Jumat, 15 Februari 2013

Antara Ayahku, Aku, Shasa dan Buku

Hobby ayahku adalah membaca. Sampai kini beliau masih senang membaca. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagian besar waktu Ayahku di masa pensiunnya ini dihabiskan untuk membaca. Memang sejak kecil beliau sangat senang membaca. Sudah sejak kecil beliau mengoleksi banyak sekali buku. Semua buku itu dirawat dengan sangat telaten dan hati-hati. Beliau benar-benar sangat ketat menjaga dan merawat buku-bukunya.

Seperti yang aku ceritakan di sini aturan yang diterapkan Ayahku bagi siapa saja yang memegang bukunya sebagai berikut :

  • Tangan gak boleh kotor/berminyak/basah kalau mau pegang buku/koran/majalah
  • Buku/koran/majalah gak boleh dilipat-lipat dan dicoret-coret
  • Buku gak boleh robek

Itu sebabnya semua buku-bukunya tetap terlihat bagus, rapi dan enak dibaca. Namun, saat Ayahku akan menikah, beliau mengambil keputusan yang sangat berat yaitu menjual sebagian besar koleksi bukunya untuk membiayai pernikahannya. Karena buku-buku koleksi Ayahku masih terlihat bagus dan terawat sehingga mudah bagi beliau untuk menjualnya.

Untungnya, Ayah tidak menjual semua buku koleksinya. Beliau sengaja menyimpan koleksi komik-komik masa kecilnya seperti : Mandrake, Sri Asih, Nina Putri Rimba, Putri Bintang, Gundala Putra Petir, Mahabarata dan Ramayan. Semua komik koleksi Ayahku itu masih sangat terawat sehingga aku dan adikku bisa membacanya dengan enak dan nyaman.

Aku sangat menyukai komik-komik itu, sehingga hampir tiap hari aku membacanya tanpa bosan meskipun komik-komik itu masih ditulis dengan ejaan lama! Namun karena aku dan adikku membacanya tidak hati-hati, apalagi komik-komik itu adalah buku "tua", sehingga dalam waktu tak lama komik yang dirawat ayahku bertahun-tahun itu "hancur" ditanganku dan adikku. Meski begitu aku dan adikku masih saja asyik membacanya, meski halaman bukunya sudah banyak yang lepas.

Hobby Ayahku membaca buku itu menurun padaku dan selanjutnya menurun juga pada Shasa-ku. Kebiasaan (burukku) dalam membaca juga menurun pada Shasa, yaitu jika sudah membaca buku tak mau diganggu. Diajak ngomong pun juga tak merespon. Hal ini yang seringkali membuat jengkel orang tuaku (dulu) dan suamiku hehehe. Semenjak Shasa juga cinta pada buku, aku dan Shasa beberapa kali harus berebut buku karena kami sama-sama ingin membaca buku yang sama.

Untungnya ada satu kebiasaan burukku dalam membaca buku yang tidak ditiru oleh Shasa, yaitu membaca sambil tiduran (terlentang). Namun sama sepertiku, Shasa suka membaca buku di kamar (karena tak akan ada yang ganggu) namun dengan gaya tengkurap. Gara-gara sejak kecil suka membaca buku sambil tiduran (dan berulang kali diingatkan orang tuaku gak nurut) maka sejak aku SMP kelas 1 aku sudah harus pakai kacamata #menyesal.

Aku memang tak bisa jauh dari buku. Bagiku buku adalah sesuatu yang sangat berharga. Aku terbiasa menerima hadiah buku, dulu. Mengetahui hobbyku akan buku, suamiku (saat kami masih pacaran dulu) seringkali memberiku hadiah buku. Buku sebagai hadiah adalah salah satu cara yang bisa aku ungkapkan sebagai bentuk perhatian, penghormatan, penghargaan dan kenangan yang special.

Itu sebabnya saat guru kesayangan Shasa pensiun, aku memberikan kenangan berupa buku. Saat Shasa lulus SD dulu, aku memberikan kenangan buku bagi beberapa orang guru Shasa. Pun aku memberikan buku bagi guru les Shasa. Bahkan setiap Shasa meminta pendapatku tentang hadiah yang akan diberikannya untuk temannya yang berulang tahun, maka jawabku adalah buku.

Saat aku dinas ke luar kotaku, jika memungkinkan aku lebih memilih memberikan oleh-oleh buku bagi Shasa-ku. Saat kami sekeluarga pergi ke luar kota pun, aku selalu meminta waktu untuk bisa mengunjungi toko buku. Sehingga saat kami sekeluarga pulang bepergian dari luar kota pun aku membawa oleh-oleh buku.

Apalagi setelah aku kecanduan hunting buku murah, maka semangatku untuk membeli buku seringkali tak terbendung. Aku masih suka lapar mata saat melihat buku. Gara-gara kecanduan hunting buku untuk Shasa maka koleksi buku Shasa jadi banyak. Bagi yang ingin tahu koleksi buku Shasa (di tahun 2010) yang lalu ada di sini.

Begitulah cerita tentang Ayahku, Aku, Shasa dan Buku. Postingan ini terinspirasi setelah Khrisna Pabichara mengadakan #kuis dengan tema #valentinebuku yang digelar pada tanggal 13 Pebruari 2013 malam kemarin. Ini dia twit-twitku...



Dan ternyata... twit-ku terpilih sebagai salah satu twit favorit. Hurraayyy....




16 komentar:

  1. Saya juga gemar baca buku baru-baru ini karena motivasi teman bahwa buku adalah jendela dunia :D

    BalasHapus
  2. @Reza Pahlevi >> baca buku itu asyik kok.. kalau sudah tenggelam dg buku lupa segalanya hehehe

    BalasHapus
  3. aku suka buku, Mbak, suka banget. tp gak terlalu suka baca :D #kacau yah...

    BalasHapus
  4. @Sarah >> dulu waktu moodku membaca turun drastis karena keasyikan ngeblog, aku juga masih suka lapar mata saat melihat buku. Jadi tetap aja beli buku meski hanya ditumpuk di kamar hehehe

    BalasHapus
  5. aku suka buku,,, kalo ke gramed slalu laper mata. borong.. tp kadang suka lama dibacanya.. hehehe...

    BalasHapus
  6. @Dongeng Denu >> #tos! wah sama spt aku tuh... aku emang suka lapar mata, jadi suka borong buku... tapi dibacanya antri dulu... jadi ada yg kadang2 udah lupa, ketumpuk lagi ama buku baru :D

    BalasHapus
  7. Wah, gundala sang putra petir, ada filmnya kayaknya ya Mbak?

    BalasHapus
  8. waahh, selamat-selamat mbak. emang buku is the best. aku aja sampai ngerasa punya dunia sendiri kalau lagi bertemu buku, jadi gak peduli sama sekitar. dan itu yang bikin ibuku pusing (bahkan sampai sekarang).

    BalasHapus
  9. saya juga hobi baca dan mengoleksi buku, cuma buku yang terawat itu banyak hilang karena banyak orang pinjam nggak balik lagi

    BalasHapus
  10. Kebayang ya sedihnya harus sampai jual buku. Tapi untuk biaya nikah si, pasti apapun akan ayahanda mb reni lakukan ya, demi cintanya sm mama mb Reni hehehe

    Selamat ya mbak, tweetnya sdh jd yg favorit :)

    BalasHapus
  11. Ayahku juga punya banyak sekali koleksi buku mba, sayangnya remuk redam dihantam tsunami. :(
    Tapi itu tak menghentikan hobbynya membaca buku, kini koleksi beliau membludak lagi. Hehe.

    Hobby ini menurut pada kami, ke 4 anaknya, sayangnya tidak menurun pada cucunya, Intan, si permata hatiku... Hiks.

    Yah, semoga saja nanti Intan akan bisa menikmati indahnya membaca. :)

    Btw, congrats ya mba twits nya terpilih. :)

    BalasHapus
  12. @Anak Rantau >> gundala putra petir emang ada filmnya... Sempat nonton gak dulu?

    @vie_three >> persis spt itulah yg aku rasakan... buku membuatku punya dunia tersendiri :D

    @Muhammad A Vip >> duh sayang sekali kalau sampai buku2 koleksinya banyak yg hilang. Aku berusaha sangat keras agar buku2ku gak sampai hilang

    @zaffara >> soalnya kalau utk biaya menikah membebani ortu kan gak enak mbak, makanya ayahku memutuskan menjual koleksi buku2nya demi pernikahannya :)

    @alaika abdullah >> tsunami meluluhlantakkan koleksi buku2 ayahnya ya mbak? sayang sekali ya? tapi untung sekarang sudah mulai mengoleksi lagi ya? jadi pengen intip koleksinya :) Trus Intan suka apa mbak?

    BalasHapus
  13. buku-bukuku juga masih terlihat bagus mbak, anak2 juga bisa jaga tapi susahnya kalau ada temannya atau saudara yang pegang aku suka gak enak melarangnya :)

    BalasHapus
  14. @Lidya - Mama Cal-Vin >> kalo ada teman yang pinjam, aku gak segan2 lo mbak wanti2 utk tidak membuat bukuku kotor/rusak/sobek dan aku gak segan2 juga nagih kalo udah lama gak juga dibalikin :D

    BalasHapus
  15. Budayakan membaca, ilmu sangat bermanfaat untuk hidup kita.

    BalasHapus
  16. @joogjacircles >> setujuuu... #tos!

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)