Kamis yang lalu, Shasa pulang dari sekolah sambil membawa sebuah buku dari perpustakaan. Rupanya dia pinjam buku lagi dari perpustakaan. Dan seperti biasa, setelah selesai belajar (yang mungkin agak terburu-buru agar cepat selesai), Shasa langsung membaca buku itu.
Shasa membaca buku itu tak jauh dari tempatku blogging. Jadilah kami tenggelam dengan keasyikan sendiri-sendiri, Shasa dengan bukunya dan aku dengan kompie-ku. Namun beberapa lama kemudian aku mendengar suara 'aneh' dari tempat Shasa. Masya Allah, Shasa menangis. Aku yang kaget dan khawatir segera saja menanyakan apa yang membuatnya tiba-tiba menangis seperti itu.
Shasa menjelaskan bahwa buku yang dibacanya yang membuatnya menangis. Kemudian Shasa memintaku untuk membaca juga buku itu sebelum dikembalikannya ke perpustakaan. Saat aku bilang bahwa aku akan membacanya kalau sempat, Shasa langsung protes dan dia memaksaku. Aku harus membaca buku itu. Akhirnya, Jumat kemarin buku itu aku bawa ke kantor. Rencananya buku itu akan aku baca saat jam istirahat kantor.
Akhirnya aku jadi juga membaca buku itu pada saat jam istirahat kantor. Untung saja buku itu tidak tebal, maklum buku anak-anak, jadi aku bisa segera menyelesaikannya dalam waktu singkat. Buku yang berjudul : " Maafkan Nina, Nek " dan ditujukan untuk anak-anak itu memang bagus, karena mengandung pendidikan dan budi pekerti.
Diceritakan tentang Nina yang sangat membenci neneknya, bahkan menyebut neneknya sebagai nenek sihir yang sangat cerewet dan suka mencampuri urusan orang lain. Begitu kedua orang tuanya meminta sang nenek tinggal bersama mereka, Nina langsung merasa dunianya yang damai telah porak poranda.
Nina jadi sering uring-uringan di rumah dan di sekolah. Mama Nina prihatin sekali melihat anaknya yang tidak mampu mencintai neneknya sendiri. Teman-teman Nina pun tak kalah herannya melihat betapa besar kebencian Nina pada sang nenek. Sewaktu teman-teman Nina berkesempatan melakukan belajar kelompok di rumah Nina, mereka berkesempatan berkenalan dengan Nenek Zainar, neneknya Nina. Ternyata teman-teman Nina itu semuanya menyukai Nenek Zainar. Mengetahui bahwa ternyata semua teman-temannya menyukai sang nenek, Nina semakin membenci neneknya.
Apalagi setelah rencana pergi berlibur bersama teman-temannya berantakan gara-gara teman-temannya secara spontan meminta Nenek Zainar ikut serta. Mengetahui neneknya diajak, Nina menantang teman-temannya untuk memilih salah satu, antara dirinya atau neneknya, yang diajak pergi ke kebun binatang. Ternyata semua temannya memilih Nenek Zainar daripada Nina. Kebencian terhadap sang nenek semakin besar dan akhirnya hal itu membuat Mama Nina menegur Nina dengan keras.
Hingga suatu kejadian membuat Nina menyadari bahwa sang nenek sebenarnya sangat sayang kepadanya. Nina yang sangat menyesali semua perbuatannya akhirnya meminta maaf kepada sang nenek. Pelukan dan tangis Nina di bandara tak dapat mencegah kepergian sang nenek.
Penulis : Fahri Asiza &Ridha Anwar
Kategori : Novel anak (usia 7-13 tahun)
Penerbit : Zikrul Kids
Cover : Soft Cover
Shasa membaca buku itu tak jauh dari tempatku blogging. Jadilah kami tenggelam dengan keasyikan sendiri-sendiri, Shasa dengan bukunya dan aku dengan kompie-ku. Namun beberapa lama kemudian aku mendengar suara 'aneh' dari tempat Shasa. Masya Allah, Shasa menangis. Aku yang kaget dan khawatir segera saja menanyakan apa yang membuatnya tiba-tiba menangis seperti itu.
Shasa menjelaskan bahwa buku yang dibacanya yang membuatnya menangis. Kemudian Shasa memintaku untuk membaca juga buku itu sebelum dikembalikannya ke perpustakaan. Saat aku bilang bahwa aku akan membacanya kalau sempat, Shasa langsung protes dan dia memaksaku. Aku harus membaca buku itu. Akhirnya, Jumat kemarin buku itu aku bawa ke kantor. Rencananya buku itu akan aku baca saat jam istirahat kantor.
Akhirnya aku jadi juga membaca buku itu pada saat jam istirahat kantor. Untung saja buku itu tidak tebal, maklum buku anak-anak, jadi aku bisa segera menyelesaikannya dalam waktu singkat. Buku yang berjudul : " Maafkan Nina, Nek " dan ditujukan untuk anak-anak itu memang bagus, karena mengandung pendidikan dan budi pekerti.
Diceritakan tentang Nina yang sangat membenci neneknya, bahkan menyebut neneknya sebagai nenek sihir yang sangat cerewet dan suka mencampuri urusan orang lain. Begitu kedua orang tuanya meminta sang nenek tinggal bersama mereka, Nina langsung merasa dunianya yang damai telah porak poranda.
Nina jadi sering uring-uringan di rumah dan di sekolah. Mama Nina prihatin sekali melihat anaknya yang tidak mampu mencintai neneknya sendiri. Teman-teman Nina pun tak kalah herannya melihat betapa besar kebencian Nina pada sang nenek. Sewaktu teman-teman Nina berkesempatan melakukan belajar kelompok di rumah Nina, mereka berkesempatan berkenalan dengan Nenek Zainar, neneknya Nina. Ternyata teman-teman Nina itu semuanya menyukai Nenek Zainar. Mengetahui bahwa ternyata semua teman-temannya menyukai sang nenek, Nina semakin membenci neneknya.
Apalagi setelah rencana pergi berlibur bersama teman-temannya berantakan gara-gara teman-temannya secara spontan meminta Nenek Zainar ikut serta. Mengetahui neneknya diajak, Nina menantang teman-temannya untuk memilih salah satu, antara dirinya atau neneknya, yang diajak pergi ke kebun binatang. Ternyata semua temannya memilih Nenek Zainar daripada Nina. Kebencian terhadap sang nenek semakin besar dan akhirnya hal itu membuat Mama Nina menegur Nina dengan keras.
Hingga suatu kejadian membuat Nina menyadari bahwa sang nenek sebenarnya sangat sayang kepadanya. Nina yang sangat menyesali semua perbuatannya akhirnya meminta maaf kepada sang nenek. Pelukan dan tangis Nina di bandara tak dapat mencegah kepergian sang nenek.
Poin yang perlu dicatat dari buku ini adalah:
- Seorang anak harus menghormati orang-orang yang lebih tua.
- Cinta seorang nenek kepada cucunya sangat tulus.
- Nasehat orang yang lebih tua hendaknya didengarkan
- Seorang sahabat wajib mengingatkan jika sahabatnya telah melakukan kesalahan.
Penulis : Fahri Asiza &Ridha Anwar
Kategori : Novel anak (usia 7-13 tahun)
Penerbit : Zikrul Kids
Cover : Soft Cover
Yang tua di hormati, yang muda di sayangi. Pelajaran sederhana tapi, tinggi nilainya. Pantesan, Shasa sampai nangis..
BalasHapusDuh, baru mulai BW dapet pertamaxxx nih mbak Reni, seneng banget. Malam ini, rumah mbak Reni yang pertama kali di kunjungi. Semoga mampu berkeliling banyak, dalam sisa2 tenaga yang ada. :)
BalasHapusduuhh,, jadi inget nenekku yg udah meninggal neh mbak,, hikz.. T_T
BalasHapusShasa sensitif ya sis? kok,sampai nangis.Pelajaran bagus.
BalasHapusbuku yg menarik buat anak2.
BalasHapusagar anak2 mengerti dan memahami, bhw mereka hrs menyanyangi dan menghormati nenek/org yg lbh tua.
siip, mbak :)
Pelajaran yang berharga bagi kita semua, untuk saling mengasihi dan menghormati
BalasHapussangat penting adalah
BalasHapuskita harus menghormati orang yang lebih tua dari kita
lebih2 itu adalah saudara kita
keep smile
buku menarik buat anak2 dan kita yg udah dewasa, kadang semakin tua usia seseorang dia kembali menjadi seperti anak kecil dalam hal sifat dan disitu di perlukan kesabaran extra utnuk kita agar tetep sabar dengan kerenahnya.
BalasHapuskalau hari ini kita masih muda, besok ketika tua kita jg gak ingin di perlakukan gak baik ama orang yg lebih muda kan mbak
ada arad dari saya buat mbak.diambil ya..
BalasHapusawardnya diambil mbak ya.
BalasHapusSeringkali kita kurang memahami orang lain. Kita mengira semua orang berpikir seperti cara berpikir kita. Itulah yg sering membuat kita salah paham. Buku yg bagus, dan untunglah Shasa berhasil memetik nilainya juga.
BalasHapusالولد الصالح من يكرم من هو اكبر منه
BalasHapusويرحم من هو اصغر من
Buku yang sangat cocok untuk dibaca oleh anak-anak yang masih memerlukan pendidikan yang seperti itu, karena buku itu akan mendidik anak yang menbacanya untuk lebih sopan.
BalasHapuskarena anak kecil itu memerlukan didikan yang baik, biar terbiasa.
Stop Dreaming Start Action
pelajaran sederhana namun penuh makna dan sangat berharga,kasih sayang dari yang muda kepada yang tua begitupun sebaliknya mudah-mudahan bisa menjembatani kedamaian di muka bumi ini...
BalasHapusBaca sedikit reviewnya aku jadi bisa ngerti mbak kenapa Shasa sampe bisa menangis... ceritanya bener2 bagus dan sangat mendidik... sayang ya...penyesalan selalu datang terlambat... salam kasih penuh cinta untuk seluruh keluarga...
BalasHapusNovel yang banyak mengandung pesan pendidikan budi pekerti seperti ini kayaknya harus dimiliki nih. Makasih yah mbak.
BalasHapusSiiiippp mbak, makasih untuk poin2 nya.....
BalasHapuswah sha-sa sudah pandai memahami sebuah buku mba, sampai menangis gituh ...
BalasHapus@all : thanks ya utk komennya. Shasa emang sudah gak suka baca komik, dia lebih suka baca novel.
BalasHapusKoleksinya seri Kecil-2 Punya Karya udah banyak juga.
Shasa sensitif ya...? Kayaknya iya sih....
Semoga anak-2 masih suka baca buku-2 yg mengandung pendidikan dan budi pekerti spt itu, soalnya gempuran TV dan media lainnya sudah sangat luar biasa..
Shasa mirip aku lho, mbak. sejak kecil kalo baca novel sedih suka nangis gitu. wah, hatinya peka tuh. mesti dirangsang terus agar bisa menulis dengan rasa juga. dia berbakat menulis lho.
BalasHapusduch, aku gak sempat merasakan kasih sayang nenek.
BalasHapusWalau aku kangen yang namanya kasih sayang dari seorang nenek.
hayoo .. sapa yang mau jadi nenekku? *LOH* .. he he ^.^
@sang cerpenis : menyemangati shasa utk belajar menulis gak mudah mbak, dia masih moody banget..
BalasHapus@kuyus : belum ada yg daftar jadi neneknya mbak Kuyus ? Hehehehe