Kemarin pagi saat perjalanan menuju ke kantor hatiku terasa sangat tidak nyaman. Penyebabnya adalah kecelakaan lalu lintas yang aku saksikan. Sebagai akibatnya hatiku berdebar-debar dalam waktu yang lumayan lama. Selain itu ingatan akan kejadian pagi itu tak mudah aku hapuskan dari ingatanku.
Kemarin pagi, pada suatu jalan yang sempit dan macet karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang, kecelakaan itu tak mampu terelakkan. Entah apa sebabnya dan siapa yang salah pada awalnya aku tak tahu. Yang terlihat padaku saat itu adalah sebuah mobil kijang yang mendorong sebuah sepeda yang dikendarai seorang anak sekolah. Sepeda itu sampai menabrak pohon. Melihat hal itu si pengendara mobil berusaha untuk menginjak rem dengan tiba-tiba.
Yang terjadi kemudian adalah sepeda motor yang persis di belakangnya menabrak bagian belakang mobil kijang itu. Untung saja pengendara sepeda motor cukup sigap sehingga tak sampai terjatuh dari motornya. Yang penting adalah tak ada yang terluka dari kejadian tersebut. Mungkin karena kondisi jalan yang macet itulah, maka mobil itu pun tak melaju kencang, sehingga saat terdorong olehnya sepeda itu tak sampai membuat pengendaranya terluka.
Ini bukan kali pertama aku melihat kejadian seperti itu. Bahkan pernah aku melihat kejadian yang lebih 'parah' dimana korban kecelakaan lalu lintas sampai jatuh dan berdarah-darah. Beberapa teman juga banyak yang telah mengalami kecelakaan lalu lintas. Ada temanku yang sampai harus kehilangan keempat gigi depannya dalam kecelakaan, ada yang lengan kanannya sampai patah dan dipasangi pen. Ada juga yang suami/istrinya teman-temanku sampai harus di rawat di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Banyaknya kendaraan di jalan raya disertai dengan minimnya etika berlalu lintas seringkali menjadi penyebab terjadinya kecelakaan itu. Seringkali kulihat remaja-remaja mengendarai motor dengan sangat kencangnya. Mungkin mereka sedang ingin 'pamer' bahwa mereka mampu mengendarai motor dengan kencang, bahwa mereka tidak takut di jalan raya. Sebagai akibatnya, orang-orang yang sebenarnya sudah berhati-hati dalam berkendaraan menjadi korban aksi remaja-remaja yang suka ngebut itu.
Terus terang, karena kondisi jalan raya yang sudah semakin crowded itu membuat nyaliku semakin kecil. Aku kehilangan kepercayaan diri untuk mengendarai motor sendiri. Apalagi ditambah dengan kondisiku yang sekarang jadi gampang berdebar-debar setiap kali mendengar suara klakson dan knalpot yang keras. Kondisi seperti itu membuatku stress sehingga aku jadi sulit berkonsentrasi di jalan raya. Melihatku seperti itu, suamiku tak lagi mengijinkan aku mengendarai motor sendiri. Sehingga, kini suamiku yang bertindak selaku sopir dan mengantarkanku dan Shasa kemana-mana.
Suamiku pun setiap pagi, saat berangkat kantor sekaligus mengantarkan Shasa ke sekolah, selalu memilih naik mobil. Alasannya adalah jalan raya di waktu pagi hari adalah yang paling crowded, sehingga lebih aman jika kami pergi bersama dalam mobil. Dengan menggunakan mobil, maka kami tak mungkin untuk berzig-zag di jalan raya saat kondisi sedang macet. Suamiku sendiri tak suka mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Karena sekarang kemana-mana aku diantarkan oleh suamiku, maka kendaraan dinas roda dua yang selama ini diserahkan kepadaku tak terpakai lagi. Suamiku pun tak berani memakainya sembarangan, karena itu adalah kendaraan dinasku. Akhirnya, aku dan suamiku mengambil keputusan untuk menyerahkan kembali kendaraan dinas roda dua tersebut ke kantorku. Pertimbanganku, jika kendaraan dinas itu aku kembalikan, maka akan lebih bermanfaat untuk kelancaran tugas di kantor, sementara jika tetap berada di rumahku, maka motor itu tiap harinya hanya kami panasi saja tanpa pernah dipakai. Syukurlah, akhirnya pimpinan kantorku menerimanya dan motor itu kini dipakai oleh temanku yang lain.
Kini aku telah merasa lebih lega, karena tak lagi punya 'tanggungan' kendaraan dinas di rumah. Selain itu, aku merasa lebih aman dan nyaman berada di jalan raya bersama suamiku, daripada aku sendiri. Walaupun begitu, masih ada harapan di hatiku agar suatu saat nanti kendaraan jalan raya di kotaku dapat menjadi lebih tertib dan aman, sehingga aku berani kembali berkendaraan sendiri. Apakah harapanku ini akan terwujud ya ? Hanya Allah yang mengetahui jawabannya........
Gambar diambil dari sini.
Kemarin pagi, pada suatu jalan yang sempit dan macet karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang, kecelakaan itu tak mampu terelakkan. Entah apa sebabnya dan siapa yang salah pada awalnya aku tak tahu. Yang terlihat padaku saat itu adalah sebuah mobil kijang yang mendorong sebuah sepeda yang dikendarai seorang anak sekolah. Sepeda itu sampai menabrak pohon. Melihat hal itu si pengendara mobil berusaha untuk menginjak rem dengan tiba-tiba.
Yang terjadi kemudian adalah sepeda motor yang persis di belakangnya menabrak bagian belakang mobil kijang itu. Untung saja pengendara sepeda motor cukup sigap sehingga tak sampai terjatuh dari motornya. Yang penting adalah tak ada yang terluka dari kejadian tersebut. Mungkin karena kondisi jalan yang macet itulah, maka mobil itu pun tak melaju kencang, sehingga saat terdorong olehnya sepeda itu tak sampai membuat pengendaranya terluka.
Ini bukan kali pertama aku melihat kejadian seperti itu. Bahkan pernah aku melihat kejadian yang lebih 'parah' dimana korban kecelakaan lalu lintas sampai jatuh dan berdarah-darah. Beberapa teman juga banyak yang telah mengalami kecelakaan lalu lintas. Ada temanku yang sampai harus kehilangan keempat gigi depannya dalam kecelakaan, ada yang lengan kanannya sampai patah dan dipasangi pen. Ada juga yang suami/istrinya teman-temanku sampai harus di rawat di rumah sakit akibat kecelakaan lalu lintas.
Banyaknya kendaraan di jalan raya disertai dengan minimnya etika berlalu lintas seringkali menjadi penyebab terjadinya kecelakaan itu. Seringkali kulihat remaja-remaja mengendarai motor dengan sangat kencangnya. Mungkin mereka sedang ingin 'pamer' bahwa mereka mampu mengendarai motor dengan kencang, bahwa mereka tidak takut di jalan raya. Sebagai akibatnya, orang-orang yang sebenarnya sudah berhati-hati dalam berkendaraan menjadi korban aksi remaja-remaja yang suka ngebut itu.
Terus terang, karena kondisi jalan raya yang sudah semakin crowded itu membuat nyaliku semakin kecil. Aku kehilangan kepercayaan diri untuk mengendarai motor sendiri. Apalagi ditambah dengan kondisiku yang sekarang jadi gampang berdebar-debar setiap kali mendengar suara klakson dan knalpot yang keras. Kondisi seperti itu membuatku stress sehingga aku jadi sulit berkonsentrasi di jalan raya. Melihatku seperti itu, suamiku tak lagi mengijinkan aku mengendarai motor sendiri. Sehingga, kini suamiku yang bertindak selaku sopir dan mengantarkanku dan Shasa kemana-mana.
Suamiku pun setiap pagi, saat berangkat kantor sekaligus mengantarkan Shasa ke sekolah, selalu memilih naik mobil. Alasannya adalah jalan raya di waktu pagi hari adalah yang paling crowded, sehingga lebih aman jika kami pergi bersama dalam mobil. Dengan menggunakan mobil, maka kami tak mungkin untuk berzig-zag di jalan raya saat kondisi sedang macet. Suamiku sendiri tak suka mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Karena sekarang kemana-mana aku diantarkan oleh suamiku, maka kendaraan dinas roda dua yang selama ini diserahkan kepadaku tak terpakai lagi. Suamiku pun tak berani memakainya sembarangan, karena itu adalah kendaraan dinasku. Akhirnya, aku dan suamiku mengambil keputusan untuk menyerahkan kembali kendaraan dinas roda dua tersebut ke kantorku. Pertimbanganku, jika kendaraan dinas itu aku kembalikan, maka akan lebih bermanfaat untuk kelancaran tugas di kantor, sementara jika tetap berada di rumahku, maka motor itu tiap harinya hanya kami panasi saja tanpa pernah dipakai. Syukurlah, akhirnya pimpinan kantorku menerimanya dan motor itu kini dipakai oleh temanku yang lain.
Kini aku telah merasa lebih lega, karena tak lagi punya 'tanggungan' kendaraan dinas di rumah. Selain itu, aku merasa lebih aman dan nyaman berada di jalan raya bersama suamiku, daripada aku sendiri. Walaupun begitu, masih ada harapan di hatiku agar suatu saat nanti kendaraan jalan raya di kotaku dapat menjadi lebih tertib dan aman, sehingga aku berani kembali berkendaraan sendiri. Apakah harapanku ini akan terwujud ya ? Hanya Allah yang mengetahui jawabannya........
Gambar diambil dari sini.
iya, jalanan skarang dah makin berbahaya. dulu pernah liat ada ibu + anak sd + adeknya naek sepeda ketabrak mobil di ringroad dkt rumah. gara2nya ntu ibu nyebrang ga liat2 n mobilnya jg kenceng. kasian bgt, ibunya meninggal (ngikut ngangkat ke ambulan waktu itu), yg sd luka parah, yg kcl nangis2 doank....
BalasHapushmm, moga2 kejadian ky gitu ga terulang lg.
wah bagus tuh, kendaraan dinas kalo ga dipake ya dikembaliin. salut bu. soalnya sy sering liat ada kijang plat merah lagi melaju di jalan raya pas hari minggu. apa minggu PNS ga libur yah?
BalasHapusweehhh, ga nyadar kalo kunjungan pertamax lsg pertamax qiqiqi...
BalasHapusMbak, di tempat mbak juga se crowded itu yah lalu lintasnya kalau pagi? duh... Jakarta sudah berpindah ke berbagai tempat nih :D
BalasHapusOwh, ini rupanya arti status mbak Reni di FB kemarin? :).
Mbak, ko tadi malem saya gak ngelihat postingan mbak yah? padahal, saya tidur lambat lho... Gpplah, yang penting, masih bisa koment :) ini lama gak BW mbak. Makanya, utang saya banyak kayaknya :D
Iya, betul mbak. Kata hasil survey sebuah penelitian, jalan raya adalah salah satu tempat dimana orang bisa menjadi stress. Suasananya yang kata mbak reni crowded tadi, bisa membuat orang kesal, dan memaki-maki. Tapi seperti kata iklan berbagai merk minuman, santai aja, stay cool, dont worry be happy. Semoga tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya menurun.
BalasHapuswah, kendalanya sama kayak aku, suka deg-degan dan panik kalo udah dengar bunyi klakson yang bersahutan...gas pun kadang jadi tak terkendali, fuh, cukup deh dengan berbagai masalah yang aku timbulin dengan motor, jadi sampe sekarang aku juga gak pernah bermotor lagi, enakan bersepeda :p
BalasHapusdduuuhhh bu... kalo ngomongin macet dan krodit-nya jalanan gak ada abisnya. Di Jakarta dan Bogor, motor adalah jagonya bikin deg-degan... heheheh... Tapi angkutan umum berandil besar bikin jalanan macet...
BalasHapusllaahh aku hanya bisa mengumpat dalam hati...
Masalah paling utama, bener mbak Reni, adalah etika berlalu lintas dan etika sosial banyak orang yg makin menyedihkan. Semua hanya mementingkan diri sendiri, lupa kalo mereka semua punya kebutuhan yg sama: aman berkendara dan selamat sampai tujuannya. Menyedihkan...
BalasHapusiYA NIH MBAK,..angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat setiap tahunnya. Yang penyebab utama adalah masih kurangnya etika para pengendara dijalanan.
BalasHapusngeri banget ya.. saya juga pernah lihat kecelakaan lalulintas sis, di Indonesia.Tapi saya salut lho..dengan wanita-wanita Indonesia yang berani menyetir kendaraan atau sepeda motor sendiri:D.Btw take care aja ya sis...
BalasHapuscihuuii.. bergaya sebelum beraktifitas.... kereenn...!! seger deh...
BalasHapusbtw, ngeri juga ya klw liat kecelakaan dgn mata kepala sendiri... bakal ga ilang2 di kepala sampai berhari2...
mdh2n mbak selamat aja deh kmn2...
iya mbak bener, banyak masyarakat kita yang kurang memiliki kesadaran di jalan raya. banyak yang kebut-kebutan, dan nggak jarang orang yang sudah berhati-hati malah menjadi korban.
BalasHapussoal kendaraan dinas yang mbak reni kembaliin, salut mbak. jarang lo orang yang bisa seperti itu. hehe..
paling sebel dijalan itu sama angkot...
BalasHapuskemaren aja bis ditabrak dari belakang sama angkot..
duhh, sabaar..sabaarr.. emang gitu jalanan.
sama mbak.. aku juga paling sebel ngeliat anak2 sekolahan yg sok2an ngebut pake motornya,, kalo udah kecelakaan baru tau rasa deh!!
BalasHapustp untungnya di tempatku walopun crowded yah ga ampe macet2 bangetlah...
jalan raya diciptakan untuk kemudahan,tetapi sering pemakainya terlalu menikmati sesukanya..hasilnya??? ..banyak orang jadi kesusahan..:)
BalasHapusmbak..di Jakarta lebih parah lagi. saya malah trauma bawa mobil karena pernah liat adik nabrak motor tukang ojek. yg nabrak adik, tapi saya yg trauma he he he....
BalasHapussekarang ini banyak terjadi lakalantas mbak, jangankan di jawa yang emang padat, di kota kecil kayak lubuklinggau aja udah gitu juga.
BalasHapusjadi harus ekstra waspada.
memang kondisi sekarang itu rawan kecelakaan .. saya pun agak ngeri juga kl terpaksa naik motor ke kantor, gak diantar sm hubby .. ngeri sama pembalap2 yang berseliweran di jalan .. mengendarai kendaraan dgn tertib dan gak ngebut, gak jaminan akan aman di jalan ..
BalasHapusExpert Advisor
Jalanan di Indonesia nggak ada yang nyaman Mbak.
BalasHapusSusah jika kita pengin menikmati perjalanan, kemanapun dan dimanapun.
Kendaraan dengan tonase besar membaur dengan becak & kendaraan roda dua, semua semrawut.
Susah mau nyalahkan siapa, semua butuh jalan.
wah, mbak apalagi saya (yg pernah kecelakaan hebat ditabrak mobil saat naik motor bbrp thn lalu)...
BalasHapussampai sekarang kalau naik motor trus hrs sebrang jalan..rasanya takuut...(takut ditabrak)...perasaaan traumanya msh ada...
wah seef mba, keputusan yang bijak dari mba dan sang suami. Dari pada mengambil resiko, ya mendingan naik roda 2 nya di kurangi hohohooho
BalasHapustapi seru juga di anter suami kemana-mana :D
eh, di sini juga crowded banget mba, apalagi yang naik sepeda motor sudah kayak nyamuk, sembarangan amit jalannya hhohohohoho.
BalasHapusUntung saya suka naik BAJAY !!! :D
"Tabrak motor nya bang, TABRAKK !!!!" hahahahahhaah, seru dah.
BalasHapusWah..masalah tertib dijalan raya memang sedikit sulit bagi banyak orang di negeri kita ini mbak...butuh waktu untuk mengatasi masalah ini..semoga saja ke depannya akan ada waktu dimana semua orang mulai mentaati aturan...agar semua bisa nyaman berkendaran dijalan raya.
BalasHapus@lagi usil : Wah, kalau pengalaman itu aku yg mengalami... pasti ingatannya gak akan hilang tuh.. Tragis banget siy..
BalasHapus@st hart : kemungkinan utk dinas juga bisa..
@anazkia : crowded gitu khususnya saat pagi mbak, disaat hampir semua orang berada di jalan dg terburu-2 menuju sekolah atau tempat kerja.
@newsoul : semoga laka lantas benar-2 bisa semakin ditekan ya mbak..
@penikmat buku : gak tau niy mbak, padahal dulu-2 aku gak gampang kaget kalo dengar klakson dan knalpot yg keras, tapi sekarang kok jadi gampang kaget ya?
@yudie : untung umpatannya cukup disimpan dalam hati, mas. ^_^
@fanda : mungkin, mereka tak berpikir utk selamat sampai tujuan, dan mereka hanya berpikir bisa cepat sampai tujuan.. :{
@seti@wan : semoga aja semua bisa memiliki etika berlalu lintas deh.
@aisha : di Indonesia wanita-2 ternyata pemberani-2 lho.. ^_^
@ferdi : itu foto kenangan, karena aku sekarang udah gak naik motor sendiri... ^_^
@jimox : soalnya aku gak nyaman kalo kendaraan itu masih ada padaku, sementara aku dah gak pernah pakai. Mubadzir kan ?
@BrenciA : angkotnya sibuk ngejar setoran.. jadinya buru-2 terus maunya mbak.
@yolizz : jam macet di kotaku ya pada saat pagi hari antara jam 6.20-07.15 WIB.
@come n share : begitulah kalo banyak orang hanya memikirkan dirinya sendiri..
@sang cerpenis : waktu aku ke Jakarta beberapa saatyg lalu aku merasa sangat tidak nyaman saat di jalan raya mbak... Rame banget !
@henny : bener Hen, waspada dan hati-2.
@forex trading : aku juga sekarang dianterin kemana-mana...
@marsudiyanto : di sini Becak pengennya menang sendiri...
@tisti : tapi mbak Tisti masih berani bawa motor sendiri kan ? AKu saja yg tidak mengalami kecelakaan sudah takut kok..
@jonk : suamiku selalu ngajak naik mobil kalau dianggap jam-2 macet. Tapi Shasa lebih suka naik motor sebenarnya.. Asyik sih diantar suami kemana-mana.. ^_^
Kalau naik bajay jangan gangguin sopirnya Jonkkkk..!!
@dinoe : kenapa ya orang-2 kita sulit tertib di jalan raya ?
masya alloh, moga baiklah esok nanti...
BalasHapusHmmmmm semoga bisa tertib lagi nantinya....^_^
BalasHapusiya bu, serem sekarang di jalanan. apalagi pengendara motor, belom lagi angkot yang ugal2an... mendingan ngangkot ajah bisa bobo :)
BalasHapusIndonesia dipenuhi berita lakalantas di berbagai media setiap hari juga kasus kriminal di jalan. Indonesia, semoga esok lebih baik. Merdeka!
BalasHapusberhati-hatilah selalu ketika berkendara
BalasHapussalam merdeka!!
@buwel : aku juga berharap begitu.
BalasHapus@a-chen : semoga...
@quinie : setuju aja deh... ^_^
@ivan : semoga kemerdekaan tidak diartikan bebas berkendaraan semaunya di jalan raya ya ? ^_^
@attayaya : setuju..