasir yang tersebar di kotaku. Maklum saja, jumlah tenaga kebersihan dan truk pengangkut pasir yang dimiliki pemerintah kota juga terbatas.
Jadi, warga kotaku harus bersabar untuk beberapa hari ke depan jika ingin melihat kota kami kembali cantik seperti dulu tanpa ada "hiasan" pemandangan pasir di sepanjang jalan. Bagi yang ingin tahu bagaimana pemandangan di sepanjang jalan di kotaku sejak Minggu (2 Maret 2014) yang lalu sampai beberapa hari ke depan, semoga bisa terpuaskan oleh beberapa foto di bawah ini. Eh tapi maaf ya jika kualitas fotonya jelek... maklum HPku memang tak bisa menghasilkan foto yang keren. Hehehe...
Nah, siapa mau membantu warga kotaku untuk mengangkut karung-karung pasir itu? Oya, thanks to my beloved hubby yang sudah ngantar aku hunting foto-foto di atas #peluk *yang lain gak boleh iri* (^_^)
Rupanya pemerintah kota juga memperhatikan akan hal itu. Buktinya, Walikota kemudian mengeluarkan surat edaran yang isinya adalah pemberitahuan tentang lomba kebersihan lingkungan. Jenis kegiatannya adalah membersihkan debu pasir sisa letusan Gunung Kelud. Prioritasnya adalah membersihan jalan-jalan besar dari pasir. Karena pasir-pasir itu bukan saja membahayakan kesehatan namun juga membahayakan keselamatan bagi pengguna jalan.
Akhirnya, Minggu tanggal 2 Maret 2014 kerja bakti serempak itu dilaksanakan di kotaku. Konon kabarnya, pemenang dari lomba ini adalah lingkungan yang berhasil mengumpulkan pasir paling banyak. Aku sendiri kurang paham instansi mana yang menyelenggarakan kegiatan ini. Apakah Dinas Pekerjaan Umum (karena prioritas pekerjaan adalah pembersihan jalan), apakah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (yang tugas pokoknya menjaga kebersihan kota) atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (karena kerja bakti ini akibat bencana letusan gunung). Atau... mungkin juga kecamatan, karena penilaiannya kabarnya melibatkan kantor kelurahan masing-masing.
Tapi, aku, suami dan Shasa tak ikut kerja bakti massal itu karena pada hari itu aku berangkat ke Jombang untuk kondangan sekaligus kopdar dengan seorang blogger cantik di Jombang. Saat kami berangkat ke Jombang pada minggu pagi itu, di sepanjang jalan kami melihat sudah banyak orang-orang yang kerja bakti membersihkan jalanan dari pasir.
Saat kami pulang dari Jombang pada Minggu malam itu, di sepanjang jalan kami menemukan banyak berjajar karung-karung berisi pasir. Ada yang dihimpun jadi satu di suatu tempat, namun ada sekelompok karung yang diletakkan terpisah di beberapa tempat. Namun, tetap saja... meskipun kerja bakti sudah dilaksanakan serempak, ternyata masih saja jalanan di kotaku belum bersih dari pasir. Sampai saat ini masih saja ada pasir-pasir di sepanjang jalan, walau mungkin tak setebal/sebanyak sebelumnya.
Sampai Rabu (5 Maret 2014) kemarin, ternyata onggokan karung-karung pasir di sepanjang jalan masih banyak yang belum terangkut. Pulang kantor, suamiku sudi mengantarku keliling kota untuk mengambil gambar dari onggokan pasir yang masih banyak di beberapa jalan. Pada saat kami berkeliling itu, kami melihat sebuah truk yang sedang mengangkut karung-karung pasir itu. Mungkin petugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan membutuhkan banyak waktu untuk bisa mengangkut semua karung pasir yang tersebar di kotaku. Maklum saja, jumlah tenaga kebersihan dan truk pengangkut pasir yang dimiliki pemerintah kota juga terbatas.
Jadi, warga kotaku harus bersabar untuk beberapa hari ke depan jika ingin melihat kota kami kembali cantik seperti dulu tanpa ada "hiasan" pemandangan pasir di sepanjang jalan. Bagi yang ingin tahu bagaimana pemandangan di sepanjang jalan di kotaku sejak Minggu (2 Maret 2014) yang lalu sampai beberapa hari ke depan, semoga bisa terpuaskan oleh beberapa foto di bawah ini. Eh tapi maaf ya jika kualitas fotonya jelek... maklum HPku memang tak bisa menghasilkan foto yang keren. Hehehe...
Monggo diintip:
Nah, siapa mau membantu warga kotaku untuk mengangkut karung-karung pasir itu? Oya, thanks to my beloved hubby yang sudah ngantar aku hunting foto-foto di atas #peluk *yang lain gak boleh iri* (^_^)
sukses terus untuk warga di sekitar gunung kelud muda mudahan kotanya bisa cantik lagi
BalasHapusAamiin... terimakasih banyak sudah berkunjung kesini :D
Hapuswah,inovatif banget ya mbk hehehe....semangatlah apalagi kalo dilombakan dan iming2nya hadiah ^^
BalasHapusIya mbak, iming2 hadiah uang membuat warga semangat sekali untuk membersihkan lingkungan masing-masing hehehe
Hapuswaaaoowwwwwww rruuaaarrrrrr biaasaaaaa.... sebenarnya itu bisa buat batu bata lho. Kali aja ada warga yg kreatif gt..jadi bahan baku nya gratis.....
BalasHapusOya? bisa dibuat utk batu bata? Nah itu dia yg belum tahu cara buatnya. Jadi sementara pasir2 itu dibuang atau dipake untuk urugan aja sih
Hapuside kreatif dari walikota utk dpt menyelesaikan permasalahan akibat bencana kelud
BalasHapusIya... pemerintah kota berusaha melibatkan masyarakat utk membuat kota kembali cantik seperti sebelumnya :D
HapusBanyak sekali ya mba, karung2 pasirnya.... Semoga bisa cepat terselesaikan ya...
BalasHapusMbak Santi... semua itu hanya sebagian kecil aja.. karena foto2 itu hanya kuambil di beberapa jalan aja
Hapuseh mbak,,kira-kira itu pasir bisa nggak ya dibuat bahan bangunan. itu lumayan banget kalo ada di Surabaya,,,jadi nggak perlu beli pasir lagi. tinggal beli batu bata sama semennya saja ya ^_^
BalasHapusNah itu yg aku gak tahu... tapi beberapa orang menggunakannya utk urugan tuh
Hapusselalu ada hikmah dibalik musibah ya mbak :) btw ke Jombang mau ketemu Elsa ya mbak ? salam ya buat dia hehehe
BalasHapusAku sudah ke Jombang... tanggal 2 Maret yang lalu :D
Hapusnice idea ;) semangat terus untuk masyarakatnya...
BalasHapusYaaa... terimakasih banyak :D
Hapuspasir/abunya bermanfaat juga kan mbak....buat pupuk bisa ya....
BalasHapusAku gak tahu sih apakah pasir jenis ini bisa utk pupuk ya?
Hapusidenya bagus ya mbak .. mengadakan lomba, jadi pada bersemangat warganya :)
BalasHapusBener Mak... aku sependapat bahwa ini ide yang bagus :)
Hapusaha, idenya kreatif. walaupun belum diangkut semua tapi setidaknya sudah bersih
BalasHapusWalaupun sudah banyak karung2 berisi pasir yang dikumpulkan tapi belum bisa dikatakan bersih sepenuhnya.
Hapuswah dapat berkarung-karung ya mbak
BalasHapusIya Mak Lidyaaa... banyak bangettt
HapusWahhh, di Malang nggak kena abu blasss >,<
BalasHapusWah Malang beruntung sekali yaaa ?
HapusWah, banyak banget karungnya... Kalau soal begini memang warga lebih bersemangat kalau dilombakan ya...
BalasHapusMemang... lomba dan iming2 hadiah tentu saja membuat warga jadi semangat :D
HapusWaah, idenya sippp... jadi semangat pastinya
BalasHapusBener bangettt :D
HapusWaahh..buanyak banget pasir2 hasil erupsi kelud..moga lekas pulih kembai mba kotanya :)
BalasHapusAamiin... terimakasih doanya :D
Hapuslaku kan ya kalo dijual ke luar kota Mba Reni? hehehe
BalasHapusKayaknya kok gak ada yang jual pasirnya ya Mbak..
Hapus