Repotnya pernikahan 11-11-11

Hari ini aku dan suami punya agenda penting : mengantarkan tetangga yang mau menikahkan putranya. Acara akad nikah akan dilaksanakan di kediaman pengantin putri, di daerah Ngawi. Jauh-jauh hari tetanggaku berpesan agar kami bisa berangkat pukul 7.30 pagi, karena rencananya ijab kabul akan dilaksanakan pada pukul 9 pagi.

Sesuai rencana, aku dan suami sudah berkumpul di rumah tetanggaku itu sejak pukul 7.20. Tapi ada masalah muncul, karena kue hantaran yang dipesan ternyata belum juga diantar. Setelah dicek ternyata penjualnya lupa membuatkan kue hantaran pesanan tetanggaku itu. Tentu saja, hal itu membuat tetanggaku panik.

Membeli kue untuk hantaran secara mendadak jelas tidak mungkin. Akhirnya diputuskan bahwa rombongan tetap berangkat ke rumah pengantin putri, meski hantaran yang dibawa minus kue. Kami berangkat dengan menggunakan 4 kendaraan roda empat dan empat sepeda motor.

Kami menempuh perjalanan yang jauh, selama kurang lebih 1 jam. Ternyata rumahnya jauh bener, masuk ke pelosok desa di Ngawi sana. Sampai rumah pengantin putri kurang lebih pukul 08.50. Saat itu kami lega karena kami tidak terlambat sampai ke rumah pengantin putri dan bisa melaksanakan ijab kabul tepat pukul 9, sesuai rencana.

Namun, ternyata sampai jam 9 penghulu yang kami tunggu belum juga datang. Keluarga pengantin putri menjelaskan bahwa jadwal penghulu hari ini (11-11-2011) sangat padat, karena ada 4 pasang pengantin yang harus dinikahkan. Selain itu, penghulunya punya acara dadakan yaitu mengikuti pelantikan modin baru di kantor kecamatan. Tapi, keluarga pengantin putri menenangkan kami bahwa begitu acara pelantikan selesai, penghulu akan segera datang.

Tunggu punya tunggu ternyata pak penghulu tak juga datang. Semua orang mulai gelisah. Keluarga pengantin (kedua belah pihak) berulang kali melihat jam. Pak modin (lama) yang sudah datang, berulang kali mencoba mengecek keberadaan penghulu via HP. Tapi rupanya, pak modin (lama) tak berhasil menghubungi pak penghulu. Tamu-tamu gelisah, karena kepanasan dan lelah menunggu.

Keluarga pengantin dan pak Modin khawatir jika pak Penghulu hadir ke tempat lain dulu, mengingat hari itu memang ada 4 pasang pengantin yang akan dinikahkan. Sayangnya, karena keberadaan pak penghulu tak diketahui (karena telponnya tak diangkat), maka kegelisahan kental terasa di tempat ijab kabul itu. Keluarga pengantin putri berulang kali meminta maaf atas kejadian itu.

Setelah menunggu selama kurang lebih 2 jam, akhirnya keluarga pengantin putri mengambil keputusan. Mereka meminta seorang kyai di desa itu untuk menikahkan kedua pengantin, padahal awalnya pak Kyai itu akan dijadikan saksi dari pihak pengantin putri. Tanpa banyak membuang waktu, pak Kyai dan pak modin (lama) segera melaksanakan acara ijab kabul, kurang lebih pukul 11 siang.

Saat acara ijab kabul baru saja selesai dan pengantin pria sedang sibuk menyerahkan mas kawin kepada pengantin putri, pak penghulunya datang juga. Akhirnya pak penghulu hanya bertugas menandatangani buku nikah kedua pengantin saja, setelah sebelumnya dia minta maaf atas keterlambatannya.

Acara yang sedianya telah disusun dengan rapi jadi berantakan. Tak ada lagi acara sambutan dari pihak pengantin pria maupun pengantin putri. Makanan yang sedianya dibagikan setelah ijab kabul selesai, akhirnya dibagikan saat kami tengah gelisah menunggu kedatangan pak penghulu. Acara foto-foto bersama pengantin juga dilakukan seperlunya, karena semua ingin buru-buru melaksanakan sholat Jumat.

Ternyata, menikah di tanggal 'cantik' merepotkan juga. Memang sepanjang perjalanan menuju rumah pengantin putri, kami melewati banyak rumah yang juga menggelar pernikahan. Penghulu yang cuma satu jadi kerepotan untuk memenuhi panggilan menikahkan pengantin di banyak tempat sekaligus. Padahal, di desa kan jarak satu tempat dengan tempat lainnya jauh-jauh tuh. Butuh waktu baginya untuk bisa sampai dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Tapi, bukan orang Jawa kalau tidak bilang "untung". Pengantinnya bilang "Untung saja pak penghulunya terlambat datang, sehingga acara ijab kabul dilaksanakan pukul 11. Jadi, nikah tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, jam 11," sambil tertawa lebar. Oalah.... enak di kamu, tapi tamu-tamu yang nunggu sudah bete dari tadi. Tahu gak sih..? Lain kali kalau mau nikah jangan cari tanggal cantik lagi ya...? Benar-benar merepotkan.