Kubayangkan, alangkah menyenangkan jika di kotaku ada sebuah taman yang nyaman. Taman yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Tentu tak ketinggalan dengan bunga-bunga dan bangku taman. Ya.., bangku taman yang terbuat dari kayu. Sudah lama aku memimpikan hal itu ada di taman kotaku.
Kubayangkan, jika ada bangku di taman itu... pasti aku akan sering meluangkan waktuku di sana saat senja datang menyapa. Sambil menikmati indahnya alam dan sejuknya hembusan angin senja. Pasti menyenangkan sekali melakukan hal itu, suatu saat kelak.
Masih dalam bayanganku.., aku duduk di bangku taman itu, saat usiaku pun mulai senja. Duduk diam, tanpa kata. Hanya diam. Yang terasa hanya kedamaian dan ketenangan. Terlepas dari hiruk pikuk dunia, terbebas dari bisingnya berbagai ulah manusia. Santai dan nyaman.
Saat kelak aku duduk di bangku taman itu, pasti aku akan enggan beranjak pergi. Rasa enggan yang muncul dari rasa tidak rela melepaskan ketenangan, kedamaian dan kenyamanan di sana. Meskipun akhirnya aku harus mengalah oleh datangnya malam, aku pasti akan kembali lagi esok hari... untuk duduk di bangku taman itu lagi.
Mungkin ini adalah impian sederhana yang juga dimiliki oleh banyak orang yang kini telah memasuki masa senja. Keinginan sederhana, namun ternyata sulit untuk terpenuhi. Ternyata duduk di bangku taman, meskipun hanya terbuat dari kayu, lebih mahal harganya daripada duduk di kursi empuk pada sebuah plaza.... Entah mengapa...
* Gambar diambil dari sini.
Kubayangkan, jika ada bangku di taman itu... pasti aku akan sering meluangkan waktuku di sana saat senja datang menyapa. Sambil menikmati indahnya alam dan sejuknya hembusan angin senja. Pasti menyenangkan sekali melakukan hal itu, suatu saat kelak.
Masih dalam bayanganku.., aku duduk di bangku taman itu, saat usiaku pun mulai senja. Duduk diam, tanpa kata. Hanya diam. Yang terasa hanya kedamaian dan ketenangan. Terlepas dari hiruk pikuk dunia, terbebas dari bisingnya berbagai ulah manusia. Santai dan nyaman.
Saat kelak aku duduk di bangku taman itu, pasti aku akan enggan beranjak pergi. Rasa enggan yang muncul dari rasa tidak rela melepaskan ketenangan, kedamaian dan kenyamanan di sana. Meskipun akhirnya aku harus mengalah oleh datangnya malam, aku pasti akan kembali lagi esok hari... untuk duduk di bangku taman itu lagi.
Mungkin ini adalah impian sederhana yang juga dimiliki oleh banyak orang yang kini telah memasuki masa senja. Keinginan sederhana, namun ternyata sulit untuk terpenuhi. Ternyata duduk di bangku taman, meskipun hanya terbuat dari kayu, lebih mahal harganya daripada duduk di kursi empuk pada sebuah plaza.... Entah mengapa...
* Gambar diambil dari sini.
impian sederhana yang sangat indah mbak... sayangnya di negara ini begitu sulitnya membuat taman-taman di tengah kota... tanah lebih mudah disulap menjadi mal-mal karena dianggap lebih menguntungkan... sedih ya mbak jika membayangkan itu... manusia semakin konsumtif namun jiwanya semakin kosong...
BalasHapuswuihhh...terasa angin dari tamannya bertiup sejuk sampai disini mbak...mmmhh
BalasHapusmeskipun taman secara fisik tidak memungkinkan untuk dihadirkan mbak, namun mari kita menghadirkan ketenangan tamannya dihati kita masing-masing...
Salam kenal Mbak..
BalasHapusmembaca coretanmu, sungguh indah dan puitis skali.
terasa bagai aku mau juga mengalami dam merasai suasana taman itu.
Membaca ini jadi lupa mbak kalau didepan mata setumpuk tugas sudah menanti untuk diselesaikan.. Hehehe,sugeng enjang mbak ^_^
BalasHapusBenar mbak yuk..disaat usia menjelang senja rasanya ada keinginan yg seperti itu...sama mbak akupun punya pemikiran begitu...
BalasHapusBangku di taman kotaku basah kena hujan. Karatan kena angin. Ada tokai burungnya. Ada bekas permen karetnya. Banyak coret-coretannya, tulisannya Oneng Love Asep..
BalasHapushmm..menikmati usia senja sambil duduk di taman memang asik ya.
BalasHapusLama menghilang, membaca postingan ini terasa rindu. Membayangkannya saja sudah nyaman. Rasanya ndak usah nunggu usia senja lho sis.
BalasHapusSalam
tamannya bagus emang mbak..
BalasHapustapi kalo dah senja bukannya enak duduk diteras aja sambil liat kebun.. hehehehe
hmm...menikmati usia senja di taman..
BalasHapusaku jadi berimajinasi sendiri mba habis baca postingannya..
kalo nana disana.....???
taman sekarang susah mbak diganti kondomunium dan apartemen kalau di kota saya masih kecil malah kebanyakan taman tuh kayaknya
BalasHapusnice posting mantappp
BalasHapusyah sama ni mba kalo di bali kayaknya juga udah mulai bergeser tuh tamannya diganti sama "taman" beton.............
BalasHapussaya pengen punya taman dirumah.tapi lahan gak ada hehehehehe
sekilas, mimpinya sich biasa
BalasHapustp kalau di cermatii
wuihh,, impian yg indahhh nan maniss
Di negara kita sih sulit nemuin bangku taman yg masih bagus dan bisa membuat kita menikmati udara sore atau pagi. kalo di Paris dulu, aku seneng banget duduk di taman mbak.
BalasHapusDiganti aja deh impiannya dgn duduk di cafe sambil bawa laptop dan ngeblog. Gimana?....
Wah artikelnya benar-benar menenangkan hati, benar-benar terasa segar. Nice share ^^b
BalasHapusDuduk di bangku itu, membayangkannya saja sudah enak ya mbak. Setiap kota harusnya punya RTH, quotanya malah 30 %.
BalasHapusIya benar mbak...kadang2 kebahagian tidak di ukur kemewahan...walau terbuat dari kayu namun tetap memberi kebahagian...
BalasHapusayo wujudkan
BalasHapusperbanyak rth
perbanyak pohon
hijaukan kota
Impian yang sederhana tapi mewujudkan butuh kerja keras...
BalasHapusKarena dari usia muda lah kita merencakan semua itu..
Impian yang sederhana tapi butuh perjuangan untuk mewujudkannya karena smua itu harus di rencanak sejawa awal...
BalasHapuswah..impian kita sama sis hehehe.Moga tercapai ya...but, harus di rencana mulai dari sekarang lhoh..hehehe
BalasHapusuh memang indah bangt kerttika saya bayangkan...apa lagi saya berasda di sana tak kan terbayang keindahannya...jadi terbayang2 trs
BalasHapussayang ya mbak di sana gak ada taman kotanya.....
BalasHapusWaduh...
BalasHapusNyaman mungkin apabila ada situasi dan suasana kayak gitu.
Harus pulang kampung dulu, itujuga setahun baru bisa.
Atau kalau nggak ke taman kota.
..... tapi mana sempat.
Cucian piring numpuk.
Ihik bener Mb reni. Di Surabaya kan susah banget menemukan kenyamanan seperti itu. Saya juga sering membayangkan betapa nikmatnya jika kotaku ini punya taman yang luas dengan banyak bangku di antara pepohonan yang rindang. Tapi yang ada cuma taman2 beton.....
BalasHapusMoga aja Walikota Madiun baca tulisan Mbak Reni, sapa tau dibikinin taman n bangku seperti yang mbak Reni impikan. hehehe...
BalasHapushmm.. sekarang susah mbak yah nemuin taman.. dulu waktu kecil tiap sore hari aku suka maen ke taman.. tapi sekarang anak kecil diajak jalan2nya ke mall...
BalasHapuskalau di surabaya banyak taman mbak, tp bangkunya bukan dari kayu, kebanyakan bangkunya terbuat dari batu atau dari besi......
BalasHapusApakabar mam...???
BalasHapusSemoga selalu sehat walafiat.
Artikel nya makin bagus nihh...
Maaf mam baru bisa mampir
sama nih dengan impianku.. punya taman yang indah
BalasHapusKatanya catatan kecil, tapi kok "gede" Mbak? hehehe..salam kenal..
BalasHapuspadahal asyik ya kalau bisa duduk duduk di taman.
BalasHapusimpian sederhana mba,...tapi hemm,...aku juga mau mba duduk ditaman se adem dan seindah itu.
BalasHapuskita janjian disana yuk mba, bawa buku dan sekeranjang makanan hihihi....
salam sayang ^_*
Mbak reni, ko mbayanginnya sama kayak saya. Saya juga sering mimpiiin banget keadaan kayak githu. Di situ, kita bisa baca buku dll :) *tos mbak, sama citarasa* hehehe...
BalasHapus