Tak ada satu orangpun yang berharap bahwa rumah tangganya akan berantakan di tengah jalan. Semua pasti punya impian bahwa rumah tanga yang dibinanya adalah yang pertama dan terakhir kalinya. Semua punya harapan bahwa biduk rumah tangganya akan penuh dengan kebahagiaan. Tapi hidup tetaplah sebuah misteri, yang akhirnya selalu tak terduga.
Bukan jaminan bahwa masa berpacaran yang lama akan membuat rumah tangga akan langgeng selamanya. Bukan menjadi jaminan pula bahwa orang yang saling mencintai tak akan pernah mengkhianati. Bahkan tak ada yang bisa menjamin bahwa rumah tangga yang terbina akan terhindar dari pertengkaran dan masalah.
Rumah tangga dibina oleh 2 pribadi yang berbeda satu sama lain. Sebagai pribadi, masing-masing dari mereka menjalani proses hidupnya sendiri-sendiri. Sebagai pribadi, masing-masing akan terus berkembang sesuai dengan proses hidup yang telah dilaluinya. Itu sebabnya, pasangan suami istri akan terus dan terus berusaha untuk mengenali pasangan hidupnya, karena sekecil apapun pasti akan ada perubahan yang terjadi pada diri masing-masing.
Jika proses hidup itu menghasilkan perubahan yang baik, tentu tak akan ada masalah. Semua orang pasti berharap agar proses hidup yang dijalani akan membentuk mereka menjadi pribadi yang kian matang dan dewasa. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Saat berproses itu mereka bertemu dengan orang-orang yang salah dan menjalani proses yang salah, sehingga perubahan yang terjadi justru menuju pada perubahan yang lebih buruk?
Jika itu terjadi, maka mimpi buruk sebuah pernikahan mulai muncul. Pribadi yang makin berubah seolah dia bukan lagi sebagai pasangan yang dikenalnya dulu. Pertengkaran dan perselisihan yang tak ada habisnya. Visi yang makin jauh berbeda dan misi yang makin bertolak belakang. Apalagi ditambah dengan bumbu hadirnya pihak ketiga yang memperkeruh keadaan. Suasana menjadi seperti benang yang kusut dan sulit untuk diurai kembali.
Tapi hidup harus terus berjalan, meskipun begitu banyak persimpangan ada di depan mata. Diam ditempat adalah pilihan yang salah, karena diam di tempat tak akan membawa kemana-mana. Mau tak mau harus berani memilih, karena hidup memang pilihan. Jika tak punya keberanian untuk memilih, berarti tak ada keinginan untuk maju dan meninggalkan semua kemelut itu.
Masalahnya sekarang, bagaimana harus memilih di saat sulit seperti itu? Pilihan tetap harus diambil, tentu saja setelah sebelumnya memikirkannya masak-masak. Memandang masalah dari berbagai sisi dan melihat peluang di sisi lainnya tak boleh dilupakan. Mengambil pilihan dengan gegabah sama saja artinya dengan menjerumuskan diri pada masalah yang baru. Tentu saja, pilihan yang harus diambil adalah pilihan yang memberikan efek negatif yang paling minim dan memberikan efek positif yang jauh lebih besar.
Dengan meyakini bahwa pilihan yang dipilih sudah benar, maka akan memberikan energi yang luar biasa untuk keluar dari kemelut yang ada. Setiap orang berhak untuk merasa bahagia. Walau hidup pernah terasa sangat pahit, bukan berarti selamanya tak akan pernah merasakan manis. Bukankah orang bijak bilang bahwa kita tak akan pernah tahu rasanya manis, jika kita tak tahu rasanya pahit?
Jalan terbaik.... itulah yang harus dicari setiap orang, walaupun mungkin saja jalan terbaik yang dipilih bukanlah yang terbaik menurut orang lain. Tapi, bukankah kebahagiaan yang kita rasakan juga bukan berarti kebahagiaan bagi orang lain? Karena setiap orang adalah pribadi yang berbeda, sehingga jalan terbaik versi mereka pun berbeda-beda. Bukankah banyak jalan menuju Roma? Meskipun jalan dan cara yang ditempuh tiap-tiap orang berbeda, toh semua bermuara pada satu hal : kebahagiaan.
Sebagai penutup..., aku hanya ingin menuliskan lyrik lagu : Kucari Jalan Terbaik (karya Pance F. Pondaag)
Bukan jaminan bahwa masa berpacaran yang lama akan membuat rumah tangga akan langgeng selamanya. Bukan menjadi jaminan pula bahwa orang yang saling mencintai tak akan pernah mengkhianati. Bahkan tak ada yang bisa menjamin bahwa rumah tangga yang terbina akan terhindar dari pertengkaran dan masalah.
Rumah tangga dibina oleh 2 pribadi yang berbeda satu sama lain. Sebagai pribadi, masing-masing dari mereka menjalani proses hidupnya sendiri-sendiri. Sebagai pribadi, masing-masing akan terus berkembang sesuai dengan proses hidup yang telah dilaluinya. Itu sebabnya, pasangan suami istri akan terus dan terus berusaha untuk mengenali pasangan hidupnya, karena sekecil apapun pasti akan ada perubahan yang terjadi pada diri masing-masing.
Jika proses hidup itu menghasilkan perubahan yang baik, tentu tak akan ada masalah. Semua orang pasti berharap agar proses hidup yang dijalani akan membentuk mereka menjadi pribadi yang kian matang dan dewasa. Tapi bagaimana jika sebaliknya? Saat berproses itu mereka bertemu dengan orang-orang yang salah dan menjalani proses yang salah, sehingga perubahan yang terjadi justru menuju pada perubahan yang lebih buruk?
Jika itu terjadi, maka mimpi buruk sebuah pernikahan mulai muncul. Pribadi yang makin berubah seolah dia bukan lagi sebagai pasangan yang dikenalnya dulu. Pertengkaran dan perselisihan yang tak ada habisnya. Visi yang makin jauh berbeda dan misi yang makin bertolak belakang. Apalagi ditambah dengan bumbu hadirnya pihak ketiga yang memperkeruh keadaan. Suasana menjadi seperti benang yang kusut dan sulit untuk diurai kembali.
Tapi hidup harus terus berjalan, meskipun begitu banyak persimpangan ada di depan mata. Diam ditempat adalah pilihan yang salah, karena diam di tempat tak akan membawa kemana-mana. Mau tak mau harus berani memilih, karena hidup memang pilihan. Jika tak punya keberanian untuk memilih, berarti tak ada keinginan untuk maju dan meninggalkan semua kemelut itu.
Masalahnya sekarang, bagaimana harus memilih di saat sulit seperti itu? Pilihan tetap harus diambil, tentu saja setelah sebelumnya memikirkannya masak-masak. Memandang masalah dari berbagai sisi dan melihat peluang di sisi lainnya tak boleh dilupakan. Mengambil pilihan dengan gegabah sama saja artinya dengan menjerumuskan diri pada masalah yang baru. Tentu saja, pilihan yang harus diambil adalah pilihan yang memberikan efek negatif yang paling minim dan memberikan efek positif yang jauh lebih besar.
Dengan meyakini bahwa pilihan yang dipilih sudah benar, maka akan memberikan energi yang luar biasa untuk keluar dari kemelut yang ada. Setiap orang berhak untuk merasa bahagia. Walau hidup pernah terasa sangat pahit, bukan berarti selamanya tak akan pernah merasakan manis. Bukankah orang bijak bilang bahwa kita tak akan pernah tahu rasanya manis, jika kita tak tahu rasanya pahit?
Jalan terbaik.... itulah yang harus dicari setiap orang, walaupun mungkin saja jalan terbaik yang dipilih bukanlah yang terbaik menurut orang lain. Tapi, bukankah kebahagiaan yang kita rasakan juga bukan berarti kebahagiaan bagi orang lain? Karena setiap orang adalah pribadi yang berbeda, sehingga jalan terbaik versi mereka pun berbeda-beda. Bukankah banyak jalan menuju Roma? Meskipun jalan dan cara yang ditempuh tiap-tiap orang berbeda, toh semua bermuara pada satu hal : kebahagiaan.
Sebagai penutup..., aku hanya ingin menuliskan lyrik lagu : Kucari Jalan Terbaik (karya Pance F. Pondaag)
jalan terbaik, walau kadang tidak mudah mendapatkannya
BalasHapuslagu thn 80 an tuh y mbak,, masih inget aja,,
BalasHapussuka postingannya...
BalasHapusMenjadi pelajaran buat diri masing2..
Masalah dalam rumah tangga memang tidak akan pernah ada habisnya, tergantung kedewasaan dan sikap bijak kita utk bisa menghadapi.
Menahan ego, mengalah, memaafkan, membicarakan sesuatu pada kondisi yang tepat adalah salah satu cara menyelesaikan permasalahan. Instrospeksi diri masing2 untuk tidak hanya melihat dari satu sisi.
Perceraian adalah perkara yang Halal namun dibenci Allah dan mampu menggetarkan langit..
Wal 'iyadzu billah.
Kita hanya berdoa agar pasangan kita hari ini adalah pasangan kita di dunia dan akhirat..
Bukankah utk kita kaum wanita, suami kita yg terakhir adalah suami kita di syurga?
Jadi mellow mbak baca postingannya..
Terus memberi inspirasi
Di depan ada babak babak pertengkaran menanti, tapi hidup harus tetap berjalan. Tugas kita hanya mencari jalan terbaik untuk melalui semuanya.. Gitu ya Mbak?
BalasHapusmencari jalan terbaik seringnya bikin bengong, mbak. clingak-clinguk, giliran nanya salah pula.
BalasHapusJangan kau paksa aku berjalan di jalurmu karena itu bukan jalanku. Hikz,,,,,
BalasHapusKadang kita ngeyel dan memaksakan suatu kehendak kepada orang lain. Padahal kalo kita mau sadar, jalan setiap orang berbeda-beda hehe
Cinta juga kadang muncul dngan cara yg sederhana, kata orang jawa, weting tresno jalaran saka kulino. Tapi jika trlanjur basah, ya harus berani mengambil langkah. Karna rasa takut adalah musuh yg sebenarnya dlam diri kita. Met sore mbak.
BalasHapusthe best way sometimes not the best choice.. ^^
BalasHapussemoga tidak akan terjadi dalam kehidupan kita, sedih rasanya jika sesuatu yang dibina dengan indah namun pada akhirnya hilang tak berbekas
BalasHapusmakasih mbak ... diingatkan semoga keluarga kita selalu baik2 aja ya, mbak.... wah lagu ini sering di nyanyikan seorg teman kantor yg lagi gundah..
BalasHapusTerima kasih mbak atas tulisannya, Bagi pasangan baru memang harus mengenal dengan baik karakteristik pasangan, seperti pengalaman saya pribadi yang telah menikah selama 2 tahun. semoga saya tidak sampai menghadapi situasi sulit seperti dalam tulisan ini. salam kenal :)
BalasHapussusah memang melintasi jalan terbaik dalam hidup ini :)
BalasHapuslagu lama ya mbak dari pance.terima kasih atas postingannya bisa dijadikan penguingat untuk aku
BalasHapusjalan terbaik adalah kita harus ingat akan anak-anak yang butuh pendidikan dan perlindungan dari orang tua.sepasang suami istri harus ingat akan janji pernikahannya untuk sehidup semati dalam suka maupun duka dalam untung maupun malang,kerikil tajam dalam kehidupan bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi dan dijalani agar diperoleh keutuhan rumah tangga yang harmonis. eh maaf mba inyong kok jadi ngelantur
BalasHapusternyata bukan jalan terbaik komentar ke blog ini. sudah 4 kali komen di satu judul dan judul lain, eh gak balik mengunjungi blog saya. gak asik neh
BalasHapusjalan terbaik bisa jadi sangat menyakitkan ya Mbak.
BalasHapussemoga aku sekeluarga... dan Mbak Reni sekeluarga dijauhkan dari hal hal yang menyakitkan seperti perceraian
@Joe >> memang tak mudah mendapatkan jalan terbaik itu, tapi bukan berarti tak mungkin kan? Apa kabar mas? Lama gak muncul nih... :)
BalasHapus@Al Kahfi >> Kan lagu itu dinyanyikan lagi oleh Yuni Shara beberapa waktu yg lalu, jadi inget lagi deh ama lagu itu.
@Ummu Abdillah >> Ya setuju banget, kita harus berdoa agar pasangan kita hari ini adalah pasangan kita di dunia dan akhirat. Amin.
@Masbro >> Nah, kesimpulan yg luar biasa. Eh, sekarang udah bulan Sebelas lho... hehehe
@MAV >> Kok bikin bengong? Aku jadi ikutna clingak-clinguk nih hahaha
@Tarry >> itu dia mbak, jalan tiap orang berbeda-beda. Apa yg membuat kita bahagia belum tentu membuat orang lain bahagia juga bukan?
@Anak Rantau >> Aku suka tuh baca : rasa takut adalah musuh yg sebenarnya dalam diri kita. Aku setuju sekali. Terima kasih kunjungannya ya.. :)
@Miss 'U >> nah ini dia, kok aku jadi bingung ya? Soalnya menurutku jalan terbaik pastilah pilihan terbaik. Contohnya jalan terbaik tapi bukan pilihan terbaik itu yg spt apa?
@Munir >> Amin... aku ikut meng-amini doanya Bang. Bener sekali Bang, siapa saja tentu sangat sedih jika sesuatu yg dibina dg indah jadi hilang tak berbekas.
@Sukma >> Amin... semoga doanya utk keluarga kita dikabulkan ya? Duh kasihan tuh temannya sekantor sedang bingung cari jalan terbaik hehehe
@Seagate >> Masalahnya karakteristik pasangan bisa saja berubah karena sesuatu hal, dan bila itu terjadi harus ada pemahaman antara kedua belah pihak agar tak menjadi pemicu pertengkaran.
BalasHapus@Farix >> bener... terkadang jalannya penuh onak dan duri ya? :)
@Lidya >> iya mbak, kebetulan nemu lagu yg menurutku pas nih... hehehe
@P.Eka >> memang pak, sebisa mungkin keluarga tetap dapat bersatu dalam suka dan duka, tapi terkadang bagi beberapa orang kebersamaan itu malah menjadi sesuatu yg buruk bagi semua pihak. Misal : anak/istri menjadi korban KDRT. Kalau sudah spt itu, akhirnya perpisahan terjadi juga. Tentu saja tak ada seorang pun yg bisa memutuskan dengan mudah utk berpisah.... pasti orang2 yg melakukannya telah berpikir sangat lama dan dg berat hati mengambil keputusan itu.
@Rusydi >> Maaf jika mas Rusydi kecewa. Tapi sesungguhnya aku sudah komen di blognya 2 hari yang lalu, untuk postingan yang berjudul Ayo Dukung. Bunyi komentarku spt ini "Pamerannya sepi pengunjung atau sepi yang ikut pameran? Sayang sekali ya... "
Memang setelah itu, di postingan terakhir (tgl 30-10-2011) kemarin aku belum sempat mampir lagi. Maaf ya jika itu membuat mas Rusydi kecewa. Anyway, terima kasih banyak selama ini sudah rajin mampir kesini dan maafkan aku karena keterbatasan waktuku utk blogwalking.
@Elsa >> Amin... terima kasih doanya utk keluarga kita semua mbak, semoga saja dikabulkan. Amin.
walaupun demikian tapi mesti terus dicari alasan kenapa harus masih terus berjalan berdua ya mbak..
BalasHapus@Niee >> nah harus itu...., bukankah di tulisanku itu aku tak menyebutkan bahwa jalan terbaik berupa "perpisahan"?
BalasHapusBukankah aku menuliskan : Memandang masalah dari berbagai sisi dan melihat peluang di sisi lainnya tak boleh dilupakan. Mengambil pilihan dengan gegabah sama saja artinya dengan menjerumuskan diri pada masalah yang baru. Tentu saja, pilihan yang harus diambil adalah pilihan yang memberikan efek negatif yang paling minim dan memberikan efek positif yang jauh lebih besar. Nah, bisa saja kan setelah ditimbang-timbang, pilihan yg harus diambil adalah tetap melanjutkan hubungan?
Bisa saja keputusan tetap bersama adalah yg terbaik menurutnya, meskipun bagi orang lain bukan yg terbaik. Jadi intinya, yg bisa menentukan mana yg terbaik utk seseorang ya orang itu sendiri. Karena hanya dia yg tahu betul apa yg dirasakannya dan dibutuhkannya bukan?
Wah setuju mbak, semua ada jalannya masing-masing. Dan beda-beda.
BalasHapusJalan yang terbaik menurutNya sudah pasti baik bagi kita untuk sekarang maupun di kemudian hari.
BalasHapusSiapapun pasti tidak menginginkan rumahnya berantakan, tapi kalau berpisah sudah menjadi jalan yang terbaik. ikhlaskan..karena Allah akan memberikan yang terbaik buat hamba-hamba Nya..
BalasHapusyang harus diyakini adalah ada "Dia" yang Maha Mengatur, yang telah menetapkan yang terbaik bagi umatnya.... :)
BalasHapusapapun yang terjadi, diyakini dan dijalani saja sekuat tenaga, insya allah kita akan sampai di tempat yang "indah"... :)
@Una >> tiap orang memang mempunyai jalan menuju kebahagiaan yg berbeda-beda, ada yg penuh liku, ada yg lurus2 saja. Tapi semuanya ingin bermuara pada satu titik yg sama : kebahagiaan.
BalasHapus@HalamanPutih >> Jalan yang terbaik menurutNya sudah pasti baik bagi kita untuk sekarang maupun di kemudian hari --> itu aku sangat setuju dan aku tak sangsi sama sekali :)
@Lia >> Memang kita hanya harus ikhlas menjalani semuanya, karena Allah pasti akan memberikan yg terbaik ya?
@Rabest >> memang, bagaimanapun juga Allah yg telah mengatur segalanya. :)
di setiap hubungan sulit menemukan ketulusan, karena pikiran kita seringkali mengelabuhi bahwa rasa saling cinta itu pasti murni dan sejati, setelah bulan madu berlalu rasa keakuan sudah mulai muncul, di saat itulah pertengkaran di mulai, dan yang gila lagi itu di jadikan bumbu cinta, namun itulah pikiran yang datang dan pergi. kita kepengen mencengkeram apa yang di bayangkan oleh pikiran yang indah-indah, tapi pikiran ternyata hanya bayangan yang tidak bisa di tangkap oleh tangan, bisanya di tangkap oleh cermin, dan cermin itu ada di dalam hati. jika kita selalu membersihkannya maka kita bisa menyayangi pasangan kita di setiap saat, tapi jika kita tidak pernah mengelapnya...hanya kotoran yang di keluarkan pada pasangan...terima kasih
BalasHapusjalan terbaik dechhhh
BalasHapus@terapi qolbu >> jadi, kuncinya terletak pada hati yg bersih ya? terima kasih pencerahannya dan masukannya.
BalasHapus@ban terbaik >> iya deh... hehehe
Setiap orang di dunia pasti menginginkan kebahagiaan.Begitu juga dengan biduk rumah tangga. Saling mengalah dan mencintai,adalah salah satu cara untuk meredam setiap masalah yang ada.
BalasHapus@Tanto >> bener banget, kalau semua pihak hanya mau menang sendiri maka titik temu gak akan pernah ada dan itu bisa menyebabkan perpisahan.
BalasHapusjalan terbaik yang mungkin tidak mudah di lakukan tapi apa mau di kata itulah jalan terbaik.
BalasHapusitulah kehidupan ya mb...terlihat bahagia dan berkejucupan tapi ada aja masalahnya..beraneka ragam.
bingung komentarnya, Mbak. pelajaran buat Ana ini :)
BalasHapusOwh ya, Mbak, Ana lihat komennya Mbak Reni di lapak Bang Atta menanyakan Mas Trie Jogja. Itu Kakak Ana, Mbak :) hehehe.. Kakak ketemu di dunia maya. Mau tahu ceritanya? Seru, kek di sinetron #halagh
itu lagu jadul yah? sepertinya menarik nih lagunya,maklum doyan sama yang jadul2 haha
BalasHapussetuju banget mba! (kali ini ga berani panjang lebar lagi, hehe).
BalasHapus@IbuDini >> Setiap orang punya masalah, meskipun dia sudah sangat berkecukupan dan terlihat bahagia mbak. :)
BalasHapus@Anazkia >> Mbak, aku tunggu ceritanya tentang Mas Trie ya? Kok aku jadi penasaran nih.
@Kevin >> Duh, yg senang ama yg jadul2 hehehe
@Alaika >> Kenapa komennya irit sekali, mbak? hehehe. Gak kayak biasanya...