Bagi lingkungannya, Pak Hari dan istrinya dapat dikatakan sebagai tokoh masyarakat yang cukup disegani. Pendapat mereka sangat dihargai. Beberapa kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan itu seringkali terselenggara setelah mendapat masukan dari Pak Hari dan istrinya. Bahkan terkadang, suatu kegiatan baru akan dimulai setelah Pak Hari dan istrinya hadir di lokasi.
Mereka menjadi tokoh yang disegani dan dihormati oleh lingkungannya. Bukan karena mereka orang yang punya pangkat. Bukan pula karena mereka orang yang kaya raya. Sejatinya keluarga Pak Hari tak dapat dikatakan sebagai keluarga yang kaya raya dan mereka juga bukan orang yang punya pangkat yang tinggi. Mereka hanyalah 'orang kebanyakan' dan kehidupan mereka sebenarnya pun sederhana saja.
Namun, keluarga Pak Hari menjadi contoh keluarga yang berhasil. Kehidupan rumah tangga Pak Hari berjalan baik tanpa banyak kendala. Tetangga-tetangga mereka tak pernah mendengar pertengkaran dari keluarga tersebut. Anak-anak Pak Hari pun tumbuh sebagai anak-anak yang baik dan pandai. Mereka mendapat pendidikan yang baik dari orang tuanya.
Kini anak-anak Pak Hari sudah menikah dan memiliki pekerjaan yang mapan. Mereka hidup mandiri tanpa merepotkan kedua orang tuanya. Anak-anak itu tak lagi menjadi beban bagi Pak Hari dan istrinya di hari tuanya. Hal yang sangat disyukuri, mengingat banyak orang tua di lingkungan itu yang masih harus membantu keberlangsungan anak cucu mereka di hari tuanya. Bahkan, banyak anak-anak di lingkungan itu yang masih menjadi beban orang tuanya, meskipun mereka sudah memiliki rumah tangga sendiri.
Pak Hari dan istrinya yang tak disibukkan dengan urusan anak-anak mereka, dapat menikmati hari tua mereka. Meskipun keduanya telah menjalani masa purna tugas, namun keduanya tetap aktif melakukan banyak kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu membuat Pak Hari dan istrinya tetap terlihat bersemangat menikmati hari tua mereka.
Mungkin karena tak banyak menanggung beban, maka Pak Hari dan istrinya sangat suka berbagi dengan masyarakat di lingkungan itu. Banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan untuk membantu masyarakat di sekitar mereka. Suatu kali, mereka menyelenggarakan pengobatan gratis untuk masyarakat tidak mampu, dengan menggandeng sebuah organisasi Islam. Beberapa kali mereka menggelar acara buka bersama di musholla dekat rumah mereka.
Tak hanya itu, secara berkala mereka mengajak para lansia di lingkungan tersebut untuk jalan santai. Bagi seluruh peserta jalan santai akan dibagikan snack dan sarapan pagi. Bahkan, keluarga Pak Hari membuka kursus belajar mengaji dan membaca Al Quran bagi orang dewasa, bertempat di rumah Pak Hari. Semua biaya (membayar guru mengaji dan juga konsumsi) ditanggung sepenuhnya oleh Keluarga Pak Hari.
Ada banyak kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh Pak Hari dan istrinya. Atas semua yang telah dilakukan keluarga itu, masyarakat di lingkungan itu diam-diam menjadikan keluarga itu sebagai panutan. Semua berharap agar kelak mereka dapat menjalani hari tua seperti Pak Hari dan istrinya. Semua berharap agar kelak anak-anak mereka dapat mapan seperti keluarga Pak Hari.
Dan, diam-diam aku pun punya harapan dan doa yang sama. Semoga aku kelak dapat menikmati hari tuaku dalam kebahagiaan. Semoga Shasaku kelak dapat hidup mandiri bersama keluarganya. Semoga aku dapat lebih banyak berbagi bagi lingkunganku, agar hidupku lebih bermakna. Semoga...
Mereka menjadi tokoh yang disegani dan dihormati oleh lingkungannya. Bukan karena mereka orang yang punya pangkat. Bukan pula karena mereka orang yang kaya raya. Sejatinya keluarga Pak Hari tak dapat dikatakan sebagai keluarga yang kaya raya dan mereka juga bukan orang yang punya pangkat yang tinggi. Mereka hanyalah 'orang kebanyakan' dan kehidupan mereka sebenarnya pun sederhana saja.
Namun, keluarga Pak Hari menjadi contoh keluarga yang berhasil. Kehidupan rumah tangga Pak Hari berjalan baik tanpa banyak kendala. Tetangga-tetangga mereka tak pernah mendengar pertengkaran dari keluarga tersebut. Anak-anak Pak Hari pun tumbuh sebagai anak-anak yang baik dan pandai. Mereka mendapat pendidikan yang baik dari orang tuanya.
Kini anak-anak Pak Hari sudah menikah dan memiliki pekerjaan yang mapan. Mereka hidup mandiri tanpa merepotkan kedua orang tuanya. Anak-anak itu tak lagi menjadi beban bagi Pak Hari dan istrinya di hari tuanya. Hal yang sangat disyukuri, mengingat banyak orang tua di lingkungan itu yang masih harus membantu keberlangsungan anak cucu mereka di hari tuanya. Bahkan, banyak anak-anak di lingkungan itu yang masih menjadi beban orang tuanya, meskipun mereka sudah memiliki rumah tangga sendiri.
Pak Hari dan istrinya yang tak disibukkan dengan urusan anak-anak mereka, dapat menikmati hari tua mereka. Meskipun keduanya telah menjalani masa purna tugas, namun keduanya tetap aktif melakukan banyak kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu membuat Pak Hari dan istrinya tetap terlihat bersemangat menikmati hari tua mereka.
Mungkin karena tak banyak menanggung beban, maka Pak Hari dan istrinya sangat suka berbagi dengan masyarakat di lingkungan itu. Banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan untuk membantu masyarakat di sekitar mereka. Suatu kali, mereka menyelenggarakan pengobatan gratis untuk masyarakat tidak mampu, dengan menggandeng sebuah organisasi Islam. Beberapa kali mereka menggelar acara buka bersama di musholla dekat rumah mereka.
Tak hanya itu, secara berkala mereka mengajak para lansia di lingkungan tersebut untuk jalan santai. Bagi seluruh peserta jalan santai akan dibagikan snack dan sarapan pagi. Bahkan, keluarga Pak Hari membuka kursus belajar mengaji dan membaca Al Quran bagi orang dewasa, bertempat di rumah Pak Hari. Semua biaya (membayar guru mengaji dan juga konsumsi) ditanggung sepenuhnya oleh Keluarga Pak Hari.
Ada banyak kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh Pak Hari dan istrinya. Atas semua yang telah dilakukan keluarga itu, masyarakat di lingkungan itu diam-diam menjadikan keluarga itu sebagai panutan. Semua berharap agar kelak mereka dapat menjalani hari tua seperti Pak Hari dan istrinya. Semua berharap agar kelak anak-anak mereka dapat mapan seperti keluarga Pak Hari.
Dan, diam-diam aku pun punya harapan dan doa yang sama. Semoga aku kelak dapat menikmati hari tuaku dalam kebahagiaan. Semoga Shasaku kelak dapat hidup mandiri bersama keluarganya. Semoga aku dapat lebih banyak berbagi bagi lingkunganku, agar hidupku lebih bermakna. Semoga...
insyaAllah amin mbak :)
BalasHapusmenginspirasi nih^^
semoga saya bisa seperti pak hari dan istri saya seperti bu hari..
BalasHapus:)
artikel yang menarik, menggugah jiwa, semoga saja apa yang kiat impikan di hari2 esok bisa jadi kenyataan.. salam bolgger ya mb ..
BalasHapussubhanallah..sangat menginspirasi sekali cerita tentang Pak Hari ini...mudah2an kita semua diberi kemudahan seperti halnya beliau ya mbak.. :)
BalasHapusamin ...
BalasHapusamin mbak,saya turut mendoakan apa yang diinginkan mbak,
BalasHapusAmin,semoga doanya terkabul ya mbak
BalasHapusamin ya Rabbal Alamin.... semoga Allah memberi kita kesempatan untuk membawa putri kita ke masa depan yang mandiri dan bahagia, berbakti pada orang tuanya sehingga kita, para orang tua ini, bisa tentram bahagia melihat kebahagian ananda, dan berkesempatan untuk dapat berbagi dengan sesama....
BalasHapusSemoga Masa Tua ad masa yg berbahagia masa dimn semakin mendekatkan diri kepadaNya...
BalasHapusHarap dan doaku semoga kedua orang tuaku juga bisa bahagia di hari tuanya...semoga demikian dengan kami anak-anaknya..salam kenal ya
BalasHapussemoga harapannya terwujud. Dan itu juga pasti harapan kita semua. :)
BalasHapusberuntung banget bs seperti mereka, org yg keberadaannya selalu memberi manfaat bwt org byk. gak peduli berapa usianya, tp tetap semangat menebar kebaikan lewat aktivitas sosial. gak cm mbak reni, aku juga pengen bs seperti itu.. :)
BalasHapusinspirasi yang membahagiakan mbak, semoga masa tua seperti itu yang ku alami.
BalasHapusamin
Mampir mbak,maaf saya telat
BalasHapuscontoh pak hari adalah bapak yg sederhana yg mungkin sudah mengadopsi hidup apa adanya. Mengharapkan perhatian org lain bukanlah dari kemewahan dan jabatan cukup hidup sederhana dan bsa berbagi dgn masarakat insya Allah hari tua pun akan menyenangkan.
BalasHapusAmiiinnn... :)
BalasHapusHarus terkabul mbak...
Mungkin pak hari sudah merencakan hari tuanya mba sebelum direncanakan orang lain,mulai itu semua dari sekarang maka kita akan memetik hari dikemudian hari
BalasHapuskarena semua tdak ada yang instan kaya indomie,hehehe
Memang sih, terkadang aku jg terpikir, gmn agar kelak aku bs menikmati hari tuaku. karena semakin tua semakin berkurang tenaga kita. jd alangkah baiknya kita hrs merencanakan utk hari tua kita mulai dari skrg.
BalasHapusmungkin salah satu contohnya adalah dgn menabung, betul gak mba?
sudah tua namun tetap bersyukur dan mengisi waktu tersisa dengan kebaikan - alhamdulillah, patut dicontoh
BalasHapusMay your dreams come true... :)
BalasHapusSayapun ingin seperti pak hari dan istri...ketika sudah purna tugas (tentunya apabila masih ada umur) dan anak2 sudah mandiri... makanya sekarang ini saya ingin mempersiapkan anak2 agar bisa mandiri secara mental dan financial secepatnya.
BalasHapusikut mengamini saja mbak :)
BalasHapusArtikel yang menyentuh relung hati dalam mengingatkan diri bahwa kita tidaklah selamanya akan selalu muda.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
amiin...aku juga berharap bisa seperti itu mbak...anak2 bisa mandiri sehingga dihari tua kita msh bisa melakukan kegiatan utk mengumpulkan amal yg se-banyak2nya...
BalasHapusAamiin semoga masa tua mba reni bisa bahagia seperti pak hari ya
BalasHapusamiin...
BalasHapussemoga doanya terkabul...
amen.. aku doakan, mbak :)
BalasHapusamin..
BalasHapuspak hari itu benar-benar ada ya? waah
hari tua,
BalasHapusaku belom berpikir ke arah sana Mbak.
padahal sudah tua loh, hehehe kok ya gak merasa tua ya...
seneng ya Mbak, lihat orang orang macam Pak Hari itu
sepertinya hidupnya bermanfaat
dan dia pun menikmatinya
@Asep >> Terima kasih... wah, selamat ya jadi komentator pertama nih hehehe
BalasHapus@zone >> Amin... semoga terkabul.
@wanw >> Amin... Salam juga.
@rabest >> Amin... Semoga semangat Pak Hari dan keluarga dapat menular pada kita semua.
@Dey >> makasih mbak...
@Obat herbal >> Amin... terima kasih.
@Lidya >> Amin... terima kasih juga.
@Alaika >> Itulah harapanku juga mbak.. Semoga terkabul.
@Dhymalk >> Yups... semoga terwujud.
@Kinanthi >> Semoga harapan mbak Riri terkabul.
@Akhmal >> Amin.. Semoga diijabahi.
@zasachi >> mereka diberi kemudahan oleh Allah dan mereka memanfaatkan kemudahan itu dg sebaik2nya. Semoga kita pun begitu.
@Nyach >> Amin... semoga terkabul
@Dino >> Aduh bang, kemana aja?
@Yayack >> Semoga kisah pak Hari mampu menginspirasi kita semua.
@PakIes >> Itu makanya aku ingin bisa spt keluarga pak Hari, pak. :)
BalasHapus@Una >> Terima kasih Una... :D
@Andy >> Mungkin memang spt itulah yg dilakukan Pak Hari :)
@Wawan >> Betul sekali... ayo kita merencanakan hari tua mulai sekarang
@r10 >> ayo kita ramai2 mencontoh pak Hari dan keluarganya.
@Nuel >> Amin... makasih.
@Necky >> aku juga ingin mempersiapkan anakku sebaik mungkin. :)
@Sarah >> Makasih banyak.
@Indra >> Betul Pak... dapat sbg pengingat kita juga.
@Nia >> Harapan kita sama.. Tos!
@Ria >> Amin, makasih doanya ya..
@DuniaPiyen >> amin.. terima kasih banyak
@Indi >> Asyik, makasih udah mendoakan aku.
@Takuya >> Ini kisah nyata, neng. Jadi benar2 ada Pak Hari itu. :D
@Elsa >> lho... mbak Elsa kan emang masih muda to? :)
Waaahh bener2 hidup yg didambakan banyak orang yak.mbak... kalau doaku.seh mdhan org tuaku dapat kehidupan seperti itu seh.. aku gak menyusahin mereka lagi nantinya :)
BalasHapus@Niee >> rupanya habis nguprek2 blogku ya? Komentarnya banyak sekali hehehe
BalasHapus