Dalam iklan lowongan pekerjaan, seringkali aku menemukan kalimat "Mampu bekerja di bawah tekanan" sebagai salah satu syaratnya. Hal ini awalnya membuatku bertanya-tanya, karena jika yang dibutuhkan adalah : inovatif, kreatif, fujur, bertanggung jawab, bersemangat tinggi, rasanya aku mudah memahaminya bahwa hal itu memang penting dan perlu. Tapi mengapa kemampuan bekerja di bawah tekanan juga dianggap penting dalam sebuah pekerjaan, itu yang awalnya aku kurang paham.
Namun.... kini aku mengerti, bahwa "mampu bekerja di bawah tekanan" memang sangat diperlukan dalam pekerjaan. Tekanan ini dapat diartikan tekanan dari 2 arah, yaitu tekanan dari diri sendiri dan tekanan dari luar. Tekanan dari diri sendiri biasanya muncul dari masalah-masalah pribadi yang dapat mengganggu pekerjaan. Sedangkan tekanan dari luar bisa dari atasan, teman sekerja, masyarakat, lingkungan kantor dan sebagainya.
Jika seorang pegawai jadi tidak bersemangat dan bekerja asal-asalan saat dalam tekanan, tentu saja kinerjanya menurun. Sangat diharapkan seorang pegawai tetap bersemangat, mampu berkarya (dan berprestasi) meskipun sedang punya masalah pribadi, tidak sependapat dengan atasan dan teman sekerja, mendapat banyak kritikan dari masyarakat dsb.
Hal itulah yang sedang aku alami beberapa hari ini. Pekerjaan yang sudah aku bangun beberapa waktu yang lalu tiba-tiba hancur berkeping-keping tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Hal ini bukan kesalahanku ataupun teman-temanku. Bukan juga kesalahan pimpinanku. Hal ini terjadi karena ternyata tiba-tiba sistem menolak pekerjaan yang kami bangun dengan hati-hati ini. Bukan aku saja yang shock dan down. Pucuk pimpinanku, atasanku dan juga teman-temanku merasakan hal yang sama denganku. Namun, pekerjaan tetap harus dilanjutkan, meskipun dimulai dari nol lagi.
Gambar diambil dari sini
Mengingat pentingnya pekerjaan yang sedang aku tangani ini, apalagi menyangkut masyarakat luas, maka kami harus segera kembali membangunnya. Pucuk pimpinan dan atasanku memegang kendali pelaksanaannya. Sementara aku dan teman-teman bahu membahu untuk melanjutkannya. Meskipun, ada temanku yang sampai (maaf) mencret-mencret terus selama beberapa hari.
Bekerja secara maraton selama beberapa hari, bahkan aku harus bolak-balik ke Surabaya dalam seminggu ini, semua demi membangun kembali pekerjaanku yang sudah hancur lebur. Kerja lembur tiap hari mau tak mau harus dijalani. Apalagi deadline waktu yang semakin dekat sehingga kami harus menuntaskan semuanya setepat dan secepat mungkin. Kami tak ingin pekerjaan kami dinilai buruk dan asal-asalan oleh masyarakat. Jadi, meskipun masih ada perasaan shock dan down, kami tetap harus semangat meneruskan pekerjaan ini.
Alhamdulillah, setelah beberapa hari pontang-panting, pekerjaan ini mulai kelihatan lagi bentuknya. Aku dapat kembali sedikit bernafas lega, karena pekerjaan ini masih bisa terselamatkan. Aku bersyukur, karena semua pihak tetap mendukungku meneruskan pekerjaanku ini meskipun kami semua sama-sama berada di bawah tekanan. Aku beruntung memiliki teman-teman yang sangat peduli dan sangat mendukungku.
Aku kini sudah merasakan bahwa bekerja di bawah tekanan memang sulit. Baru saja salah seorang teman dekatku bercerita padaku bahwa dia ingin mengajukan mutasi ke daerah lain. Alasannya adalah dia tak mampu bertahan di pekerjaan lamanya karena dia merasa sangat tertekan. Dia merasa ada dalam lingkaran konflik di instansinya, dan sebagai akibatnya dia tak mampu bekerja secara maksimal. Hal itu sangat mengganggunya, apalagi lingkungan kerjanya juga tidak kondusif sehingga dia mengambil keputusan final : minta pindah...!
Sementara yang aku alami berbeda, karena teman-teman dan atasanku mendukungku sehingga aku tetap dapat tegak berdiri. Satu hal yang dapat ku ambil sebagai hikmahnya adalah : dalam situasi seburuk apapun masih ada jalan keluar.
Namun.... kini aku mengerti, bahwa "mampu bekerja di bawah tekanan" memang sangat diperlukan dalam pekerjaan. Tekanan ini dapat diartikan tekanan dari 2 arah, yaitu tekanan dari diri sendiri dan tekanan dari luar. Tekanan dari diri sendiri biasanya muncul dari masalah-masalah pribadi yang dapat mengganggu pekerjaan. Sedangkan tekanan dari luar bisa dari atasan, teman sekerja, masyarakat, lingkungan kantor dan sebagainya.
Jika seorang pegawai jadi tidak bersemangat dan bekerja asal-asalan saat dalam tekanan, tentu saja kinerjanya menurun. Sangat diharapkan seorang pegawai tetap bersemangat, mampu berkarya (dan berprestasi) meskipun sedang punya masalah pribadi, tidak sependapat dengan atasan dan teman sekerja, mendapat banyak kritikan dari masyarakat dsb.
Hal itulah yang sedang aku alami beberapa hari ini. Pekerjaan yang sudah aku bangun beberapa waktu yang lalu tiba-tiba hancur berkeping-keping tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Hal ini bukan kesalahanku ataupun teman-temanku. Bukan juga kesalahan pimpinanku. Hal ini terjadi karena ternyata tiba-tiba sistem menolak pekerjaan yang kami bangun dengan hati-hati ini. Bukan aku saja yang shock dan down. Pucuk pimpinanku, atasanku dan juga teman-temanku merasakan hal yang sama denganku. Namun, pekerjaan tetap harus dilanjutkan, meskipun dimulai dari nol lagi.
Gambar diambil dari sini
Mengingat pentingnya pekerjaan yang sedang aku tangani ini, apalagi menyangkut masyarakat luas, maka kami harus segera kembali membangunnya. Pucuk pimpinan dan atasanku memegang kendali pelaksanaannya. Sementara aku dan teman-teman bahu membahu untuk melanjutkannya. Meskipun, ada temanku yang sampai (maaf) mencret-mencret terus selama beberapa hari.
Bekerja secara maraton selama beberapa hari, bahkan aku harus bolak-balik ke Surabaya dalam seminggu ini, semua demi membangun kembali pekerjaanku yang sudah hancur lebur. Kerja lembur tiap hari mau tak mau harus dijalani. Apalagi deadline waktu yang semakin dekat sehingga kami harus menuntaskan semuanya setepat dan secepat mungkin. Kami tak ingin pekerjaan kami dinilai buruk dan asal-asalan oleh masyarakat. Jadi, meskipun masih ada perasaan shock dan down, kami tetap harus semangat meneruskan pekerjaan ini.
Alhamdulillah, setelah beberapa hari pontang-panting, pekerjaan ini mulai kelihatan lagi bentuknya. Aku dapat kembali sedikit bernafas lega, karena pekerjaan ini masih bisa terselamatkan. Aku bersyukur, karena semua pihak tetap mendukungku meneruskan pekerjaanku ini meskipun kami semua sama-sama berada di bawah tekanan. Aku beruntung memiliki teman-teman yang sangat peduli dan sangat mendukungku.
Aku kini sudah merasakan bahwa bekerja di bawah tekanan memang sulit. Baru saja salah seorang teman dekatku bercerita padaku bahwa dia ingin mengajukan mutasi ke daerah lain. Alasannya adalah dia tak mampu bertahan di pekerjaan lamanya karena dia merasa sangat tertekan. Dia merasa ada dalam lingkaran konflik di instansinya, dan sebagai akibatnya dia tak mampu bekerja secara maksimal. Hal itu sangat mengganggunya, apalagi lingkungan kerjanya juga tidak kondusif sehingga dia mengambil keputusan final : minta pindah...!
Sementara yang aku alami berbeda, karena teman-teman dan atasanku mendukungku sehingga aku tetap dapat tegak berdiri. Satu hal yang dapat ku ambil sebagai hikmahnya adalah : dalam situasi seburuk apapun masih ada jalan keluar.
wah syukur deh buat mba reni bisa menyelesaikan pekerjaan meski tekanannya lumayan berat........kalo saya tiap bulan musti kejar target jadi masalah tekanan dari atas dan bawah itu sudah makanan setiap bulan hehehehe.........
BalasHapustapi memang benar kok dalam kondisi tersulitpun pasti ada jalan keluar kok!?!?!?!
wah tumben nih saya bisa koment pertama heheheheh............
BalasHapusWuaduh kalo saya ya ogah Mbak kalo harus bekerja dibawah tekanan. Mending dibuat nyantai aja yg penting target terpenuhi.
BalasHapussetuju banget mbak... semua hal yang terjadi di dunia ini emang ada jalan keluarnya... tetep semangat ya mbak...
BalasHapusKurasa dalam setiap pekerjaan pasti ada tekanannya mbak. Biasanya org memasang tanda itu pada lowongan pekerjaan utk mencari orang yg benar2 mapan secara mental, bukan yg tipe manja. Kalo sang pelamar orgnya suka tantangan, justru senang tipe pekerjaan kayak gini. Tp kalo orgnya tipe manja biasanya menghindari lowongan yg ada kata2 itu. Nah, dgn demikian sdh agak terseleksi kan calon pelamarnya?
BalasHapusMoga2 pekerjaan mbak Reni dan tim segera tuntas dgn baik dan lancar deh..
lembur kerja setoran terus yah mbak, sing sabar yah mbak semoga cepat selesai biar bisa buruan istirahat melepaskan diri dari tekanan pekerjaan. yg penting jangan lupa jaga kesehatan yah mbak, jangan biarkan dirimu sakit ^_^
BalasHapustekanan dalam pekerjaan mestinya bisa kita nikmati sebagai "motivator" biar mendapatkan kesuksesan dalam bekerja dan berkarya..
BalasHapusAlhamdulillah mbak...
BalasHapusmoga aja semuanya bisa normal kembali.
Saya juga yakin koq... setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan mbak bisa melaluinya dengan ketegaran.
Sukses selalu.
Hxhxhx.. Kliatannya mulai sekarang hrus mulai membiasakan diri mengerjakan tugas dbwah tkanan..
BalasHapusNgerjain tugas dengan sistem kebut semalem kliatannya oke juga.. Hohohoho...
memang jarang ada orang yang sanggup bekerja di bawah tekanan. itulah mengapa banyak orang yang bercita-cita jadi bos. biar jadi tukang tekan terus. :D
BalasHapussalam kenal mbak reni. berkunjung balik ya
tekanan untuk beberapa orang membuatnya bangkit segera namun untuk beberapa lainnya malah membuat mundur.....
BalasHapussalam kenal :P
semoga semuanya berjalan normal kembali mbak memang dalam bekerja biasanya banyak tantangan yang harus dihadapi
BalasHapusSaya turut bersimpati, Mb Reni. Memang masalah dan tekanan selalu ada di tempat kerja, dimanapun kita bekerja pasti ada. Semoga masalah yang dialami Mb Reni segera selesai dan dapat kembali ke sedia kala...
BalasHapussalam kenal mbak,
BalasHapusaku belum kerja, hehehe, jadi nggak tau rasanya kerja dibawah tekanan
tapi sepertinya emg nggak enak ya
dan susah banget untuk bangkit seperti itu
sukses untuk kerjanya mbak ^^
waduhh.. mbak sibuk banget yaahh... aku cuma bisa doain deehh,, moga kerjaannya lancar,, jangan lupa istirahat juga mbak yaahh...
BalasHapusDi bawah tekanan, kadang jadi memperkuat potensi. Nice post mbak.
BalasHapusWah Mba emang pekerjaanya paan kok empe mencret. Saya tampaknya meti belajar banyak dari Mba nih.
BalasHapusSepakat, mbak. Dalam situasi terburuk pun akan senantiasa ada solusi.
BalasHapusWah..saya baru tahu sis,kalau ada iklan lowongan kerja tertulis "Mampu di bawah tekanan".
BalasHapusNice sharing sis.Moga pekerjaanya dapat terselesaikan dengan sukses.
salam sobat
BalasHapusiya mba memang kalau kerja dan sekolah sama2 sama dibawah tekanan ,,karena dituntut tanggung jawab kerjaannya atau prestasinya.
bisa karna dituntut.. so bekerja dibawah tekanan kadang membuat kita berhasil..
BalasHapuskalo gak da tekanan dan tuntutan kita pasti terlena dan terleha - leha...
nice posting mbak...
hmmm, yang sabar ya mba segala ujian pasti ada solusinya. setelah kesulitan pasti diikuti oleh kemudahan. semangggatttt
BalasHapusmudah2an kerjaan mba lancar selalu..
BalasHapuswah kalo saya kerjaan penuh tekanan, dimulai setelah awal tahu, maklum persiapan ujian nas ny siswa2....
pyuuuh deh...
sah2 saja asal gak melewati batas kemampuan diri, jadilah diri sendiri...jangan takut dikatakan gagal...
BalasHapusmemang harus pintar2nya kita mengatur segala sesuatunya, supaya bekerja mjd nyaman, dan ngrasa tdk di bawah tekanan. Kdg cuek2 dikit sptnya perlu, hehehe..
BalasHapusberteduh di blog yang membawa kesejukan
BalasHapusDari awal, saya yakin Mbak reni sudah pasti bisa atasi hal2 yang beginian..so lanjut aja mbak setiap pekerjaan pasti membuat kita semakin kuat:)
BalasHapusSaya turut prihatin mbak yuk,Alhamdulillah kalo tugas mbak semua bisa selesai ..semangat ya.segala sesuatu bila dibawah tekanan memang tidak nyaman.
BalasHapusmet sore bu..pa kabar ?
BalasHapus