Harusnya postingan ini aku buat awal Juli yang lalu, tapi saat itu aku sedang kehilangan semangat ngeblog. Selain karena saat itu aku bermasalah dengan koneksi internet yang membuat jengkel, aku juga sedang terkena sindrom pasca cuti hehehe.
Oleh-oleh cuti yang sudah aku bagikan antara lain Masjid Besar Yogyakarta dan Kaliurang Yogyakarta. Ada dua tempat yang belum sempat aku ceritakan yaitu Taman Sari Yogyakarta dan Kebun Binatang Gembira Loka. Nah, mumpung aku sekarang sedang good mood, aku akan berbagi cerita tentang Taman Sari Yogyakarta. Cekidot..
Jumat pagi, tanggal 1 Juli 2011 aku, suami dan Shasa meluncur ke Taman Sari Yogyakarta. Saat itu pelataran parkir Taman Sari masih lengang. Hanya ada seorang pria yang ada disana. Melihat kedatangan kami, dia segera berdiri dan menyambut kami.
Bapak itu (aku sudah lupa namanya) mengatakan bahwa akan mengantar kami lewat jalur 'belakang'. Maksudnya, masuk lewat jalur keluar dan nanti keluar lewat jalur masuk. Nah lho, bingung kang? Olala, ternyata kami datangnya kepagian tapi daripada menolak kami, dia tetap memandu kami lewat jalur yang 'tak biasa' hahaha.
Bangunan Taman Sari membuatku terkagum-kagum. Meskipun sudah banyak bagian yang rusak, tapi sisa-sisa kemegahan itu tetap terasa. Pemandu kami juga bercerita tentang jalur 'rahasia' yang biasa dilewati oleh Sultan untuk sampai ke Taman Sari. Hebat ya, ternyata dulu ada 'jalur' dari keraton ke Taman Sari yang bisa ditempuh oleh Sultan dengan menggunakan perahu.
Yang mengherankan aku adalah ternyata pihak keraton merelakan masyarakat membangun rumah di dalam komplek Taman Sari itu. Jadi, sepanjang perjalanan kami di dalam komplek Taman Sari, kami melewati begitu banyak rumah penduduk yang sangat padat dan terkesan berjejalan. Tapi ada bagian-bagian yang terkesan sangat berseni, karena dinding-dinding rumahnya penuh dengan grafiti batik. Serasa masuk kampung seni deh.
Di dekat tempat parkir dimana kendaraan kami parkir, ada sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan. Menurut pemandu kami, itu adalah pendopo yang dibangun oleh keluarga dari mantan Presiden RI, Bapak Soeharto. Entah, keluarga dari pihak Pak Harto atau dari pihak Ibu Tien Soeharto, aku tak tahu pasti.
Saat kami itu, rupanya Taman Sari sedang dalam tahap renovasi. Bangunan yang membuatku terkesan adalah Masjid yang berada jauh di bawah tanah. Dari luar, tak ada kesan bahwa yang di dalam itu adalah sebuah Masjid. Bentuknya melingkar dan tempat jamaah wanita dan jamaah pria berbeda. Wanita di bawah, sementara pria di atas.
Bangunan kedua yang membuatku terkesan adalah tempat pemandiannya. Sejatinya Taman Sari adalah Istana Air. Ada semacam 'menara' dimana raja dapat memandang para selir yang sedang mandi di kolam air di bawahnya. Biasanya, jika raja berkenan pada seorang selir, beliau akan melemparkan bunga dari menara itu kepada selir yang dikehendakinya.
Nah, di sisi selatan, ada juga tempat pemandian yang khusus digunakan oleh raja dengan selir yang dipilihnya. Pada bangunan yang semacam menara itu juga ada tempat peraduan bagi raja juga tempat berganti busana. Jadi rupanya di Taman Sari itulah raja biasanya beristirahat bersama-sama dengan selir/permaisurinya.
Setelah sekian lama berkeliling, akhirnya sampai juga kami pada pintu masuk. Itupun kami harus menunggu beberapa saat, karena saat kami sampai pintu masuk, pintunya belum dibuka hahaha. Benar-benar terlalu pagi kami sampai kesana. Sambil menunggu pintu dibuka, kami datang ke salah satu rumah penduduk yang ada di dalam Taman Sari, yang menjual lukisan batik.
Tak lama di tempat lukisan batik itu, pemandu kami berkata bahwa pintu masuk sudah dibuka. Jadi, saat pegunjung yang lain masuk ke dalam Taman Sari, kami malah keluar. Hehehe... Begitu sampai luar, pemandu kami meminta kami membeli tiket masuk. Hadehhh.., lucu juga, sudah keluar malah baru beli tiket masuk.
Saat beli tiket itu, aku menyempatkan bertanya pada petugas tiketnya berapa biaya yang harus aku bayar untuk seorang pemandu wisata. Jawaban petugas tiket malah membuatku bingung, karena menurutnya terserah kita mau memberi berapa. Jadi seikhlasnya saja. Nah lho.., bingung kan?
Petugas tiket salah paham juga, dikira aku meminta seorang pemandu wisata. Aku kaget tiba-tiba saja ada seorang bapak-bapak yang sudah sepuh berdiri disampingku dan mengajakku mengikutinya. Tapi aku jelaskan kalau aku sebenarnya sudah punya pemandu wisata yang sudah mengantarkan aku berkeliling Taman Sari sebelum tempat itu dibuka.
Ternyata tiket masuk ke Taman Sari murah juga lho, Rp. 3.000/orang. Sedangkan bagi yang ingin membawa foto ke dalam kompleks Taman Sari hanya harus membayar Rp. 1.000 untuk mendapatkan ijin poto. Murah kan?
Nah, bagi yang ingin tahu foto-fotonya silahkan intip di bawah ini.
Oleh-oleh cuti yang sudah aku bagikan antara lain Masjid Besar Yogyakarta dan Kaliurang Yogyakarta. Ada dua tempat yang belum sempat aku ceritakan yaitu Taman Sari Yogyakarta dan Kebun Binatang Gembira Loka. Nah, mumpung aku sekarang sedang good mood, aku akan berbagi cerita tentang Taman Sari Yogyakarta. Cekidot..
Jumat pagi, tanggal 1 Juli 2011 aku, suami dan Shasa meluncur ke Taman Sari Yogyakarta. Saat itu pelataran parkir Taman Sari masih lengang. Hanya ada seorang pria yang ada disana. Melihat kedatangan kami, dia segera berdiri dan menyambut kami.
Bapak itu (aku sudah lupa namanya) mengatakan bahwa akan mengantar kami lewat jalur 'belakang'. Maksudnya, masuk lewat jalur keluar dan nanti keluar lewat jalur masuk. Nah lho, bingung kang? Olala, ternyata kami datangnya kepagian tapi daripada menolak kami, dia tetap memandu kami lewat jalur yang 'tak biasa' hahaha.
Bangunan Taman Sari membuatku terkagum-kagum. Meskipun sudah banyak bagian yang rusak, tapi sisa-sisa kemegahan itu tetap terasa. Pemandu kami juga bercerita tentang jalur 'rahasia' yang biasa dilewati oleh Sultan untuk sampai ke Taman Sari. Hebat ya, ternyata dulu ada 'jalur' dari keraton ke Taman Sari yang bisa ditempuh oleh Sultan dengan menggunakan perahu.
Yang mengherankan aku adalah ternyata pihak keraton merelakan masyarakat membangun rumah di dalam komplek Taman Sari itu. Jadi, sepanjang perjalanan kami di dalam komplek Taman Sari, kami melewati begitu banyak rumah penduduk yang sangat padat dan terkesan berjejalan. Tapi ada bagian-bagian yang terkesan sangat berseni, karena dinding-dinding rumahnya penuh dengan grafiti batik. Serasa masuk kampung seni deh.
Di dekat tempat parkir dimana kendaraan kami parkir, ada sebuah bangunan yang sedang dalam tahap pembangunan. Menurut pemandu kami, itu adalah pendopo yang dibangun oleh keluarga dari mantan Presiden RI, Bapak Soeharto. Entah, keluarga dari pihak Pak Harto atau dari pihak Ibu Tien Soeharto, aku tak tahu pasti.
Saat kami itu, rupanya Taman Sari sedang dalam tahap renovasi. Bangunan yang membuatku terkesan adalah Masjid yang berada jauh di bawah tanah. Dari luar, tak ada kesan bahwa yang di dalam itu adalah sebuah Masjid. Bentuknya melingkar dan tempat jamaah wanita dan jamaah pria berbeda. Wanita di bawah, sementara pria di atas.
Bangunan kedua yang membuatku terkesan adalah tempat pemandiannya. Sejatinya Taman Sari adalah Istana Air. Ada semacam 'menara' dimana raja dapat memandang para selir yang sedang mandi di kolam air di bawahnya. Biasanya, jika raja berkenan pada seorang selir, beliau akan melemparkan bunga dari menara itu kepada selir yang dikehendakinya.
Nah, di sisi selatan, ada juga tempat pemandian yang khusus digunakan oleh raja dengan selir yang dipilihnya. Pada bangunan yang semacam menara itu juga ada tempat peraduan bagi raja juga tempat berganti busana. Jadi rupanya di Taman Sari itulah raja biasanya beristirahat bersama-sama dengan selir/permaisurinya.
Setelah sekian lama berkeliling, akhirnya sampai juga kami pada pintu masuk. Itupun kami harus menunggu beberapa saat, karena saat kami sampai pintu masuk, pintunya belum dibuka hahaha. Benar-benar terlalu pagi kami sampai kesana. Sambil menunggu pintu dibuka, kami datang ke salah satu rumah penduduk yang ada di dalam Taman Sari, yang menjual lukisan batik.
Tak lama di tempat lukisan batik itu, pemandu kami berkata bahwa pintu masuk sudah dibuka. Jadi, saat pegunjung yang lain masuk ke dalam Taman Sari, kami malah keluar. Hehehe... Begitu sampai luar, pemandu kami meminta kami membeli tiket masuk. Hadehhh.., lucu juga, sudah keluar malah baru beli tiket masuk.
Saat beli tiket itu, aku menyempatkan bertanya pada petugas tiketnya berapa biaya yang harus aku bayar untuk seorang pemandu wisata. Jawaban petugas tiket malah membuatku bingung, karena menurutnya terserah kita mau memberi berapa. Jadi seikhlasnya saja. Nah lho.., bingung kan?
Petugas tiket salah paham juga, dikira aku meminta seorang pemandu wisata. Aku kaget tiba-tiba saja ada seorang bapak-bapak yang sudah sepuh berdiri disampingku dan mengajakku mengikutinya. Tapi aku jelaskan kalau aku sebenarnya sudah punya pemandu wisata yang sudah mengantarkan aku berkeliling Taman Sari sebelum tempat itu dibuka.
Ternyata tiket masuk ke Taman Sari murah juga lho, Rp. 3.000/orang. Sedangkan bagi yang ingin membawa foto ke dalam kompleks Taman Sari hanya harus membayar Rp. 1.000 untuk mendapatkan ijin poto. Murah kan?
Nah, bagi yang ingin tahu foto-fotonya silahkan intip di bawah ini.
mengaku tiasp tahun pulang ke yk tp seumur-umur belum pernah ke taman sari nih mba... *whuaa..malu deh!*
BalasHapuswaaaaaaaa.... jadi tambah pengen ke Jogja hiks hiks.... kapan ya?? T___T
BalasHapusbagus bagus banget spot fotonya mbak, apalagi tempat kolamnya... tangganya.. lukisan batiknya... huaaa... jadi pengen... >,<
dari dulu pengen ke taman sari nggak kesampean, akhirnya liat potonya aja deh T^T
BalasHapus@Hilsya >> mbak asli Yogya to? Kok bisa sih setiap tahun ke Yogya tapi belum sempat ke Taman Sari? :) Semoga tahun depan bisa juga ke Taman Sari ya mbak...
BalasHapus@Miss 'U >> ayo buruan ke Yogya, mumpung Taman Sari sudah direnovasi tuh. Entah sekarang renovasinya udah kelar atau belum, tapi pastinya sudah lebih 'cantik' daripada waktu aku kesana Juli yang lalu.
@Clara >> kalau gitu, diagendakan aja ke Yogya lain mbak... yang kemarin ramai2 habis Natal ya kalau gak salah?
@PakIes >> Kayaknya PakIes ada proyek di Yogya nih... soalnya kok jadi bolak-balik ke Yogya...
Jangan lupa mampir ke Taman Sari ya Pak.. dijamin suka deh. :)
saya belum pernah ke sana walau pernah ke jogja :(
BalasHapussru banget niih jalan2 bu :D
BalasHapusklo smpat jalan2 jga yah ke blog saya :)
@Ra-kun >> kalau gitu kapan2 ke Yogya aja lagi.. dan jangan lupa mampir ke taman sari ya?
BalasHapus@vegetarian >> Insya Allah akan aku sempatkan mampir nanti :)
kayaknya taman sari itu cocok buat berkreasi foto -foto.
BalasHapusoh ia,terimakasih sudah mau singgah di blog saya. saya follow yambak blognya.bila berkenan,di tunggu follow baliknya :D
byr pemandunya brp ya, mbak? sy tinggal di yogya dr th 2004 tp blm prnh ke taman sari.
BalasHapus:) saya blom pernah ke yogya... klo ambil photo pake kamera HP bayar gak ya mbak.., kan bisa ambil photo sambil pura-pura liat sms :D
BalasHapusasri dan murah ya Mbak tiketnya kalau ditempat aku nggak ada lagi tempat rekreasi semurah itu hikkss
BalasHapusHe, di Taman Sari ada pungutan liar juga tho?
BalasHapusTaman Sari emang bagusss apalagi pas di Sumur Gemulingnya. :)
Kpn2 kesana lg ya mbak, saya ikut xixi
BalasHapusTahun kemarin Alhamdulillah bisa sampai Taman sari (tapi sayang para putrinya kagak ada di sana, xixixi). Kalau gembira LOka memang belum pernah, semoga lain kali bisa deh berkunjung ke GL...
BalasHapusselamat pagi bu,
BalasHapusnumpang lewat, sekalian slam kenal
pengen ke jogja.
kapan ya?
Lha saya baru tau mbak ada tempat ginian di Jogja :D
BalasHapusKemarin saat ke jogja belum pernah kesini :D
Perhaps next time, heheh... :D
kok fotonya ndak ada ya mb.. menurutku klw ada fotonya akan lebih bagus blognya
BalasHapuswaaah masih mending tuh mba udah bagusan.
BalasHapusdulu aku masuk dari belakang dan pasar burung lebih parah. air kolam tak ada.
tapi begitulah situs sejarah. semoga dapat tetap berdiri
Taman Sari yang ada benteng pendem nya itu ya? jadi kangen pengen ke Jogja lagi :)
BalasHapusketaman sari aku baru satu kali mbak, itu juga waktu SMA :-D
BalasHapusdjogja mang bikin betah ya mba. lebaran kemaren aku juga ke sono... dah ada beberapa yg sudah diceritakan.
BalasHapusMurah ya, untuk foto bayar 1000. :D
BalasHapusDan oh.... sial, itu laba-laba ya? Hiiiii saya benci laba-laba!
kapan yah ane bisa ke jogja :( pengen bangget
BalasHapusYogya i miss you..
BalasHapussayang kesempatan datang kebanyakan waktu lebaran doang, dan suka bentrok ama kuliah.
Yogya emang ngangenin dehhhh :D
sedikit mirip kota tua di jakarta. tapi bagusan ini. hehe..
BalasHapusAku belum pernah kliling2 Jogja ih *memalukan*. Udah punya tiket PP Jakarta-Jogja untuk bulan Desember malah nggak bisa dipake karena jatah cuti udah abis. Mengenaskaaaannnn......
BalasHapusaaah.. aku pengen banget ke tamansari sejak baca postingannya mba elsa, skrg malah makin pengen gara2 mba reni huhuhuuuu....
BalasHapussaya dr lahir sampe kul di jogja mbak, tp blom pernah ke taman sari, ampyuuuunnn... kapan2 harus disempetin ksana aaahh...
BalasHapusah jadi pengen ke jogja deh, hehe
BalasHapusperasaan mbak elsa juga pernah posting tentang taman sari ya mbak?
untung segera sadar. kalo enggak, kan enak bu. masuknya gratis,... hehehe
BalasHapustempat2nya keren-keren ya kayanya. Saya belum pernah ke tempat itu.. :)
BalasHapusTamansari kuuueren ya Mbak...
BalasHapustop banget pokoknyaaaa
Rencananya sih liburan akhir tahun ini ke Yogya jg mba Ren, entah jadi atw ngga tapinya hehehe...
BalasHapusKalo jadi pastinya ke sini ga boleh terlupakan ya..
taman sari udah pernah, gembira loka yang belum, hehehe
BalasHapussaya sudah follow blog ini bu. saya tunggu ya untuk follow baliknya. :)
BalasHapuswow .. fotonya cantik cantik mbak, thanks bgt sharingnya mbak
BalasHapusnggak nyangka sebagus itu, terutama rumah2 yg dindingnya ada lukisan batik
btw, aku juga punya beberapa lukisan batik yg kubawa ke sini
@k[A]z >> Iya sih, banyak tempat2 menarik utk foto2an disana
BalasHapus@Tiffa >> utk pemandu tidak ada tarif khusus kok, terserah kita aja mau kasih berapa.
@Pri >> Kalau ambil foto dari HP sih aku gak tahu, kudu bayar apa tidak ya..? Coba aja tanya kepada petugas tiketnya.
@Munir >> aku sendiri juga kaget kok, ternyata tiketnya semurah itu. Jadi tiket utk 3 orang plus biaya ambil foto pas Rp. 10.000
@Una >> Pungutan liar? Gak ada kok.. mungkin kamu salah baca deh.
@Tarry >> Kalau udah di Madiun kan gampang kalau mau ke Yogya mbak :D
@Kinathi >> emang masih ada 'putri' yang mandi disana? hehehe... Ayo kapan2 mampir ke Gembira Loka ya? Pasti capek deh jalan2 keliling Gembira Loka :)
@Riva'i >> salam kenal juga, makasih udah mampir ya...
@zippy >> kamu sih gak bilang2 kalau ke Yogya, kalau kamu bilang kan aku bisa kasih tahu tuh tempat2 yg kudu dikunjungi
@wane >> ada kok fotonya, di bawah postingan itu. Banyak lagi... :)
@atta >> sekarang pasar burungnya udah dipindah Bang, gak di Ngasem lagi. Sekarang Pasar Ngasem khusus utk pasar tradisional
@Kevin >> Benteng pendem..? emm, mungkin juga bangunan di dalam itu yang kau maksud dg benteng pendem ya?
@Lidya >> udah lama banget ya mbak... pasti pas Dharmawisata ya?
@Andes >> emang di Yogya enak banget, tapi sekarang pun Yogya macet banget... itu yg bikin bete hehehe
@Asop >> Emang cuma bayar seribu kalau ambil foto2nya. Untung gak ikutan aku... bisa2 ketemu ama laba2 raksasa tuh hehehe
@Agam >> Semoga suatu saat bisa ke Yogya. Amin.. :)
@Srrriii >> ayolah, kapan2 disempetin ke Yogya dan jalan2 ke Taman Sari ya?
@Thya >> aku belum tahu sih kota tua di Jakarta...
@Ocha >> Apa? Keliling2 Yogya belum pernah tapi udah maen2 ke luar negeri berulang kali? OMG... :p
BalasHapus@Mila >> ayo, habis ini ke Yogya, jangan ke luar negeri terus. Janjian ketemuan di Yogya yuk.. :D
@Meidy >> Hahaha, parah itu sih namanya. Aku yg cuma sesekali maen ke Yogya udah sampai Taman Sari nih #sombong
@Sarah >> Ya, mbak Elsa juga udah pernah posting tentan Taman Sari. Tapi foto2nya bagusan punya mbak Elsa :)
@Nuel >> bener tuh.., bayar belakangan, kalau gak ingat malah dapat gratisan :p
@Akhmal >> semoga suatu saat sempat mampir ke Yogya ya?
@Elsa >> setuju mbak.. :)
@Orin >> semoga jadi liburan ke Yogya, dan jangan lupa postingannya.
@Rabest >> Kalau gitu mumpung masih di Yogya, buruan ke Gembira Loka ya?
@Panduan >> Makasih udah mampir.. Insya Allah ntar aku mampir juga.
@Ely >> kapan2 ke Indonesia mampir ke Yogya ya mbak..
Mb , aku pernah lihat lokasi yang mb foto ini waktu nonton film FTV tapi lupa judulnya apa...dari mulai tempat masjidnya sampai masjidnya.
BalasHapusKalau di lihat kayaknya agak ngeri ya mb, lorongnya gelap trus tempat mandinya itu gak cerah....
@Adini >> mungkin aja mbak, soalnya Taman Sari kan terkenal, jadi sangat mungkin dijadikan lokasi syuting biar jelas 'mencirikan' ada di Yogyakarta.
BalasHapusCelingak-celinguk...
BalasHapusMbak Monda belum ngomen disini ya...
Indah banget tempatnya, Mbak. Lorong2nya seperti setting film luar negri :D
Semoga saya berkesempatan kesana :)