Aku punya kenangan istimewa terhadap sebuah vespa abu-abu. Itulah kendaraan mertuaku dulu, sampai setahun lalu beliau mengganti vespa abu-abu kesayangannya dengan sebuah motor matic. Metuaku membeli vespa itu pada tahun 1970. Sudah sangat tua usianya kini dan tentu saja sangat memberikan banyak kenangan bagi mertuaku dan keluarganya. Itu sebabnya mertuaku sangat berat untuk melepas vespa kesayangan itu, tapi akhirnya dengan berbagai pertimbangan vespa itu berganti pemilik juga.
Meskipun aku bukan pemilik vespa abu-abu itu, tapi aku punya banyak kenangan dengannya. Vespa abu-abu itu turut mengisi lembar-lembar kenanganku. Soalnya aku sudah mengenal vespa abu-abu itu, tentu saja beserta orang yang menaikinya (yang tak lain dan tak bukan adalah suamiku), sejak aku SMP. Saking seringnya datang ke rumahku, aku sampai hafal suara mesinnya lho. #wink
Suamiku memang sesekali memakai vespa ayahnya itu untuk ke sekolah. Tapi yang pasti, hampir setiap dia mampir ke rumahku, vespa itu yang mengantarkannya. Saking seringnya vespa itu nangkring di depan rumahku, sampai-sampai tetanggaku hafal. Hanya saja, karena mereka belum tahu nama pemilik vespa itu, maka mereka kalau menggodaku berkata seperti ini : "Vespa abu-abu tidak datang hari ini?" hehehe.
Walau vespa abu-abu itu sering nangkring di depan rumahku sejak SMP, tapi aku baru naik vespa itu saat kelas 2 SMA. Ceritanya, aku memintanya untuk mengantarkanku ke rumah sahabatku. Kebetulan rumahnya jauh, terletak di daerah Kabupaten Madiun. Dia pun mengantarku dengan senang hati, dan aku duduk di belakangnya dengan debar-debar di hati. Hahaha... #lebay.
Pengalaman pertama naik vespa memunculkan kesan padaku bahwa ternyata naik vespa itu tidak enak. Kenapa begitu? Soalnya, aku tak bisa berpegangan. Sebenarnya ada besi kecil di jok yang didudukinya, tapi aku tak berani berpegangan pada besi itu. Takut menyenggolnya hahaha. Jadinya, aku duduk dalam posisi yang sangat kaku dan takut jatuh. Mana rumah temanku jauh lagi... Benar-benar tak nyaman.
Saat aku kuliah di Yogyakarta, suamiku dan vespa abu-abunya datang juga menemuiku di kos-ku. Suatu kali aku dan suamiku melakukan perjalanan pulang pergi ke Solo (mengunjungi adikku yang kuliah disana) dengan menggunakan vespa itu. Selama perjalanan sih senang banget, tapi setelah sampai kos baru aku merasakan lelah yang luar biasa hehehe.
Aku pun sering diboncengkan mertuaku dengan menggunakan vespa itu. Shasa juga sering sekali diajak Eyang kakungnya putar-putar naik vespa abu-abu itu. Ada begitu banyak kenangan manisku bersama vespa abu-abu itu. Kenangan yang tak mungkin terulang lagi. Mengingatnya, aku hanya bisa senyum-senyum sendiri.
Bagi yang penasaran dengan vespa abu-abu itu, ini lho penampakannya. Berhubung aku tak menyimpan fotonya, gambar vespa ini aku culik dari sini.
Apakah sahabat juga punya benda yang penuh kenangan sepertiku? (^_^)
Meskipun aku bukan pemilik vespa abu-abu itu, tapi aku punya banyak kenangan dengannya. Vespa abu-abu itu turut mengisi lembar-lembar kenanganku. Soalnya aku sudah mengenal vespa abu-abu itu, tentu saja beserta orang yang menaikinya (yang tak lain dan tak bukan adalah suamiku), sejak aku SMP. Saking seringnya datang ke rumahku, aku sampai hafal suara mesinnya lho. #wink
Suamiku memang sesekali memakai vespa ayahnya itu untuk ke sekolah. Tapi yang pasti, hampir setiap dia mampir ke rumahku, vespa itu yang mengantarkannya. Saking seringnya vespa itu nangkring di depan rumahku, sampai-sampai tetanggaku hafal. Hanya saja, karena mereka belum tahu nama pemilik vespa itu, maka mereka kalau menggodaku berkata seperti ini : "Vespa abu-abu tidak datang hari ini?" hehehe.
Walau vespa abu-abu itu sering nangkring di depan rumahku sejak SMP, tapi aku baru naik vespa itu saat kelas 2 SMA. Ceritanya, aku memintanya untuk mengantarkanku ke rumah sahabatku. Kebetulan rumahnya jauh, terletak di daerah Kabupaten Madiun. Dia pun mengantarku dengan senang hati, dan aku duduk di belakangnya dengan debar-debar di hati. Hahaha... #lebay.
Pengalaman pertama naik vespa memunculkan kesan padaku bahwa ternyata naik vespa itu tidak enak. Kenapa begitu? Soalnya, aku tak bisa berpegangan. Sebenarnya ada besi kecil di jok yang didudukinya, tapi aku tak berani berpegangan pada besi itu. Takut menyenggolnya hahaha. Jadinya, aku duduk dalam posisi yang sangat kaku dan takut jatuh. Mana rumah temanku jauh lagi... Benar-benar tak nyaman.
Saat aku kuliah di Yogyakarta, suamiku dan vespa abu-abunya datang juga menemuiku di kos-ku. Suatu kali aku dan suamiku melakukan perjalanan pulang pergi ke Solo (mengunjungi adikku yang kuliah disana) dengan menggunakan vespa itu. Selama perjalanan sih senang banget, tapi setelah sampai kos baru aku merasakan lelah yang luar biasa hehehe.
Aku pun sering diboncengkan mertuaku dengan menggunakan vespa itu. Shasa juga sering sekali diajak Eyang kakungnya putar-putar naik vespa abu-abu itu. Ada begitu banyak kenangan manisku bersama vespa abu-abu itu. Kenangan yang tak mungkin terulang lagi. Mengingatnya, aku hanya bisa senyum-senyum sendiri.
Bagi yang penasaran dengan vespa abu-abu itu, ini lho penampakannya. Berhubung aku tak menyimpan fotonya, gambar vespa ini aku culik dari sini.
Apakah sahabat juga punya benda yang penuh kenangan sepertiku? (^_^)
Enakan naek minthi aja mbak, wuehehe.
BalasHapusvespa keluaran tahun lama jadi barang antik loh mbak sekarang
BalasHapusVesva abu-abu penuh kenangan ibu Reni mungkin vesvanya sudah tak ada tapi kenangan tentangnya tetap ada di hati. Aku juga punya kenangan tentang vesva, karena itu kendaraan pertama yg kami miliki setelah menikah, tapi warnanya biru tua.
BalasHapuskalau di jaman saya untungnya sdh ada honda astrea star,,:)
BalasHapusjaman saya masih kerja dulu, setiap nungguin angkot, suka ada tetangga yg lewat naik vespanya. Dia suka nawarin saya buat ikut, tapi sering saya tolak kalo pas kebetulan saya pake rok. Bukan apa2, susah naiknya dan ya itu, gak bisa pegangan ... :D
BalasHapushha keren teh vespannya, jujur saja saya belum pernah merasakan sensasi naik vespa itu hhe...
BalasHapusPasti ayah mertua mba Reni susah tidur tidur tuh di malam2 pertama berpisah dengannya. hehe...
BalasHapusAyahku dulu juga pernah punya mba, warna putih, udah lamaa banget, dan aq setuju; ga enak naik vespa walau slogannya 'lebih enak naik vespa' hahaha
mestinya ganti vespa baru. sekarang kan vespa baru bagus-bagus, cuma harganya lebih mahal dari motor matik.
BalasHapusKlo yang ini semestinya judulnya "Dijual Sayang"...he..
BalasHapusKemarin kan judulnya "Dibuang Sayang".
Teman ayahku juga punya kendaraan kesayangan Kijang klasik..sampai sekarang masih ada dan sangat terawat.. Saya saja yang sempat menaikinya salut, performanya nggak kalah dari mobil keluaran tahun skarang.. Ck..ck..
Ayahku bilang,siapa yg bisa ngendarai vespa bisa ngendarai mobil...benarkah?hehhehe
BalasHapusAku suka liat mereka yg ngendarai vespa tu suka pas mereka muter gigi vespanya,berasa butuh tenaga ekstruaaa,hehehhe
kenangan... naik sepatu roda di dekat gedung pusat UGM pas kecil
BalasHapusOm aku juga punya vesva mbak.. keluaran tahun 80 dan sampai skrg masih bgs banget.. :D
BalasHapusVespa katanya makin butut makin mahal ya Mbak?
BalasHapusKenangan yang indah bersama orang terkasih ;)
@Tarry >> bener mbak, bisa pegangan kalau naik minhi hehehe
BalasHapus@Lidya >> makin lama makin antik ya mbak?
@Misfah >> Mbak Misfah, kini vespanya masih ada? Apa juga sudah dijual?
@al Kahfi >> menurutku sih emang asyik naik honda astrean dibanding naik vespa, tapi bagaimanapun juga aku sayang lho ama vespa abu2 itu :p
@Dey >> aku yakin mnak, kalau anak2 muda sekarang yg sedang pacaran gak suka naik vespa spt itu, karena gak bisa 'dempetan' duduknya hehehe
@aditya >> wah, rugi kalau belum sempat ngerasain sensasi naik vespa :)
@Alaika >> Mbak, vespa ayahnya yg warna putih masih ada juga? Emang gak asyik naik vespa.. karena ada 'jarak' antara penumpangnya
@PakIes >> sampai sekarang sepeda othel-nya masih ada Pak? Mahal tuh kalau dijual :p
@MAV >> entahlah, bapak akhirnya milih naik motor matic saja. :)
@TBH >> hahaha, bener mbak, kenapa gak aku kasih judul "dijual sayang" aja ya? :}
@Putri Baiti >> Hah, masak sih? Adik suamiku bisa naik vespa itu, tapi sampai sekarang gak bisa setir mobil tuh. Aku sendiri gak bisa naik vespa hehehe
@Ami >> aku gak bisa maen sepatu roda mbak... :(
@Niee >> Beda 10 tahun dg vespa abu-abu itu, Nie...
@Yunda >> gak tahu mbak, aku gak tanya pada mertuaku vespanya itu laku berapa hehehe
aku punya motor honda astrea tapi belum tuwir amat mbak tahun 1992 tapi cukuplah jadi nostALgia mempertemukan aku pertama kali sama ibunya anak-anak
BalasHapusentah kenapa tidak pernah nyaman dengan vespa :( entah soal tempat duduk, atau tergantung siapa yang di depan kali ya hehehe
BalasHapusbapakku tidak pernah punya vespa, jadi jarang dong naik vespa.tapi aku ingat, seorang guru bahasa indonesia pemilik vespa berwarna biru angkatan laut, eh itu abu2 ato biru sih? :D khas banget suaranya, jadi dari jauh pun kami tau klo guru itu sudah dekat sekolah hehehe
vesva yang unik,..dimusiumkan saja mbak!!!
BalasHapussaya juga pernah punya kenangan dengan vespa, kendaraan unik dengan suara yang sangat bising. sekarang mah bisa dihitung jari vespa yang berkeliaran di Kota Makassar.
BalasHapusBarang antik ini :)
BalasHapusKalau aku barang yang punya memorable jaman dulu tuh,komputer jadul pentium 2 ram 64mb hardisk 8gb tuh aku masih simpen di lemari,hehehe
malah unik lho mbak....
BalasHapusbody vespa juga kuat....
Saksi bisu yang menjadi saksi keindahan perjalan kehidupan dalam suka dan suka ya Mba ?
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
@Munir >> Jadi Bang Munir ketemu istri tahun 1992 ya? DIbonceng naik Honda astrea? hehehe...
BalasHapus@Nique >> memang aku juga gak nyaman naik vespa, bahkan saat aku sudah resmi jadi istrinya dan bisa pegangan dg nyaman di pinggangnya pun, aku tetap gak nyaman naik vespa.
@Agen >> dah gak bisa dimusiumkan, kan udah laku hehehe
@Syam >> memang sekarang ini dah jarang banget lihat orang naik vespa ya?
@Andy >> lah komputer jadulnya disimpen di lemari buat apa?
@zone >> soal kuat sih iya.., nyatanya bapak mertua beli vespa itu tahun 1970 sampai sekarang masih bagus aja bodynya.
@Indra >> bener sekali... vespa itulah saksi bisu sebagian kehidupanku :)
Ren...Vespa abu-abuny agak datang hari ini heheheh.
BalasHapussemua ada kenangannya ya mb, salah satu diantaranya pasti banyak banget ya kayak vespa abu-abu ini.
wah vespa antik tuh mbak, sayang rasanya kalo berganti pemilik
BalasHapushehehe vespa abu abu...
BalasHapusaku juga punya kenangan Mbak
setuju juga, kalo naik vespa tuh gak enak gitu. kan bodi belakangnya beda tuh, jadi waktu kecil dulu...kayaknya kalo dibonceng naik vespa tuh ..apalagi kalo pake rok ya
hehehheee
rasanya kok salah tingkah gitu.
susah banget sih
@Mulyani >> hahaha, aku selalu ketawa setiap ingat pertanyaan tetanggaku spt itu, mbak.
BalasHapus@Sarah >> Sayang juga sih sebenarnya, tapi mertuaku sudah gak kuat lagi bawa vespa.
@Elsa >> satu lagi yg menganggap naik vespa itu tak enak... walau naik vespa juga tak membuatku nyaman tapi vespanya punya banyak kenangan bagiku hehehe
terus nasib vespa nya setelah berpindah tangan bagaimana? dimodifikasi sama pemilik barukah? onderdilnya dipretelikah :D
BalasHapus@r10 >> ya masih dipakai spt biasa. kebetulan seminggu yg lalu ketemu ama vespa kenangan itu yg sedang dinaiki orang lain hehehe
BalasHapus