Aku duduk terpekur. Sungguh banyak hal yang tak ku mengerti. Begitu banyak yang tak ku pahami. Aku mengeluh karena semakin hari semakin banyak hal yang tak mampu diterima oleh otak-ku yang memang tak mengenyam pendidikan tinggi ini. Aku merasa terasing, karena seolah-olah diri-ku bukanlah bagian dari dunia yang ada sekarang. Semua itu menyangkut kata yang sangat jauh dari jangkauanku : politik.
Politik... politik... Aku sungguh tak paham saat dunia di sekitar-ku kembali bicara soal isu-isu politik yang makin panas. Istilahnya aneh-aneh. Ada politik uang, elit politik, politik balas budi bahkan konspirasi politik. Apa itu konspirasi..? Sayang aku tak punya kamus seperti yang dipunyai orang-orang pintar itu. Lebih sayang lagi, aku tak punya teman yang bisa aku tanya tentang semua itu. Mereka sibuk sendiri dengan dunianya, dan tak ada yang mau repot memikirkan politik.
Ku usap-usap tumpukan koran di depanku. Dari lembaran-lembaran koran inilah sering kutemukan hal-hal yang membuatku mengerutkan dahi karena aku tak mengerti. Dulu aku tak habis pikir kenapa seorang pria gagah yang katanya punya kedudukan dan jabatan yang terhormat, bisa menjadi tersangka pembunuhan hanya gara-gara seorang wanita. Duh, tak sampai akalku memikirkan kejadian itu.
Kemudian muncul lagi berita-berita lain yang ternyata makin diminati banyak orang. Ada berita tentang perseteruan antara Buaya vs Cicak. Orang-orang pintar itu memang pintar sekali memilih kata-kata kiasan. Mengapa mereka menamakan buaya dan cicak ? Mengapa tidak anjing dan kucing yang jelas-jelas selama ini bermusuhan ?
Lalu banyak orang yang mencari koran yang katanya memuat berita tentang rekaman KPK. Rekaman percakapan sih kata mereka, tapi mengapa orang-orang jadi ingin tahu hal-hal yang bukan urusannya ? Padahal dulu emakku pernah mengajariku agar aku tak ikut mencuri dengar percakapan orang lain. Tapi kok malah sekarang orang suka mendengarkan percakapan orang lain ya ? Aduh..., makin tak mengerti aku.
Makin lama makin banyak pertanyaan yang menumpuk di dalam otak-ku ini. Ya menumpuk..!! Astaga.., ngomong-ngomong tentang menumpuk.... ternyata masih banyak koran yang menumpuk di depanku. Itu berarti belum banyak koran yang bisa kujual hari ini. Ampuni aku ya Allah..., pagi ini aku terlalu banyak melamun sampai-sampai lupa menjajakan koranku.
Segera aku beranjak dari bawah pohon mangga yang tak jauh dari perempatan jalan. Aku buru-buru menawarkan koranku pada pengendara kendaraan bermotor yang sedang berhenti di traffic light itu. Aku ingat, tadi sebelum aku berangkat menjajakan koran ini, Bayu anak bungsuku memintaku membawakannya sepotong tempe goreng saat aku pulang nanti. Sepotong tempe goreng yang akan menjadi lauk istimewanya siang nanti menggantikan menu nasi garam yang selama ini menjadi satu-satunya menu yang mampu aku sajikan.
Ingatan akan tempe goreng itu membuatku semakin bersemangat menjajakan koranku. Aku bertekad kali ini aku harus bisa mewujudkan keinginannya yang sebenarnya sangat sederhana tapi selama ini sulit aku penuhi. Lupakan dulu politik yang aku tak tahu... Semoga saja orang-orang pintar disana, mau melupakan sejenak segala macam benturan politik yang terjadi. Semoga orang-orang yang tak paham seperti diriku ini tak akan lagi menjadi korban dari benturan-benturan itu. Semoga.....
*sebuah catatan tentang orang yang merasa asing di dunianya*
Gambar diambil dari sini
Politik... politik... Aku sungguh tak paham saat dunia di sekitar-ku kembali bicara soal isu-isu politik yang makin panas. Istilahnya aneh-aneh. Ada politik uang, elit politik, politik balas budi bahkan konspirasi politik. Apa itu konspirasi..? Sayang aku tak punya kamus seperti yang dipunyai orang-orang pintar itu. Lebih sayang lagi, aku tak punya teman yang bisa aku tanya tentang semua itu. Mereka sibuk sendiri dengan dunianya, dan tak ada yang mau repot memikirkan politik.
Ku usap-usap tumpukan koran di depanku. Dari lembaran-lembaran koran inilah sering kutemukan hal-hal yang membuatku mengerutkan dahi karena aku tak mengerti. Dulu aku tak habis pikir kenapa seorang pria gagah yang katanya punya kedudukan dan jabatan yang terhormat, bisa menjadi tersangka pembunuhan hanya gara-gara seorang wanita. Duh, tak sampai akalku memikirkan kejadian itu.
Kemudian muncul lagi berita-berita lain yang ternyata makin diminati banyak orang. Ada berita tentang perseteruan antara Buaya vs Cicak. Orang-orang pintar itu memang pintar sekali memilih kata-kata kiasan. Mengapa mereka menamakan buaya dan cicak ? Mengapa tidak anjing dan kucing yang jelas-jelas selama ini bermusuhan ?
Lalu banyak orang yang mencari koran yang katanya memuat berita tentang rekaman KPK. Rekaman percakapan sih kata mereka, tapi mengapa orang-orang jadi ingin tahu hal-hal yang bukan urusannya ? Padahal dulu emakku pernah mengajariku agar aku tak ikut mencuri dengar percakapan orang lain. Tapi kok malah sekarang orang suka mendengarkan percakapan orang lain ya ? Aduh..., makin tak mengerti aku.
Makin lama makin banyak pertanyaan yang menumpuk di dalam otak-ku ini. Ya menumpuk..!! Astaga.., ngomong-ngomong tentang menumpuk.... ternyata masih banyak koran yang menumpuk di depanku. Itu berarti belum banyak koran yang bisa kujual hari ini. Ampuni aku ya Allah..., pagi ini aku terlalu banyak melamun sampai-sampai lupa menjajakan koranku.
Segera aku beranjak dari bawah pohon mangga yang tak jauh dari perempatan jalan. Aku buru-buru menawarkan koranku pada pengendara kendaraan bermotor yang sedang berhenti di traffic light itu. Aku ingat, tadi sebelum aku berangkat menjajakan koran ini, Bayu anak bungsuku memintaku membawakannya sepotong tempe goreng saat aku pulang nanti. Sepotong tempe goreng yang akan menjadi lauk istimewanya siang nanti menggantikan menu nasi garam yang selama ini menjadi satu-satunya menu yang mampu aku sajikan.
Ingatan akan tempe goreng itu membuatku semakin bersemangat menjajakan koranku. Aku bertekad kali ini aku harus bisa mewujudkan keinginannya yang sebenarnya sangat sederhana tapi selama ini sulit aku penuhi. Lupakan dulu politik yang aku tak tahu... Semoga saja orang-orang pintar disana, mau melupakan sejenak segala macam benturan politik yang terjadi. Semoga orang-orang yang tak paham seperti diriku ini tak akan lagi menjadi korban dari benturan-benturan itu. Semoga.....
*sebuah catatan tentang orang yang merasa asing di dunianya*
Gambar diambil dari sini
haduuuh mbaaak... wong cilik mah bisanya cuma mikirin makan wae... kadang mesti gali lobang tutup lobang,.... politik mainannya orang gedhe... urang yang bingung gimana cara ngabisin duitnya,,,, heheheh.... kita doain aja supaya politik bisa stabil dan indonesia semakin maju.... MERDEKA
BalasHapus..dan Republik Kleptomania inipun bergerak ke arah matahari terbenam. Semoga esok pagi masih bisa terjaga dan wajahnya dibasuh air..
BalasHapuskata-kata bu reni menyiratkan satu elegi kehidupan yang sulit begitu menghegemoni (nah lho? ngomong apa gue nih heehe)
BalasHapusaku juga gak ngerti mbak, ribut-ribut politik yg penting gak penting, seperti ingin memalingkan diri dari persoalan kesejahteraan rakyat yg sebenarnya masih jauh lebih penting untuk diperhatikan *miris, ngenes*
BalasHapusyg aku ngerti itu gimana enaknya menyantap tempe goreng plus sambel terasi hihihi:p
aku juga semakin nggak ngerti n nggak ngeh mbak kalau ngdengar cicak n buaya itu
BalasHapusudah ach, biarin aja orang2 "atas" itu maenkan skenario, saya hanya aktor figurannya
hehehehe
Politik itu menjengkelkan mbak. Sesuatu yang menjengkelkan yah wajar kalau sulit dimengerti nalar kita. Jadi mending pagi ini kita ngupi aja dulu, hehe.
BalasHapusha,ha,ha...kalau suka banget berita politik tuh mbak...serasa ikut jadi politikus juga,he,he,he....apalagi klu ada tokoh politik favorit yang muncul di TV.
BalasHapusBegitulah politik, mbak. Asyik berseteru dengan sesamanya hingga lupa fungsi sesungguhnya ia berpolitik. Mau apa lagi, jarang ada org yg rela berkorban utk org banyak. Mungkin sekarang kita bisa menghujat, mencela meereka. Tp belum tentu juga kalo kita ditawari kesempatan utk masuk ke kancah politik, kita akan mau juga...
BalasHapusdalam politik sangat dekat dan identik dengan uang (terutama di indonesia)........saudara bisa jadi musuh, dan orang asing bisa menjadi saudara!!!!
BalasHapusentah perlu entah tidak kita rakyat kecil untuk memikirkan politik, tapi memang yang utama kita bisa makan untuk esok!!!!
Dunia politik dunia intrik. sengol sana senggol sini udah wajar mbak. kata bang iwan fals. hehehe...
BalasHapussangat menarik artikelnya...
BalasHapusbtw salam perkenalan dari komunitas blogger bekasi
mau tau acara terbentuknya silahkan lihat di Launching BeBlog
hehehe memang politik itu seperti pisau,bisa digunakan utk kebaikan dan sebaliknya gitu,sayangnya politik di negeri kita lebih banyak tidak baiknya,saling sikut menyikut dan saling serang menyerang :)
BalasHapusmikirin cicak ama buaya itu emang lama-lama bikin makan hati mbak, hati jadi gondok, mangkel dan entah apa lagi... kayaknya biar Tuhan aja yang ngingetin mereka mbak karena pastinya suara kita tuh nggak pernah di dengar palagi kepentingan kita... walah jauh dech... lha wong mereka itu taunya perut sendiri...
BalasHapusaku juga ga ngerti mba
BalasHapuscoba baca definisi politik disini
http://attayaya.blogspot.com/2008/07/defenisi-politikus.html
klik gambarnya untuk membaca lebih jelas
saya juga pingin merefresh otak bu reni supaya jangan dijejali hal seperti itu
BalasHapusAmin....
BalasHapusNice post....
Mbak,, Menurut bang template saya pergu di ganti ga dengan yang ada di lin ini ? http://embunlembut.blogspot.com
Kita aja terkadang nggak bisa ngerti situasi sekarang mbak...
BalasHapuspalagi si loper koran,...
Semoga saja esok lebih baik.
Aku juga tidak mengerti mbak.. Karena tiba2 merasa jadi orang dudut kalo sudah membicarakan atau mendengar ttg perpolitikan. Kok pada mengaku benar, trus sapa yang salah..?
BalasHapuswah ternyta karya Om attayaya...
BalasHapusKary2 Om emank2 bagus apalagi tentang lingkungan hidup....
Oia Saya Mohon pendapat Mbak di tukar apa ga template saya?
kalo gal mengerti ya tanya no....hehhee
BalasHapussui aku gak mrene piye kabare bu?
semoga politik itu ga bikin negara hancur deh.. itu aja yang aku harapkan... amin....
BalasHapuskalau bicara soal politik bukan mba saja yang kurang faham, malahan saya juga lebih tidak faham, semoga saja orang2 berpolitik alias buaya nya politik tidak merugikan kita wong cilik...
BalasHapussebenar nya msayarkat lebih cenderung tertarik dengan kabar, atau isu..seperti permakmuran wilayah2 tertinggal,a tau kenaikan UMR dan sejenis nya yang bisa meningkatkan tarap hidup penghasilan wong kecil seperti saya.
kadang2 yang sekarang di ributkan, masalah yang tidak terlalu penting (menurut saya yang tidak pernah mengerti politik) :D
seperti halnya info ternak ini hanya bisa gali lobang tutup lobang untuk menyambung dan menjalani perjuangan hidup ini..
salam
tempe goreng paling enak kalo masih panas ato anget..
BalasHapushmmm...