Selasa, 26 Mei 2009

Pujian (Repost)

Bulan Pebruari yang lalu, aku sudah pernah memposting tentang "pujian" ini. Tapi setelah aku maen ke blognya mbak Ajeng dan membaca postingannya yang luar biasa (seperti biasanya) tentang menilai ketulusan, aku ingin kembali memposting artikel ini. Aku ingin berbagi dengan sahabat semua tentang "pujian". Semoga ada manfaatnya.

Beberapa waktu yang lalu, seseorang memuji apa yang telah aku tulis di blog ini. Tentu saja aku merasa senang dan bangga. Aku tahu niatnya memujiku adalah tulus semata, yang bertujuan untuk membangkitkan semangatku untuk lebih giat lagi dalam belajar menulis. Karena dia tahu benar bahwa aku benar-benar sedang dalam taraf belajar mengekspresikan diri lewat bahasa tulisan.

Pujian ternyata memberikan efek yang luar biasa. Pujian bisa membuat orang lain senang, bangga dan bahagia. Pujian juga bisa mencerahkan, memotivasi dan mendorong timbulnya semangat.

Tapi pujian memang serasa pisau bermata dua. Di satu sisi, bila seseorang terlalu haus akan pujian maka justru akan menenggelamkannya. Pujian yang berlebihan justru akan memabukkan, dan membuat orang jadi lupa segala-galanya. Sementara di sisi lain, pujian dibutuhkan karena bisa menjadi pendorong untuk bisa lebih baik lagi.

Agar pujian dapat memberikan efek sebagaimana yang diharapkan, tentu saja harus diberikan pada saat yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. Apabila seseorang memberikan pujian dengan niat tulus, pantas dan obyektif, maka niscaya pujian itu akan lebih mengena.

Tentu berbeda sekali bila seseorang memuji secara berlebihan dan membabi buta. Orang yang menerima pujian tersebut tentu saja akan berpikir apakah pujian yang diberikan secara berlebihan itu tulus ? Malah, pujian yang berlebihan akan terkesan seperti menjilat atau bahkan olok-olok semata.

Sikap orang dalam menerima pujian memang berbeda-beda. Ada orang yang tidak suka dengan pujian, tapi ada yang suka dengan pujian. Ada orang yang menerima pujian dengan malu-malu, tapi tak sedikit orang yang bisa menerima pujian secara proporsional.

Sebuah catatan menarik ditulis oleh Raja Huta tentang perbedaan mindset khas Indonesia dan Poporsional sebagai berikut :
Khas Indonesia
  1. Mengganggap pujian hanya basa-basi dalam pergaulan sosial
  2. Pujian harus direspon dengan sikap merendah (menyangkal peran kita dalam prestasi yang dipuji) agar jangan dinilai sombong, dan supaya terkesan religius (sukes itu adalah berkat Allah semata).
Proporsional
  1. Menganggap pujian sebagai apresiasi dan pengharaan yang tulus
  2. Pujian harus direspon dengan sikap proporsional, yaitu menghargai perjuangan dan jerih payah diri sendiri, disertai ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung, dan mengucapkan syukur pada Allah.

Respon yang proporsional akan menghilangkan sikap canggung karena adanya perasaan yang saling bertentangan antara senang mendapat pujian dan menyangkal rasa senang tersebut dan berusaha menggantinya dengan sikap rendah hati. Apabila seseorang mampu bersikap proporsional dalam menyikapi pujian, maka semangat untuk berbuat lebih baik lagi akan lebih terasa.

Memang memberikan pujian sebenarnya hal yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Walaupun begitu ternyata tak semua orang bisa melakukannya. Alasan mengapa seseorang sulit memberikan pujian disampaikan secara gamblang oleh Arvan Pradiansyah yang garis besarnya adalah sebagai berikut :
  1. Karena tidak adanya cinta yang tulus atau cinta yang tanpa syarat.
  2. Karena kita seringkali lupa bahwa setiap manusia itu unik, berbeda dari lainnya.
  3. Karena kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang "segar" dan "baru" setiap harinya.

Kalau anda pernah merasakan betapa senangnya mendapat pujian, kenapa tidak menularkannya kepada orang lain ? Kalau pujian mengandung energi positif yang dahsyat, maka coba berikan pujian anda kepada orang-orang yang selama ini terlupakan. Pujian itu akan membuat orang "biasa" merasa dimanusiakan. Semoga saja, pujian itu bisa membuatnya senang dan bahagia dan mampu membuatnya melakukan hal yang lebih baik lagi untuk membahagiakan orang lain. Hmm, indah bukan ??

Salah satu contoh cerita disampaikan oleh Haryo Ardito tentang dahsatnya pujian yang telah dirasakan oleh Johnny Figaro. Johnny Figaro adalah seorang rektor universitas negeri ternama di Amerika bagian tengah sebelah barat. Dia yang diperkirakan akan berakhir di tempat yang kumuh, ternyata berhasil menjadi seroang akademisi sukses berkat seseorang yang menyempatkan memberikan pujian tulus padanya.

35 komentar:

  1. comment pertama
    pujian
    selalu untuk mu

    BalasHapus
  2. Nice posting. saya lebih suka pujian proporsional raja Huta tadi memuji pada sesuatu yang memang layak dipuji, ada ketulusan disana. Tetapi bagi kita yang dipuji selayaknya juga memegang teguh bahwa segala puji hanya milikNya (milik Allah) agar menjadikan kita hamba yang rendah hati juga kreatif. Kalimat terakhir, itu kata2 ibu sy lho mbak, sy cm mengaminkan.

    BalasHapus
  3. aku memujimu mbak reni, muantab semuantab muantab pujian...
    hebuat nih postingan...

    BalasHapus
  4. berkunjung dari blogwalking

    Saya jadi ingat kata2 Tukul Arwana di acara Empat Mata. kalau gak salah Tukul pernah bilang 'Pujian adalah teror' Saya kira anggapan itu salah... karena kita diharuskan selalu ber-positip thinkink. Artikel yang bagus.

    NS:
    U comment I follow>_<

    BalasHapus
  5. Benar mbak...pujian memang kata2 yang indah buat seseorang..

    BalasHapus
  6. Benar mbak...pujian memang kata2 yang indah buat seseorang..

    BalasHapus
  7. malem mba...

    Pujian ku tulus mba,aku memang suka sama tulisan2 mba reni.
    Dan menurutku tulisan mba reni sllau bagus,memberi banyak masukan untukku.
    Terlebih tulisan ini mba...

    BalasHapus
  8. Mbak Reni, jika ada yang memuji mbak reni tentang setiap isi tulisan mbak, wina rasa itu tulus dan bertujuan baik, agar kita lebih semangat dalam menulis dan berbagi.
    tetap semangat semoga tetap bisa berbagi ilmu walaupun sedikit adalah lebih bermanfaat dari pada tidak sama sekali

    btw, award sudah di pasang dan maaf wina jika ada kata yang kurang tepat dalam tulisan wina kali ini

    BalasHapus
  9. terkadang pujian mbwt kita jatuh, tapi kritikan mbwt kita lebih maju...

    BalasHapus
  10. @ajie : terima kasih utk pujiannya..

    @newsoul : nasehat ibunya mbak Elly indah sekali.

    @buwel : terima kasih...3x

    @kareeza : emang lebih enak kalau selalu positif thinking bukan ?

    @dinoe : dan bisa memberikan semangat bukan ?

    @irma : Alhamdulillah... Terima kasih mbak. Aku jadi makin semangat utk bisa lebih baik lagi.

    @dwina : berbagi ilmu sedikit sedikit sesuai kemampuan aja ya, mbak.

    @dunia polar : ya tergantung bagaimana kita menyikapi pujian itu bukan ?

    BalasHapus
  11. Ya, kekuatan pujian memang luar biasa.
    Benar sekali Bu Reni, jangan terlalu berlebihan dalam memuji. Yang proporsional saja dan timing yang tepat.

    Buat sahabat2 blogger, sempatkan untuk memuji orang2 di sekitar kita, meskipun itu dalam hal yang sederhana sekalipun. Karena itu akan menambah kehangatan dan keharmonisan. Bahkan Rasulullah SAW pun sering memuji sahabat2nya.

    Oke, jangan pelit untuk memberikan pujian ya:) Saya yakin semua bisa dan mampu melakukannya, karena tidak ada orang yang terlalu miskin sehingga dia tidak bisa memberikan pujian.

    Akhir kata, terima kasih buat Ibu Reni, insya allah tulisan panjenengan bermanfaat bagi semuanya.

    BalasHapus
  12. mba, beneran lho saya gak mau basa-basi buat muji

    tapi

    ini bener-bener oke banget :),

    Jangan haus pujian, jangan besar kepala kalau dipuji, aduh saya bener2 di kasih inspirasi :D

    BalasHapus
  13. @agoez3 : Rasulullah memang tauladan bagi kita semua...

    @Jonk : kali ini serius Jonk ?

    BalasHapus
  14. saya juga memuji setiap postingan mbak reni..menyentuh hati..n memang perjalanan hidup yang kita alami..n di tuliskan di postingan mbak..bravo yah mbak.

    BalasHapus
  15. Fujian memang akan melambungkan hati kita jadi melayang dan mungkin bisa jd sedikit besar kepala.tapi sesungguhnya bila di lihat dari sisi agama islam pujian itu tdk diperbolehkan ,malah si pemuji harus disumpel tapal kuda itu riwayat salah satu hadist rosullullah s.a.w.

    BalasHapus
  16. good night...
    the content your blog is very good. information in this blog will give new inspiration to everybody, to continue your activity and your creativity....greet to recognize from blogger beginner
    give happiness with give your comments and follower
    good night...

    BalasHapus
  17. Pujian hendaknya secara proporsional, baik dalam memuji seseorang maupun menerima pujian.

    But, tulus bu, sueerrr... aku suka artikel ini... nice content.. :)

    BalasHapus
  18. Aku seneng di puji mbak..
    Tapi aku akan lebih seneng lagi kalo di puji dengan tulus, di kasih duit, dikasih hadiah
    he..he dasar matre!!

    Pujian emang menyenangkan
    tapi jangan terlalu terlena dengan pujian
    karena itu akan menjadi bumerang buat diri-sendiri

    BalasHapus
  19. Kalau mendapat pujian setidaknya kita tau yang kita kerjakan sudah bagus dan kita akan terus mempertahankannya hehe...
    Pujian itu adalah doping semangat

    BalasHapus
  20. ARtikel yang sangat bagus mbak.
    Saya setuju dengan semua paparan dalam tulisan mbak Reni.

    Memuji hendaknya diberikan secara tulus proporsional dan pada hakekatnya adalah kitan memuji Allah SWT.

    Menerima pujian juga secara proporsional, menjadikan sebagai untuk lebih memotivasi diri dan menyadari bahwa semua itu hakekatnya dengan se-ijin Allah SWT semata

    Top post...

    BalasHapus
  21. Sayapun selalu memuji postingan mbak reni,.....dan ini tulus dgn respon yang sangat positif sehingga tidak bisa koment lagi....

    BalasHapus
  22. Berkunjung pagi sambil baca-baca catatan kecil .. met berkarya hari ini mbak .. sukses selalu

    BalasHapus
  23. Waduh si embak ini,sudah rajin posting tulisannya membuka wawasan pula (yg ini beneran memuji mbak..)
    Pujilah sesuatu yg memang layak dan pantas untuk sipuji..

    Mbak asli,saya seneng bacanya.

    BalasHapus
  24. Wah si Puji bisa besar kepala karena disebut2 terus disini neh, hehehe...

    Ada juga org yg sombong dan merasa dirinya yg paling hebat. Org macam ini jg sulit utk memuji. Tp aku punya teman yg suka memuji berlebihan. Ini menjadikan kita bertanya2 apa dia benar2 suka dgn hal yg dia puji dari kita? Krn begitu ketemu org lain, dia puji jg dgn cara yg sama.

    Anyway, bukanlah berlebihan kalo aku bilang this is a nice posting!
    Aku jg mau berterima kasih atas pujian mbak Reni buat beberapa tulisan terakhirku...

    BalasHapus
  25. Pujian kadang membangun, tapi kadang membuat kita terlena.

    Yang dipuji harus intropeksi, layakkah, Pantaskah. Jangan-jangan hanya basa-basi pergaulan.

    Yang mau memuji juga harus lihat situasi dan kondisi. Kalau sekedar dalam pergaulan boleh basa-basi. Tapi bila dalam Lingkungan kerja, jangan sekali-kali basa-basi. Dampaknya sangat Buruk, untuk orang tertentu. Membuat ia terlena dan malah turun etos kerjanya. Walau ada Karyawan yang menjadikan pujian sebagai cambuk untuk lebih maju agar mendapat pujian berikutnya. Intinya harus tau Sifat dan Jiwa orang yang akan kita Puji. Justru kadang utk orang tertentu, kritik justru sangat membangun.

    Nice posting ( bukan pujian, tapi emang begitu adanya )

    BalasHapus
  26. terima kasih mbak, tulisan ini mencerahkan saya tentang soal puji memuji. salam kenal ya mbak.

    BalasHapus
  27. mba reni emang pantas dipuji karena tipa postingan nya bgs2 semua..

    BalasHapus
  28. @haniseh : Alhamdulillah.., aku sedang dalam proses belajar untuk menyampaikan apa yang ingin kusampaikan dengan baik.

    @ateh75 : wah.., baru tahu aku soal itu. Makasih utk infonya ya...

    @wiyono : thank a lot for your coming and sharing...

    @Yudie : Alhamdulillah.. terimakasih mas. Aku juga harus menerimanya secara proporsional kan ?

    @Itik Bali : Bener banget non...!!

    @JengSri : Alhamdulillah, aku jadi makin termotivasi untuk tetap belajar meningkatkan kemampuanku.

    @edylaw : nah.., emang bener seperti itu yang aku rasakan hehehe

    @erik : semua memang terjadi atas ijin Allah, mas. Makasih ya..

    @seti@wan : la itu bisa komen bang hehehe...

    BalasHapus
  29. ya mba, pujian bagaikan pisau bermata dua.
    dirasa negatif akan membunuh
    dirasa positif akan membangkitkan
    salut mba

    BalasHapus
  30. @abang : Amin. Terima kasih ya.

    @ajeng : aku juga seneng mbak Ajeng mengunjungiku dan memberikan dorongan semangat padaku. Makasih..

    @fanda : sama-sama mbak...

    @ari : makasih mas untuk kejujurannya hehehehe...

    @yanuar : good comment hehehehe..

    @anggaarie : boleh aja..

    @mellyta : terima kasih banyak...

    @CLO : terima kasih kembali dan salam kenal juga..

    @anasir : Alhamdulillah dan terima kasih...

    BalasHapus
  31. @attayaya : makanya kita kudu hati-2 dalam memberikan dan menerima pujian ya ?

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)