Dikisahkan, ada seorang Raja yang memerintah kerajaannya dengan bijaksana. Sayangnya sebagian besar wilayah kerajaan itu berupa pasir dan sangat jarang turun hujan. Akibatnya, tumbuhan sebagai bahan makan apapun sulit tumbuh di sana. Kondisi itu menyebabkan rakyat di kerajaan itu miskin dan bahkan kekurangan makan.
Raja sangat sedih memikirkan nasib rakyatnya. Raja sangat berharap seluruh rakyatnya bisa hidup makmur, tidak kelaparan, dan tidak perlu bekerja keras seperti sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Raja ingin semua rakyatnya dapat hidup enak tanpa perlu bersusah payah.
Keinginannya yang kuat itu membuat Raja rajin memanjatkan doa setiap malam. Ia memohon kepada Dewa agar ia diberi kemampuan untuk menciptakan makanan sebanyak yang dimaui rakyatnya. Dengan demikian seluruh rakyatnya dapat menyantap makanan dan memenuhi kebutuhannya tanpa perlu bekerja keras.
Setelah sekian lama berdoa, akhirnya Dewa pun mengabulkan doa-doa Raja. Dewa memberinya sepasang tangan sakti. Dengan tangan itu semua benda yang disentuh Raja akan seketika berubah menjadi makanan. Raja pun sangat puas dan bersenang hati.
Benda-benda yang ada di sekitarnya seperti batu-batu, kayu-kayu dan benda yang lain, bila disentun tangan Raja dalam sekejap langsung berubah menjadi makanan. Rakyat sangat takjub dan bahagia karena bisa makan enak setiap hari tanpa harus bekerja keras lagi.
Sejak saat itu, setiap hari terlihat antrian rakyat di sepanjang jalan yang akan dilewati raja. Mereka menengadahkan tangan layaknya pengemis menantikan raja menyentuhkan benda-benda untuk mereka santap. Akibatnya, rakyat di kerajaan itu menjadi malas dan tidak mau bekerja lagi. Mereka mengandalkan tangan sakti Rajanya untuk memberi mereka makan setiap hari.
Perubahan sikap rakyatnya itu membuat Raja menjadi sedih dan tertekan. Celakanya lagi, Raja kini tak berani menyentuh istri dan anak-anaknya. Sebab apa pun yang disentuhnya akan segera berubah menjadi makanan. Bahkan, senjata-senjata yang seharusnya dipakai untuk berperang juga berubah menjadi makanan.
Raja akhirnya sadar bahwa tidak ada hasil baik yang datang secara instan. Semua harus diupayakan melalui kerja keras disertai doa. Maka, Raja berjanji pada diri sendiri untuk memerintah dengan lebih baik lagi dan mengajak rakyatnya untuk giat bekerja lebih keras lagi agar dapat hidup dengan baik, bukan bermental sebagai pengemis.
Didorong kesadarannya, Raja pun kembali berdoa memohon agar dijadikan manusia normal lagi. Dewa kembali mengabulkan permohonannya sehingga serta merta kesaktian tangan raja pun hilang. Raja kembali memacu rakyatnya agar tak takut bekerja keras demi kehidupan yang lebih baik.
Pelajaran yang dapat kita petik : Segala sesuatu yang didapatkan secara instan membuat seseorang tidak memiliki semangat juang dan mudah patah semangat jika menghadapi masalah kecil sekalipun.
Mari kita tanamkan kekayaan mental pada diri, agar kita mampu menjadi pemenang kehidupan sejati.
Raja sangat sedih memikirkan nasib rakyatnya. Raja sangat berharap seluruh rakyatnya bisa hidup makmur, tidak kelaparan, dan tidak perlu bekerja keras seperti sekarang ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Raja ingin semua rakyatnya dapat hidup enak tanpa perlu bersusah payah.
Keinginannya yang kuat itu membuat Raja rajin memanjatkan doa setiap malam. Ia memohon kepada Dewa agar ia diberi kemampuan untuk menciptakan makanan sebanyak yang dimaui rakyatnya. Dengan demikian seluruh rakyatnya dapat menyantap makanan dan memenuhi kebutuhannya tanpa perlu bekerja keras.
Setelah sekian lama berdoa, akhirnya Dewa pun mengabulkan doa-doa Raja. Dewa memberinya sepasang tangan sakti. Dengan tangan itu semua benda yang disentuh Raja akan seketika berubah menjadi makanan. Raja pun sangat puas dan bersenang hati.
Benda-benda yang ada di sekitarnya seperti batu-batu, kayu-kayu dan benda yang lain, bila disentun tangan Raja dalam sekejap langsung berubah menjadi makanan. Rakyat sangat takjub dan bahagia karena bisa makan enak setiap hari tanpa harus bekerja keras lagi.
Sejak saat itu, setiap hari terlihat antrian rakyat di sepanjang jalan yang akan dilewati raja. Mereka menengadahkan tangan layaknya pengemis menantikan raja menyentuhkan benda-benda untuk mereka santap. Akibatnya, rakyat di kerajaan itu menjadi malas dan tidak mau bekerja lagi. Mereka mengandalkan tangan sakti Rajanya untuk memberi mereka makan setiap hari.
Perubahan sikap rakyatnya itu membuat Raja menjadi sedih dan tertekan. Celakanya lagi, Raja kini tak berani menyentuh istri dan anak-anaknya. Sebab apa pun yang disentuhnya akan segera berubah menjadi makanan. Bahkan, senjata-senjata yang seharusnya dipakai untuk berperang juga berubah menjadi makanan.
Raja akhirnya sadar bahwa tidak ada hasil baik yang datang secara instan. Semua harus diupayakan melalui kerja keras disertai doa. Maka, Raja berjanji pada diri sendiri untuk memerintah dengan lebih baik lagi dan mengajak rakyatnya untuk giat bekerja lebih keras lagi agar dapat hidup dengan baik, bukan bermental sebagai pengemis.
Didorong kesadarannya, Raja pun kembali berdoa memohon agar dijadikan manusia normal lagi. Dewa kembali mengabulkan permohonannya sehingga serta merta kesaktian tangan raja pun hilang. Raja kembali memacu rakyatnya agar tak takut bekerja keras demi kehidupan yang lebih baik.
Pelajaran yang dapat kita petik : Segala sesuatu yang didapatkan secara instan membuat seseorang tidak memiliki semangat juang dan mudah patah semangat jika menghadapi masalah kecil sekalipun.
Mari kita tanamkan kekayaan mental pada diri, agar kita mampu menjadi pemenang kehidupan sejati.
Sumber : Tabloid Nyata Edisi 2050 III Oktober 2010. (setelah melalui sedikit perubahan disana-sini)
Cerita yang mantap mbak..bisa memberi kita sebuah makna dan arti dalam kehidupan
BalasHapususaha tanpa disertai doa rasanya sia2, cerita ini inspiratif bgt mb'
BalasHapusTerus bekerja, dan tidak melihat satu kejadian secara sempit, segala sesuatu pasti ada hikmahnya. itu kali yah yang aku bisa simpulkan, terimakasih mbak atas sharenya..
BalasHapussetujuuu! kalo terlalu instan ngebuat kita jadi ga ngerti apa itu perjuangan, pengorbanan, rasa syukur atas pencapaian dan cepat berpuas diri :D
BalasHapus@Bang Dino > aku sendiri terkesan waktu membacanya Bang, maka kuputuskan utk aku share disini supaya dapat dinikmati oleh teman2 yg lain
BalasHapus@Rizky > Betul... usaha tanpa doa pun sia2 saja.
@Pandi > Segala sesuatu memang ada hikmahnya, jika kita mau mencari hikmah itu. Seperti cerita di atas, akhirnya Raja mampu menemukan hikmah atas apa yg sedang terjadi.
@Atanotoo > seperti sekarang banyak sekali yg pengen berhasil dg cara2 instan. Meskipun akhirnya berhasil tapi ternyata mereka tak mampu mempertahankan keberhasilan itu.
ya yang instant cuma sinta dan jojo, he he selamat malam bu
BalasHapusbener Mba, segala sesuatu yang sifatnya instant memang kurang baik. Contohnya mie instant (lho?!?!)
BalasHapusMet wiken yah Mba :-)
@B.Munir > Ternyata Bang Munir perhatian juga ya sama Sinta dan Jojo... Pasti hafal Keong Racun nih... hehehe
BalasHapus@M.Soesan > Makanya jangan makan mie instan aja, gak baik buat Zahia mbak... :p
memang suatu yang instan jika dikonsumsi keseringan akan tidak baik.. seperti teknologi juga, jika dari kecil hanya diajari ngetik dikomputer takutnya g bisa nulis make pena..
BalasHapushehehe.. bukan cerita nyata mbak,, saya blm nikah,, cuma salah satu impian n harapan saya gambarkan seperti itu.. dan semoga juga bisa memberi inspirasi bagi yang lainnya... :D
Wah berarti gak perlu masak dong he...he....Bener bgt segala sesuatu di dunia ini tdk ada yg instan.Mesti berusaha untk mendptkan sesuatu
BalasHapusiya ibu. banyak banget cara instan yang bikin kita terlalu cepat puas. makanya jadi cepat hilang juga. better step by step ya bu, dari bawah :D biar lebih kerasa nikmatnya hihi.
BalasHapusAssalamualaikum…
BalasHapusHalo Ibunda Reni yang menyejukan hati
Masih ingat saya? Kyknya nggak ya? Yayalah, emg saya ini siapa?
Hohoho
Hehehe… Blogger baru yang mati ditelan bumi.
----------------------------------
Yg instan-instant emg gak bagus untuk semua..
Hohoho...
Tp membaca akhir saya masih penasaran..sejatinya akhir cerita itu gmn ya?
Di sana, ada satu hal yg bagi saya Rajanya gak berpikiran luas :nge-hina.com Hehehehehe ^___^
harusnya sejak awal itu si raja berdoa supaya wilayahnya jadi subur..wlaupun terdiri dari pasir,,,namun tanaman apapun bisa tumbuh...dan rakyat ga kemiskinan lagi...
Iy nggak, bunda? ^___^
Hohohoh
---I’m not a junker – Dislike to Spammers Bloger---
--------Wanna find a good bloger, best friends--------
maksih Mbak ceritanya. ada sesuatu di KOMACUMA buat Mbak, kiranya sudi disenyumi.
BalasHapusCeritanya sungguh menggugah bu dan menjadi pelajaran juga buat saya bahwa sesuatu yang instant belum tentu baik hasilnya
BalasHapusBetul banget mba. Perlu usaha sungguh-sungguh (plus doa tentunya) untuk meraih semua yg kita inginkan. Kalau hasilnya instan sih kita juga ngga akan menghargainya kan, ngga ada perjuangannya sih.
BalasHapusyup, bagaimanapun manusia harus berusaha utk kehidupannya.
BalasHapuscerita yang keren. sebenernya doa juga udah termasuk usaha, tapi rasanya yang instan ga akan bagus buat kedepannya.
BalasHapushmmm....
BalasHapusbagus sekali ceritanya ^^
harus kerja keras dan berdoa yahh...
betul banget tante *Salut* :)
BalasHapuslam kenal ya tante
kerja keras akan menghasilkan hasil yang manis buk :D
BalasHapuscerita yang menarik mbak..makasih
BalasHapusmba ren ni mang joss urusan buka hati
BalasHapuskeren mba
BalasHapuskeren mba..
BalasHapuspelajarannya akan saya terapkan... salam
BalasHapusmantab sekali tuch ceritanya...
BalasHapusandai aku yg jadi raja, setiap sentuhan tanganku tarifnya ceban, jadi rakyat tetap aja harus cari duit :D hahaha...
menarik sekali pesan bijaknya.
BalasHapusmemang benar Bu, kepuasan itu datang dari sebuah usaha dan pengorbanan. tanpa usaha dan pengorbanan, sesuatu tidak akan memiliki arti apa pun.
salam kenal :D
Dengan Mengatasi Permasalahan Yang Kecil; Maka Kita Dapat Mengatasi Permasalahan Yang Besar.
BalasHapusSukses selalu
Salam ~~~ "Ejawantah's Blog"
rakyat negeri ini memang masih miskin mental mbak,,butuh perubahan sikap agar lenbih kaya hati, kaya mental.
BalasHapusadalah seoarng raja yang bijak!!! kapan Indonesia punya pemimpin seperti ini
BalasHapusaku setuju Mbak.... gak mungkin ada hal instan yg bisa bertahan lama..... klo pun kelihatannya enak tapi kita gak tau jalan cerita akhirnya gimana hhe.. mending kita berusaha ya Mbak.. nice nie petuahnya hhe...
BalasHapusMet liburan Mbak reni.. maaf baru bisa kesini....
sip semua yang instan itu berkesan hanya untuk beberapa saat sajja...
BalasHapusBenar. kemudahan hanya membuat kita jadi manja, dan akhirnya tak punya kreatifitas dan ambisi untuk menjadi lebih baik
BalasHapusPelajaran yang lain: kita butuh raja yang dapat mengubah kerajaa Indonesia menjadi lebih baik lagi.
BalasHapusMbak, mohon tukar link lagi donk, dengan blog baruku, ok?
cerita yang sangat inspiratif... kita harus berusaha mencapai yang kita inginkan.. itu lebih baik daripada hanya menunggu uluran tangan orang lain untuk membantu kita...
BalasHapusHappy blogging mbak.. :)
cerita yg unik dan penuh makna,bahwa kadang2 kita tdk sadar selalu mendambankan yg instant tnp proses yg wajar.
BalasHapus(follow you sob)
Gak ada sesuatu yang instan itu baik mbak..
BalasHapuscontohnya mie instan..
hanya bisa menghilangkan lapar sesaat
mbak Reni bisa minta tolong komenin post ku yang ini ya..
tengyu sebelumnya
http://itikbali.blogdetik.com/2010/10/24/untung-ada-internet/
luar biasa mba^^
BalasHapuskalo mau instan tentu hasilnya gx baik
kerja keras dan terus menerus berusaha, berdoa
akan membuah kan kesuksesan
tetap semngat^^
rajanya nggak bisa posting, karena takut papan ketiknya jadi tempe ya mbak?
BalasHapussiiip.. aku hny bs komentar "se7" hehehe...
BalasHapusapa kabar Mbak? wah hebat Mbak tetap eksis.. selalu ada tulisan terbaru.. ohya Mbak, tlg alamat URL Blog The Others? sebab blogrollku terhapus.. sdh aku coba cari di google koq gak ketemu ya alamatnya? tlg ya Mbak..
BalasHapusbiasanya easy come easy go juga...
BalasHapus