Maaf..., aku tiba-tiba merasa jengah. Jengah mendapati citra PNS yang kian hari kian buruk saja. Jengah mendengar penilaian miring masyarakat terhadap kinerja PNS. Jengah karena sorotan yang tak ada habisnya kepada PNS.
Aku bukannya hendak menolak mengakui bahwa memang ada PNS yang membuat citra PNS makin memburuk. Aku juga bukan hendak menutupi kenyataan bahwa ada PNS yang tak menunjukkan kinerja yang memuaskan. Tapi, menurutku stigma 'buruk' yang menempel pada PNS tak sepenuhnya tepat.
Sebetulnya tanpa stigma buruk itupun, kehidupan PNS sudah penuh dengan ironi. Betapa aku merasa tak nyaman ketika kepandaian PNS dipermasalahkan. Nasib PNS pun sebenarnya tak seberuntung yang dikatakan orang. Bahkan tak jarang seorang PNS harus memperebutkan hak yang sebenarnya menjadi miliknya.
Itu sebabnya aku jengah. Mengapa hanya karena segelintir orang yang tak bertanggung jawab, maka citra seluruh PNS disamaratakan? Mengapa hanya karena perilaku buruk beberapa orang, stigma buruk harus menempel pada semua PNS?
Padahal, aku mengenal begitu banyak PNS yang pintar dan bekerja dengan 'benar'. Aku mengenal begitu banyak PNS yang bekerja tanpa mengenal waktu. Tak sedikit PNS yang disiplin dan berdidakasi.
Masih banyak PNS jujur meski hidupnya pas-pasan. Mayoritas PNS yang aku kenal, menyambung hidupnya dengan 'menitipkan' SK dari satu bank ke bank lainnya demi mendapatkan pinjaman. Biasanya dengan cara itulah mereka dapat mencicil membeli rumah, membeli kendaraan pribadi ataupun menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Guyonan bernada ironi yang beredar di lingkungan PNS adalah "Korpri (PNS) hutang terus".
Aku tidak sedang membersihkan nama baik PNS. Bukan itu! Aku hanya merasa jengah saja dengan segala asumsi bernada negatif terhadap PNS. Aku tahu bahwa memang banyak PNS yang buruk, tapi akupun tahu bahwa ada sangat banyak PNS yang baik.
Janganlah hanya memandang rendah pada PNS, seolah-olah pekerjaan sebagai PNS adalah pekerjaan orang-orang yang tak punya harga diri. Bekerja sebagai PNS sama saja seperti pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti sebagai pegawai swasta, pengusaha, pedagang dsb.
Semua pekerjaan itu sama baiknya dan sama 'derajat'nya, selama semua pekerjaan itu dilakukan dengan 'benar'. Semua pekerjaan itu sama-sama dilakukan oleh manusia (yang tak semuanya baik dan benar). Jadi sangat mungkin jika manusia-manusia itu ada yang melakukan penyelewengan, entah itu yang bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, pengusaha, pedagang dsb.
Janganlah katakan semua PNS itu tak becus bekerja. Aku menyangkal keras akan hal itu. Sebab, jika semua PNS tak becus bekerja, maka yang terjadi adalah :
Ah.., maafkan aku yang sedang merasa jengah. Aku hanya ingin agar PNS bisa dipandang secara proporsional. Tanpa menyudutkan ataupun meremehkan. PNS tak bisa bekerja dengan baik jika tidak bekerja sama dengan masyarakat dan swasta. Kerjasama yang baik antara ketiganya akan dapat membangun negara ini menjadi lebih baik.
Jadi, tolonglah jangan terus menerus memandang rendah semua PNS. Agar aku tak lagi merasa jengah...
Aku bukannya hendak menolak mengakui bahwa memang ada PNS yang membuat citra PNS makin memburuk. Aku juga bukan hendak menutupi kenyataan bahwa ada PNS yang tak menunjukkan kinerja yang memuaskan. Tapi, menurutku stigma 'buruk' yang menempel pada PNS tak sepenuhnya tepat.
Sebetulnya tanpa stigma buruk itupun, kehidupan PNS sudah penuh dengan ironi. Betapa aku merasa tak nyaman ketika kepandaian PNS dipermasalahkan. Nasib PNS pun sebenarnya tak seberuntung yang dikatakan orang. Bahkan tak jarang seorang PNS harus memperebutkan hak yang sebenarnya menjadi miliknya.
Itu sebabnya aku jengah. Mengapa hanya karena segelintir orang yang tak bertanggung jawab, maka citra seluruh PNS disamaratakan? Mengapa hanya karena perilaku buruk beberapa orang, stigma buruk harus menempel pada semua PNS?
Padahal, aku mengenal begitu banyak PNS yang pintar dan bekerja dengan 'benar'. Aku mengenal begitu banyak PNS yang bekerja tanpa mengenal waktu. Tak sedikit PNS yang disiplin dan berdidakasi.
Masih banyak PNS jujur meski hidupnya pas-pasan. Mayoritas PNS yang aku kenal, menyambung hidupnya dengan 'menitipkan' SK dari satu bank ke bank lainnya demi mendapatkan pinjaman. Biasanya dengan cara itulah mereka dapat mencicil membeli rumah, membeli kendaraan pribadi ataupun menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Guyonan bernada ironi yang beredar di lingkungan PNS adalah "Korpri (PNS) hutang terus".
Aku tidak sedang membersihkan nama baik PNS. Bukan itu! Aku hanya merasa jengah saja dengan segala asumsi bernada negatif terhadap PNS. Aku tahu bahwa memang banyak PNS yang buruk, tapi akupun tahu bahwa ada sangat banyak PNS yang baik.
Janganlah hanya memandang rendah pada PNS, seolah-olah pekerjaan sebagai PNS adalah pekerjaan orang-orang yang tak punya harga diri. Bekerja sebagai PNS sama saja seperti pekerjaan-pekerjaan lainnya, seperti sebagai pegawai swasta, pengusaha, pedagang dsb.
Semua pekerjaan itu sama baiknya dan sama 'derajat'nya, selama semua pekerjaan itu dilakukan dengan 'benar'. Semua pekerjaan itu sama-sama dilakukan oleh manusia (yang tak semuanya baik dan benar). Jadi sangat mungkin jika manusia-manusia itu ada yang melakukan penyelewengan, entah itu yang bekerja sebagai PNS, pegawai swasta, pengusaha, pedagang dsb.
Janganlah katakan semua PNS itu tak becus bekerja. Aku menyangkal keras akan hal itu. Sebab, jika semua PNS tak becus bekerja, maka yang terjadi adalah :
- Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah negeri tidak berjalan dengan baik
- Sekolah-sekolah negeri tak mampu menelurkan anak didik yang prestasi
- Orang-orang sakit tak mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas ataupun rumah sakit
- Jalan-jalan tak ada yang bisa dipergunakan karena semua penuh lubang disana-sini
- Tak ada yang mampu mengurus penduduk beserta segenap administrasi kependudukannya
- Sampah-sampah memenuhi setiap sudut kota karena tak ada yang bertugas membersihkannya
- Tak ada pembangunan di berbagai sektor publik
- dan masih banyak lagi....
Ah.., maafkan aku yang sedang merasa jengah. Aku hanya ingin agar PNS bisa dipandang secara proporsional. Tanpa menyudutkan ataupun meremehkan. PNS tak bisa bekerja dengan baik jika tidak bekerja sama dengan masyarakat dan swasta. Kerjasama yang baik antara ketiganya akan dapat membangun negara ini menjadi lebih baik.
Jadi, tolonglah jangan terus menerus memandang rendah semua PNS. Agar aku tak lagi merasa jengah...
teteh saya juga seorang PNS mbak, jadi kayaknya bisa merasakan apa yang sedang mbak rasakan .
BalasHapusibaratnya, nila setitik rusak susu sebelanga.
BalasHapusmemang ini menjadi sebuah ironi dimana nama PNS menjadi taruhan yang serius akibat ulah segelintir PNS yang tidak bertanggung jawab.
biarpun begitu, kita harus tetap melangkah maju. buktikan jika PNS adalah profesi yang mulia dengan sikap perbuatan kita sehari-hari.
tanamkan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab. dan jangan lupa, PROFESIONALISME!!
makasih mba reni.. sudah membantu membersihkan citraku, hehe...
BalasHapustapi pd dasarnya opini masyarakat itu ga salah, udah terlalu banyak kelakuan oknum terutama petinggi yg bikin gerah (bahkan aku sendiri ngalami). bersyukur sekarang udah banyak perubahan..
ibarat tanda titik hitam kecil di selembar kertas putih yg lebar ya, mbak.....
BalasHapussaya mengerti perasaan mbak Reni saat ini.... tetap semangat ya, mbak....
apapun itu propesi seseorang,di tanggung jawab personalnya, dan mmng nyah mengapa kalau salah satu personalnya memberi citra buruk, pasti semua kena dampaknya..di instansi tersebut
BalasHapusmiris sekali...
BalasHapuskalau pakai pribahasa nila setitik rusak susu sebelanga, sahabat saya pernah mengalaminya sendiri, tapi disana dia menjadi susu yang setitik sedangkan nilanya sebelanga...
Ketika dia berusaha untuk lurus dan bertahan dengan idealismenya, dia malah jadi cemoohan rekan rekan nya yang lain, dibilang sok bersih, pura pura ngga mau nerima duit lah sampai akhirnya jadi objek gosip..
untunglah tidak lama kemudian dia di pindahkan ke instansi lain yang lebih 'damai' menurutnya.
Yang bukan lahan basah emang lebih damai katanya lagi hehehehe....
Hai Mba...respondari membaca blog sebelah ya Mba?
BalasHapusHeheheh..menurutku ga usah diambil hati pikiran orang-orang yang narrow minded seperti itu...
Seperti halnya dia hanya melihat PNS dari berdiskusi dengan beberapa orang saja, maka hanya beberapa orang saja yang berpikiran seperti dia..
Don't worry be happy...sejauhmana keihklasan kita bekerja..hanya diri sendiri dan Yang Maha Kuasa saja yang tau...
Ga usah kawatir dengan pendapat segelintir orang
Selain Mbak reni, Ana mengenali Mbak Eka PNS yang juga blogger. Keduanya sama2 cerdas.
BalasHapusKarena setitik nila, rusak semuanya. Saya percaya, masih ada kebaikan di antara berjuta PNS yang ada. Sama percayanya pada Indonesia yang mempunyai warga yang ingin mengubah ke arah lebih baik. Dan itu dimulai dari kita...
Mari bersama2 mengubah imej yang ada, bukan hanya pada PNS, tapi pada semua lapisan masyarakat Indonesia.
Bad news is good news, akhirnya akibat nila setitik rusak susu sebelanga.
BalasHapusKalo diterangkan bakalan panjang dan saya lagi gak punya banyak waktu utk menerangkan, jadi coba dicerna sendiri ya...
ya betul Mba.. lingkungan keluarga dan kerabat saya juga banyak PNS, ada yg betul2 berdedikasi tapi ada juga yg tidak.. cuman di masyarakat kita, yg jelek2nya yg banyak disorot dan diingat. Padahal gak sedikit pula yg berprestasi dan ga korupsi, jadinya citra PNS keseluruhan yg jadi jelek.
BalasHapusmudah2an oknum yang segelintir itu segera menyadari bahwa keberkahan itu ada pada kejujuran, kinerja yang baik dan prestasi ya Mba..
Terkadang perlakuan sedikit oknum selalu membuat keresahan bagi setiap orang yang memiliki suatu kejernihan hati.
BalasHapusNamun, lambat laut disadari atau tidak hal itu dapat membuat mereka gerah dengan sendirinya dengan polah tingkah laku mereka.
Suatu perubahan selalu mengalami proses perjalanan yang panjang Mba. Semoga citra ini dapat benar-benar bersih Karena semua itu tidak lepas dari sebuah ego dan nafsu.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
mungkin krn memang sudah menjadi sudut pandang dan cara berpikir masyarakat kita kali mbak, dan mungkin jg krn yg sering mereka lihat adalah PNS2 yg memang banyak melakukan "penyimpangan" jd sbg org awam, mereka menilainya spt itu. dan Aku rasa yg menuduh itu jg blum tentu lbh baik dr yg dituduh. spt halnya dlm kasus pemilu/pilkada. Mereka apatis thd calon2 pemimpin krn mereka bnyak yg korup, tp ketika di iming2i uang, tanpa merasa malu mereka menerimanya, padahal uang tsb merupakan modal para calon pemimpin itu utk meraup keuntungan sebanyak2nya dr rakyat jk kelak dia terpilih. masyarakat pun jg seharusnya lbh introspeksi diri lagi, sebab hidup ini akan berjalan jika ada saling kerja sama antar masyarakat
BalasHapushehehe jd panjang gini :D
Ini pasti tulisan yang mba buat karena setelah membaca tulisan di blg aku ya ?
BalasHapusmaaf aku bukan mau menyudutkan pihak pns seperti mba,tapi lihatlah indonesia sekarang
saya bukan mau menyalahkan mba atau pns yang lain,tapi setidaknya saya mau mengkritisi pns soalnya rakyat seperti saya sudah jengah dengan wajah pns yang kian lama bukan maju tapi mundur
soalnya kalau bukan rakyat seperti saya yang menyidir,lalu siapa lagi ?
lebih baik kritik dari saya atau pihak lain dijadikan sebagai motiasi untuk lebih baik kedepan biar citra pns dapat berubah menjadi lebih baik
Aku tipe orang yang gak suka meng-generalisasi..Tapi,wajar kalo mbakyu jadi jengah...Semoga nggak berlama-lama jengah ya mbak...
BalasHapusAku bangga koq dengan PNS-PNS yang sadar mereka adalah abdi negara,yang kerja sesuai bidangnya,gak mengambil yang bukan hak...
Kirim mood booster buat mbak ren : apalah arti pandangan manusia yang kadang suka salah,mending memikirkan pandangan Tuhan terhadap kita,karena Tuhan sebaik-baik penilai...Semangat mbak ren ^^
hhhmm, karena banyak sodara saya PNS dan teman saya PNS dan mereka bekerja dgn benar, saya selalu menganggap positif. mungkin mereka memukul rata semua kejadian negatif adalah ulah PNS di negri kita mbak. miris sekali...
BalasHapusaku yakin mbak Reni tidak seperti itu kok.semua tergantung pribadi masing-masing. yang penting kita telah berbuat sebaik mungkin ya
BalasHapushhm...siapa sih yang menulis jelek soal PNS Mbak??
BalasHapusmemang, ada sgelintir PNS yang bersikap JELEK, tapi kan gak semuanyaa.
iya bener ya, inilah yang dimaksud dengan pepatah karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
hhm... hanya karena perbuatan sgelintir orang, tapi yang merasakan dampaknya banyak sekali
sangat dimaklumi jika dirimu jengah mba... karena image buruk ini sudah begitu kental menempel di sebagian besar masyarakat kita yang non PNS. Bener, gara2 nila setitik rusak susu sebelanga. contoh paling sering ditemukan adalah pada oknum2 PNS kelas bawah (maaf, yang golongannya masih rendahan) itu, ga semua sih, tapi paling sering ditemukan, mereka suka sekali membuat suatu proses itu menjadi panjang dan berliku. Misal urusan administrasi keluarga/kependudukan saja, mulai dari kelurahan, kecamatan. dst, sering sekali dibuat berliku dan lama. Mengapa? karena menurutku sih, agar mrk keliatan penting. Padahal waktu yang diperpanjang dan berliku ini sgt merugikan kita. Itu salah satu contoh yang paling sering kita temukan di negeri ini.
BalasHapusPadahal tuh..... negeri tercinta ini, memiliki banyak sekali PNS2 yang brilliant, yang mampu membuat negara ini tetap eksis.
Jadi kalo saranku sih mba, biarkan 'anjing menggonggong kafilah tetap berlalu'. Jangan jadikan selentingan2 miring itu menjatuhkan semangat dan membuat jengah ini bertahan lama di dirimu mba. Hidup PNS! :-)
ayahku juga seorang PNS lho mba dan aq sangat salut akan dedikasinya dalam bekerja. PNS yang telah mampu mengantarkan ke 4 anaknya menjadi anak2 yang mandiri. again, hidup PNS. hehe.
Lagi2 deh, kepanjangan komennya, mending ini jadi bahan postingan kali ya? hihi.
Bagaimanapun, setiap pekerjaan pasti ada hitam dan ada yang putih.
BalasHapusPekerjaan swasta pun bukannya baik semua.
Bedanya mungkin karena pakai seragam ya.
Soalnya kalau pergi ke Mall di siang hari, sering terlihat PNS sedang berbelanja yang seharusnya waktu untuk bekerja. Apalagi di tempat umum seperti itu, yang terlihat oleh banyak orang, tentu saja semakin memperburuk citra PNS.
Tetapi semuanya kembali pada diri dan niat masing-masing...Apapun pekerjaannya, mari kita lakukan dengan profesional. Bahkan ibu rumah tangga seperti saya sekalipun ^_^
Betul, tidak semua PNS bercitra buruk. Kalau masyarakat mau menilai ya harus adil, tidak dengan menyamaratakan bahwa semua PNS itu buruk kinerjanya. Di kantor saya, sebagian besar justru diisi orang2 yang disiplin. Kalau pun ada yang seenaknya seperti penilaian umum, di lembaga swasta maupun lainnya pun ada yang seperti itu.
BalasHapuswah, komentar di atas sudah sangat panjang lebar.
BalasHapussedikit menambahkan,
saya setuju sama mbak Reni.
saya dulu pernah sekolah di sebuah SMA negeri yang tentu saja semua gurunya adalah PNS.
Dan karena merekalah saya bisa jadi seperti saya yang sekarang, bisa lulus sekolah, lulus kuliah dan sekarang sudah bekerja.
Begitulah bu nasib PNS seperti kita2 ini. Selalu saja sering disindir yang tidak enaknya. Padahalkan itu tergantung dari pribadi masing2. Kalau kita sudah berusaha untuk bekerja dengan baik, apakah selalu tetap disalahkan juga ya :(
BalasHapusSemoga masyarakat bisa lebih menilai bahwa tidak semua PNS itu seperti itu, aku yakin banyak koq PNS yang bersih, jujur dan kerjanya bagus. Tapi biarlah orang menilai apa dan bagaimana, yg penting itu semua kembali kepada pribadi masing2 seperti mbak renny bilang, dan yang pasti Allah yang Maha tau segalanya.
BalasHapusmungkin polisi, mentri, anggota DPR pun sama jengahnya ya bu? .. :)
BalasHapustapi bukankah yang terpenting kita melakukan yg terbaik untuk negeri ini...:D
semangat bu.. :D
mba, jengah itu apa?
BalasHapusSK di Bank kapan pulangnya ya
Tetap semangat mba... yah saya pernah ngajar tentang sistem pelayanan gini "Berita baik tersebar untuk 12 orang tapi berita buruk menyebar 24 org"
BalasHapusartinya kalo berita buruk ttg PNS atau siapapun maka akan cepat menyebar dan diperpanjang sana sini... hingga ngerusak citra jadinya....
padahal saya juga tau banget banyaaaak PNS yang masih patut diacungi jempol kredebilitas kerjanya.... salah satu contohnya ya Mama saya..... hehe
tetap semangaaaat ya mba...
@asep >> terimakasih karena bisa memahami apa yang aku rasakan.. :) Salam utk tetehnya ya?
BalasHapus@panduan >> sebenarnya, ada banyak kok PNS yang punya integritas, kejujuran, tanggung jawab dan profesional. Semoga kedepannya PNS dapat menjadi lebih baik.
@Hilsya >> Memang mbak, beberapa PNS membuat citra PNS semakin buruk. Sekarang memang sudah banyak perubahan, dan itu yang tidak banyak diketahui masyarakat kan?
@Sukma >> Insya Allah tetap semangat kok mbak. Terima kasih ya...
@Al Kahfi >> bener sekali, apapun profesinya tergantung pada pribadi masing2 utk menjalankannya, mau sepenuh hati atau seenaknya. Sayangnya, gara2 beberapa orang saja, semua kena getahnya. :(
@Miss 'U >> itulah yg banyak orang tak tahu, mbak. Seringkali bukan PNS-nya yang salah, tapi sistem yg kurang tepat. Sulit sekali bagi PNS berada dalam sistem yg spt itu.
@Dewi >> yups benar sekali.. Memang siapapun orangnya, kalau berada di luar lingkaran, memang sulit utk mengerti dan memahami apa yg terjadi di dalam lingkaran itu. Memang sih, sekarang yang penting diri kita sendiri aja, tetap menjalani hari dg keikhlasan.
@Anazkia >> Kalau Mbak Eka sih emang sangat cerdas. Emang mbak Ana lupa, bang Atta dan mbak Elly kan PNS juga? Aku setuju mbak, kita perlu mengubah imej seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
@21inchs >> terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar.
@vita >> begitulah manusia mbak, seringkali melupakan kebaikan dan lebih sibuk mencari keburukan. Semoga saja citra PNS dapat segera membaik. Amin.
@Indra >> menurutku, segala sesuatu yang buruk (dimanapun itu) pasti akan terkena seleksi alam. Segala yg buruk itu lambat laun akan terkikis juga. Itu keyakinanku, pak.
Memang perubahan membutuhkan proses yang panjang, tapi kan saat ini proses itu sudah berjalan?
Memang manusia penuh dengan ego dan nafsu, dan itu tak hanya ada pada PNS, tapi juga pada manusia2 lainnya yg berprofesi sbg Non-PNS.
@Sarah >> Terimakasih komentarnya. Bagiku, tak perlu kita menyudutkan sesuatu yang kita tak paham benar. Segala sesuatu yang masih samar-2 seringkali memberikan gambaran kabur yang salah bukan?
@
@Andy >> Terima kasih utk kritikannya, semoga saja PNS dapat jauh lebih baik ke depannya.
BalasHapus@Putri Baiti >> terimakasih sudah menyemangatiku. Benar juga, lebih baik aku sibuk memikirkan pandangan Allah terhadap semua yang aku lakukan ya?
@Meutia >> Semoga tak ada lagi yg dengan mudah memandang negatif profesi seseorang, padahal mereka menjalankan profesi itu sepenuh hati utk menghidupi keluarganya. Betapa sangat menyakitkan jika profesi yg dijalaninya hanya menjadi bahan ejekan dan cemoohan orang lain.
@Lidya >> Yang membuat nelangsa adalah saat kita sudah berbuat baik, tapi masih saja dipandang sebelah mata oleh orang lain, mbak.
@Elsa >> memang, kembali lagi pada pepatah : karena nila setitik rusak susu sebelanga. Sedih banget deh, mbak :(
@Alaika >> sebenarnya, PNS pada 'kelas' apa saja dapat berbuat hal2 yg memperburuk citra PNS kok mbak. Tapi kembali lagi, itu kan tidak semua.
Ayahku juga PNS (sama spt Ayah mbak Alaika). Dan aku sedih sekali karena ayahku yg sekian lama mengabdikan diri bagi bangsa dan negara ini dg 'benar' masih saja dihujat, padahal dengan gajinya sbg PNS yg tak seberapa itu ayahku menghidupi anak istrinya.
@Mayya >> Setuju mbak, semuanya tergantung pada pribadi masing2. Memang, karena 'seragam'nya maka PNS mudah dikenali beredar di tempat2 umum. Padahal banyak juga pegawai swasta yg melakukannya. Mereka sama2 manusia... bedanya, PNS digaji oleh rakyat. Itu yg membuat rakyat menuntut PNS selalu bekerja dg benar.
@HalamanPutih >> Maksudku ya begitu, kalaupun niat menilai ya harus adil. Jangan hanya berdasarkan anggapan dan asumsi-asumsi saja.
@Kevin >> itu makanya aku menolak kalau ada anggapan semua PNS buruk.
@Ifan >> Nyatanya, saat kita kerja dengan benar dan baik pun masih saja disalahkan to? #miris
@Lia >> Semoga... itulah yg aku inginkan sebenarnya. Tak berlebihan, bukan?
@Arif >> bagaimanapun, polisi, menteri, anggota DPR pun manusia. Dan manusia itu ada yg baik dan ada yg buruk. Ada yg peduli ada yg gak peduli. Ada yg lurus tapi ada juga yg nyeleweng.
@P.Eka >> jengah itu rasa jengkel, bosan, kecewa dll yg nyampur jadi satu... Kurang lebihya gitu deh Pak hehehe. SK-nya gak mau pulang tuh... :p
BalasHapus@Ega >> nah bener banget ungkapan itu. Salam buat Mamanya ya.. :)
Kalau kita selalu memikirkan apa kata orang nggak akan ada habisnya mbak..
BalasHapuskarena di setiap apa yang kita lakukan selalu ada pro dan kontra.
Suamiku PNS, dan saya sangat tahu dia bukan sosok PNS yang digambarkan buruk tadi.
Yang penting do the best, lakukan yang terbaik menurut kita..karena penilaian sesungguhnya ada pada Sang Khalik...dan kepada-Nya lah nanti akan kita pertanggungjawabkan.. Keep smile mbak :)
Memang sampai sejelek apa mvak dikatainnya? kalau aku baru dlm taraf soal waktu yg mengatakan sebagai pns iti enak..
BalasHapusTapi jika aku bandingkan dengan kakak aku sendiri yg dia bekerka di bank.. aku pergi dr rmh lebih awal dr dia.. aku sebagai pns masuk jam 7 dan dia masuk jam set 8. Kantor memang jam pulangnya jam 3 tapi aku hampir gak pernah pulang jam segitu.. rata2 aku pulang pukul 4 dan udh biasa saat magrib dan pernah pulang jam 11 malam.
Soal kerjaan jangan ditanya deh.. kami semua serius kok menangani setiap kerjaan.. ya aku anggap mereka iri aja sama kita pns mbak.. biarin aja gak usah didengar :p
Hehehe sabar ya mbak.
BalasHapusOrang lebih suka menggeneralisir jadi gitu.
Masih banyak juga PNS yang jujur :)
Satu yang berbuat , imbasnya kebanyak orang ya mb.
BalasHapus@TBH >> memang sih capek juga kalau dengerin omongan orang terus ya... tapi terkadang rasa sabar itu menipis juga, sehingga muncul rasa jengah. Makasih ya utk penguatannya, mbak. Sekarang kita serahkan pada Sang Khalik aja ya? :D
BalasHapus@Niee >> itulah, tak semua PNS jelek kan? Mereka hanya sibuk menyorot yg jelek2 aja tanpa mau melihat yg telah bekerja sepenuh hati. Sedih banget :(
@Una >> Makasih, semoga masih banyak orang yg berpikir spt Una ya? :)
@Mulyani >> Begitulah realitanya mbak, gara2 segelintir orang yg semua kena imbasnya.