Beberapa hari yang lalu diberitakan tentang anak-anak Pramuka dan guru pembimbingnya yang tersesat di kawasan puncak Rengganis di Pegunungan Argopuro. Untungnya setelah beberapa hari dilakukan pencarian, mereka semua dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Meskipun ada yang harus dirawat di rumah sakit karena patah tulang dan kekurangan cairan serta kekurangan gizi.
Kejadian tersebut tentu saja sempat membuat panik orang tua anak-anak itu. Apalagi mereka pamit hanya untuk berkemah selama 2-3 hari dan tanpa membawa bekal yang cukup. Ditambah lagi dengan sudah seringnya terdengar berita tentang banyaknya pendaki gunung yang hilang dan ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Orang tua mana yang tidak akan gelisah ?
Kejadian itu mengingatkan aku pada pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Saat aku duduk di bangku SMA, aku sempat ikut dalam kegiatan pramuka. Berkemah dan hyking sudah beberapa kali aku alami.
Yang paling mengesankan adalah saat kami berkemah di Desa Geni Langit, Kecamatan Poncol, Magetan. Desa yang berada di kaki Gunung Lawu itu memang tempat yang asyik untuk berkemah. Apalagi kami berkemah di bawah pohon-pohon pinus yang tumbuh lebat. Wah.., asyik sekali pokoknya. (Jadi pengen ke sana lagi...)
Seperti biasa, setiap acara berkemah selalu diikuti dengan kegiatan hyking (pada siang hari) dan jurit malam (pada malam hari). Dalam acara itu kami harus berjalan menyusuri lereng Gunung Wilis. Bahkan pada malam hari, kami disuruh berjalan satu persatu, tidak boleh berombongan. Ngeri..? Ya iyalah....
Nah, setelah beberapa hari berkemah dengan segala macam suka dukanya, kami pulang dengan gembira. Ternyata, waktu kami sampai di sekolah... orang tua yang menjemput sudah banyak yang menunggu kami. Kami tentu saja heran.., karena tidak biasanya seperti ini. Setelah kami turun dari kendaraan kami (truk barang saudara-saudara!) kami mendapat berita yang mengagetkan. Ternyata.., di saat kami sedang berkemah di Geni Langit itu, dalam waktu yang bersamaan muncul berita di TVRI bahwa ada beberapa orang pendaki gunung yang hilang di Gunung Lawu !!
Tentu saja orang tua kami panik. Apalagi kami yang sedang berkemah tidak dapat dihubungi sama sekali. Kalaupun saat itu sudah ada handphone, belum tentu juga sinyalnya sebagus saat ini. Makanya.., pada saat kami dijadwalkan pulang, para orang tua sengaja menjemput untuk memastikan bahwa kami semua "selamat" dan baik-baik saja.
Terus terang saja, kejadian itu sempat membuatku kapok juga pergi berkemah di kaki gunung. Bukan acara berkemahnya yang membuatku khawatir, tapi... acara "jalan-jalan" di lereng gunung itu yang membuatku was-was. Dan kini..., aku mikir lagi, apakah kira-kira suatu saat nanti aku akan mengijinkan Shasa mengikuti kegiatan seperti itu ya ? Untuk saat ini sih... jawabanku : tidak !! Hehehehe...
Sekarang aku berada dalam posisi sebagai orang tua..., dan aku kini bisa merasakan betapa cemas dan khawatirnya orang tuaku dulu saat aku ikut kegiatan di gunung seperti itu... Jadi, aku pikir, aku akan menolak keinginan Shasa bila suatu saat dia meminta ijinku untuk ke gunung.
*lamunanku yang terlalu jauh ke depan..., padahal Shasa masih kelas 3 SD dan belum tentu dia ingin ikut kegiatan-kegiatan seperti itu*
Kejadian tersebut tentu saja sempat membuat panik orang tua anak-anak itu. Apalagi mereka pamit hanya untuk berkemah selama 2-3 hari dan tanpa membawa bekal yang cukup. Ditambah lagi dengan sudah seringnya terdengar berita tentang banyaknya pendaki gunung yang hilang dan ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Orang tua mana yang tidak akan gelisah ?
Kejadian itu mengingatkan aku pada pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Saat aku duduk di bangku SMA, aku sempat ikut dalam kegiatan pramuka. Berkemah dan hyking sudah beberapa kali aku alami.
Yang paling mengesankan adalah saat kami berkemah di Desa Geni Langit, Kecamatan Poncol, Magetan. Desa yang berada di kaki Gunung Lawu itu memang tempat yang asyik untuk berkemah. Apalagi kami berkemah di bawah pohon-pohon pinus yang tumbuh lebat. Wah.., asyik sekali pokoknya. (Jadi pengen ke sana lagi...)
Seperti biasa, setiap acara berkemah selalu diikuti dengan kegiatan hyking (pada siang hari) dan jurit malam (pada malam hari). Dalam acara itu kami harus berjalan menyusuri lereng Gunung Wilis. Bahkan pada malam hari, kami disuruh berjalan satu persatu, tidak boleh berombongan. Ngeri..? Ya iyalah....
Nah, setelah beberapa hari berkemah dengan segala macam suka dukanya, kami pulang dengan gembira. Ternyata, waktu kami sampai di sekolah... orang tua yang menjemput sudah banyak yang menunggu kami. Kami tentu saja heran.., karena tidak biasanya seperti ini. Setelah kami turun dari kendaraan kami (truk barang saudara-saudara!) kami mendapat berita yang mengagetkan. Ternyata.., di saat kami sedang berkemah di Geni Langit itu, dalam waktu yang bersamaan muncul berita di TVRI bahwa ada beberapa orang pendaki gunung yang hilang di Gunung Lawu !!
Tentu saja orang tua kami panik. Apalagi kami yang sedang berkemah tidak dapat dihubungi sama sekali. Kalaupun saat itu sudah ada handphone, belum tentu juga sinyalnya sebagus saat ini. Makanya.., pada saat kami dijadwalkan pulang, para orang tua sengaja menjemput untuk memastikan bahwa kami semua "selamat" dan baik-baik saja.
Terus terang saja, kejadian itu sempat membuatku kapok juga pergi berkemah di kaki gunung. Bukan acara berkemahnya yang membuatku khawatir, tapi... acara "jalan-jalan" di lereng gunung itu yang membuatku was-was. Dan kini..., aku mikir lagi, apakah kira-kira suatu saat nanti aku akan mengijinkan Shasa mengikuti kegiatan seperti itu ya ? Untuk saat ini sih... jawabanku : tidak !! Hehehehe...
Sekarang aku berada dalam posisi sebagai orang tua..., dan aku kini bisa merasakan betapa cemas dan khawatirnya orang tuaku dulu saat aku ikut kegiatan di gunung seperti itu... Jadi, aku pikir, aku akan menolak keinginan Shasa bila suatu saat dia meminta ijinku untuk ke gunung.
*lamunanku yang terlalu jauh ke depan..., padahal Shasa masih kelas 3 SD dan belum tentu dia ingin ikut kegiatan-kegiatan seperti itu*
heee Salam kenaaal :D....hmmm.. kalo si kecil ternyata cinta dengan alam... bagaimana?? heuheuheu.. ikot ajaah ke gunung... dulu waktu smp saia diintilin ma ortu waktu ke gunung hhuhuhuu keliatanya emank menyebalkan bagi saia waktu itu.. (ngerasa kaya anak kecil bgt) tapi ternyata teman2 senang dengan ikotnya orangtua saya itu akhirnya nambah banyak bekal makanan yang dibawa dan semuaa makin senang hehehe...
BalasHapusmakasih yahh udah berkunjuung :D Keep healthy blogging!! :D
salam pramuka..
BalasHapushehehehehehehe
Beruntung dong mbak Reni ikut kegiatan Pramuka, biasanya jebolan pramuka anaknya berani dan kreatif.
BalasHapusjeboolan pramuka memang kreatip2 kang.. spakat...
BalasHapuspramuka kegiatan yang positif..and mengajarkan kita atau sibuah hati tentang disiplin dan cinta terhadap alam...salam persahabatan mbak..
BalasHapuswekwekwekwekw,.,,, sabar mbaak... pramuka juga gak jelek jelek amat kok... :D
BalasHapussaya dulu pernah ikut bunda. kalo kul mah cm naik gunung2 aja. ;P
BalasHapushehehhhe, bener2 penuh kenangan si mbaknya nih....
BalasHapusmoga ajah shasanya nurut ya...hehehehhe
Wah mbak, jadi inget waktu prauka dulu. Meskipun gak pernah nyasar alhamdulilah... :)
BalasHapusShasa suruh ikutan aja mbak, jangan jauh2 tapi :)
tepuk pramuka, plokplokplok...plokplokplok,he...
BalasHapusikt keg pramuka ni bnyk bgt mbri pngruh positif ke anak, pa lagi ntar klo da krja, dia lbh bs berorganisasi/bersosialisai dg baik
Yaah...tragis juga ya kalo sampe kejadian....
BalasHapusJadi, sekarang modelnya trauma nih...apa nggak disebut sebagai pengekangan anak...? Atau mungin perlu di arahkan (dipaksa kali yaaa) untuk mengikuti outdoor yg lain saja...tapi ada nggak nih yg nggak beresiko...
Mudahan punya cara way out yg bijaksana....
kalo shasa masih seusia sekarang kayaknya jangan dulu mbak,,kalo udah smp baru bisa dikasih ijin, diliat juga perginya dengan siapa. henny waktu smp juga pernah ikutan pramuka, ikutan lomba trus mendaki gunung gede dan gunung slamet, alhamdulillah selamat.
BalasHapussalam...! nongol dikit di komentar..! moga aja bermanfaat..!
BalasHapusTepuk pramuka....Izinkan aja mbak utk ikutan pramuka, hitung-hitung pengalaman
BalasHapushahaha...moga2 Shasa gak baca posting ini deh! Tapi hidup ini ada yg ngatur mbak, jangan kuatir! Dia pasti selalu menjaga Shasa.
BalasHapuswaktu kecil aku nggak pernah ikut kegiatan pramuka, karena aku paling tidak bisa tidur kalau bukan di rumah sendiri. Kebiasaan ini baru berubah sewaktu mahasiswa.... malah masuk jadi anggota Mapala.
BalasHapusAda Award untuk mbak Reni di postingan terakhir saya.
@JengSri : wah..., aku dapat perintah nih dari mantan ketua pramuka ranting kel Semper Timur Jakut..!! ^_^
BalasHapus@Bima : kalau Shasa suda ama gunung ? Wah..., bakal gak tenang tidur malamku tiap kali dia berangkat ke gunung hehehe...
@yanuar : Salam..!!
@Newsoul : selama ikut Pramuka, sebenarnya banyak hal menarik yang telah aku alami mbak..
@ardisragen : masak sih .. ?? ^_~
@dinoe : setuju...!!
@rangga : bukan Pramukanya kok yang aku takutkan, tapi ke gunungnya itu lho....
@awal sholeh : wah cinta ama gunung ya ternyata...
BalasHapus@buwel : la umur udah banyak gini kan kenangan juga makin banyak hehehe..
@anazkia : dipikirkan dulu deh hehehe
@dunia polar : setuju banget..! Tepuk pramuka...!!
@ammadis : yups.. semoga ketemu cara yang paling bijaksana utk Shasa.
@henny : mungkin aku aja yg terlalu cemas berlebihan ya ? Hihihi jadi malu..
@djhins : terima kasih..
@eri : Pramukanya sih boleh-2 aja, naik gunungnya itu lho...
@fanda : hmm, mbak Fanda bener juga. Moga-2 aku gak perlu cemas yg berlebihan lagi..
@seti@wan : hah.. award lagi ? Oke deh, langsung ke rumah bang seti@wan deh.
hehehhe jadi inget waktu ikut pramuka hmmmm kenangan yg gak kulupakan...
BalasHapuskegiatan pramuka tuh banyak positifnya lho mbak, pa lagi pas ada lomba antar pramuka
ntar kalo shasa udah gede and kalo mo ikutan ya di kasih aja mbak asal positif
yaa Bu..klo Sasha-nya mau, gpp lagi...hehehehe...
BalasHapusAku juga sering naik turun gunung dulunya Bu...skr jadi pengen lagi...
Curaang ya kalo dipikir-pikir.
BalasHapusDulu waktu kita yg ikut kegiatannya, kita merajuk kalo gak dikasih ijin. Tapi pas kita jadi orang tuanya, eh malah kita larang anak untuk ikut kegiatan gituan.
Mungkin kita liat dulu dejauh mana kesiapan panitia acaranya. Kalau memang sudah siap semua, boleh lah kita lepas.
BTW untung anakku gak mo yang gituan. Nginap di rumah neneknya aja gak mau.. wakakakaka
asal dengan persiapan yang baik, dapat mengukur kemampuan, tidak akan jadi masalah
BalasHapusbiarkan aja shasha belajr mba
biar tambah pengalaman
makasih iiahh buat kunjungannya.. tp etha lg gag bsa ngomong apa2 nii :(
BalasHapusya di ajak temen2 kampus mana dingin lagi. pernah ke lawu n mwerbabu.
BalasHapuslink banner bunda sebelah mana yah? kok gak ada mau saya pasang.
He..he gini to perasaan seorang ibu?
BalasHapusaku sering banget ngotot pengin di ijinin ikut ini ikut itu
lebih sering marah kalo gak bleh
aku pikir ibuku itu kolot banget
gak asyik atau gimana
ternyata mungkin sama perasaannya sama mbak Reni
terlalu sayang dan khawatir
@dwina : ikut Pramuka boleh aja, tapi jangan maen ke gunung deh hehehe..
BalasHapus@zakir ali : thanks..
@yudie : emang enak sih naik gunung, tapi yg ditinggal di rumah kepikiran terus mas....
@bang Fiko : untung dong anaknya gak ingin naik gunung, jadi gak cemas hehehe..
@attayaya : he eh, siapa tahu kalo shasa udah gedhe aku berubah pikiran ya ?
@etha : la itu udah ngomong...
@awal sholeh : di gunung emang dingin banget...
@itik bali : emang gitu, rasa sayang dan khawatir kadang terkesan sbg pengekangan ya ?
ia mba, biasanya yg dahpramuka itu, anak2nya kreatif and merupakan keg.positif
BalasHapuspagii mba.....
BalasHapushappy weekend mba,
meski kepala msh terasa berat,hidungku msh mampet,dan tenggorokan sakit aku tetep dateng berkunjung mba.....kangen baca2 disini....
sayang..
BalasHapusdulu waktu skul gak sempat ikut pramuka...
huhu..
Pramuka..banyak kenangan manis dulu..saya saat itu disuruh untuk menabur garam dapur disekeliling kemah ..kata pembimbing biar jangan datang ular atau harimau...iiihhhh..takut:)
BalasHapuskalo ak dulu mba naik gunung dua kali, yang 1 karna harus, syarat ekskul
BalasHapusyang ke 2 senang2 bareng temen,... tapi hari keduanya apes, temenku sakit panas banget, mpe teriak2.. panik..jadi trauma mo ikut2an gitu
tapi kalo anaknya mo ikutan gapapalah mba..pasti berani kaya' mamanya
kebanyakan terlalu dipaksa aja, mungkin belum siap benar ilmu naik gunung, sudah disuruh "turun gunung"...salam knl
BalasHapushehehehe, saya jadi rindu kemping mba, dulu waktu sekolah sering lho, seru juga acara pramuka, seneng kalau dimarahin sama kakak2 yang cantik2 wkwkwkwkwkkw
BalasHapus@ratna : emang sih mbak.., Pramuka banyak sisi positifnya.
BalasHapus@irma : makasih banget masih sempat mampir.. Semoga lekas sembuh..
@kakve : wah.., padahal sebenarnya seru juga lho ikut Pramuka.
@come n share : aku dulu juga gitu kok..., bekal garam banyak-2 hehehe...
@kak ega : beraninya sih gak masalah, tapi yg ditinggal di rumah gak bisa tidur nantinya hehehe..
@patahati : yg siap aja ga boleh naik gunung, apalagi kalo belum siap hehehe..
@jonk : sering ketemu yg cantik-2 tapi kok gak dapat2 juga ya ? hehehe
Mungkin itu sebabnya ketika kecil saya susah dapet ijin ikut acara pramuka yang sifatnya tour keluar kota ..
BalasHapus(T_T)
hiks hiks .. padahal dulu saya suka sedih .. soalnya temen2 pulang bawa cerita, saya gak tahu apa apa ..
@kuyus : itulah kalau ortu "terlalu" sayang mbak... Takut terjadi apa-apa pada buah hati tercinta...
BalasHapus