Mungkin kita semua sudah menyadari dan mengerti betapa berartinya kita bagi keluarga kita ataupun lingkungan kita. Namun, apakah kita pernah berpikir bahwa kehadiran kita ternyata juga sangat berarti bagi orang lain, bahkan orang yang belum kita kenal sekalipun ? Apakah kita sudah menyadari arti kehadiran kita pada suatu tempat atau pada suatu peristiwa ?
Aku sering mendengar orang mengeluh tentang keadaannya atau mengeluh bahwa dia berada di tempat yang 'salah'. Aku sendiri juga pernah mengalaminya. Namun setelah beberapa kali mengalami hal seperti itu, lama kelamaan membuatku berpikir. Tak ada satu pun kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa ijinNya. Dan jika sesuatu terjadi atas ijinNya, maka ada rencanaNya untuk kita, mengapa kita diposisikan dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu.
Semula aku kurang menyadari hal itu. Baru belakangan aku menyadari bagaimana Allah bekerja dengan cara yang unik, yang melibatkan keberadaan seseorang di suatu tempat. Saat itu aku menyadari bahwa apa yang telah aku lakukan ternyata bisa membuat seseorang menjadi sedikit peduli kepada rekan-rekannya, setelah sekian lama dia menjadi pribadi yang cuek. Atau, suatu kali aku menyadari bahwa apa yang telah aku lakukan telah membawa suasa riang di sekelilingku. Bahkan pernah juga terjadi, tanpa aku berbuat apa-apa, selain hanya hadir saja, ternyata aku telah mempengaruhi dan merubah seseorang.
Aku pernah membaca sebuah kisah nyata seorang penulis yang telah berpuluh tahun gagal menerbitkan tulisannya. Meski sudah terus menerus mencoba, tak satupun media yang mau menerima hasil karyanya. Hal itu tentu saja membuatnya kecewa, tapi dia tetap berusaha. Hingga suatu kali, saat dia berada pada sebuah angkutan umum, dia duduk di sebelah mahasiswi yang sedang sibuk membaca lembaran foto-copyan.
Tergelitik oleh rasa penasaran dia pun bertanya apa yang sedang dibaca mahasiswi itu dengan tekunnya. Sang mahasiswi menjawab bahwa dia sedang membaca cerpen yang sangat bagus, meskipun pengarangnya tak terkenal. Masih kata mahasiswi tersebut bahwa foto-copyan cerpen itu didapatnya dari seorang teman yang telah membagi-bagikan cerpen itu.
Belakangan diketahuinya bahwa ternyata cerpen yang dibaca sang mahasiswi tersebut adalah cerpennya yang telah dibuangnya ke tempat sampah setelah ditolak di berbagai media. Mengetahui ada orang yang mengatakan bahwa cerpennya bagus, tentu saja hatinya bangga bukan main.
Membaca kisah di atas, apa yang terlintas di benakmu, Sobat ? Penulis itu pasti tak tahu mengapa dia harus naik angkutan umum itu, selain karena Allah-lah yang menggerakkannya. Mahasiswi itu pun tak tahu apa artinya kehadirannya dalam angkutan umum itu. Apakah mahasiswi itu tahu bahwa pemuda yang duduk di sebelahnya di angkutan umum itu adalah penulis cerpen yang sedang dibacanya ? Apakah mahasiswi itu tahu rencanaNya, bahwa ternyata apa yang dikatakannya akan memberikan suntikan semangat yang luar biasa bagi seorang penulis yang sedang merasa kecewa ? Apakah penulis itu tahu bahwa mahasiswa yang duduk di sebelahnya akan merubah pandangannya bahwa ternyata cerpennya bagus dan layak untuk dibaca ?
Apa yang terjadi itu membuatku memiliki sudut pandang yang baru dalam memaknai keberadaan seseorang. Aku sendiri merasakan bahagia yang luar biasa setelah menyadari bahwa hadirku memberikan dampak positif bagi orang lain. Sungguh menyenangkan saat aku mulai menyadari bahwa Allah telah membuat rencana yang sangat indah atas keberadaan kita di suatu tempat atau suatu peristiwa. Sungguh, tak ada satupun yang diciptakanNya sia-sia belaka.
Aku tahu, tak mudah untuk menemukan hikmah dari suatu peristiwa. Mungkin kita hanya harus lebih sabar untuk dapat menemukan apa yang telah direncanakanNya untuk kita. Kita mungkin butuh lebih banyak waktu untuk menyadari kebaikan yang akan kita dapatkan atau kebaikan yang akan didapatkan orang lain (bahkan orang asing sekalipun) atas kehadiran kita.
Sobat, apakah sudah kau temukan arti hadirmu bagi keluargamu, saudara-saudaramu, tetanggamu ataupun orang-orang lain di sekitarmu..? Carilah jawabannya dan aku yakin... kau akan bahagia.
Aku sering mendengar orang mengeluh tentang keadaannya atau mengeluh bahwa dia berada di tempat yang 'salah'. Aku sendiri juga pernah mengalaminya. Namun setelah beberapa kali mengalami hal seperti itu, lama kelamaan membuatku berpikir. Tak ada satu pun kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa ijinNya. Dan jika sesuatu terjadi atas ijinNya, maka ada rencanaNya untuk kita, mengapa kita diposisikan dan ditempatkan pada suatu tempat tertentu.
Semula aku kurang menyadari hal itu. Baru belakangan aku menyadari bagaimana Allah bekerja dengan cara yang unik, yang melibatkan keberadaan seseorang di suatu tempat. Saat itu aku menyadari bahwa apa yang telah aku lakukan ternyata bisa membuat seseorang menjadi sedikit peduli kepada rekan-rekannya, setelah sekian lama dia menjadi pribadi yang cuek. Atau, suatu kali aku menyadari bahwa apa yang telah aku lakukan telah membawa suasa riang di sekelilingku. Bahkan pernah juga terjadi, tanpa aku berbuat apa-apa, selain hanya hadir saja, ternyata aku telah mempengaruhi dan merubah seseorang.
Aku pernah membaca sebuah kisah nyata seorang penulis yang telah berpuluh tahun gagal menerbitkan tulisannya. Meski sudah terus menerus mencoba, tak satupun media yang mau menerima hasil karyanya. Hal itu tentu saja membuatnya kecewa, tapi dia tetap berusaha. Hingga suatu kali, saat dia berada pada sebuah angkutan umum, dia duduk di sebelah mahasiswi yang sedang sibuk membaca lembaran foto-copyan.
Tergelitik oleh rasa penasaran dia pun bertanya apa yang sedang dibaca mahasiswi itu dengan tekunnya. Sang mahasiswi menjawab bahwa dia sedang membaca cerpen yang sangat bagus, meskipun pengarangnya tak terkenal. Masih kata mahasiswi tersebut bahwa foto-copyan cerpen itu didapatnya dari seorang teman yang telah membagi-bagikan cerpen itu.
Belakangan diketahuinya bahwa ternyata cerpen yang dibaca sang mahasiswi tersebut adalah cerpennya yang telah dibuangnya ke tempat sampah setelah ditolak di berbagai media. Mengetahui ada orang yang mengatakan bahwa cerpennya bagus, tentu saja hatinya bangga bukan main.
Membaca kisah di atas, apa yang terlintas di benakmu, Sobat ? Penulis itu pasti tak tahu mengapa dia harus naik angkutan umum itu, selain karena Allah-lah yang menggerakkannya. Mahasiswi itu pun tak tahu apa artinya kehadirannya dalam angkutan umum itu. Apakah mahasiswi itu tahu bahwa pemuda yang duduk di sebelahnya di angkutan umum itu adalah penulis cerpen yang sedang dibacanya ? Apakah mahasiswi itu tahu rencanaNya, bahwa ternyata apa yang dikatakannya akan memberikan suntikan semangat yang luar biasa bagi seorang penulis yang sedang merasa kecewa ? Apakah penulis itu tahu bahwa mahasiswa yang duduk di sebelahnya akan merubah pandangannya bahwa ternyata cerpennya bagus dan layak untuk dibaca ?
Apa yang terjadi itu membuatku memiliki sudut pandang yang baru dalam memaknai keberadaan seseorang. Aku sendiri merasakan bahagia yang luar biasa setelah menyadari bahwa hadirku memberikan dampak positif bagi orang lain. Sungguh menyenangkan saat aku mulai menyadari bahwa Allah telah membuat rencana yang sangat indah atas keberadaan kita di suatu tempat atau suatu peristiwa. Sungguh, tak ada satupun yang diciptakanNya sia-sia belaka.
Aku tahu, tak mudah untuk menemukan hikmah dari suatu peristiwa. Mungkin kita hanya harus lebih sabar untuk dapat menemukan apa yang telah direncanakanNya untuk kita. Kita mungkin butuh lebih banyak waktu untuk menyadari kebaikan yang akan kita dapatkan atau kebaikan yang akan didapatkan orang lain (bahkan orang asing sekalipun) atas kehadiran kita.
Sobat, apakah sudah kau temukan arti hadirmu bagi keluargamu, saudara-saudaramu, tetanggamu ataupun orang-orang lain di sekitarmu..? Carilah jawabannya dan aku yakin... kau akan bahagia.
tulisan yang menyentuh mbak.... karena sebenarnya tiap jiwa itu bernilai, setiap jiwa itu berharga, untuk itulah nda ada alasan qt tidak bersyukur terhadap kehidupan ini...
BalasHapusAllah memberikan hikmah dengan cara yang tak tertuga, hingga tak pernah terlintas dipikiran kita, namun hanya orang2 yang mau belajarlah yang bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa :)
BalasHapustulisannya bagus mba aku jadi tersentuh
BalasHapusak jadi merenung tentang arti hadirku :)
topik yang menarik. seringkali gw inget kalo lagi ada masalah doang. ghehehe. sifat jelek yang harus segera dibuang.
BalasHapusSiapa mengenal dirinya dia kenal Tuhannya. Begitu renungan yang tak pernah pergi dari kepala, sehingga saya selalu berupaya mencari di dalam diri. Diri ini samudra kata Hazrat Inayat Khan, kesalahan kita adalah kita selalu menganggap diri ini setetes air di samudra. Kita sangat berarti, seremeh apapun di mata manusia.
BalasHapusSemua sudah tercatat di Lauhul Mahfudz mbak, tidak ada yang kebetulan. Tinggal bisakah kita mengambil hikmahnya atau tidak..
BalasHapusbahkan setetes embun di dedaunanpun tak luput dari skenario terbaik yang diberikan tuhan padanya,apalgi keberadaan kita sbg manusia tentu membawa skenario terbaikNya. sip mbak tulisanya
BalasHapusmemang terasa membahagiakan sekali setiap kali kehadiran kita sangat berarti bagi orang-orang di sekeliling kita, baik itu teman, rekan kerja apalagi keluarga
BalasHapuswah tulisan yang menarik. Smangat terus mbak...
BalasHapussampai sekarang aku masih mencarinya mbak, tapi renungan itu bagus banget bikin aku berpikir lebih dalam lagi
BalasHapusmakasih ya ^^
Benar mbak Reni, aku mulai belajar mengenal arti kehadiran diri ini bagi orang lain dan berusaha untuk membuatnya menjadi sangat berarti.
BalasHapusTerimkasih ya mbak-ku sdh mengingatkan ttg hal ini :)
wah.. ky'nya aku blm deh hehehe.. thx artikelnya bgs banget. slm sahabat.
BalasHapusartikelnya bagus ;p aku juga lagi nyari tau arti hadirku di keluarga semoga aku bisa jadi anak yang berguna :D
BalasHapusartikelnya membangun semangat.
BalasHapus